Disusun Oleh:
1. Vivi Safitri (23080200043)
2. Wahyu Roudlotuni’mah (23080200044)
3. Setiyawati (23080200045)
1
KATA PENGATAR
Puji Syulur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Nilai-nilai Bimbingan Dalam Rukun Iman” ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Pengantar
BKPI yaitu Bp. Sya’ban Maghfur, M.Pd.I
Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Nilai-nilai Bimbingan Dalam
Rukun Islam, khusunya bagi kita para penulis makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca
guna perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH............................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................4
C. Tujuan Penulisan..............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6
A. Pengertian Rukun Iman....................................................................6
B. Nilai – Nilai Bimbingan Konseling ................................................6
C. Aktualisasi Rukun Iman...................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam agama islam istilah rukun iman sudah tidak asing bagi pemeluknya,
rukun iman memiliki enam (6) pilar yang sudah ada sejak dahulu. Iman bukan hanya
sekedar pengetahuan tapi lebih dari itu, iaman memberi warna bagi pikiran, perasaan,
tingkah laku yang mendorong perilaku positif sekaligus perilaku negative. Iman
dapat menjadi pembimbing tingkah laku, yaitu untuk membantu orang lain. Terdapat
nilai-nilai bimbingan yang bersangkutan dengan rikun iman.
Menurut Anwar Sutoyo, hakikat bimbingan dan konseling islam adalah upaya
membantu individu belahar mengembangkan fitrah-iman atau kembali kepada fitrah-
iman dengan cara memberdayakan fitrah (jasmani, rohani, nafs, dan iman serta
mempelajari dan melaksanakan tuntunan Allah SWT dan rasul-Nya, agar fitrah yang
ada pada individu berkembang dan berfungsi dengan baaik dan benar. Pada akhirnya,
individu mengharapkan agar selamat kebahagiaan yang sejati di dunia dan di akhirat
(Sutoyo,2009:205).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rukun iman?
2. Bagaimana nilai-nilai bimbingan konseling dalam konteks rukun iman?
3. Bagaimana aktualisasi rukun iman dalam kehidupan sehari-hari dalam tahapan
bimbingan konseling islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian rukun iman
2. Mengetahui apa saja nilai-nilai bimbingan konseling dalam konteks rukun iman
3. Mengetahui aktualisasi rukun iman dalam kehidupan sehari-hari dalam tahapan
bimbingan konseling islam
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
Konseling Islam bertujuan menjadikan konseli dapat berdiri sendiri dan tidak
tergantung pada konselor, konseli yang dibimbing setelah dibantu diharapkan dapat
mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu mengenal diri sendiri dan lingkunganya.
Tanggungjawab dan konseling Islam bertujuan agar konseli mencapai kehidupan berdaya
guna untuk diri, keluarga, bangsanya dan agar meningkatkan keimanan dan ketakwaan
konseli terhadap Allah sehingga konseli menjadi manusia yang seimbang antara
pengembangan intelektual, sosial, emosional, dan religious (Willis, 2009). Sebagaimana
yang pernah di sampaikan oleh Sutoyo (2014) yang merupakan arah yang dituju adalah
pengembangan fitrah atau kembali kepada fitrah. Berdasarkan kutipan di atas dapat
dipahami tujuan dari konseling Islam ialah suatu proses pelayanan bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada konseli untuk mambantu konseli agar mampu memahami
pribadinya sehingga konseli mencapai kehidupan yang lebih berguna terhadap keluarga
dan lingkungannya agar meningkatkan keimanan kepada Allah dan kesadaran konseli
untuk berubah menjadi pribadi yang mandiri.
8
Mengingat iman bukan hanya ucapan, tapi juga keyakinan yang dimiliki manusia
juga harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk ibadah. Individu
perlu didorong dan dibantu untuk mengamalkan apa yang dipelajari secara benar dan
istiqomah. Maka konselor atau calon konselor harus mampu mendorong dan membantu
individu memahami hal-hal yang bersangkutan dengan aktualisasi rukun islam dalam
kehidupan sehari-hari, seperti :
1. Hanya beribadah kepada Allah SWT dan tidak kepada yang lain, atau bisa
dibilang musyrik.
2. Beribadah dengan niat yang tulus dari hati tanpa paksaan dari siapapun,
semata-mata karena Allah SWT
3. Menyerahkan hasil usahanya kepada Allah SWT
4. Yakin bahwa Allah memiliki makhluk ghaib.
5. Mematuhi apa yang diajarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an
6. Mematuhui apa yang diajarkan oleh Rasullullah dalam hadis-hadis yang
diriwayatkan dari sahabat-sahabat beliau.
7. Ikhlas menerima ketentuan Allah atas dirinya
8. Yakin bahwa akan datang hari pembalasan, dan setiap manusia akan
mendapatkan belasan atas apa yang dilakukan di dunia.
Konselor dapat diikatakan sebagai pengingat sebab pada dasarnya induvidu telah
memiliki iman, jika iman yang ada pada individutidak tumbuh, dapat diduga individu
lupa merawatnya, lupa memberikan pupuk, atau diserang penyakit, akibatnya iman itu
tidak berfungsi dengan baik. Allah akan mengutus rasul-Nya dengan membawa kitab suci
sebagai pedoman hidup, jika ada individu yang mengalami kebingungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Sebagai umat muslim wajib mengimani rukun iman. Rukun iman terdiri dari Iman
kepada Allah, Iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah , Iman kepada para
Rasul, Iman kepada Hari Akhir , Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Qodho dan
Qodhar. Konteks 6 rukun iman ini memiliki unsur-unsur atau nilai pokok dalam nilai-
nilaii Bimbingan Konseling. Sebagai konseling islam harus mampu mambantu konseli
agar memahami pribadinya sehingga mencapai kehidupan yang lebih baik, meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan kesadaran konseli untuk berubah menjadi
pribadi yang mandiri. Rukun iman juga harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-
hari dalam bentuk beribadah. Oleh karena itu konselor atau calon konselor harus mampu
mendorong dan membantu individu memahami hal-hal yang bersangkutan dengan
aktualisasi rukun iman dalam kehidupan sehari-hari secara benar dan istiqomah.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
11