Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah Pengembangan Pribadi Konselor

KARAKTERISTIK PERSONAL KONSELOR YANG EFEKTIF

Di Susun Oleh :

MARZA AULIA (1706104030018)

WINDI SUSHANTI (1706104030015)

Dosen Pengasuh :

Drs. M. Husen, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah Pengembangan
Pribadi Konselor tentang “Karakteristik Personal Konselor yang Efektif”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada uswah hasanah
kita yang telah menyampaikan risalah kebenaran dan telah membawa kita dari
zaman kegelapan (jahiliyah) menuju zaman yang terang benderang yang penuh
dengan petunjuk (dinul islam) beserta keluarga, sahabat serta kita yang insyaallah
selalu melaksanakan sunnahnya.

Penyusun optimis makalah Pengembangan Pribadi Konselor tentang


“Karakteristik Personal Konselor yang Efektif”. dapat membantu dan dapat
dengan mudah untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi semua kalangan pembaca
dengan diambil dari berbagai sumber. Alhamdulillah makalah ini dapat segera
disajikan dan penyusun mempunyai orientasi makalah ini akan bermanfaat bagi
kita untuk menambah wawasan kita.

Dalam pembuatan makalah ini saya mengakui bahwa masih banyak


kekurangan di mana-mana, maka dari itu sebelumnya saya meminta maaf
sekaligus saya minta dimaklumi. Jika masih banyak kekurangan dalam makalah
ini karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran.

Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun


agar lebih baik lagi untuk selanjutnya. Sekian.

Darussalam, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Karakteristik.................................................................................3

2.2 Pribadi Konselor yang Efektif........................................................................3

2.3 Karakteristik Pribadi Konselor yang Efektif..................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) Pasal 1 ayat 13, mencatat bahwa konselor merupakan
salah satu tenaga profesional yang dibutuhkan dalam satuan pendidikan saat ini.
Oleh karena itu perlu di perhatikan klasifikasi khusus terhadap konselor sebagai
tenanga pendidik sebagai salah satu upaya dalam membangun profesi konselor
yang profesional.
Salah satu cara untuk membangun profesional konselor adalah dengan
menumbuhkan dan meningkatkan karakter pribadi konselor yang efektif dimana
konselor membantu konseli secara maksimal dan optimal, karena konselor
merupakan penolong menjadi penolong haruslah ikhlas tanpa mengharapkan
balasan.
Konselor merupakan seorang yang memiliki keahlian dalam bidang
layanan konseling dan tenaga profesional, sehingga dalam pribadi konselor
memiliki karakteristik yang harus dimiliki dalam mencapai proses konseling
karakteristik tersebut dapat dilihat dalam aspek kepribadian, pengetahuan dan
keterampilan.
Kualitas dalam proses bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh
kualitas pribadi yang dimiliki oleh seorang konselor. Kepribadian konselor
merupakan intervensi utama, karena seorang konselor tidak akan dapat
memberikan bantuan yang optimal tanpa memiliki pribadi konselor yang efektif.
Corey (2009 : 18) menyatakan bahwa keberhasilan konseling bukan hanya
ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki konselor, tetapi
karateristik pribadi menjadi determinan yang paling kuat dalam konseling. Ivey,
Ivey dan zalaquett (2010) menyatakan bahwa konselor harus mampu memadukan
kekuatan-kekuatan pribadi sebagai internal skilldan keterampilan-keterampilan
yang di pelajari sebagai exsternal skill.
Dengan demikian konselor harus bisa menkombinasikan anatara kekuatan-
kaekuatan pribadi (internal skill) dengan Pengetahuan dan keterampilan (eksternal
skill) karena semuanya merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting

1
bagi konselor untuk merujuk kepada penguasaan sistem serta terwujudnya nilai
dan pribadi yang untuk menunjang kerja profesional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian karakteristik ?
2. Bagaimana pribadi konselor yang efektif ?
3. Bagaimana karakteristik pribadi konselor yang efektif ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karakteristik.
2. Untuk mengetahui pribadi konselor yang efektif.
3. Untuk mengetahui karakteristik pribadi konselor yang efektif .

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik
Secara etimologis, istilah karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata
yang terdiri dari kata; karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari
bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia
mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.
Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa
karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang
memiliki pengertian di antaranya:
1. Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat
dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek,
suatu kejadian.
2. Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu
untas atau kesatuan.
3. Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau
moral.
Jadi di antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah
suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Misalnya
karakteristik tafsir artinya suatu sifat yang khas yang terdapat dalam literature
tafsir, seperti sistematika penulisan, sumber penafsiran, metode, corak penafsiran
dan lain sebainya.

2.2 Pribadi Konselor yang Efektif


Pribadi Konselor yang Efektif adalah konselor yang memiliki rasa
kepedulian yang besar terhadap berbagai macam hal untuk menunjang
keterampilan dan pengetahuan baru. Neukrug, (2007:16) konselor yang efektif
setidaknya memiliki hubungan teraputik yang baik, empati menerima tanpa syarat,
pemikiran terbuka, pemikiran yang kompleks, kondisi psikologis yang baik dan
kopetensi.

3
Corey and Corey, (2011:13) konselor efektif mampu bersikap spontan,
kreatif dan berempati akan sangat membantu apabila selama hidupnya konselor
tersebut sudah mengalami berbagai macam pengalaman hidup yang
memungkinkan mereka menyadari keadaan yang dialami oleh konseli sehingga
waspada dan bertindak tepat.
Anwar Sutoyo, (2016:65) konselor adalah penolong, perbuatan menolong
sesama adalah perbuatan yang sangat mulia dan pelakunya disayangi manusia dan
Allah SWT, dijamin Allah mendapatkan balasan berupa pertolongan-Nya didunia
dan akhirat dan selalu mendapatkan perlindunganya, agar perbuatan menolong itu
efektif-berhasil dan bermanfaat bagi pihak yang ditolong dan penolognya sendiri
maka seorang penolong perlu memiliki karakteristik pribadi.
Untuk menjadi pribadi konselor efektif setidaknya seorang konselor
memiliki hal sebagai berikut :
a. Pengetahuan Akademik
Memiliki pengetahuan tentang keilmuan konseling serta menguasai
b. Kualitas Pribadi
Merupakan kemampuan seorang konselor dalam melaksanakan konseling,
diantara ciri-ciri kualitas pribadi konselor tersebut adalah : memiliki
pribadi yang menarik, memiliki kemampuan mendegar yang baik,
memiliki kestabilan emosi, memiliki sifat humoris.
DYP Sugiharto dan Mulawarman (2007:42)
mengemukakan kualitas pribadi konselor yang efektif diantarnya: konselor
yang efektif sangat terampil mendapatkan keterbukaan, konselor efektif
membangkitkan rasa percaya diri, kredibilitas, dan kenyakinan dari orang-
orang yang mereka bantu, berkomunikasi dengan hati-hati dan menghargai
orang-orang yang mereka upayakan dibantu, konselor efektif berusaha
memahami bukan menghakimi tingkah laku orang yang diupayakan
dibantu, mampu bernalar secara sistematis dan berfikir dengan pola
sistem.
Barbara F. Okun (2002). Mengemukakan kualitas pribadi sangat
erat kaitannya dengan profesional. Setidaknya ada tiga hal yang dapat
merefleksi perilaku profesional. Pertama, seorang konselor tidak hanya

4
dibatasi perilaku didalam setting sekolah akan tetapi seharunya disituasi
manapun, kedua menampilkan prilaku yang tidak sesuai dengan tindakan,
ketiga yang paling terpenting siapa saja yang mengaku sebagai seorang
konselor harus tunduk dan patuh terhadap kode etik profesi.
c. Keterampilan Konseling
Konselor efektif harus mempunyai keterampilan konseling agar mampu
melaksanakan kegiatan konseling dengan baik, diantaranya : keterampilan
antar pribadi, keterampilan intervensi, keterampilan integrasi (situasi
khusus)
2.3 Karakteristik Pribadi Konselor yang Efektif
1. Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (Self-knowledge)
Disini berarti bahwa konselor mawas diri atau memahami dirinya dengan
baik, dia memahami secara nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan
itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman ini sangat penting
bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai berikut.
a) Konselor yang memilki persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga
akan memilki persepsi yang kuat terhadap orang lain.
b) Konselor yang terampil memahami dirinya maka ia juga akan memahami
orang lain.
2. Kompetensi (Competence)
Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk
membantu klien. kompetensi sangatlah penting, sebab klien yang dikonseling
akan belajar dan mengembangkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk
mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia. Adapun kompetensi dasar yang
seyogianya dimilki oleh seorang konselor, yang antara lain :
a. Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan
b. Penguasaan konsep bimbingan dan konseling              
c. Penguasaan kemampuan assesmen
d. Penguasaan kemampuan mengembangkan progaram bimbingan
dan konseling

5
e. Penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi layanan
bimbingan dan konseling
f. Penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok
g. Penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi
h. Penguasaan pemahaman konteks budaya, agama dan setting
kebutuhan khusus
3. Kesehatan Psikologis yang Baik
Seorang konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi
kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya, yang mana hal ini memiliki
pengertian akan ketentuan dari konselor dimana konselor harus lebih sehat kondisi
psikisnya daripada klien. Kesehatan psikolpgis konselor yang baik sangat penting
dan berguna bagi hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sahat
psikisnya, maka ia akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang
subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan.

4. Dapat Dipercaya (trustworthness)


Konselor yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya
memiliki kecederungan memilki kualitas sikap dan prilaku sebagai berikut:
a) Memilki pribadi yang konsisten
b) Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya.
c) Tidak pernah membuat orang lain kesal atau kecewa.
d) Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar
janji dan mau membantu secara penuh.
5. Kejujuran (honest)
Yang dimaksud dengan Kejujuran disini memiliki pengertian
bahwa seorang konselor itu diharuskan memiliki sifat yang terbuka, otentik, dan
sejati dalam pembarian layanannya kepada konseli. Jujur disini dalam
pengertian memiliki kongruensi atau kesesuaian dalam kualitas diri actual (real-
self) dengan penilain orang lain terhadap dirinya (public self). Sikap jujur ini
penting dikarnakan:
1. Sikap keterbukaan konselor dan klien memungkinkan hubungan
psikologis yang dekat satu sama lain dalam kegiatan konseling.

6
2. Kejujuaran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik
secara objektif terhadap klien.

6. Kekuatan atau Daya (strength)


Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling,
sebab dengan hal itu klien merasa aman. Klien memandang seorang konselor
sebagi orang yang, tabaha dalam menghadapi masalah, dapat mendorong klien
dalam mengatasi masalahnya, dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah
pribadi.
Konselor yang memilki kekuatan venderung menampilkan kualitas sikap
dan prilaku berikut.
1. Dapat membuat batas waktu yang pantas dalam konseling
2. Bersifat fleksibel
3. Memilki identitas diri yang jelas.

7. Kehangatan (Warmth)
Yang dimaksud dengan bersikap hangat itu adalah ramah, penuh
perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang meminta bantuan
konselor, pada umumnya yang kurang memilki kehangatan dalam hidupnya,
sehingga ia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah, memberikanperhatian,
dan kasih sayang. Melalui konseling klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut
dan melakukan Sharing dengan konseling. Bila hal itu diperoleh maka klien dapat
mengalami perasaan yang nyaman.
8. Pendengar yang Aktif (Active responsiveness)
Konselor secara dinamis telibat dengan seluruh proses konseling. Konselor
yang memiliki kualitas ini akan: (a) mampu berhubungan dengan orang-orang
yang bukan dari kalangannya sendiri saja, dan mampu berbagi ide-ide, perasaan,
(b) membantu klien dalam konseling dengan cara-cara yang bersifat membantu,
(c) memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respon yang
bermakna, (d) berkeinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang
dengan klien dalam konseling.

7
9. Kesabaran
Melaui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien
untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukan
lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar cenderung
menampilkan sikap dan prilaku yang tidak tergesa-gesa.

10. Kepekaan (Sensitivity)


Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan kehalusan dinamika
yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat
penting dalam konseling karena hal ini akan memberikan rasa aman bagi klien
dan klien akan lebih percaya diri apabila berkonsultasi dengan konselor yang
memiliki kepekaan.

11. Kesadaran Holistik


Pendekatan holistik dalam bidang konseling berarti bahwa konselor
memahami secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan. Namun begitu
bukan berarti bahwa konselor seorang yang ahli dalam berbagai hal, disini
menunjukan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang
menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana dimensi yang satu
memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi-dimensi itu meliputi
aspek, fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual.
Konselor yang memiliki kesdaran holistik cenderung menampilkan karakteristik
sebagai berikut.
 Menyadari secara akurat tentang dimensi-dimensi kepribadian yang
kompleks.
 Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan
mempertimbangkan perlunya referal.
 Akrab dan terbuka terhadap berbagai teori.

Anwar Sutoyo, (2016:55) mengatakan. Konselor itu adalah penolong oleh


karena itu seorang penolong perlu memiliki beberapa karakteristik diantaranya :
a. Memiliki pengetahuan, memahami individu yang ditolong dan
memahami hal-hal yang segera perlu ditolong (kesulitan).

8
b. Penyayang, rela berkorban (pikiran, tenaga,materi) senang melihat
orang senang dan susah melihat orang yang susah.
c. Empati terhadap kesulitan orang lain, mampu merasakan apa yang
dirasakan orang lain, tetapi ia tidak hanyut dalam suasana orang lain.
d. Ikhlas dan sabar dalam menolong, tidak mengharapkan balasan dari
siapa pun kecuali Allah SAW.
e. Jujur, perkataan harus sesuai dengan tindakan.
f. Tutur kata yang baik, berkomunikasi dengan baik dan sopan, mudah
dipahami serta tidak menyinggung perasaan orang lain.
g. Memiliki kestabilan emosi, tidak mudah tersinggung dan marah.
Sudah seharunya semua karakteristik diatas ada pada pribadi konselor agar
tidak terjadi kesenjangan dalam proses konseling maupun pelaksanaan tugas
sebagai seorang penolong (konselor), karakteristik ini tidak akan terjadi jika
pribadi seorang konselor tidak berkaca pada pribadinya sendiri dan menilai
kekurangannya.
Konselor profesional menjadi tokoh yang dicontoh oleh konselinya
didasari terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dilakukan ketika dalam
melaksankan konseling dan layanan, Remley, Tp, Jr, (2005) mengungkapkan
konselor berperilaku secara tepat terkait dengan pandangan nilai:
a. Seorang konselor memiliki pribadi yang positif,
b. Pemahaman terhadap isu etis dalam konseling,
c. Pemahaman akan multibudaya,
d. Membangun hubungan harmonis antar konselor-konseli yang efektif,
e. Konselor dapat memahami prinsip-prinsip keyakinan dan nilai dari
pandangan konseli.
Sehingga perilaku dan karakteristik sangat menentukan pribadi konselor
untuk menjadi tolak ukur terhadap pribadi yang efektif berorientasi pada tuntutan
profesi.
Menurut surya, (2003) ada beberapa karakteristik kualitas pribadi konselor
yang efektif :
a. Pegetahuan mengenai diri sendiri,

9
b. Kompetensi, sebagai kualitas diri baik itu fisik, intelektual, emosional,
serta moral,
c. Dapat dipercaya,
d. Dapat menjamin kerahasian konseli,
e. Kehangatan dan
f. Kebebasan dalam mengutarakan isi hati.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karakteristik merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap
pribadi konselor sehingga dasar yang sangat perlu di aplikasikan pada kualitas
pribadi konselor, tuntutan terhadap peningkatan kualitas dan karakter pribadi
konselor menjadikan pemahaman yang sangat penting dalam menumbuhkan
karakter pribadi konselor yang efektif.
Kualitas pribadi konselor akan menunjang keberhasilan dalam proses
pelayanan konseling. selain kualitas pribadi yang harus dimiliki, seorang konselor
juga harus memahami berbagai keterampilan didalam konseling yang akan
mempengaruhi proses pelayanan yang akan merunjuk berhasil tidaknya seorang
konselor dalam menangani suatu permasalahan dari klien.
Kualitas kepribadian konselor yang efektif adalah semua kriteria
keunggulan, termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan nilai-
nilai yang dimiliki yang semuanya akan memudahkan dalam menjalankan proses
konseling sehingga mencapai tujuan dengan berhasil (efektif).

11
DAFTAR PUSTAKA
Corey, M.S (2011). Becoming a Helper, USA:Thomson Brooks/cole

Corey, G (2009) theory and practice of counseling and psycoterapi.


Newyork :Brppks/ColePublishing Company
Republik Indonesia (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentnag sistem
pendidikan Nasional. Lembar Negara RI No. 4301. Sekretariat Negara.
Jakarta.

Anwar, S (2016). Menjadi Penolong. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

DYP. Mugiharto dan Mulawarman (2007). Psikologi Konseling. Buku Ajar


Unnes. Semarang.

Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung : C.V. Pustaka Bani Quraisy.

Syamsu, Yusuf, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:


Rosda
Juntika, Ahmad. 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Refika Aditama

12

Anda mungkin juga menyukai