TENTANG
KELOMPOK 12
DOSEN PENGAMPU :
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pemakalah mampu menyusun makalah
dengan judul “Ayat-Ayat Dakwah pada Keimanan” dapat selesai dengan tepat
waktu. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dan
agar dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pada kesempatan kali ini, pemakalah sebagai penyusun makalah
mengucapkan terima kasih kepada bapak Yogi Imam Perdana, LC. M.Ag. selaku
dosen pengampu pada mata kuliah “Tafsir Ayat Dakwah” yang telah memberikan
tugas sehingga penulis memahami materi dengan baik dan membuat makalah tepat
waktu. Dan terima kasih juga pemakalah ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.
Pemakalah menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari penulisan maupun materi. Oleh karena
itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun agar menjadi lebih baik kedepannya.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman adalah kata yang umum didengar dalam pendidikan agama
islam. Bahkan mungkin, pelajaran pendidikan agama islam yang pertama
kali kita dengar adalah tentang keimanan. Tetapi apa sebenarnya iman itu?
Sudahkah kita memahami dan mengaplikasikannya? Hal ini tentu menarik
untuk dibahas secara lebih lanjut karena ajaran agama islam bermula dari
keimanan.
Tak hanya itu, keimanan juga erat kaitannya dengan ketakwaan.
Mempelajari keimanan akan selalu beriringan dengan mempelajari
ketakwaan. Jika keimanan seseorang bertambah begitu juga dengan
ketawaannya, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, memperkuat
keimanan adalah suatu keharusan bagi seorang muslim.
Besar kecilnya keimanan seseorang pada dasarnya hanya orang
tersebut yang mengetahuinya. Tetapi, ada beberapa ciri-ciri yang dapat
diketahui seberapa besar keimanan seseorang tersebut. Tak hanya itu, proses
terbentuknya iman yang ada pada seseorang juga dapat diamati dan
dipelajari sebagai acuan seberapa besar keiman yang ada pada diri kita
sendiri. Keimanan dan ketakwaan perlu dipelajari dengan mendalam untuk
menjaga kita dari pikiran, perkataan, atau perbuatan yang dapat membuat
kita melanggar ajaran Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ayat-ayat tentang keimanan?
2. Apa sjaa macam-macam aspek keimanan?
3. Bagaimana metode dalam mengajak pada keimanan?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ayat-ayat tentang keimanan.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam aspek keimanan.
3. Untuk mengetahui metode dalam mengajak pada keimanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 15 yang berbunyi:
إِ نَّ مَا ا لْمُ ؤْمِ نُو نَ ا لَّ ذِي نَ آ مَ نُوا بِال لَّ هِ وَرَسُو لِ هِ ثُ مَّ لَ مْ يَرْ تَا بُوا وَ جَا هَ دُوا
﴾١٥ ﴿ َبِ أَ مْ وَا لِهِ مْ وَ أَنْفُ سِ هِ مْ فِي سَ بِي لِ ال لَّ هِ ۚ أُو لََٰ ئِ كَ هُ مُ ال صَّا دِ قُو ن
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang
yang benar.
4
merupakan suatu akidah atau kepercayaan yang memenuhi seluruh isi hati
nurani, dari situ timbul bekas-bekas atau kesan-kesannya, seperti cahaya
yang disorotkan oleh matahari. Iman bukan sekedar ucapan lisan seseorang
bahwa dirinya adalah orang mukmin. Sebab orang-orang munafik pun
dengan lisannya menyatakan hal yang sama, namun hatiya mengingkari apa
yang dinyatakan itu.
Firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 8-9 yaitu:
ْوَمِ نَ ال نَّا سِ مَ نْ يَ قُو لُ آ مَنَّا بِال لَّ هِ وَبِا لْيَ وْ مِ ا لْآ خِرِ وَمَا هُ م
﴾ يُ خَا دِ عُو نَ ال لَّ هَ وَا لَّ ذِي نَ آ مَ نُوا وَمَا يَخْدَعُو نَ إِ لَّا٨ ﴿ َبِ مُ ؤْمِنِي
5
mendekatkan diri kepada-Nya, dan beraktifitas selayaknya aktifitas para
kekasih-Nya (hambanya yang saleh).
ِآ مَ نَ ال رَّ سُو لُ بِمَا أُ نْزِلَ إِ لَيْ هِ مِ نْ رَبِّ هِ وَا لْ مُ ؤْمِنُو نَ ۚ كُل آ مَ نَ بِال لَّ ه
وَمَلَا ئِ كَتِ هِ وَكُ تُ بِ هِ وَ رُ سُ لِ هِ لَا نُ فَرِّ قُ بَيْ نَ أَ حَد مِنْ رُ سُ لِ هِ ۚ وَ قَا لُوا
6
Jadi iman kepada Allah adalah mempercayai adanya Allah SWT
beserta seluruh ke-Agungan Allah SWT dengan bukti-bukti yang nyata
kita lihat, yaitu dengan diciptakannya dunia ini beserta isinya.
يَا أَيُّ هَا ا لَّ ذِي نَ آ مَ نُوا قُوا أَنْفُ سَ كُ مْ وَ أَ هْلِي كُ مْ نَا رًا وَ قُو دُ هَا
ال نَّا سُ وَا لْ حِ جَا رَةُ عَلَ يْهَا مَلَا ئِ كَةٌ غِلَا ظٌ شِ دَا دٌ لَا يَعْصُو نَ ال لَّ هَ مَا
7
Beriman dengan para malaikat adalah salah satu rukun iman.
Mereka adalah sejenis makhluk Allah SWT yang selalu taat kepada-
nya, tidak akan menentang perintahnya dan tidak makan atau minum.
Mereka juga senantiasa jaga dan tidak pernah tidur sekejappun, baik
siang maupun malam.
﴾٩ ﴿ َإِ نَّا نَ حْنُ نَزَّ لْ نَا ال ذِّ كْرَ وَ إِنَّا لَ هُ لَ حَا فِ ظُو ن
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qu’ran,
dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
8
diturunkan oleh Allah SWT. Kitab tersebut diturunkan melalui firman-
firman-Nya. Ada yang disampaikan secara langsung kepaa para Rasul
tanpa perantara, ada yang disampaikan melalui perantara malaikat, dan
ada yang dia tulis sendiri.
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT ialah meyakini bahwa kitab-
kitab tersebut datang dari sisi Allah SWT yang diturunkan kepada
sebagian Rasulnya. Dan bahwasanya kitab-kitab itu merupakan firman
Allah SWT yang Qadim, dan segalasegala yang termuat didalamnya
merupakan kebenaran. Kita tahu kitab-kitab yang diturunkan kepada
Rasul itu ada empat yaitu kitab Taurat yang diturunkankepada Nabi
Musa, Injil kepada Nabi Isa, Zabur kepada Nabi Daud dan Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW.
ٌرُ سُ لًا مُ بَ شِّ رِي نَ وَ مُ نْذِ رِي نَ لِ ئَلَّا يَ كُو نَ لِل نَّا سِ عَلَى ال لَّ هِ حُ جَّ ة
9
manusia untuk membantah apa-apa yang sudah diperintahkan
oleh Allah SWT.
﴾٧ ﴿ ِوَ أَ نَّ ال سَّا عَ ةَ آ تِيَ ةٌ لَا رَ يْبَ فِي هَا وَ أَ نَّ اللَّ هَ يَ بْ عَ ثُ مَ نْ فِي ا لْقُ بُو ر
Artinya: “dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti akan datang,
tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan
membangkitkan siapapun yang didalam kubur”
ْا لَّ ذِي لَ هُ مُ لْ كُ ال سَّ مَا وَا تِ وَا لْأَ رْ ضِ وَ لَمْ يَ تَّ خِ ذْ وَ لَدًا وَ لَمْ يَكُ ن
10
Artinya: “yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan
ukuranukurannya dengan serapi-rapinya”
Kita memang harus yakin bahwa Alah SWT lah Tuhan kita, Islam
sebagai agama, Muhammad sebagai Rasul, al-Qur’an sebagai
kitabullah dan petunjuk, serta kita berpegang teguh kepada agama
islam, beriman kepada semua yang telah diciptakan Allah SWT.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan sebagai bentuk bertukar pikiran tentang
suatu permasalahan keagamaan sebagai pesan dakwah antara beberapa
orang dalam tempat-tempa tertentu. Sehinngga mendorong mitra
dakwah untuk berpikir dan mengeluarkan pendapatnya dan ikut
menyumbangkan gagasan untuk pers]masalahan agama yang
terkandung banyak kemungkinan jawaban.
11
3. Metode Konseling
Konseling adalah pertalian timbal balik diantara dua orang individu
dimana seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk
mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungannya
dengan maslahmasalah yang dihadapinya pada saat ini dan pada waktu
yang akan datang. Metode konseling merupakan wawancara secara
individual dan tatap muka antara konselor sebagai pendakwah dan klien
sebagai mitra dakwah untuk memecahkan masalah. Metode konseling
dalam dakwah diperlukan mengingat banyak masalah yang terkait
dengan keimanan dan pengalaman keagamaan yang tidak bisa
diselesaikan dengan metode ceramah ataupun diskusi.
6. Metode Karyawisata
Dakwah yang dilakukan dengan membawa mitra dakwah ke
tempat-tempat yang memiliki nilai historis keIslaman atau lembaga-
lembaga penyelenggara dakwah dengan tujuan agar mereka dapat
12
menghayati arti tujuan dakwah dan menggugah semangat baru dalam
mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada orang lain.
7. Metode Kelembagaan
Metode kelembagaan mrupakan metode pembentukan dan
pelestarian norma dalam wadah organisasi sebagai intrumen dalam
dakwah. Mengubah perilaku anggota melalui institusi. Perbedaan
motode kelembagaan dan pemberdayaan terletak pada arah kebijakan
suatu instansi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman berasal dari bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-
imanan. Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa Indonesia
artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang
benar atau nyata adanya. Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan,
mengakui, pembenaran yang bersifat khusus. Menurut WJS.
Poerwadarminta iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau
keteguhan hati.
Iman juga bukan sekedar amal perbuatan yang secara lahiriyah
merupakan ciri khas perbuatan orang-orang beriman. Sebab orang-orang
munafik pun tak sedikit yang secara lahiriyah mengerjakan amal ibadah dan
berbuat baik, sementara hati mereka bertolak belakang dengan perbuatan
lahirnya, apa yang dikerjakan bukan didasari keikhlasan mencari Ridha
Allah SWT.
Aspek keimanan ada enam, yaitu: iman kepada Allah, iman kepada
para malaikat, iman kepada kita-kitab Allah, iman kepada rasul Allah, iman
kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadhar. Ada berbagai
macam metode yang digunakan untuk mengajak pada keimanan, yaitu:
metode ceramah, metode diskusi, metode konseling, metode karya tulis,
metode pemberdayaan masyarakat, metode karyawisata, dan metode
kelembagaan.
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga kami mengharapkan
kritik, saran dan tambahan pengetahuan untuk kesempurnaan makalah ini
sehingga dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Pemakalah juga meminta
maaf terhadap penulisan dan pemilihan kata-kata yang terdapat dalam
makalah ini.
14
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Jazairi, Syakh Abu Bakar Jabir. 2014. Aqidatu Mu’min Kupas Tuntas Aqidah
Seorang Mu’min. Solo: Daar An-Naba’.
Hakami, Syaikh Hafidz bin Ahmad. 2001. 222 Kunci Aqidah yang Lurus. Jakarta
Selatan: Mustaqim.
HD, Kaelany. 2000. Iman, Ilmu dan Amal Saleh. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahman, Abdul; Abdul Khalid. 2000. Garis Pemisah antara Kufur dan Iman.
Jakarta: Bumi Aksara.
15