Anda di halaman 1dari 8

Akhlak Vertikal (Akhlak Kepada Allah)

Oleh :

Subandi

NIM. 1710200004

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Siti ‘Asiyah, M.Ag.

Prodi A.S

Fakultas FAI

UCY
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,
sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu
masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka
sejahteralah lahir batinnya, apabila rusak, maka rusaklah lahir batinnya.
Kewajiban seseorang terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik selalu
membuat orang menjadi aman, tenang, dan tidak adanya perbuatan yang tercela.
Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban- kewajibannya. Dia
melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya, terhadap
Tuhan yang menjadi hak Tuhannya, terhadap makhluk lain, dan terhadap sesama
manusia.
Berangkat dari pembuatan makalah ini, kita akan mengajak teman- teman
sekalian untuk sedikit banyak mengulas apa saja yang perlu kita ketahui dan pahami
tentang bagaimana berakhlak kepada Allah dengan semestinya, yang mana setelahnya
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam berakhlak kepada Allah.
Amiin.

1.2 RumusanMasalah
1) Apa pengertian akhlak kepada Allah SWT?
2) Apa alasan berakhlak kepada Allah SWT?
3) Apa macam-macam akhlak kepada Allah SWT dan pelaksanannya dalam
kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian akhlak kepada Allah SWT.
2) Untuk mengetahui alasan berakhlak kepada Allah SWT.
3) Untuk mengetahui macam-macam akhlak kepada Allah SWT dan pelaksanannya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak Kepada Allah SWT


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Dan
sebagai titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu,
jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya (Quraish Shihab).

2.2 Alasan Berakhlak Kepada Allah SWT


Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada
Allah:
1. Pertama, karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan
manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk
hal ini sebagai mana di firmankan oleh Allah dalam surat at-Thariq ayat 5-7.sebagai
berikut
(٧)‫( يخرج من بين الصلب والترائب‬٦)‫( خلق من ماء دافق‬٥)‫فلينظرالناسان مم خلق‬
(٧-0 : ‫الطار ق‬
Artinya : (5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia
diciptakan? (6) Dia tercipta dari air yang terpancar (7) yang terpancar dari tulang
sulbi dan tulang dada. (at-Tariq:5-7)
2. Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera,
berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota
badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, an-
Nahl ayat, 78.
‫وا اخرجكم من بطون امها تكم ل تعلمون شيئا وجعل لكم السمع وال بصار وال فئدة لعلكم تشكرو‬
٧٨ :‫ن ) النحل‬
Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)
3. Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana
yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman
Allah dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13.
(١٢) ‫ا الذي سخرلكم البحر لتجري الفلك فيه بامره ولتبتغوا من فضله ولعلكم تشكرون‬
(١٣-١٢ :‫و سخرلكم ما في السموات وما في الرض جميعا منه ان في ذلك ليت لقوم يتفكن)الجا ثية‬
Artinya: (12) "Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-
kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari
sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. (13) "Dan Dia
menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :
12-13 ).
4. Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat 70
‫ولقد كرمنا بني ادم وحملنهم في البر والبحر ورزقنهم من طيبت وفضلنهم على كثيرممن خلقنا تفضيل)الس‬
(٧٠ ‫راء‬
Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam,
Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70)

2.3 Macam-Macam Akhlak Kepada Allah SWT dan Pelaksanaannya Dalam


Kehidupan Sehari-Hari
a) Cinta dan ridha kepada Allah SWT.
Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada yang dicintainya dengan penuh
semangat dan kasih saying. Bagi seorang mukmin sejati cinta pertama dan utama
adalah cinta kepada Allah swt. Allah lebih dicintai dari segalanya.
Ridha adalah menerima dengan sepenuh hati tanpa penolakan sedikitpun segala
sesuatu yang dating dari Allah swt, baik berupa perintah, larangan, ataupun
petunjuk-petunjuk-Nya dengan senang hati.Dengan cinta kita mendapatkan
ridhaNya dan dengan bersikap ridha terhadap apa yang Allah swt berikan/tentukan
kita mengharapkan cintaNya.
b) Berbaik sangka kepada Allah SWT.
c) Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
d) Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
e) Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
f) Senantiasa mengingat Allah SWT.
g) Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
h) Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
i) Taubat kepada Allah swt
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta
adalah Taubat.Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran.Secara istilah
adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan
penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan
yang serupa.Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada
sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa
yang sudah terlanjur dikerjakan.
j) Beribadah kepada Allah
Yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan
perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap
perintah Allah.
k) Berzikir kepada Allah
Yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan
dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan
dan ketentraman hati.
l) Berdo’a kepada Allah
Yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia
merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus
pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a
dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal
manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup
manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang
tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya
sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku
yang tidak disukai Allah.
m) Tawakal kepada Allah
Yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan
atau menanti akibat dari suatu keadaan.
n) Tawaduk kepada Allah
Yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina
di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan
angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.
o) Taqwa kepada Allah swt
Taqwa, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah swt dengan cara melaksanakan
perintah-perintah Allah swt dan menjauhi larangan-laranganNya dalam keadaan
sepi maupun ramai. Sedangkan menurut Afif A. Tabarah taqwa adalah memelihara
diri dari segala sesuatu yang dapat mengandung murka Allah swt dan
mendatangkan mudharat bagi dirinya dan orang lain.
Allah swt memerintahkan kepada orang yang beriman agar bertaqwa kepada Allah
swt secara maksimal dengan mengerahkan semua potensi hingga finis kehidupan.
Dan apabila kita mampu memaksimalkan taqwa maka hal tersebut akan
menentukan derajad kemulyaan kita disisi Allah swt

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam berakhlak kepada Allah, adalah suatu hal yang menjadi prioritas ketika
kita telah berikrar menjadi seorang muslim yaitu tidak lain beragama Islam dan
bertuhankan Allah SWT.
Ada beberapacarauntuk kita berakhlak kepada Allah SWT yang dari sini kita
diharapkan bisa dan mampu menjadi seorang muslim sejati, antara lain :
1. Mentauhidkan Allah
2. Bertaqwa kepada Allah
3. Beribadah kepada Allah
4. Taubat
5. Membaca Al- Qur’an
6. Ikhlas
7. Khauf dan Raja
8. Tawakal.

3.2 Saran
Agar selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan apapun dan dapat
meningkatkan ibadah dan ketakwaan kita dalam mentauhidkan Allah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djatmika rachmat, 1996, Sistem etika Islam ( Akhlak Mulia ). Jakarta : Pustaka
Panjimas.
2. Abdullah Yatimin, 2007, Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta :
Amzah.
3. Ilyas Yunahar, 2005, Kuliah Akhlak. Yogyakarta : LPPI.
4. http:\\akhlakterhadapAllah.com
5. http://gurunyailmu.blogspot.com/2013/02/akhlak-kepada-allah-swt.html
6. http://daeyynala.blogspot.co.id/2015/04/makalah-akhlak-kepada-allah-swt.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai