Anda di halaman 1dari 13

GURU PAUD SEBAGAI KONSELOR

(Kuaifikasi Dan Akademik Konselor)

Mata Kuliah
Bimbingan dan konseling AUD

Dosen Pengampu
Rahma, S.Pd.

Oleh:
Kelompok 3
Fahria Hensokan 19075012
Kartika Marini 19075014
Uliani 19075015
Miranda P Salingkat 19075016

Kelas: A

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Bimbingan dan Konseling dengan materi
pembahasan “Kualifikasi dan Akademik Konselor” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang berada di rumah
yang selalu memberikan doa yang terbaik. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu Rahma, S.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan, pengetahuan serta penunjang atau referensi materi
mata kuliah Bimbingan dan Konseling  terkait memahami “Kualifikasi dan
Akademik Konselor”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Luwuk, 2 Desember 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................

II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konselor.................................................................
B. Kualifikasi Konselor .................................................................
C. Akademik Konselor...................................................................

III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terarah,
continue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal, sehingga
sangatlah dibutuhkan tenaga pembimbing (konselor). Mengingat
begitu pentingnya tenaga pembimbing (konselor) dalam suatu
sekolah, maka perlu diketahui dan diperhatikan tentang kualifikasi
tenaga pembimbing (konselor), agar proses bimbingan dapat berjalan
lancar. 1
Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia
Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan
yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya
dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi
harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan system
manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan
peserta didik unutk menolong diri sendiri dalam memilih dan
mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Dalam penyelenggaraan kurikulum tersebut diperlukan kerja sama
yang baik antara Kepala Sekolah, guru bidang studi, dan guru
pembimbing (konselor). Guru pembimbing hendaknya menguasai
kompetensi dasar yang akan mendukung pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi dalam bidang bimbingan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Dari judul makalah Kualifikasi dan Akademik Konselor, maka
penulis dapat mengangkat beberapa Rumusan Masalah sebagai
berikut :

1 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: Ilmu, 1975,
hal. 133
1. Apakah Pengertian Konselor?
2. Bagaimanakah Kualifikasi Konselor?
3. Bagaimanakah Akademik Konselor?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Konselor
2. Untuk mengetahui dan memahami Kualifikasi Konselor
3. Untuk mengetahui dan memahami Akademik Konselor
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Konselor
Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam proses
konseling. Sebagai pihak yang paling memahami dasar dan teknik
konseling secara luas, konselor dalam menjalankan perannya
bertindak sebagai fasilitator bagi klien. Selain itu, konselor juga
bertindak sebagai penasihat, guru, konsultan yang mendampingi klien
sampai klien dapat menemukan dan mengatasi masalah yang
dihadapinya (Lesmana, 2005). Maka tidaklah berlebihan bila
dikatakan bahwa konselor adalah tenaga profesional yang sangat
berarti bagi klien.
Dalam melakukan proses konseling , seorang konselor harus dapat
menerima kondisi klien apa adanya. Konselor harus dapat
menciptakan suasana yang kondusif  saat proses konseling
berlangsung. Posisi konselor sebagai pihak yang membantu,
menempatkannya pada posisi yang benar-benar dapat memahami
dengan baik permasalahan yang dihadapi klien.
Setiap konselor pada masing-masing pendekatan teknik konseling
yang digunakan memiliki karasteristik dan peran yang berbeda-beda.
Hal ini tergantung dari konsep pendiri teori yang dijadikan landasan
berpijak. Misalnya, pada konselor yang menggunakan pendekatan
behavioristik, konselor berperan sebagai fasilitator bagi klien. Hal
tersebut tidak berlaku bagi konseling yang menggunakan pendekatan
humanistis di mana peran konselor bersifat holistis 2.
Sikap dan keterampilan merupakan dua aspek penting kepribadian
konselor. Sikap sebagai suatu disposisi tidaklah tampak nyata, tidak
dapat dilihat bentuknya secara langsung. Berbeda dengan sikap,
keterampilan dapat tampak wujudnya dalam perbuatan. Fungsi
keterampilan bagi konselor adalah upaya memancarkan sikap-sikap
2 Namora Lumongga lubis, Memahami dasar-dasar konseling  (Jakarta:Pt kharisma putra
utama, 2013), 21-22.
yang dimilikinya terhadap para klien disamping penunjukan kredibilitas
lain seperti penampilan kompetensi intelektual dan aspek-aspek non
intelektif lainnya3.
Setelah memahami gambaran seorang konselor secara umum
marilah kita lihat beberapa karakteristik konselor efektif yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Karakteristik inilah yang wajib
dipenuhi oleh seorang konselor untuk mencapai keberhasilannya
dalam proses konseling. Kita awali dari pandangan Carl Rogers
sebagai peletak dasar konsep konseling. Rogers (dikutip dari
lesmana, 2005) menyebutkan ada tiga karakteristik utama yang harus
dimiliki oleh seorang konselor, yaitu congruence, unconditional
positive regard, dan empathy.
1. Congruence
Menurut pandangan Rogers, seorang konselor haruslah terintegrasi
dan kongruen. Pengertiannya di sini adalah seorang konselor
terlebih dahulu harus memahami dirinya sendiri. Antara pikiran,
perasaan, dan pengalamannya harus serasi. Konselor harus
sungguh-sungguh menjadi dirinya sendiri, tanpa menutupi
kekurangan yang ada pada dirinya.
2. Unconditional positive regard
Konselor harus dapat menerima/respek kepada klien walaupun
dengan keadaan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Setiap
individu menjalani kehidupannya dengan membawa segala nilai-
nilai dan kebutuhan yang dimilikinya. Rogers mengatakan bahwa
setiap manusia memiliki tendensi untuk mengaktualisasikan dirinya
ke arah yang lebih baik. Untuk itulah, konselor harus memberikan
kepercayaan kepad klien untuk mengembangkan diri mereka.

3. Empathy

3 Andi mappiare, Pengantar konseling dan psikoterapi (Jakarta:Pt Rajagrafindo


Persada,2006), 97-98.
Empathy di sini maksudnya adalah memahami orang lain dari sudut
kerangka berpikirnya. Selain itu empathy yang dirasakan juga harus
ditunjukkan. Konselor harus dapat menyingkirkan nilai-nilainya
sendiri tetapi tidak boleh ikut terlarut didalam nilai-nilai klien.

Selain tiga karakteristik yang dikemukakan Rogers tersebut,


seorang konselor yang berperan sebagai "pembantu" bagi klien harus
memiliki karakteristik yang positif untuk menjamin keefektifannya
dalam memberikan penanganan. Dalam hal ini, Latipun (2001)
membaginya dalam dua aspek utama, yaitu:
1. Keahlian dan ketrampilan
Konselor adalah orang yang harus benar-benar mengerti dunia
konseling dan menyelesaikan permasalahan klien dengan tepat.
Aspek keahlian dan ketrampilan wajib dipenuhi oleh konselor yang
efektif.
2. Kepribadian konselor
Kepribadian seorang konselor juga turut menentukan keberhasilan
proses konseling. Dalam hubungannya dengan faktor kepribadian
seorang konselor. Comb A (dikutip dari latipun 2001)
mengungkapkan bahwa kepribadian konselor tidak hanya bertindak
sebagai pribadi semata bagi konselor, akan tetapi dapat dijadikan
dengan instrumen dalam meningkatkan kemampuan dalam
membantu kliennya4.

B. Kualifikasi Konselor
Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas dalam bidang bimbingan
dan konseling, yaitu unjuk kerja konselor secara baik para (calon)
konselor dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
memadai. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh
melalui pendidikan khusus. Untuk pelayanan professional bimbingan

4 Namora Lumongga lubis,23-25.


dan konseling yang didasarkan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu, maka pengetahuan, sikap, dan keterampilan konselor yang
(akan) ditugaskan pada sekolah tertentu itu perlu disesuaikan dengan
berbagai tuntutan dan kondisi sasaran layanan, termasuk umur,
tingkat pendidikan, dan tahap perkembangan anak.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun
2008, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor, telah membahas persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan kualitas seorang pembimbing atau konselor di sekolah.
Keberadaan konselor dalam system pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur
(UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi
pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan
ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi
konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Petugas bimbingan dan konseling professional adalah mereka yang
direkrut atau diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar
belakang pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai
guru BK (tidak mengajar). Petugas bimbingan dan konseling
professional rekrut atau diangkat sesuai klasifikasi keilmuannya dan
latar belakang pendidikan seperti diploma II, III atau Sarjana Starata
Satu (S1), S2 dan S3 jurusan bimbingan dan konseling. Petugas
bimbingan professional mencurahkan sepenuh waktunya pada
pelayanan bimbingan dan konseling (tidak mengajarkamn materi
pelajaran). Sedangkan tugas BK nonprofessional mereka yang dipilih
dan diangkat tidak berdasarkan keilmuan atau latar belakang
pendidikan profesi.
Konselor adalah tenaga pendidik professional yang telah
menyelesaikan pendidikan akademik strata satu (S1) program studi
Bimbingan dan Konseling dan program pendidikan Profesi Konselor
dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang
menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling disebut konseli,
dan pelayanan bimingan dan konseling pada jalur pendidikan formal
dan nonformal diselenggarakan oleh konselor.
Kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal adalah:
1. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
2. Berpendidikan profesi konselor.

C. Akademik Konselor
Sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas dua komponen yang
berbeda namun terintegrasi dalam praksis sehingga tidak bias
dipisahkan, yaitu kompentensi akademik dan kompetensi
professional. Ada beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang konselor, diantaranya adalah:
1. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani :
a. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepakan
kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum.
b. Mengaplikasikan perkembangan fisiologisdan psikologis serta
perilaku konseli dalam bingkai budaya Indonesia, dalam
konteks kehidupan global yang beradab.
2. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan.
3. Menguasai landasan teoretik bimbingan konseling.
4. Mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan.

Kompetensi dasar yang seyogiyanya dimiliki oleh seorang konselor


dalam melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai
berikut:
1) Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan.
2) Penguasaan konsep bimbingan dan konseling.
3) Penguasaan kemampuan asesmen
4) Penguasaan kemampuan mengembangkan program bimbingan
dan konseling.
5) Penguasaan kemampuan melaksanakan berbagi strategi layanan
bimbingan dan konseling.
6) Penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok.
7) Penguasaan kesadaran etik professional dan pengembangan
profesi.
8) Penguasaan pemahaman konteks budaya, agama, dan seting
kebutuhan khusus.

Agar guru pembimbing itu professional dalam mengelola system


layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka kedelapan
kompetensi dasar guru pembimbing di atas perlu dikuasai dengan
baik.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun
2008, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor, telah membahas persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan kualitas seorang pembimbing atau konselor di sekolah.
Keberadaan konselor dalam system pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur
(UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi
pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan
ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi
konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Petugas bimbingan dan konseling professional adalah mereka yang
direkrut atau diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar
belakang pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai
guru BK (tidak mengajar). Konselor adalah tenaga pendidik
professional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata
satu (S1) program studi Bimbingan dan Konseling dan program
pendidikan Profesi Konselor dari perguruan tinggi penyelenggara
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.

B. Saran
Demikianlah makalah kami buat. Kami sadar makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan. Guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
https://mynewblogmyarticlebibehn.blogspot.com/2016/12/kualifikasi-dan-
kompetensi-guru-konselor.html, di akses pada tanggal 2 Desember
2020
http://akademi-pendidikan.blogspot.com/2012/10/kualifikasi-
konselor_13.html, di akses pada tanggal 2 Desember 2020
https://ahmadwahyumaruto.blogspot.com/2017/03/makalah-konselor.html,
di akses pada tanggal 2 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai