Anda di halaman 1dari 47

Profesi Pendidikan

Kelompok 6
Onny Ria Putri Pratiwi
Adisti Syahputri
Eliana
Masyhur Fitri
M. Syibran
BAB I
Meningkatkan Kualitas Layanan
Belajar Dengan Sentuhan
Pendidik Yang Profesional
Konsep dan Makna Profesi
Pendidikan

Profesionalisme merupakan sikap profesional yang


berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok
sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu
luang atau sebagai hoby. Seorang profesional
mempunyai kebermaknaan ahli (expert) dengan
pengetahuan yang dimiliki dalam melayani
pekerjaannya.
 makna profesionalisme adalah
1. Makna dan Ciri-ciri Suatu suatu terminologi yang menjelaskan
Profesi bahwa setiap pekerjaan hendaklah di
kerjakan oleh seorang yang
mempunyai keahlian dalam
Guru kelas SD dan guru
bidangnya atau profesinya.
bidang studi di SMP dan Ciri-ciri profesi menurut More
SMA mengemban 1. seorang profesional menggunakan
kewajiban untuk turut aktif waktu penuh untuk menjalankan
membantu melaksanakan pekerjaannya.
berbagai program 2. anggota organisasi profesional
penbelajaran. yang formal.
Tenaga guru 3. menguasai pengetahuan yang
menggerakkan dan berguna dan dasar pelatihan
mendorong peserta didik keahlian atau pendidikan yang
sangat khusus.
agar semangat dalam
4. terkait oleh syarat-syarat
belajar, sehingga semangat kompetensi khusus.
belajar peserta didik itu
benar-benar dapat dibuat 2. Tenaga Pendidikan
bidang ilmu yang sebagai Profesi
dipelajari.
Standar yang Dipersyaratkan Menjadi
Guru yang Profesional

Pembahasan pada bagian ini mengenai standar yang


di persyaratkan menjadi guru yang profesional
meliputi tugas dan tanggung jawab guru, guru
profesional senantiasa meningkatkan kualitasnya,
standar profesional guru di indonesia, dan kode etik
dan kepribadian guru.
Tugas dan tanggung jawab guru ini
sangat besar dan luas,
Tugas dan
menginventarisir tugas guru secara
tanggung jawab
gsris besar yaitu :
guru •Mengarah dan membimbing anak
sehingga memiliki kedewasaan
dalam bicara, bertindak dan
Guru yang memenuhi bersikap.
standar adalah guru •Melakukan tugasnya dengan
sempurna sebagai amanat profesi.
yang memenuhi
•Membimbing anak untuk belajar
kualifikasi yang memahami dan menyelesaikan
dipersyaratkan dan masalah yang di hadapi muridnya.
memahami benar apa
yang harus dilakukan,
baik ketika di dalam Standar
maupun di luar kelas. profesional guru
Kompetensi pedagogik, Kepribadian,
Sosial, dan Profesional
1. Kopetensi pedagogik terdiri dari sub-kompetensi
 Berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata
pelajaran yang di ajarkan.
 Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar
kompetensi (SK) dan kopetensi dasar (KD).
 Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) Berdasarkan
silabus yang telah di kembangkan.

2. Dilihat dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukkan


kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yaitu:
 Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak suaatu
norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku.
 Dewasa yang berarti mempunya kemandirian untuk bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
 Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh
positif terhadap peserta didik.
3. Kopetensi sosial artinya terkait dengan kemampuan guru
sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara
efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang
lain.

4. Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi menurut


Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-Kompetensi
• Memahami pelajaran yang telah di persiapkan untuk
mengajar
• Memahami standar kopetensi dan standar isi mata pelajari
yang tertera dalam peraturan materi serta bahan ajar yang
ada dalam kurikulum tingkat suatu pendidikan.
• Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
BAB II
Profesi Guru Dan Kependidikan
Dalam Sistem Administrasi Dan
Manajemen Pendidikan
Konsep Dasar  Administrasi dalam arti luas
Administrasi menurut The Liang Gie (1980) adalah
Pendidikan segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam
kerjasama mencapai tujuan tertentu.
Manajemen sering diartikan  Administrasi pendidikansering kali
sebagai ilmu, kiat, dan diartikan secara sempit sebagai semata-
profesi. Menurut Luther mata ketatausahaan seperti
menyelenggarakan surat menyurat,
Gulick, manajemen
mengatur dan mencatat penerimaan,
dikatakan sebagai ilmu penyimpaan, mendokumentasikan
karena dipandang sebagai kegiatan dan lain-lain.
suatu bidang pengetahuan
yang secara sistematik
berusaha memahami Konsep Dasar
mengapa dan bagaimana Manajemen
Pendidikan
orang bekerja sama.
Fungsi-fungsi Administrasi dan Manajemen
Pendidikan
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan menjadi begitu penting sebagai strategi awal yang perlu
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Perencana memikirkan apa yang
diperlukan untuk kegiatan itu, memilih dan menentukan apa yang diperlukan
dan menentukan aktivitas-aktivitas yang dianggap perlu dilaksanakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manajer
pada semua tingkatan, jenis kegiatan dan bentuk organisasi besar atau kecil,
bisnis atau negara. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk menentukan siapa
yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.

3. Fungsi Penggerakan (Actuating)


Dalam konteks organisasi sekolah, actuating berarti kepala sekolah memberi
petunjuk-petunjuk kepada guru dan personel sekolah lainnya bagaimana cara
tugas-tugas harus dilaksanakan dan dilaporkan memberikan bimbingan
selanjutnya dalam rangka perbaikan cara-cara bekerja, mengadakan
pengawasan dan kontrol terhadap pelaksanaan instruksi-instruksi.
4. Fungsi pengoordinasian
Pada pokonya pengoordinasian menurud The Liang Gie (1983:216)
merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatupadukan
berlangsung secara tertip dan seirama, percecokan, kekembaran kerja atau
kekosongan kerja. Koordinasi dalam operasonalnya adalah mengerjakan
unit-unit, orang-orang, lalu-lintas informasi, dan pengawasan efektif
mungkin. Semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yag telah
ditentukan sebelumnya.

5. Fungsi pengarahan
Guru dan karyawan sekolah mempunyai beberapa tugas, dalam oprasional
khususnya dalam pengunaan fasilitas, angaran, waktu, dan sebagainya
sehingga mereka memerlukan arahan yang jelas dari pimpinan agar kerja
sesuai dengan rencana. Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang
diberikan kepada anggota oarganisasi , sehingga mereka menjadi karyawan
berpengetahuan dan akar bekerja efektif menuju sasaran yang telah di
tetapkan organisasi termasuk memberikan orientasi pegawai berkaitan
denagn hubungan antara bagian, antara pribai, kebijaksanaan, dan tujuan
organisasi.
BAB 3
Guru Profesional Mempunyai Kemampuan
Melakukan Pengembagan Kurikulum
Mendukug Proses Pembelajaran
GURU PROFESIONAL MEMPUNYAI KEMAMPUAN
MELAKUKAN PENGEMBAGAN KURIKULUM
MENDUKUG PROSES PEMBELAJARAN

Pada era informasi ada komunikasi mendorong tingginya persaingan, persyaratan


kerja, dan perubahan orientasi yang menuntut dunia pendidikan harus melakukan
perubahan dan menyesuaikan kompetensi lulusan. Perubahan dan penyesuaian ini
menyebabkan terjadinya perubahan paradigma pengetahuan, belajar, dan mengajar
yang mau tidak mau harus melakukan perubahan kurikulum. Karena, pembelajaran
merupakan implementasi kurikulum, sebagai kegiatan berupa pengalaman belajar
( Segala, 2007: 230).
Kuriulum di persiapkan dan dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik
mencapai tujuan pendidikan, dan bekal mereka hidup di masyarakat. Mempersiapkan
peserta didik dengan memberikan pengalaman agar mereka dapat mengembangkan
kemampuanya sesuai minat dan bakatnya, dan memiliki kemampuan
menginternalisasikan nilai dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma-norma
masyarakat.
Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum

• Kurikulum menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup dan mempersembahkan


karyanya dalam masyarakat. Dengan demkian dalam sistem pendidikan,
kurikulum merupakan kompenen penting untuk menjelaskan tujuan dan arah
pendidikan serta pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik. Sejalan
dengan hal itu Segala (2007) menegaskan bahwa kurikulum merupakan salah
satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya kinerja suatu pendidikan oleh
karena itu kurikulum harus dikelola secara baik dan profesional oleh orang yang
profesional. Secara langsung maupun tidak penyampaian kurikulum program
pendidikan menurut adanya tanggung jawab guru sebagai pelaksana proses
belajar mengajar di sekolah, tanggung jawab guru ini khusus dalam hubungannya
dengan layanan belajar peserta didik. Karenanya dalam melaksanakan tugas,
guru dituntut memiliki ketrampilan profesinal yang tinggi dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan kurikulum.
Pengertian Kurikulum

• Menurut grayson (1978), kurikulum adalah suatu


perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out comes)
yang diharapkan dari suatu pembelajaran. UUSPN No. 20
tahun 2003 pasal 1, ayat 19 mengatakan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum dapat di artikan
sebagai program pengajaran suatu jenjang pendidikan.
Prinsip- Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
• Sukmadinata (2000 : 150-152) menyebutkan prinsip pengembagan kurikulum prinsip umum secara mikro dan
prinsip khusus. Prinsip umum terjadi karna lima prinsip yang harus dipegang dalam pengembagan kurikulum,
yaitu :
• Prinsip relevansi, terdapat dua macam relevansi yang harus dimiliki oleh kurikulum yaitu:
– relevan dalam kurikulum sendiri yakni ada kesesuaian atau konsiensi antara komponen-komponen
kurikulum, yaitu antara tujun, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan
suatu keterpadua kurikulum.
– Relevansi ke luar berbentuk kesesuaian desain kurikulum dangan tuntutan perkembangan dan kebutuhan
lapangan berdasarkan need analysis. Dan kesesuaian mutu lulusan dengan standar pengguna ( standar
kompetensi).
• Prinsip fleksibilitas , yakni desain kurikulum memimiliki sifat lentur ( fleksibel) dalam mengorganisir dan melayani
kebutuhan pengguna ( melalui program efektif) dan kemampuan dan pengalaman peserta melalui pembelajara
variasi.
• Prinsip kontinuitas, yaitu perkembagan dan proses belajar anak berlangsung secara kesinambungan, tidak
terputus-putus atau terhenti- henti.
• Prinsip praktis , mudah dilaksanakan , menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah.
• Prinsip efektivitas dan efisiensi ,prinsip efektifitas berkaitan dengan pengendalian mutu keberhasilan proses
kurikulum ( pembelajran) dalam melejitkan dan mengoptimalkan perkembangan peserta, sedangkan prinsip
efesien berkaitan degan pengendalian mutu ketepatan pelaksanaan kurikulum dan manfaatan komponen
pendukung.
Model Pengembagan kurikulum
• Model Taba
Model pengembagan olehh Taba ( 1962) lebih menitiberatkan bagaimana cara mengembangkan kurikulum sebagai
suatu proses memperbaiki dan menyempurnakan dengan cara induktif.
• Model tyler
Model pengembagan kurikulum menurut Tyler (1949) lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai
tujuan dan misi suatu lembaga pendidikan.
• Model Weinstein dan Fantini
Menurut Weinsten dan Fantini ( 1970) bahwa, satu model dikembangkan melalui perwakilan dari perpindahan
kedudukan : model ini memusatkan pada kebutuhan dan perhatian dari orang yang belajar.
• Model Miller dan Seller
Model implementasi kurikulum yang dikembangkan dan digunakan menurut Miller dan Seller mengintrodusir model
“Concerens Based Aduption Model (CBMA) yang dikembangkan oleh Hail dan Loucks (1978). Model ini
mengindentifikasi variasi tingkatan (level) guru dalam hal inovasi dan bagaimana guru itu menggunakan inovasi
tersebut dalam pembelajaran di kelas. Model ini adalah model yang bersifat deskriptif, namun demikian data
eskriptif ini dapat membantu pengembangan kurikulum guru mengembangkan strategi implementasinya.
• Model Rogers
Pemilihan target dari sistem pendidíkan. Kriteria dalam penentuan target ini yang menjadi pegangan adalah adanya
kesediaan dari pejabat pendidikan/administrator untuk turut serta secara intensit, Caranya dapat dilakukan
misalnya selama satu minggu pejabat pendidikan/administrator ikut serta melakukan kegiatan kelompok dalam
suasana yang relaks, tidak formal.
• Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum ini adalah terjemahan kurikulum dokumen menjadi kurikulum sebagai aktivitas atau
kenyataan seperangkat kegiatan yang menyusul kekuatan untuk mencapai sasaran.
Guru Profesional Mampu Mengembangkan dan
Mengimplementasikan Kurikulum
• Kompetensi Pendidik
Kompetensi tentang pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan
direfleksikan dalam kompetensi berpikir dan berbicara.
• Guru melakukan Sentuhan Pedagogik dalam Mengembangkan Kurikulum
Kompetensi pedagogik sumber daya pendidik Perikanan dan pembelajaran, peserta pelatihan bagaimana
BAB
pendidik mengembangakan kurikulum dengan memiliki 4 atau landasan kependidikan.
wawasan
PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK AKTIF DAN
• Model Kurikulum dan Hasil Belajar
Pengalaman belajar yang dihasilkan oleh pendidik akan manajemen untuk peserta dídik tentang mereka
BERMAKNA
telah didukung kurikulum yang disiapkan dan dilibatkan keteramplannya.
• Kurikulum Teknologis atau Kompetensi
Kurikulum dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan yang memiliki kompetensi dengan pendidikan
klasik yang diperuntukkan pada kurikulum, yang diarahkan pada penguasaan kompetensi (Sukmadinata,
2002: 96).
• Scan Kurikulum
Sebelum dilakukan implementasi kurikulum, bagi para perencana dan pengujian Kurkulum perlu dilakukan
analisis dengan cara membedah (pemindaian) kurikulunm Pindai dilakukan kurikulum untuk mencari tahu
peta kurikulum untuk satu semester dan satu tahun.
PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK AKTIF
DAN BERMAKNA
• Pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik
menggunakan asas pendidikan atau teori belajar merupakan
penentu keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, pengajaran dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan pembelajaran
dilakukan oleh peserta didik pelatihan keterampilan dan
pengetahuan tentang materi-materi pelajaran.
Pembelajaran Aktif Kreatif dan menyenangkan

• Pembelajaran penuh makna sesuai kebutuhan dan minat


peserta didik, dan sedekat mungkin dengan bantuan dan
kegunaannya dalam kehidupan, inilah yang disebut sebagai
pembelajaran bermanfaat (artinya belajar membahas
bagian ini pada diskusi tentang pengalaman belajar.
• Pengalaman mengenai pembelajaran.
• Belajar sebagai Perubahan Tingkah Laku .
• Belajar Membangun Makna Melalui Implementasi
pembelajaran.
Moving Class untuk mrningkatkan kualitas
pembelajaran

• Perkembangan dan peningkatan sekolah yang dapat


bersaing, dan meraih sukses, adalah sekolah yang
mengajarkan pendidikan sekurang- meningkatkan
pembangunan sama dengan standar nasional pendidkan
Kemudian dalam perkembangannya mampu menerapkan
kurikulum berstandar intemasional.
• Model Pembelajaran Moving Class di Sekolah
Agar belajar lebih interaktif, sekolah dapat mengatur dengan cara berpindah
kelas(moving class) Moving class, merupakan sistem pendidikan telah lama
dimplementasikan diberbagai sekolah di luar negen, Lewat sistem ini, para
peserta didik dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar di setiap
kelas yang ada.
• Aspek Podagogis dalam Pombelajaran Moving Class
Pedagogi borasal dari bahasa Yunanl"paidagogia yang berasal dari pedagogue
pemimpin anak-anak(Komaruddin, 2000:178), Pedagogi suatu ilm yang
berhubungan dengan prinsip-prinoip dan metode mengajar, membimbing dan
mengawasi pelajaran. Jadi, dari segi pedagogis, moving class membutuhkan
rekam jejak kemajuan proses pembelajaran peserta didik(protofolio), sesuatu
hal yang diabaikan dalam kelas konvensional, yang misalnya tercermin dalam
kesalahpahaman guru konvensional tentang program remedial.
• Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam Menerapkan moving class
Proses belajar mengajar menggunakan kelas pindah (kelas bergerak) Kursus ini
menggunakan Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam pembelajarannya. SKS merupakan
suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang memuat peserta didik, tugas mengajar
tenaga pengajar, dan program penyelenggaraan lembaga pendidikan yang dimasukkan dalam
Satuan Kredit Semester (SKS), Satuan Kredit Semester merupakan jumlah yang bertambah
jumlah per jam dan semester yang dikirim sesuai ukuran waktu atau satuan waktu yang
dibatasi dalam program lengkap satu jenjang pendidikan.
• Sekolah Kategori Mandiri
Melaksanakan Pembelajaran di Sekolah Kategori Mandiri (SKM) berdasarkan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah meneltapkan
kebjakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar
pendidikan nasional ke dalam kategori, mandiri dan bertaraf internasional, Pasal Ayat 2 dan
Ayat 3 Peraturan Pemerintah mengenai Standar Nasional Pendidíkan, maka Pemerintah
memiliki kepentingan untuk memetakan sekolah menjadi sekolah yang sudah memenuhi
Standar Pendidikan Nasional dan sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
• Strategi Pelaksanaan Kelas Bergerak di dalam SKM
Strategi pembelajaran dengan sistem "kelas bergerak merupakan salah satu
persyaratan SKM dilaksanakan dengan kelas mata pelajaran. Dukungan ini
mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran
mata pelajaran khusus atau untuk rumpun tertentu.
• Lingkungan Sekolah Model moving class
Lingkungan sekolah yang menerapkan model'moving kelas ditemui dengan perawatan
yang intensif ditandai dengan banyak tanaman di mana- mana dan pepohonannya
rindang.
• Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Model pembelajaran moving class.
Hambatan yang utama dan sangat mendominasi dalam melaksanakan pembelajaran
"moving class ''adalah dukungan pemerintah kabupaten / kota untuk sekolah negeri
dan dukungan yayasan pendidikan untuk sekolah swasta soal pengadaan sarana dan
prasarana untuk menunjang pelaksanaannya.
BAB 6
Menjamin Mutu Melalui Supervisi
Pembelajaran Dan Manajemen
Sekolah Dalam Perspektif Profesi
Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan terkait dengan
peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Peningkatan.
Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan, perbaikan
kurikulum, peningkatan mutu guru, penyediaan sarana dan
prasarana, perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan
organisasi sekolah, perbaikan manajemen, pengawasan dan
perundang-undangan.
Pendidikan akan bermutu jika sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat (bench mark) dapat dipenuhi.
Apabila suatu sekolah telah mencapai standar mutu yang
dipersyaratkan, maka sekolah tersebut secara bertahap
mampu mencapai mutu yang kompetitif baik yang bertaraf
nasional maupun bertaraf internasional.
Konsep Supervisi
Pendidikan

Prinsip-Prinsip
Supervisi

Arti dan Pengawasan oleh


makna Pengawas
supervisi sebagai Jabatan
Fungsional
pendidikan Pendidikan
Fungsi Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah layanan atau
bantuan bagi guru untuk mengembangkan belajar
mengajar. Konsep supervisi sebenarya di arahkan
pada pembinaan. Artinya kepala sekolah, guru
dan orang lain di sekolah diberi fasilitas untuk
meningkatkan kemampuannya dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Fungs fungsi supervisi itu harus dijalankan
agar tujuannya dapat tercapai secara optimal.
Supervisor pendidikan yang profesional menurut
Anwar dan Sagala (2004: 158)
Tujuan supervisi pendidikan

 membina kopala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan


sekolah yang sebenarya dan mengatur sekolah mencapai tujuan itu;
 memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang berguna
dan bermanfaat bagi masyarakat,
 membantu kepala sekolah dan guru-guru mengadakan diagnosa secara
kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan belajar
mengajar, serta menolong merencanakan perbaikan-perbaikan;
 meningkatkan kesadaran kepala sekolah, guru dan warga sekolah lainnya
terhadap tatakerja yang demokratis dan koperatif, dengan memperbesar
kesediaan tolong menolong;
 memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya
secara maksimal dalam bidang profesinya;
 membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada
masyarakat dalam pengembangan program-program pendidkan;
 melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntunan-tuntutan
yang tidak wajar dan kritk-knik tidak sehat dari masyarakat;
1. Teknik Supervisi yang
Bersifat Kelompok
a. pertemuan orientasi
b. Rapat guru
Teknik- c. Studi kelompok antar guru
d. Diskusi sebagai
teknik pertukaran pikiran atau
Supervisi pendapat
Pendidikan e. Workshop (Lokakarya)
f. Tukar menukar
pengalaman (sharing of
experience)
2. Teknik individual dalam supervisi
a. Kunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Percakapan pibadi
d. Inter visitasi
e. Penyeleksi berbagai sumber materi
untuk mengajar
f. Menilai diri sendiri
3. Perilaku supervisor yang
diharapkan
a. Sifat yang berhubungan dengan
kepribadiannya
b. Sifat yang berhubungan dengan
profesi
c. Sifat-sifat supervisor yang
dikehendaki “supervisee”
d. Supervisor yang demokrasi
harapan semua pihak
Lanjutan...

