Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih
kepada ibu Nur Azizah, S. Pd. I, Mm selalu dosen pengampuh yang senantiasa membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “ Akhlak kepada Allah SWT dalam beribadah” ini disusun
untuk memenuhi tugas kelompok pad mta kuliah Akhlak Tasawuf. Akhlak kepada Allah
menuntut kita untuk melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi semua laranganNya
seperti yang terdapat di dalam Al Quran dan sunnah. Dan jika kita tidak melaksanakan
perintah tersebut karena kemalasan, mka kita dihukumi sebagai orang yang tidak berakhlak
dan mendapatkan dosa karena menolak perintah Allah.
Apabila ad beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan kami
menghaturkan permohonan maaf. Sebab makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki
banyak kelemahan. Kami jug berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan
sarannya kepada kami.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu
pengetahuan dan menjadi acuan untuk penulisan makalah selanjutnya.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlak seorang muslim kepada Allah
SWT dalam beribadah, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim
terhadap Allah SWT. Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang
berakhlak mulia khususnya akhlak kepada Allah SWT dalam beribadah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlak terhadap Allah SWT dalam beribadah ?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT ?
3. Bagaimana seharusnya akhlak seorang muslim kepada Allah SWT ?
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlak kepada Allah menuntut kita umtuk melaksanakan semua perintahnya dan
menjauhi larangannya seperti yang terdapat dalam Al-Quran dan sunnah. Dan jika
kita tidak melaksanakan perintah itu karena kemalasan, maka kita di hukumi
sebagai orang yang tidak berakhlak dan mendapatkan dosa karena menolak
perintah Allah.
Adapun kewajiban manusia terhadap Allah pada garis besarnya ada dua yaitu
mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya. Dua hal ini juga menjadi
kewajiban manusia kepada Allah itu harus yang baik-baik, jangan akhlak yang
buruk. Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah
SWT.
c. Ikhlas
Ada tiga unsur keikhlasan yaitu :
1) Niat yang ikhlas
2) Beramal dengan sebaik-baiknya
3) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat
Raja” atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa
yang akan datang. Raja” harus didahului oleh usaha yang sungguh-sungguh.
Barang siapa yang harapan dan penantiannya menjadikannya berbuat ketaatan dan
mencegahnya dari kemaksiatan, berarti harapannya benar.
Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja”. Bila beribadah dan beramal, dia
penuh harap ibadah dan semua amalannya akan diterima dan dibalas oleh Allah
SWT dengan balasan yang berlipat ganda.
f. Syukur
Syukur ialah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah
dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, yang apabila
ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur, yaitu
mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir, dan
menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT.
Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggota badan). Orang
yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan
manfaat, diantaranya :
1) Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT
2) Selamat dari siksaan Allah SWT
3) Mendapatkan pahala yang besar
g. Muraqabah
Muraqabah adalah keadaan merasakan kehadiran Allah di dalam segala
kondisi. Muraqabah adalah sifat atau sikap merasa selalu dilihat dan diawasi
oleh Allah SWT sehingga tidak berani melakukan keburukan atau selalu taat
pada perintah-Nya.
Setiap Muslim meyakini, bahwa Allah SWT adalah sumber segala sumber
dalam kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagat raya
dengan segala isinya, Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang
demikian luasnya. Allah SWT adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup
dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti
ini mangakar dalam diri setiap Muslim, maka akan terimplementasikan dalam
realita bahwa Allah SWT-lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas
dalam berakhlak.
Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah SWT ini merupakan pondasi atau
dasar dalam berakhlak terhadap siapapun di muka bumi ini. Jika seseorang
tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin
memiiki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia
memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah SWT, maka ini merupakan
pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang muslim itu harus berakhlak baik kepada Allah SWT. Karena kita
sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah
kepada Allah SWT dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak
terhadap Allah SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya
kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya,
sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-
Nya.
B. KATA PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan atau referensi yang kami
peroleh semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA