Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGAMA II

AKHLAK KEPADA ALLAH SWT

DAN

RASULULLAH Saw

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. H. Masnal Zajuli, MA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 :

1. DIVA KAMILA ANANDIRA (NPM : 1910070110014)


2. SRI DEWI SAFITRI (NPM : 1910070110015)
3. ZYANKA SHAFIRA (NPM : 1910070110016)
4. SEPTI HERLIZA NOFIANTY (NPM : 1910070110017)
5. RAJA SINDY CLODYA KRISMA (NPM : 1910070110018)
6. VELLYANA PUTRI YARTA (NPM : 1910070110020)
7. LAILI RAHMAWATI (NPM : 1910070110021)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat Hidayah, dan Inayah-nya kepada kami. Sholawat beiringkan salam tak lupa
kami sanjungkan untuk nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Akhlak Kepada Allah SWT dan Rasulullah Saw.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, terutama Prof. Dr. H. Masnal Zajuli, MA sebagai dosen pengampu
sehingga dapat memperlancarpembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen pengampu
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Akhlak Kepada Allah SWT dan
Rasulullah Saw ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 03 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1


1.2 Tujuan.............................................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II (PEMBAHASAN)......................................................................................................3

A. Pengertian akhlak kepada Allah SWT................................................................................3


B. Alasan berakhlak kepada Allah SWT................................................................................4
C. Akhlak kepada allah SWT sebagai seorang muslim..........................................................4
D. Akhlak kepada allah SWT Tawadhu’, bersyukur, husn al-zhan........................................8
E. Pengaruh berakhlak kepada Allah SWT terhadap perilaku muslim...................................8
F. Alasan berakhlak kepada rasulullah saw............................................................................9
G. Bentuk-bentuk akhlak kepada rasulullah saw dan keluarga...............................................10

BAB III (PENUTUP)..................................................................................................13

KESIMPULAN............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akhlaq merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat yan
g menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam, akhlaq ialah sikap keperibadian m
anusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai dengan suruhan dan
larangan serta petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Ini berarti akhlaq meruju
k kepada seluruh perlakuan manusia sama ada berbentuk lahiriah maupun batiniah yang
merangkumi aspek amal ibadah, percakapan, perbuatan, pergaulan, komunikasi, kasih sa
yang dan sebagainya. Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlaq seorang muslim ke
pada Allah SWT, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim tehadap
Allah SWT. Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang berakhlaq m
ulia khususnya akhlaq kepada Allah SWT. Dan adapun akhlaq kepada Allah yaitu menjal
ankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslim itu hen
daknya taat terhadap apa yang diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga akhlaq orang mus
lim kepada Allah SWT yaitu beriman dan taqwa kepada-Nya.
Ajaran Islam yang bersifat universl harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan i
ndividu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut tent
u terkait dengan pelaksanaan hak dan krwajibannya seseorang kepada Tuhan, rasulNya,
manusia dan lingkungannya. Khusus aktualisasi akhlak ( hak dan kewajiban ) seorang ha
mba kepada Tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, prilaku dan gaya hidup yang dipe
nuhi dengan kesadaran tauhid kepada Allah SWT, Hal itu bisa dibuktikan dengan berbag
ai perbuatan amal shaleh, ketaqwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT secara ikhl
as. Untuk itulah dalam menata kehidupan, diperlukan norma dan nilai, diperlukan standar
d an ukuran untuk menentukan secara obyektif apakah perbuatan dan tindakan yang dipil
ih itu baik atau tidak, benar atau salah, sehingga yang dilihat bukan hanya kepentingan di
ri sendiri, melainkan juga kepentingan orang lain, kepentingan bersama, kepentingan um
at anusia secara keseluruhan. Dan untuk itulah setiap individu dituntut memiliki komitme
n moral, yaitu spiritual pada norma kebajikan dan kebaikan.

1
2

1.2 TUJUAN
Berdasarkan latra belakang diatas, tujuan penulis makalah ini adalah untuk
memahami tentang akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah saw sehingga dapat
menjaga akhlak dalam hidup sebagai seorang muslim/Muslimah yang baik.

1.3 MANFAAT
A. Memahami pengertian akhlak kepada Allah Swt
B. Memahami alasan ber-akhlak kepada Allah Swt
C. Memahami akhlak kepada Allah Swt sebagai Khalik
D. Memahami bentuk-bentuk akhlak kepada Allah Swt; hubb, tawadhu’, bersyukur,
husn al-zhan, berzikir, berdoa, dan tawakal.
E. Memahami pengaruh berakhlak kepada Allah terhadap perilaku Muslim
F. Memahami alasan berakhlak kepada Rasulullah Saw
G. Memahami bentuk-bentuk akhlak kepada Rasulullah Saw dan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAQ KEPADA ALLAH SWT

Akhlaq menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa Arab jamak dari kata itrareb
gnay tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut istilah; akhlaq adalah daya
kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnung lagi. Dengan demikian akhlaq pada hakikatnya adalah sikap yang melekat pada
diri mausia, sehingga manusia dapat melakukannnya tanpa berpikir (spontan). Menurut
Kahar Masyhur akhlaq kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khaliq.
Sehingga akhlaq kepada Allah dapat diartikan sebagai segala sikap atau perbuatan
manusia yang dilakukan tanpa dengan berpikir lagi (spontan) yang memang seharusnya
ada pada diri manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT.
Dengan demikian pengertian akhlak adalah tindakan yang berhubungan dengan
tiga unsur yang sangat penting, yaitu sebagai berikut:

1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya.


2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis b
erbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional kedalam bentuk perbuatan
yang konkret.

Konsep akhlak dalam Al-Qur’an, salah satunya dapat diambil dari pemahaman
terhadap surat Al-Alaq ayat 1-5 yang secara tekstual menyatakan perbuatan Allah SWT
dalam menciptakan manusia sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan (‘allamal
insana malam ya’lam).
Menurut Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M), yang dikenal sebagai pakar bidang
akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
medorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Lebih luas, Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan

3
pertimbangan. Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal
dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah, dan bila yang
muncul dari sifat itu perbuatan-perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk atau
akhlakul mazhmumah.
Didalam islam pengertian akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan
tindakan manusia diatas bumi yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadist.

B. ALASAN MENGAPA SEORANG MUSLIM HARUS BERAKHLAQ KEPADA AL


LAH SWT
Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlaq yang baik kepada A
llah SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga alan
gkah baiknya kita bersikap santun (berakhlaq) kepada sang Khaliq sebagai rasa syukur ki
ta. Menurut Kahar Mashyu sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perl
u beakhlaq kepada Allah yaitu:
1. Allah SWT-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari
air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini sebag
ai mana di firmankan oleh Allah SWT dalam surat at-Thariq ayat 5-7 yang artiny
a: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia terc
ipta dari air yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada.” (at-Tariq: 5-7)
2. Allah SWT-lah hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurn
a kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat 78 yang artinya:
“Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak men
getahui 3 sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kamu bersyukur.” (QS an-Nahl : 78)
3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperluk
an bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tu
mbuhtumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dala
m surah alJatsiyah ayat 12-13 yang artinya “Allah SWT-lah yang menundukkan l
autan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya,
supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kam
u bersyukur. Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa y
ang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpik
ir.” (QS al-Jatsiyah : 12-13)
4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampua
n, daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa‟ ayat 70 yang arti
nya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angk
ut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik da
n Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makh
luk yang telah Kami ciptakan.” (QS al-Israa‟: 70)

C. AKHLAQ SEORANG MUSLIM KEPADA ALLAH SWT


Kita sebagai umat Islam memang selayaknya harus berakhlaq baik kepada Allah
karena Allah-lah yang telah menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna. Unt
uk itu akhlaq kepada Allah itu harus yang baik-baik, jangan akhlaq yang buruk. Seperti k
alau kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah SWT.
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlaq kepada Allah SWT ad
alah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT. Dia memiliki s
ifat-sifat terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan m
ampu menjangkaunya. Seorang yang berakhlaq luhur adalah seorang yang mampu berak
hlaq baik terhadap Allah Ta‟ala dan sesamanya. 4 Keluhuran akhlak itu terbagi dua, yait
u:
1. Akhlaq yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang kit
a kerjakan pasti (mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan) sehingga mem
butuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus dis
yukuri. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta
maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan men
gakui kekurangan diri dan amalan kita. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesa
ma. Kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengg
anggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Adapun contoh akhlaq k
epada Allah SWT itu antara lain:
a. Taqwa kepada Allah SWT
Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan m
engikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Cara be
rtawqa secara maksimal kepada Allah SWT yaitu dengan melakukan isla
misasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan (islamiyahhal-hayah),
karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai Muslim kalau
dia tidak selalu menjadi Muslim sepanjang hidupnya.
b. Cinta kepada Allah SWT
Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hat
i yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintai
nya 5 dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Sejalan dengan cint
anya kepada Allah SWT, seorang mukmin akan mencintai Rasul dan jiha
d pada jalan-Nya. Inilah yang disebut dengan cinta utama. Sedangkan ci
nta kepada orangtua, anak-anak, sanak saudara, harta benda, kedudukan
dan segala macamnya adalah cinta menengah yang harus berada dibawa
h cinta utama. Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu
berusaha melakukan segala sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalka
n segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci-Nya.
c. Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-
mata mengharap ridha Allah SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu
sematamata hanya mengharap ridha Allah SWT. Tiga unsur keikhlasan a
dalah:
1) Niat yang ikhlas
2) Beramal dengan sebaik-baiknya
3) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat d. Khauf dan Raja‟ Khauf yait
u kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang aka
n menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukai
nya.
d. Khauf dan Raja‟
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disu
kai yang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang
disukainya. Menurut Sayyid Sabiq, ada dua sebab mengapa seseorang ta
kut kepada Allah SWT:
1) Karena dia mengenal Allah SWT (ma‟rifatullah). Takut seperti ini di
namai dengan khauf al-„Arifin.
2) Karena dosa-dosa yang dilakukannya, dia takut akan azab Allah SW
T. Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak positif dari kh
auf:
 Melahirkan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan memb
erantas kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada ma
khluk yang menghambatnya.
 Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan ya
ng telah dilakukannya dan menjauhkannya dari segala macam b
entuk kefasikan dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.

Raja‟ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang


disukai pada masa yang akan datang. Raja‟ harus didahului oleh usaha
yang sungguhsungguh. Barangsiapa yang harapan dan penantiannya
menjadikannya berbuat ketaatan dan mencegahnya dari kemaksiatan,
berarti harapannya benar.

e. Tawakal dan Ikhtiar


Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kep
ada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-
Nya. Tawakal adalah salah satu buah keimanan. Tawakal harus diawali d
engan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar). Tidaklah dinamai tawak
al jika hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa mel
akukan apa-apa. Sikap tawakal memberikan ketenangan dan kepercayaa
n diri kepada seseorang untuk menghadapi masa depan. Dia akan mengh
adapi masa depan dengan segala kemungkinannya tanpa rasa takut dan c
emas. Yang penting berusaha sekuat tenaga, hasilnya Allah SWT yang m
enentukan. Dan yang lebih penting lagi orang bertawakal akan dilindung
i oleh Allah SWT.
f. Syukur
Syukur ialah memuji si Pemberi nikmat atas kebaikan yang telah d
ilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal, yang apab
ila ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur, yait
u: mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir, dan me
njadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT.

D. BENTUK-BENTUK AKHLAK KEPADA ALLAH SWT TAWADHU’,


BERSYUKUR, HUSN AL-ZHAN, BERZIKIR, BERDOA DAN TAWAKAL
1. Menaati segala perintah-Nya
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika
kepada Allah SWT adalah dengan mentaati segala perintah-perintah–Nya. Allah
SWT–lah yang telah memberikan segala-galanya pada hambanya.

2. Beribadah kepada Allah

Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan


perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap
perintah Allah.