4. Diskusi panel
5. Seminar sebagai sarana pendalaman
berbagai masalah pe mbelajaran
6. Simposium sebagai sarana bertukar
pikiran
7. Demonstrasi mengajar
8. Buletin supervisi sebagai salah satu
alat komunikasi
BAB 7
Bimbingan dan Konseling Sebagai
Jabatan Profesional
Bimbingan mengandung
dua arti yaitu:
(1) memberikan
Informasi.
Bimbingan (2) menuntun atau
mgarahkan kea rah
suatu tujuan yang
Konselor adalah spesifik.
seseorang yang
berkewajiban
membantu siswa yang Konselor
mengalami kesulitan,
baik yang berkenaan
dengan proses belejar
yang dialaminya
maupun kesulitan-
kesulitan pribadi
Tugas-Tugas Konselor Sekolah

• Bertangung jawab.
• Mengumpulkan dan menyusun data.
• Memilih dan mempergunakan berbagai instrument tes psikologis.
• Melaksanakan bimbingan kolompok maupun bimbingan individual
(wawancara konseling).
• Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan’ menyusun
dan mempergunakan imformasi tentang berbagai permasalahan
pendidikan dan pekerjaan, jabatan atau karier, yang dibutukan oleh
guru bidang studi dalam proses belajar mengajar di kelas.
• Meleyani orang tua/wali murid yang ingin mengadakan konsultasi
tentang anaknya.
Persyaratan Konselor sekolah

Seorang konselor harus memenuhi


persyaratan tertent:
1. Penerima (acceptance)
2. Penuh pemahaman (understanding)
3. Kesugguhannya (sincerity)
4. Kemampuan
berkomunikasi (communication)
Tujuan Bimbingan Konseling
Ada beberapa tujuan program bimbingan di sekolah yaitu:
1. Membantu para siswa untuk lebih mengenal sekolahnya.
2. Membantu siswa dalam menentukan, mengukur dan
memahami potensi-potensi/kemampuan-kemampuan.
3. Membantu siswa untuk lebih mengenal lingkungan
sekitarnya terutama lapangan kerja.
4. Membantu siswa untuk memilih salah satu sebagian dari
keseluruhan karir yang ditetapkannya.
5. Membantu siswa untuk memperoleh pengertian yang
lebih baik tentang kualitas perbedaan individual.
6. Memberikan berbagai informasi kepada semua pihak
termasuk orang tua, guru dan staf lainnya.
Fungsi Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling mempunyai beberapa fungsi dalam
petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk
SLTP dan SMU, yaitu :

1. fungsi 2. fungsi 3. fungsi membantu


pemahaman pencegahan dan memperbaiki
individu pengembangan penyesuaian diri
BAB 8
Peranserta Masyarakat dalam
Manajemen Sekolah
Peranserta masyarakat, antara
lain dapat berupa keterlibatannya
dalam pengambilan keputusan,
pendelegasian kewenangan,
keterlibatan pengiriman jasa,
konsultasi masalah sekolah,
kehadiran ke sekolah,
sumbangan, dan pelayanan.
Persiapan Sosial Keterlibatan Masyarakat
dalam Pendidikan

Pengembangan kualitas manajemen pendidikan


dan kualitas layanan belajar dalam implementasi
desentralisasi pemerintahan. Akan dapat dipenuhi
jika pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki
komitmen yang kuat meningkatkannya dan
meningkatkan mutu partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Keterlibatan Masyarakat dalam
Pendidikan

Masyarakat ingin memperoleh layanan


pendidikan yang bermutu. Untuk dapat
memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas, sekolah harus dapat menjalin
kerjasama sinergis dengan keluarga dan
masyarakat. Kenasama sinergis itu untuk
menciplakan proses pengajaran dan
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan,
agar peserta didik merjadi manusia yang
berpendidikan dan warganegara yang produktif.
Identifikasi Jenis-Jenis
Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu


pendidikan dan proses belajar mengajar di
sekolah menempati posisi yang penting. Dalam
konteks otonomi dan pemberdayaan sekolah,
partisipasi masyarakat harus ditangani dan
dibangun secara serius agar tumbuh kesadaran
akan pentingnya keteribatan masyarakat dalam
pendidikan.
Strategi Peningkatan
Peranserta Masyarakat

Pemerintah daerah kabupaten/kota, dinas


pendidikan, sekolah perlu menentukan strategi
mengkomunikasikan pendidikan ke masyarakat.
Strategi ini akan mendorong masyarakat
memahami esensi dari pembangunan pendidíkan
di daerahnya, sehingga mereka secara sukarela
bersedia memberikan kontribusinya kepada
sekolah baik berupa pemikiran, materi, maupun
bantuan lainnya yang bermanfaat bagi sekolah.,
Thank You
Gaessss...

Anda mungkin juga menyukai