Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

PERKEMBANGAN
“Konseling Individual dan Konseling Kelompok”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Perkembangan

Yang diampu oleh Bapak Drs. Djoko Budi Santoso, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Alda Dwin Mar Elisah (180111600098)


2. Validya Alfira Anzhani (180111600053)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

MEI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat diberi kemudahan dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konseling Individual dan Konseling
Kelompok”.Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, namun akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing,


Bapak Drs. Djoko Budi Santoso, M.Pd yang telah membantu dan membimbing
kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa/mahasiswi yang juga telah memberi kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya terdapat hal-hal yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat


dari hasil makalah ini.Oleh karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini.Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………......i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….... ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang…………………………………………………….. 1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..... 1
1.3. Tujuan……………………………………………………………... 1
1.4. Batasan Masalah…………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN...………………………………………………. 3

2.1.Pengertian Konseling Individual………………………………... 3


2.2.Tujuan Konseling Individual………………...…………………..... 3
2.3.Proses Konseling Individual…………………………………….....4
2.4.Pengertian Konseling Kelompok...………………………………...7
2.5.Tujuan Konseling Kelompok ……………………………………...8
2.6.Langkah Konseling Kelompok…..………………………………...8
2.7.Pengelompokkan Konseling………………………………………10
2.8.Bidang Konseling Individual dan Kelompok…………………….10
2.9.Komponen Pelaksanaan Layanan Konseling Individual dan
Kelompok…………………………………………………..……...11
2.10. Fokus Pengembangan Konseling Individual dan Kelompok.......12

BAB III PENUTUP…………..................................................................14

3.1 Kesimpulan…………………………………………….…………...14

3.2 Saran…………………………………………………………………14

DAFTAR RUJUKAN…………………….………………………….……15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konseling merupakan salah satu teknik bimbingan yang memiliki metode


sebagai upaya pemberian bantuan yang diberikan baik kepada individu maupun
kelompok secara langsung atau tatap muka antara konselor dengan konseli.
Dengan kata lain pemberian bantuan secara face to face, yang dilakukan dengan
wawancara antara konseli dengan konselor.

Dalam kajian bimbingan dan konseling kita mempelajari banyak hal yang
berhubungan dengan bimbingan dari konselor kepada konseli untuk
menyelesaikan permasalahan yang dialami konseli.Terutama jenis-jenis layanan
dalam bimbingan dan konseling terbagi menjadi beberapa layanan yang memiliki
fungsi dan kegiatan yang berbeda-beda. Dengan perbedaan itu akan dikaji secara
mendalam mengenai pengertian layanan-layanan dalam suatu konteks tertentu
sehingga kita dapat memahami makna layanan-layanan yang diberikan, seperti
layanan konseling.

Layanan konseling yang diberikan bertujuan untuk membantu para konseli


yang mengalami masalah agar dapat mengambil keputusan secara tepat dan akurat
dengan bantuan konselor. Selain itu, akan dibahas mengenai pengertian layanan
konseling baik konseling individu maupun kelompok sehingga akan jelas tindakan
apa yang akan dilakukan konseli jika mereka mempunyai masalah yang tidak
dapat diselesaikan sendiri. Sehingga peran konselor sangat penting untuk
membantu konseli.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah :

1.2.1 Apa pengertian konseling individual?


1.2.2 Apa saja tujuan konseling individual?
1.2.3 Bagaimana proses konseling individual?
1.2.4 Apa pengertian konseling kelompok?
1.2.5 Apa saja tujuan konseling kelompok?
1.2.6 Bagaimana proses konseling kelompok?
1.2.7 Bagaimana pengelompokkan konseling?
1.2.8 Apa saja bidang konseling individual dan kelompok?
1.2.9 Apa saja komponen pelaksanaan konseling individual dan kelompok ?
1.2.10 Apa saja fokus pengembangan konseling individual dan kelompok?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling
perkembangan
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana konseling individual dan konseling
kelompok

1.4 Batasan Masalah


Makalah ini membatasi permasalahan konseling individual dan konseling
kelompok
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseling Individual

Menurut Dewa Ketut Sukardi, layanan konseling individual yaitu layanan


bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik yang mendapatkan
layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing atau konselor
dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalahnya.

Menurut Prayitno, layanan konseling individual merupakan layanan


konseling yang diselenggarakan oleh seorang pembimbing (konselor) terhadap
seorang konseli dalam rangka pengentasan masalah pribadi konseli dalam
interaksi langsung atau tatap muka.

Pengertian konseling individual adalah layanan konseling yang dilakukan


oleh seorang konselor dengan konseling dalam rangka pengentasan masalah
pribadi konseli. Dalam konseling, seorang konseli diharapkan untuk dapat
mengoptimalkan perkembangannya dalam mengubah sikap, keputusan diri sendiri
agar ia dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sehingga
konseli tersebut mampu memberikan kesejahteraan bagi dirinya sendiri maupun
masyarakat.

2.2 Tujuan Konseling Individual

Tujuan umum konseling individual adalah untuk membantu konseli dalam


menstrukturkan kembali permasalahannya dan menyadari bagaimana gaya
hidupnya sehingga dapat mengurangi penilaian negatif mengenai dirinya sendiri
serta perasaan-perasaan inferioritas sehingga dapat mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya. Kemudian membantu dalam beradaptasi dengan
lingkungannya sehingga dapat mengarahkan tingkah laku yang sesuai, serta
mengembangkan bakat dan minat yang ia miliki.
Tujuan khusus dari konseling individual sebenarnya berkaitan langsung
dengan fungsi-fungsi konseling secara menyeluruh, yaitu :

1) Konseli dapat memahami seluk beluk permasalahan yang ia alami secara


mendalam dan komprehensif, serta positif dan dinamis.
2) Mengembangkan persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskannya
permasalahan secara spesifik. Pengentasan masalah merupakan fokus yang
sangat khas, konkrit, dan langsung ditangani oleh konseling individual.
3) Pemeliharaan dan pengembangan potensi konseli dan unsur positif yang
ada pada dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan
masalah konseli yang dapat dicapai.
4) Pemeliharaan dan pengembangan potensi dan unsur-unsur positif konseli,
diperkuat dengan terentaskannya masalah, merupakan kekuatan bagi
pencegahan penjalaran masalah yang dihadapi oleh konseli tersebut. Serta
untuk mencegah masalah-masalah baru yang mungkin akan timbul.
5) Apabila masalah yang dihadapi oleh konseli menyangkut pelanggaran hak-
hak yang dimiliki oleh konseli sehingga konseli merasa teraniaya, maka
layanan konseling individual dapat menangani sasaran yang bersifat
advokasi.

2.3 Proses Konseling Individual

Secara umum proses konseling individual dibagi menjadi 3 tahapan


konseling, yaitu tahap awal konseling, tahap pertengahan (tahap kerja), dan tahap
akhir konseling.

1. Tahap Awal konseling


Tahap ini akan terjadi sejak konseli bertemu dengan konselor
hingga berjalan proses konseling dan menemukan definisi masalah apa
yang dihadapi konseli. Hal-hal yang harus dilakukan konselor dalam tahap
awal konseling adalah sebagai berikut.
a. Membangun Hubungan Konseling Dengan Melibatkan Konseli Dalam
Mengalami Masalah.
Pada tahap ini konselor berusaha untuk membangun hubungan
dengan konseli dengan cara berdiskusi dengan konseli. Keberhasilan
pada tahap ini ditentukan pada keterbukaan antara konseli dan
konselor.Keterbukaan konseli diantaranya mengungkapkan isi hati,
perasaan, dan harapan sesuai dengan permasalahannya.Oleh karena itu
sangat penting bagi konselor untuk mendapatkan kepercayaan dari
konseli.Konselor hendaknya menggunakan kemampuannya untuk
dapat dipercaya konseli, tidak pura-pura, mengerti, dan menghargai
konseli.Konseli harus selalu terlibat dalam tahap ini.
b. Memperjelas dan Mendefinisikan Masalah.
Jika hubungan konseling telah berjalan dengan baik dan konseli
sudah melibatkan diri, berarti kerja sama antara konselor dengan
konseli bisa dilanjutkan dengan kepedulian mengenai masalah yang
dialami konseli. Konseli biasanya kesulitan dalam mengungkapkan
masalahnya dan cenderung hanya menjelaskan gejala-gejala yang
sedang dialaminya.Dalam hal ini, tugas konselor adalah membantu
mengembangkan potensi konseli sehingga konseli dapat menggunakan
kemampuannya untuk mengatasi masalahnya.Jadi konselor harus
membantu menjelaskan masalah yang dialami konseli.
c. Membuat Penjajakan Alternatif Bantuan Untuk Mengatasi Masalah
Konselor membuat penjajakan rancangan bantuan yang mungkin
dilakukan dengan membangkitkan semua potensi konseli dan
lingkungannya yang tepat untuk mengatasi masalah.
d. Menegosiasikan Kontrak
Kontrak konselor dengan konseli meliputi waktu, tempat, tugas,
dan tanggung jawab konselor, tugas dan tanggung jawab konseli,
tujuan konseling, dan kerja sama lainnya dengan pihak mungkin
diperlukan dalam tahap ini. Kontrak ini diperlukan untuk mengatur
kegiatan konseling baik konselor maupun konseli. Dalam kontrak ini
konselor mengajak konseli dan pihak lain untuk bekerja sama dalam
penyelesaian masalah.
2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan difokuskan pada
penjelajahan masalah apa yang dialami konseli dan bantuan apa yang
akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa yang telah
dijelajahi tentang masalah konseli. Menilai kembali masalah yang
dihadapi konseli akan membantunya dalam memperoleh pemahaman
baru, alternatif baru, yang mungkin berbeda antara satu dengan yang
lain. Sehingga dapat membantu dalam pembuatan keputusan dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.Dengan adanya
pemahaman baru, berarti ada dinamika pada diri konseli untuk
melakukan perubahan dalam mengatasi masalahnya. Adapun tujuan
dilakukannya tahap ini adalah untuk menjelajahi dan mengeksplorasi
masalah serta kepedulian konseli dan lingkungannya dalam mengatasi
masalah tersebut, menjaga agar hubungan konseli dapat selalu
terpelihara, dan agar proses konseling dapat berjalan sesuai kontrak
yang telah disepakati.
3. Tahap Akhir Konseling
Pada tahap akhir ini ditandai oleh beberapa hal berikut ini.
a. Menurunnya kecemasan konseli, hal ini ditandai dengan
konselor menanyakan keadaan kecemasannya.
b. Adanya perubahan perilaku konseli ke arah yang lebih positif,
sehat, dan dinamik. Seperti dapat mengoreksi diri dan
meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luasr (orang
tua, teman, dan keadaan yang tidak menguntungkan).
c. Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang
dengan program yang jelas pula.

Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan


tingkah laku yang tidak bermasalah.Konseli dapat melakukan
keputusan tersebut karena konseli sudah sejak awal berkomunikasi
dengan konselor dalam memutuskan perubahan sikap tersebut.
Adapun tujuan lainnya adalah :

a) Terjadinya transfer of learning pada diri konseli.


b) Melaksanakan perubahan perilaku konseli agar mampu
mengatasi masalahnya
c) Mengakhiri hubungan konseling.

2.4 Pengertian Konseling Kelompok

Menurut Pauli Harrison (2002), konseling kelompok adalah konseling


yang terdiri dari 4-8 konseli dan bertemu dengan 1-2 konselor. Dalam prosesnya,
konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah, seperti kemampuan
dalam membangun hubungan dan komunikasi, pengembangan harga diri dan
keterampilan – keterampilan dalam mengatasi masalah.

Menurut Juntika Nurihsan (2006) konseling kelompok adalah suatu


bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan
penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan
dan pertumbannya.Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat dari Pauli
Harrison.

Konseling kelompok merupakan wahana untuk menambah penerimaan diri


dan orang lain, menemukan alternatif cara penyelesaian masalah dan mengambil
keputusan yang tepat dari konflik yang dialamimya dan untuk meningkatkan
tujuan diri, otonomi dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain.

Dengan memperhatikan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa


konseling kelompok adalah suatu proses konseling yang dilakukan dalam situasi
kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli dalam bentuk
kelompokyang dinamis untuk memfasilitasi perkembangan individu dan atau
membantu individu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya secara bersama-
sama.

2.5 Tujuan Konseling Kelompok

Tujuan pelaksanaan konseling kelompok ini adalah untuk meningkatkan


kepercayaan diri konseli. Kepercayaan diri dapat ditinjau dalam kepercayaan diri
lahir dan batin yang diimplementasikan kedalam tujuh ciri, yaitu: cinta diri
dengan gaya hidup dan perilaku untuk memelihara diri, sadar akan potensi dan
kekurangan yang dimiliki, memiliki tujuan hidup yang jelas, berpikiran positif
dengan apa yang dikerjakan dan bagaimana hasilnya, dapat berkomunikasi dengan
orang lain, memiliki ketegasan, penapilan diri yang baik dan memiliki
pengendalian perasaan.

Menurut prayitno secara khusus, oleh karena fokus layanan konseling


kelompok adalah masalah pribadi individu, maka layanan konseling kelompok
yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut, konseli memperoleh dua
tujuan sekaligus, yaitu: pertama, terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi,
wawasan dan sikap terarah pada tingkah laku khususnya dan bersosialisasi dan
berkomunikasi. Kedua, terpecahnya masalah individu yang bersangkutan dan
diperoleh imbas pemecahan masalah tersebut yang individu-individu lain yang
menjadi peserta konseling kelompok.

2.6 Langkah-langkah Konseling Kelompok

Langkah-langkah yang dilakukan dalam konseling kelompok dibagi menjadi


tiga tahap yaitu tahap pembukaan, tahap peralihan, tahap kegiatan..

1. Tahap Pembentukan

Temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri. Meliputi kegiatan:

 Mengungkapakan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok


 Menjelasakan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok
 Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri
 Teknik khusus
 Permainan penghangatan/pengakraban
2. Tahap Peralihan

Meliputi kegiatan:

 Menjelasakan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya


 Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutnya
 Membahas suasana yang terjadi
 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
 Kalau perlu kembali ke beberapa aspek pada tahap pertama atau tahap
pembentukan.

3. Tahap Kegiatan

Meliputi kegiatan:

 Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik


 Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang
belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan
pemimpin kelompok
 Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan
tuntas
 Kegiatan selingan

4. Tahap Pengakhiran

Memfasilitasi para anggota kelompok untuk melakukan refleksi dan


berbagi pengalaman tentang apa yang telah dipelajari melalui kegiatan
kelompok, bagaimana melakukan perubahan, dan merencanakan serta
bagaimana memanfaatkan apa yang telah dipelajari.

2.7 Pengelompokan Konseling

a. Konseling Tatap Muka :

 Konseling Pribadi
 Konseling Pasangan
 Konseling Kelompok

b. Konseling Jarak Jauh Dibantu Teknologi :

 Telekonseling
 Konseling pribadi-berbasis telepon
 Konseling pasangan berbasis telepon
 Konseling kelompok berbasis telepon

c. Konseling Internet :

 Konseling pribadi berbasis e-mail


 Konseling pribadi berbasis chating
 Konseling pasangan berbasis chating
 Konseling kelompok berbasis chating
 Konseling pribadi berbasis video
 Konseling pasangan berbasis video
 Konseling kelompok berbasis video

2.8 Bidang Konseling Individual dan Konseling Kelompok

Di dalam konseling, baik secara individual maupun kelompok bidang yang


digunakan adalah bidang pribadi-sosial, bidang belajar, dan bidang karir.

1. Bidang Pribadi-Sosial
Konseling dalam bidang pribadi sosial antara lain konselor
membantu konseli untuk memahami dan menerima dirinya agar dapat
mencapai kemandirian dalam mengatasi berbagai permasalahan baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Konselor juga dapat membantu konseli
dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya, saling
menghormati dan menghargai lingkungannya, serta mampu menempatkan
diri dalam hal yang positif terhadap lingkungan sekitar.
2. Bidang Belajar (Akademik)
Konseling dalam bidang belajar antara lain konselor membantu
konseli dalam menyadari potensi yang ada pada dirinya dalam pelajaran,
serta untuk mengatasi masalah belajarnya apabila ia mengalami hambatan
dalam belajar. Konselor membantu konseli dalam menerapkan kebiasaan
belajar yang positif serta membantu kesiapan mental konseli ketika akan
menghadapi ujian.
3. Bidang Karir
Konseling dalam bidang karir antara lain konselor membantu
konseli dalam memahami dan menyadari potensi, keterampilan, bakat dan
juga minat yang ada pada dirinya, sehingga mampu merencanakan
kehidupan masa depan dengan rasional sesuai dengan kondisi yang ada.
Kemudian konselor membantu memberikan informasi-informasi mengenai
karir dan dunia kerja.Sehingga konseli dapat membentuk identitas karir
seperti mengenali pekerjaan yang diinginkan, kemampuan yang dituntut
pekerjaan, lingkungan sosiopsikologis, dan kesejahteraan kerja.

2.9 Komponen Pelaksanaan Konseling Individual dan Konseling Kelompok

Komponen program bimbingan dan konseling merupakan apa saja yang


mendasari bimbingan dan konseling itu sendiri.

1. Konselor : orang yang ahli untuk membantu konseli dalam mengambil


keputusan dan mengatasi masalahnya sendiri melalui proses konseling.
2. Konseli : individu yang diberi bantuan oleh konselor atas permintaan dia
sendiri atau orang lain
3. Masalah : problem yang dihadapi konseli, dan diharapkan dapat diatasi
oleh konseli setelah melakukan konseling.

Di dalam konseling kelompok terdapat komponen pelaksanaan selain seperti


yang ada dalam individu, Menurut Prayitno (1995:35 ada komponen pelaksanaan
konseling kelompok tersendiri yaitu :

1. Pemimpin Kelompok : Mengarahkan perilaku anggota sesuai kebutuhan


dan harus tanggap terhadap segala perubahan yang berkembang pada
kelompok tersebut.
2. Anggota Kelompok : Anggota kelompok merupakan unsur terpenting
dalam konseling kelompok namun perlu diperhatikan seorang konselor
perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang
memiliki persyaratan sebagaimana seharusnya.
3. Dinamika Kelompok : Dinamika kelompok sengaja ditumbuhkembangkan
karena dinamika kelompok adalah interaksi interpersonal yang ditandai
dengan semangat, kerja sama antar anggota kelompok, saling berbagi
pengetahuan, pengalaman, dan mencapai tujuan kelompok.

2.9 Komponen Program Konseling Individual dan Konseling Kelompok :

Komponen program pada layanan konseling termasuk di dalam layanan


responsif hal ini dikarenakan pemberian layanan konseling harus dilakukan
dengan segera karena memiliki tujuan untuk membantu peserta didik yang
mengalami hambatan di dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.Konselor
dapat memberikan layanan konseling pada peserta didik yang perlu dibantu dalam
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, alternatif pemecahan masalah, dan
membuat keputusan secara tepat.

2.10 Fokus Pengembangan Konseling Individual dan Konseling Kelompok

Masalah-masalah siswa yang yang dapat diberi bantuan mengenai layanan


konseling baik secara individual maupun kelompok adalah sebagai berikut :

a. Bidang Pribadi-Sosial :
1. Terlambat masuk sekolah
2. Sulit menyesuaikan diri
3. Bertengkar atau berkelahi
4. Pendiam
5. Membolos sekolah
6. Pelanggaran tata tertib
7. Kurang sesuai dengan guru tertentu
b. Bidang Belajar :
1. Prestasi belajar rendah atau merosot
2. Kurang berminat pada bidang studi tertentu
3. Kesulitan mengikuti pelajaran
c. Bidang Karir :
1. Kesulitan mengenali bakat yang dimiliki
2. Kesulitan memilih program studi tersebut
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konseling individual adalah layanan konseling yang dilakukan oleh


seorang konselor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak dalam
rangka pengentasan masalah pribadi konseli. Dalam konseling, seorang konseli
diharapkan untuk dapat mengoptimalkan perkembangannya dalam mengubah
sikap, keputusan diri sendiri agar ia dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungan sehingga konseli tersebut mampu memberikan kesejahteraan bagi
dirinya sendiri maupun masyarakat.

Sedangkan konseling kelompok adalah suatu proses konseling yang


dilakukan dalam situasi kelompok, dimana konselor berinteraksi dengan konseli
dalam bentuk kelompokyang dinamis untuk memfasilitasi perkembangan individu
dan atau membantu individu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

3.2 Saran

Diharapkan seorang konselor dan konseli dapat memahami tentang


konseling individual maupun kelompok dan dapat berpartisipasi dalam upaya
mewujudkan proses konseling yang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
target pencapaiannya. Kami juga berharap setelah dilaksanakannya proses
konseling baik secara individual maupun kelompok maka peserta didik atau
konseli akan dapat mencapai kemandirian dan dapat mencapai tugas tugas
perkembangan dengan maksimal.
DAFTAR RUJUKAN

Prayitno, Erman Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2005. Strategi Layanan Bimbingan &


Konseling.Bandung : PT Refika Aditama.

Santoso, Djoko Budi. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Malang :


Jurusan BK FIP UM.

Wilis S Sofyan. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : CV


Alfabeta.

Hellen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.

Sholihah, Nikmatus. 2015. Layanan Konseling Individual dalam Mengatasi


Perilaku Agresif Siswa.Kependidikan Islam. 6(2).

Husni, Muhammad. 2017. Layanan Konseling Individual Remaja; Pendekatan


Behaviorisme.Al Ibrah. 2(2).

Anda mungkin juga menyukai