3. Huznudz dzan,

Yaitu berbaik sangka kepada Allah. Apa saja yang diberikan-Nya


merupakan pilihan yang terbaik untuk manusia. Berprasangka baik kepada
Allah merupakan gambaran harapan dan kedekatan seseorang kepada-Nya,
sehingga apa saja yang diterimanya dipandang sebagai suatu yang terbaik bagi
dirinya. Oleh karena itu, seorang yang huznuzan tidak akan mengalami perasaan
kecewa atau putus asa yang berlebihan.

4. Berzikir kepada Allah

Mengingat Allah dalam berbagai kondisi, baik diucapkan dengan mulut


maupun dalam hati.

5. Berdo’a kepada Allah

Memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia
merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia,
sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.

6. Tawakal

Tawakal untuk Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil kerja atau menunggu dari suatu keadaan. Tawakal bukan berarti
meninggalkan kerja dan usaha, dalam surat Al-Mulk ayat 15 dijelaskan, bahwa
manusia di syariatkan berjalan di muka bumi utuk mencari rizki dengan
berdagang, bertani dan lain sebagainya.

7. Tawadhu’ untuk Allah

Yaitu hati yang rendah di hadapan Allah. Mengakui bahwa kita adalah
makhluk yang hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak
layak jika hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang
lain, dan pamrih dalam melakukan ibadah untuk Allah.

8. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT

Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah


SWT, adalah ridho terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada
dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik dari keluarga yang berada maupun
keluarga yang kurang mampu, bentuk fisik yang Allah SWT berikan padanya,
atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa
yakin terhadap apaun yang Allah SWT berikan padanya. Baik yang berupa
kebaikan, atau berupa keburukan.

Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh mempesona perkara orang beriman.


Karena segala urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan
kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik
bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal
tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Bukhari).

E. PENGARUH BERAKHLAK KEPADA ALLAH SWT TERHADAP


PERILAKU MUSLIM
Secara etimologi atau pendekatan bahasa, "akhlak" berasal dari bahasa Arab
dalam bentuk jama' yang menurut bahasa itu sendiri diartikan sebagai : budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata akhlak juga diambil dari bahasa Arab yaitu
"khuluqun" bentuk jamak/plural dari khuluk yang berarti sebuah karakter atau
perangai penciptaan manusia.
Pembentukan akhlak muncul sebagai mediator komunikasi antara Khaliq
(pencipta) dengan makhluk ( yang diciptakan) secara timbal balik yang kemudian
disebut hablum minallah. Dari hasil hablum minallah lahirlah pola hubungan antara
sesama manusia yang disebut hablum minannas (hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya). Jika berbicara akhlak tidak terlepas dari akhlak baik dan akhlak
buruk, dan setiap manusia menyukai orang yang memiliki akhlak baik/terpuji.
Dari pengertian akhlak diatas, akhlak dibagi menjadi dua bagian sesuai
dengan sifatnya yaitu akhlak yang terpuji (al-mahmudah) dan akhlak tercela (al-
mazmumah). Akhlak terpuji adalah perbuatan atau sifat yang bersumber kepada Al-
Qur'an dan As-sunnah. Akhlak tercela adalah perbuatan atau sifat yang bertentangan
dengan ajaran agama Islam.
Akhlak terpuji dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Taat lahir
Yaitu perbuatan yang melakukan seluruh perintah amal ibadah yang
diwajibkan oleh Allah SWT, termasuk berbuat baik kepada manusia, hewan,
dan lingkungan yang dilakukan oleh seluruh anggota tubuh. Perbuatan yang
disebut taat lahir adalah :
a. Tobat
Tobat adalah kembalinya menusia kepada tuhan, yang dimaksud dengan
kembali adalah dekat dengan tuhan lalu menyesali perbuatan yang dahulu
dilakukan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
b. Amar makruf dan nahi munkar
Perbuatan manusia yang dilakukan dengan cara menjalankan kebaikan
serta meninggalkan keburukan sebagai bentuk pelaksanaan dari perintah Allah
SWT.
c. Syukur
Adalah rasa berterima kasih kepada Allah SWT atas nikmat yang telah
diberi-Nya.

2. Taat batin
Yaitu segala sifat baik dan terpuji yang dilakukan oleh hati
a.Tawakkal
Berserah diri kepada Allah SWT sepenuhnya dalam menghadapi situasi
apapun. Dengan cara selalu berdoa dan berserah diri.
b.Sabar
Menahan dalam menghadapi situasi apapun, baik dalam menghadapi
musibah, malapetaka, dan ujian dari Allah SWT. Dengan kata lain sabar dapat
diartikan sebagai bentuk dari tidak menyerah, dan patah semangat dalam menjalani
ujian apapun.
c.Qana'ah
Merasa cukup dan ikhlas menerima apa yang telah dianugerahkan oleh Allah
SWT. Qana'ah juga dapat diartikan sebagai selalu berpikir positif atau husnudzon
agar menghindari perilaku suudzon atau berprasangka buruk.

Akhlak tercela pada dasar sifat dan perbuatannya dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu :

1. Maksiat lahir

Seperti maksiat lisan, maksudnya adalah kata-kata yang terlontar dari


mulut manusia itu tidak memberikan faedah atau kebaikan, berbicara
kebohongan, berbicara kasar dan tercela, menghina, dan merendahkan
oranglain. Maksiat telinga yaitu menguping pembicaraan oranglain,
mendengarkan orang yang sedang berbicara kasar, mendengarkan lagu-lagu
dan bunyi- bunyian yang dapat membuat manusia terlena serta jauh dari
ajaran Allah SWT. Maksiat mata, seperti melihat aurat lawan jenis, melihat
orang yang berperilaku tidak baik serta melihat keburukan-keburukan
lainnya. Maksiat tangan, yaitu menggunakan tangan untuk mencuri, berbuat
kekerasan, merampas, berbuat curang, dan lain-lain.

2. Maksiat batin

Maksiat batin berasal dari batin manusia adalah maksiat yang tidak
terlihat wujudnya tetapi dapat menimbulkan penyakit hati. Seperti syirik,
marah, angkuh, dengki, dan dendam. Maksiat batin ini dapat menjauhkan
manusia dari jalan yang benar, dan mendorong manusia agar selalu berbuat
keburukan dan maksiat yang dapat membuat manusia jauh dari ajaran Allah
swt.

Intinya adalah dalam hidup selalu ada akhlak baik dan akhlak buruk. Kita
sebagai manusia harus tetap berperilaku baik dan terpuji kepada makhluk-makhluk
ciptaan Allah SWT. Penanaman akhlak yang baik ini juga dapat mempengaruhi
seseorang dalam bertindak, dan berperilaku sebelum melakukan sesuatu. Dengan
pembelajaran akhlak ini kita dapat membiasakan perilaku terpuji dalam kehidupan
sehari-hari, serta dapat membangun nilai keimanan dan moral yang baik agar
terciptanya perdamaian serta dapat selalu menebar kebaikan dimanapun dan
kapanpun. Jangan lupa selalu bertawakal kepada Allah agar terhindar dari perbuatan
maksiat dan selalu menjauhi larangannya.
F. ALASAN BERAKHLAK KEPADA RASULULLAH Saw
Rasulullah adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau sangat
dermawan paling dermawan diantara manusia. Beliau sangat menghindari perbuatan
dosa, sangat sabar, sangat pemalu melebihi gadis pingitan, berbicara sangat fasih
dan jelas, beliau sangat pemberi, beliau juga jujur dan amanah, sangat tawadhu’,
tidak sombong, tepati janji, penyayang, lembut, suka memaafkan, dan lapang dada.
Beliau mencintai orang miskin dan duduk bersama mereka, beliau banyak diam dan
tawa beliau adalah senyuman.
Maka oleh sebab itu sepatutnya kita meneladani akhlak rasulullah. Berakhlak
kepada rasulullah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan manusia kepada
Baginda Rasulullah saw. sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya membawa
umat manusia ke jalan yang benar. Berakhlak kepada Rasullullah perlu kita lakukan
atas dasar :
a. Rasullulla Saw.sangat besar jasanya dalam menyelamatkan manusia dari
kehancuran. Beliau banyak mengalami penderitaan lahir batin, namun
semua itu diterima dengan ridha.
b. Rasulullah sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinan ini
dilakukan dengan memerikan contoh teladan yang baik kepada umat
manusia.
c. Rasulullah berjasa dalam menjelaskan Al-Qur’an kepada manusia sehingga
jelas dan mudah dilaksanakan. Allah berfirman : Artinya : “ Dialah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. ( Q.S. Al- Jumu’ah :
2)
d. Rasulullah telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat
mulia dalam berbagai bidang kehidupan.

