TAUHID ASWAJA
Saevina
2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil 'aalamiin, Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani, taufiq serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW, tak lupa kepada keluarganya, sahabatnya, tabi'in dan tabiatnya, serta kepada
kita selaku ummat-Nya
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi para pembaca, khususnya bagi penulis. Atas perhatian dan kesempatannya
penulis ucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG................................................................................ 4
C. TUJUAN .................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
A. Pengertian iman kepada allah menurut istilah, Bahasa, dan para ahli ... 5
BAB II .............................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................ 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
adanya alam semesta beserta isinya, termasuk manusia dengan segala kelebihan
dan kekurangan nya, pasti ada yang menciptakan. Siapa dia? Tentunya "sang
Pencipta"dialah allah SWT. Untuk mengakui kebenaran dan keberadaan allah SWT.
Di butuhkan dalam hati, mengakui dan membenarkan tentang adanya allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta
dan segala isinya, yang maha esa dalam zatnya maksudnya zat Allah SWT. hanya
satu, tidak dua, tidak tiga dan tidak pula lebih. Zat Allah SWT. tidak sama atau
serupa dengan zat lainnya. Allah SWT. esa dalam sifatnya, maksudnya sifat Allah
SWT. walaupun banyak, tetapi hanya dimiliki oleh Allah swt. sendiri. Tidak ada
zat selain Allah SWT. yang memiliki atau menandingi sifat-sifat Allah Swt. Allah
SWT. esa dalam perbuatannya, maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak
terhingga banyaknya, Tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT. sendiri tidak ada zat
selain Allah SWT. yang dapat menandingi apalagi melebihi perbuatannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian iman kepada Allah menurut istilah, bahasa dan para ahli
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui dan memahami arti iman kepada Allah dan menerapkan
nya di dalam kehidupan sehari-hari
2. Dapat memahami dan mengetahui sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian iman kepada allah menurut istilah, Bahasa, dan para ahli
a) Iman kepada allah menurut istilah dan Bahasa
1
Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51
2
Muhammad Shidqi ‘Athori, al-Mu’jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar
Fikr, 2010). Hlm 14-20
5
kerancuan pemikiran disebabkan oleh tidak benarnya akidah
seseorang, pada akhirnya jika mereka sudah berputus asa maka yang
akan terjadi adalah mereka akan berpikir untuk menemukan cara
yang tidak baik untuk membuat hidupnya berakhir.
Sebuah pemikiran yang salah misalnya menganggap bahwa
segala segalanya hanya diukur dari materi. Apabila mereka diajak
untuk hal-hal yang bersifat kebaikan seperti pengajian yang mengaji
ilmu-imu agama
Seorang muslim yang benar-benar mentauhidkan Allah
SWT maka ia yakin bahwasan semua yang merupakan ciptaan Allah
SWT akan kembali kepadaNya. Sehingga perilakunya pun akan
terkontrol baik tanpa ada penyimpangan dari norma-norma yang
berlaku. Kebalikannya, jika keberadaan Allah SWT tak diyakininya
maka dalam hidupnya ia akan senantiasa melakukan penyimpangan.
Landasan agama harus kuat dalam menghadapi tantangan yang ada
di zaman yang senantiasa berkembang ini jika tidak maka perilaku
negatif akan mewarnai hidup manusia. Kejahatan misalnya
penyalahgunaan narkotika, mencuri, melakukan tindak kejahatan
yang dapat membahayakan orang lain serta dapat mendatangkan
dosa dan kemurkaan Allah SWT akan tetapi mereka tidak peduli
karena tidak punya kesadaran terhadap norma-norma agama.
Melihat permasalahan itu penulis dapat mengetahui bahwa yang
menyebabkan maraknya macam-macam perilaku-perilaku
menyimpang adalah rendahnya kadar iman serta tauhid dalam jiwa
manusia, apabila pengetahuan akan tauhid sudah benar maka ia akan
mengerti tentang apa memang dihalalkan oleh Allah SWT dan
RasulNya, dan mereka dengan ikhlas diri untuk mematuhi segala
larangan dan anjuranNya.
6
b) Iman kepada allah menurut para ahli
Ahlus sunah wal jamaah adalah golongan orang-orang yang mengikuti ajaran
rasulullah dan para sahabatnya
Ahlus Sunnah wal Jama’ah menyatakan bahwa iman mencakup tiga hal yaitu :
Berikrar dengan hati
Diucapkan dengan lisan
Dilakukan dengan perbuatan
2. Ali bin abi thalib
Menurut ali bin abi thalib kahlifah ke 4, umat musli di dunia mengatakan
“ iman adalah mengucapkan dengan lidah dan kepercayaan yang benar
dengan hati dan perbuatan dengan anggota.”
3. Aisyah r.a
Menurut istri nabi muhammad saw.yang mendapat gelar ibu nya para orang-
orang mukmin aisyah r.a .,beliau mengatakan bahwa “iman kepada allah itu
mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota.”
4. Imam al-ghazali
Menurut pendapat imam al-ghazali iman merupakan suatu pengakuan
dengan lidah (lisan) dan membenarkan pengakuan itu dengan hati serta
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota).
5. Imam malik,asy syafi’i ahmad
Menurut pendapat imam malik, asy syafi’i ahmad merupakan pengakuan
yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok
dengan makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang
yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati
( tashdiq ) saja tanpa ada unsur menerima dan tunduk. Kata “iman” adalah
fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek). Sedangkan tashdiq adalah
fi’il muta’addi (butuh objek) (lihat syarh arba’in,hal.34).
7
B. Sifat wajib dan mustahil allah
Sifat-sifat Allah yaitu Sifat-sifat wajib yang layak padaNya
antara lain sifat yang sesuai dengan Kebesaran dan KeagunganNya, Sifat Mustahil
yang tidak layak padaNya antara lain sifat yang tidak sesuai dengan Kebesaran dan
KeagunganNya dan Sifat Jaiz antara lain Allah dapat memilih perkara yang baik
dan buruk sesuai dengan Kehendak dan KuasaNya merupakan kajian dari Ilmu
Tauhid atau disebut juga dengan istilah Aqaid Al Khamsina yang memuat Aqaid
atau kepercayaan yang berjumlah 50 yaitu 20 Sifat Wajib Allah, 20 Sifat Mustahil
Allah, 1 Sifat Jaiz Allah
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya”
(Q.S. as-Sajdah: 4)
Sudah sepatutnya, kaum muslimin yang beriman, akan selalu ingat padaNya
apabila melihat segala sesuatu yang maujud.
Qidam (Terdahulu) sifat mustahil nya hudus ( baru)
3
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, (Jakarta: S.A. Alaydrus, t.t), h. 15.
4
Imam Muhammad bin as-Sanusi, Umm al-Barahin, Terj. Ahmad Muntaha, (Kediri: Santri Salaf
Press, 2015), h. 53.
8
Qidam berarti terdahulu, dalam makna ini, terdahulu tanpa memiliki awalan
atau mempunyai sesuatu yang mendahuluinya. 5 Artinya, wujud Allah tidak
bermula atau ada sesuatu yang mendahuluinya. Hal ini dapat dicontohkan
sebagaimana halnya dengan si Zaed, yang sebelum ia menjadi manusia, diproses
dahulu penciptaanya dari nutfah.6Allah SWT berfirman,
5
Ibid, h. 16.
6
Muhammad Al-Fudholi, Kifayatul Awam, Terj. Mujiburrahman, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2018),
h. 51.
7
Imam Ibnu Abil Izz al-Hanafi, Tahdzib Syarah Aqidah Thahawiyah, Terj. Izzudin Karimi, h. 135.
9
baqa (kekal ) sifat mustahil nya fana ( rusak )
semua makhluk seperti manusi,binatang,tumbuhan,planet dengtan segala isinya,
pada saat nya akan mengalami kerusakan dan kehancuran. Manusia yang sewaktu
hidupnya gagah perkasa, berharta, dan berkuasa akhirnya juga akan mati. apapun
wujudnya, seluruh ciptaan allah di dunia ini akan mengalami kerusakakan.kecuali
allah,karena allah swt.bersifat baqa’ .
ُ يأس اْألَص
ي َ َالسهمي ُع َوه َُو ۖ شَأءَ كَمثأله ل
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar
dan Melihat” (Asy Syura: 11)10
8
Ibid, hlm. 17.
9
7Muhammad Al-Fudholi, Kifayatul Awam, Terj. Mujiburrahman, hlm. 59-60.
10
6Ibid, hlm. 62.
10
Dan kalau Allah SWT itu membutuhkan kepada Mujid yang akan menjadikanNya
niscaya Dia itu baru dan muhditsnya pun adalah baru juga. Maka tetaplah bahwa
Allah SWT itu kaya dengan kekayaan mutlak yakni kaya dari segala sesuatu.20
Seperti Dalil berikut:
Wahdᾱniyah (Esa) sifat mustahil nya ta’addud ( berbilng atau lebih dari satu )
Wahdᾱniyah artinya Esa Dzat-Nya, sifat-Nya dan Fi’il Nya, Maka mustahil
Allah itu berbilang Dzat, sifat dan Fi’il-Nya. Allah SWT, berfirman:
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah: 20) Sudah
sepatutnyalah kaum muslim untuk mengimaninya dan menjauhi sifat takabbur atau
sombong serta jangan membanggakan dirinya. Lebih baik mereka bersikap tawadu’
dan takut untuk melanggar perintah dan melakukan dosa.11
11
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, (Jakarta: S.A. Alaydrus, t.t), h. 17.
11
Irᾱdah (Berkehendak) sifat mustahil nya karahah ( terpaksa )
Merupakan sifat ke 8 Allah yang bermakna kehendak. Artinya lebih
luas lagi yakni Allah memiliki wewenang terhadap apa saja yang Dia kehendaki.
Seperti dalam Firman: 22
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (Q.S.
Hud: 107)
Sudah sepantasnya kaum muslim agar meningkatkan keyakinannya untuk
segala sesuatu yang baik dan meningkatkan rasa syukurnya terhadap nikmatNya
serta sabar terhadap suatu musibah yang menimpanya atau cobaan dan ketidak
beruntungannya di dunia. 12
12
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, h. 19.
13
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, h. 19
12
Hayᾱh (Hidup) sifat mustahil nya mautun ( mati )
Hayᾱt artinya hidup, maka mustahil Allah itu mati. Allah SWT berfirman:
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati.”
(Q.S. al-Furqan: 58)
Sudah selayaknya manusia untuk berpasrah atas dirinya kepada Allah, karena Allah
bersifat kekal dan tidak akan binasa oleh apapun. Sama’ dan Bashᾱr (Mendengar
dan Melihat) Sama’ artinya mendengar, maka mustahil Allah itu tuli. Allah SWT
berfirman:
سميع هُ َواَّلل
َ عليم
َ
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. an-Nisa: 164) Karena
Allah maha mendengar dan melihat, maka, manusia diharapkan untuk lebih mawas
diri terhadap apa saja yang mereka lakukan. Karena segala apapun yang mereka
perbuat, Allah sudah pasti akan mendengar dan melihatnya. Maka sepatutnya
mereka lebih pandai menjaga dirinya, lisannya dan perbuatannya agar kelak dapat
bertanggung jawab di akhirat atas semua yang telah mereka lakukan semasa hidup
di dunia. Sedangkan, mereka juga harus berhati-hati atas tiap-tiap apa yang
dilakukannya. Hendaknya untuk lebih menjauhkan diri dari perbu5atan haram
karena Allah maha melihat, lagi mengetahui. 14
14
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, h. 20.
13
selirih apapun suara, allah mendegar nya.pendengara manusia, juga makhluk lain
mengalami perubahan.umur semakin tua biasanya pendengran makin
berkurang.begitulah keterbatasan manusia,ini tentu jauh beda dengan pendengaran
allah yang maha sempurna.
َ س هُ اَّلل َوََ ك
َهم َ ت َكألي ًما ُم َو
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (Q.S. an-Nisa’: 164)
Sudah sepatutnya bagi muslim untuk berkeyakinan benar dan melakukan dzikir
hanya pada Allah dan dibersamai dengan membaca Quran dikarenakan itu
merupakan Qalᾱmulah.
14
Kaunuhu Murῑdan (Keadaan Berkehendak) sifat mustahil nya mukrahun
( terpaksa )
Murῑdan artinya berkehendak, maka mustahil Allah tidak berkehendak.
Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar
untuk memperbanyak permohonan (doa) kepada Allah agar dikaruniai kebahagian
dunia dan akhirat, dan dijauhkan dari segala bala’ dunia dan akhirat.
15
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, h. 20-22.
15
Kaunuhu Mutakalliman (Keadaan Berfirman) sifat mustahil nya abkama
( bisu )
Artinya yang berbicara, maka mustahil Allah itu gagu.30 Sifat ini
merupakan sifat ke 20 Allah, yakni kesempurnaan terhadap segala sesuatu yang
wajib secara tafshil adalah keadaan Allah SWT itu berbicara dan itu adalah sifat
yang berdiri dengan zat Allah SWT. 16
Sifat Nafsiah, yaitu suatu hal yang wajib bagi Dzat Allah bersifat dengan sifat
Wujūd (ada), yang Wujūdnya itu tidak disebabkan oleh suatu sebab apa pun. Sifat
Nafisiah ini hanya memiliki satu sifat, yaitu Wujūd.
Sifat Salbiah, yaitu suatu sifat yang menafikan (meniadakan) semua sifat yang tidak
layak bagi Allah. Sifat Salbiah memiliki lima sifat yaitu: Qidam, Baqᾱ,
Mukhᾱlafatu lil hawᾱdis, Qiyᾱmuhu ta’ᾱla bi nafsihi, Wahdᾱniyah.
Sifat Ma’ani, yaitu semua sifat maujud yang berdiri pada Dzat Allah yang maujud,
yang mewajibkan Dzat itu bersifat dengan suatu hukum sifat Ma’nawiyah. Sifat
Ma’ani ini meliputi tujuh sifat yaitu: Qudrah, Irᾱdah, ‘Ilmu, Hayᾱt, Sama’, Bashᾱr,
Qalᾱm.
Sifat Ma’nawiyah, yaitu suatu hal yang tetap (tsabit) bagi Dzat Allah bersifat
dengan sifat Ma’nawiyah. Oleh karenanya, terdapat ikatan yang kuat antara sifat
Ma’ani dan sifat Ma’nawiyah. Dan sifat Ma’nawiyah ini meliputi tujuh sifat yaitu:
Qᾱdiran, Murῑdan, ‘Aliman, Hayyan, Samῑ’an, Bashῑran, Mutakalliman. 17
16
Muhammad Al-Fudholi, Kifayatul Awam, Terj. Mujiburrahman, h. 117.
17
Habib Usman Bin Yahya, Sifat Dua Puluh Awalluddin, h. 24-25.
16
seseorang itu dan kebodohan pada salah satu yang lain demikian itulah yang
dimaksud dengan Sifat Jaiz Allah.
Karna Allah tidak punya sedikitpun kewajiban itu selalu mengadakan kebaikan
menurut versi manusia dengan alasan itulah adanya ganjaran atas perintah dan
larangan Allah jika Allah mempunyai kewajiban untuk selalu mengadakan
kebaikan maka siksaan di dunia dan di akhirat tidak akan ada.3 Seperti firman Allah
berikut,
17
BAB II
PENUTUP
Arti Iman Kepada Allah SWT Menurut pengertian secara bahasa, kata iman adalah
percaya atau membenarkan. Menurut istilah, iman berarti kepercayaan yang
diyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan, dan direalisasikan dalam
perbuatan. Berdasarkan pengertian itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Iman
Kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini dalam hati sanubari,
diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh.
18
DAFTAR PUSTAKA
RHAMSY, C. M. (n.d.). iman kepada allah menurut para ahli. iman kepada allah
menurut para ahli, 1.
19