G. BENTUK-BENTUK AKHLAK KEPADA RASULULLAH Saw DAN


KELUARGA
A. Berakhlak Kepada Rasulullah Saw :
1. Ridha dan beriman kepada Rasulullah.
Ridha dan beriman kepada rasulullah merupakan sesuatu yang harus ki
ta nyatakan. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang dis
ampaikannya.
2. Mentaati dan mengikuti Rasulullah.
Mentaati dan mengikuti Rasulullah merupakan sesuatu yang bersifat m
utlak bagi orang- orang yang beriman. Allah Swt. akan menempati orang-oran
g yang mentaati Allah dan Rasul kedalam derajat yang tinggi dan mulia. Disa
mping itu juga dicintai Allah Swt sehingga Allah mudah mengampuni dosa or
ang-orang yang mentaati Allah dan Rasul. Barang siapa yang mentaati Rasul
berarti juga mentaati Allah Swt.
3. Mencintai dan memuliakan Rasulullah.
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada r
asul adalah mencintai beliau dan ahlul baitnya setelah kecintaan kita kepada
Allah Swt. sebagaimana Rasulullah bersabda : “Tidak beriman salah seorang
dari mu, apabila ia tidak mencintaiku melebihi dirinya sendiri, orang tuanya,
anaknya dan manusia semuanya” . ( H.R. Bukhari Muslim ) “Barang siapa
mencintai ahlul baitku, berarti mencintai aku, mencintai aku, berarti mencint
ai Allah”. (H.R. Bukhari Muslim). Terbukti umat Islam seluruh dunia didala
m shalat lima waktu sehari semalam dalam duduk tahyat terakhir mengucapka
n: “ Allahumma shalli a’laa Muhammad wa’ala ali Muhammad”.
4. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah merupakan sebag
ai tanda ucapan terima kasih dan sukses dalam perjuangannya. Rasulullah ber
sabda : “ Orang yang kikir ialah orang yang menyebut namaku, tetapi ia tida
k bershalawat kepada ku ” . ( H.R. Ahmad ) “ Barang siapa yang bershalaw
at kepada ku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali shala
wat ” . ( H.R. Ahmad ) “ Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan ku p
ada hari kiamat, ialah orang yang paling banyak bershalawat kepada ku ” . (
H.R.Tirmidzi )
5. Melanjutkan misi Rasulullah.
Misi Rasulullah adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai is
lam. Dan inilah tugas kita selanjutnya sebagai seorang muslim. Sebagaimana
sabda Rasulullah Saw : “ Sampaikanlah dari ku walau hanya satu ayat, dan c
eritakanlah tentang bani israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta ata
s ( nama ) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat dud
uknya dineraka” . ( H.R. Ahmad,Bukhari dan Tarmidzi dari Ibnu Umar )

B. Akhlak Terhadap

Keluarga Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan


keturunannya. Kita harus berbuat baik kepada anggota keluarga terutama orang
tua. Ibu yang telah mengandung kita dalam keadaan lemah, menyusui dan
mengasuh kita memberikan kasih sayang yang tiada tara. Ketika kita lapar, tangan
ibu yang menyuapi, ketika kita haus, tangan ibu yang memberi minuman. Ketika
kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata. Ketika kita gembira, tangan
ibu yang menadah syukur, memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan,
membersihkan segala kotoran. Tangan ibu, tangan ajaib, sentuhan ibu, sentuhan
kasih, dapat membawa ke Surga Firdaus.
Begitu juga ayah dialah sosok seorang pria yang hebat dalam hidup yang
telah menafkahi kita tanpa memperdulikan panasnya terik matahari, maut yang
akan menghadang demi anak apapun akan dilakukan, mendidik kita tanpa lelah
meski terkadang kita melawan perintahnya ia tak pernah bosan memberi yang
terbaik agar anaknya selamat dunia dan akhirat, menyekolahkan anaknya hingga
sukses. Tak pernah lupa dalam doa mereka untuk kita.
Begitulah perjuangan orang tua maka sudahkah kita berbakti, mendoakan
mereka disetiap selesai shalat, ingat kepada mereka setiap saat, maka sepatutnya
lah kita patuh kepada kedua mereka dalam hidup kita ini . Firman Allah : “ Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susahpayah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri." ( Q.S Al-Ahqaf :15 )
Akhlak Terhadap Orang Tua antara lain :

1. Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap kerabat yang lain.
2. Lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan
3. Merendahkan diri di hadapannya.
4. Berdoa kepada mereka dan meminta doa kepada mereka.
5. Berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya.
6. Berterima kasih kepada mereka.
BAB III
SIMPULAN
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepada Allah SWT sesuai
dengan firman Allah SWT yang artinya “dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami
bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya
kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah
yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama
melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga
kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang
tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara kemurniannya
dan pelestariannya oleh umat Islam. Adapun akhlak kepada Allah itu antara lain:
1. Taqwa kepada Allah SWT
2. Cinta kepada Allah SWT
3. Ikhlas kepada Allah SWT
4. Khauf dan raja‟ terhadap Allah SWT
5. Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT
6. Muraqobah
7. Taubat kepada Allah SWT 8. Berbaik sangka kepada Allah SWT
9. Bertawakal kepada Allah SWT
10. Senantiasa mengingat Allah SWT
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT
12. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT
13. Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.

Rasulullah menganjurkan ummatnya untuk berbuat baik dalam gerak gerik atau
perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak mulia dalam bertindak melakukan
sesuatu. Terutama yang menyangkut hubungan dengan Allah sebagai pencipta alam semesta
termasuk kita sebagai manusia. Kedua hubungan sesama manusia terutama hubungan dengan
Rasulullah sebagai orang yang telah membimbing kita kejalan yang benar untuk menyembah
Tuhan Yang Esa. Ketiga hubungan dengan alam semesta serta lingkungannya. Keempat

16
17

hubungan manusia dengan diri sendiri.


Akhlak dan etika merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan dan dibina
dengan kepada anak didik kita agar anak-anak terbiasa melakukan hal-hal yang baik, sopan
santun dalam bergaul, terutama terhadap kedua orang tua, terhadap teman sebaya, juga
terhadap para tetangga. Anak-anak kalau sudah dibiasakan diwaktu kecil dalam perilaku
sehari- hari insya Allah akan terbawa dan terbiasa bila sudah dewasa nanti.
Kalau anak berakhlak mulia kemana dia pergi dan dengan siapa mereka bergaul akan
diterima dan disenangi oleh orang disekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
didiklah anakmu kejalan yang benar dan berlaku baik terhadap mereka, berakhlak dan
beretika menurut norma adat istiadat yang berlaku didalam masyarakat kita.
18

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahannya, Waqaf dari Pelayanan Dua Tanah Suci Raja Fahd Bin Abdul
Aziz Al-Suud, 1424 H, Mujamma’ Al-Malik Fahd Li Thiba’at Al- Mush-haf Asy- Syarif
Madinah Munawwarah P.O Box 6262, Kerajaan Saudi Arabia.
Abdullah Aidid, 2006, Akhlak, Yogyakarta, Penyiaran Islam.
Ahmad Amin, 2004, Ethika (Ilmu Akhlak), Terjemahan Ma’ruf , Jakarta, Bulan Bintang.
Al-Bukhari, 2003, Kitaabul adaabil Mufarrad, Tasyqend, Mathba’ah Ufset.
Rahmat djatnika, 2005, Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia), Pustaka Panjimas, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai