Dosen Pengampu :
Rosita Mubadillah, M.Pd
Disusun Oleh :
Muhammad Ulinnuha (202200107)
Nadila (202200109)
2
Jennifer Brier and lia dwi jayanti, (2020), 1–9
<http://journal.umsurabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203>.
2) Strategi Debirokratisasi
Yaitu strategi untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang dapat
menghambat pada pengembangan diri guru. Strategi ini dapat dilakukan
dengan cara mengurangi dan menyederhanakan berbagai prosedur yang
dapat menjadi hambatan bagi pengembangan diri Guru serta menyulitkan
bagi masyarakat.
Untuk melakukan profesionalisasi ada tiga pengembangan yang
ditawarkan oleh R.D. Lansbury yang dapat dijadikan sebagai kerangka
dalam merumuskan strategi pengembangan yakni:
a) Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan karakter yang
melekat dalam suatu profesi, sehingga profesi itu benar-benar
dijalankan sesuai dengan tuntunan profesional.
b) Pendekatan institusional, yaitu pendekatan yang lebih memandang
profesionalitas sebagai suatu proses konstitusional atau
perkembangan asosional.
c) Pendekatan legalistik, merupakan upaya profesionalisasi yang
menekankan pada adanya pengakuan suatu profesi oleh negara.
2. Prinsip pengembangan profesi guru
Menurut Sudarwan Danim menyebutkan ada dua prinsip pengembangan
profesi guru yaitu prinsip umum dan khusus. Prinsip umum pengembangan Guru
sebagai berikut:
1) Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.
2) Satu kesatuan yang sitematis dengan sistem yang terbuka dan multimakna.
3) Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
4) Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
Prinsip khusus atau operasional pengembangan profesi guru meliputi hal
sebagai berikut:
1) Ilmiah, materi harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
2) Relevan, berorientasi pada tugas pokok dan fungsi guru sebagai
professional.
3) Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi guru berhubungan secara
fungsional.
4) Konsisten, hubungan yang ajeg dan taat asas antar kompetensi dan
indikator
5) Aktual dan kontekstual
6) Fleksibel
7) Demokratis, guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
dengan proses pembinaan dan pengembangan profesionalitas
8) Objektif, mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan
indikator terukur dari kompetensi profesinya.
9) Komprehensif
10) Mandiri
11) Professional
12) Bertahap
13) Berjenjang
14) Berkelanjutan
15) Accountable
16) Efektif
17) Efisien
Inisiatif pengembangan keprofesian guru idealnya banya berasal dari
Prakarsa Lembaga dengan proses pembiasaan, yang kemudian guru dapat
tumbuh dengan sendirinya.3
3. Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru
1) Pendidikan dan pelatihan
a. In-house training (IHT)
Ialah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja
guru, sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelanggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT
dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam
meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara
eksternal, tetapi bisa juga secara internal. Diharapkan program ini dapat
menghemat waktu dan biaya.
b. Program Magang
3
Heri Susanto, Buku Profesi Keguruan, 2020.
Merupakan pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industri
yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi professional
Guru. Program ini diperuntukkan bagi Guru dan dilakukan selama
periode tertentu seperti magang di sekolah.
c. Kemitraan sekolah
Pelatihan ini dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dan sekolah
yang kurang baik, antara sekolah negeri atau sekolah swasta.
Pembinaan mitra sekolah ini dilakukan agar terjadi transfer nilai-nilai
kebaikan dari beberapa keunikan dan kelebihan yang dimiliki mitra
kepada mitra yang lain.
d. Belajar jarak jauh
Pelatihan ini dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan
peserta pelatihan dalam satu tempat, melainkan dengan sistem
pelayihan internet dan sejenisnya. Pelatihan ini dipertimbangkan bahwa
tidak semua Guru terutama didaerah yang tepencil dapat mengikuti
pelatihan di kota kabupaten.
e. Pelatihan berjenjang khusus
Dilaksanakan di Lembaga-lembaga pelatihan yang berwenang, dimana
program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah,
lanjut dan tinggi. Jenjang disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan
jenis kompetensi.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau Lembaga Pendidikan lain.
Dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam
beberapa kemampuan melakukan tindakan kelas, menyusun karya
ilmiah dan mengevaluasi pembelajaran.
g. Pembinaan internal oleh sekolah
Dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki
kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas, mengajar,
pemberian tugas internal tambahan, dan diskusi rekan sejawat.
h. Pendidikan lanjut
Pembinaan guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif
bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan
guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan
memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru
yang berprestasi.
2) Non -pendidikan dan pelatihan.
a. Diskusi masalah pendidikan
Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai
dengan masalah yang dialamai sekolah. melalui diskusi berkala
diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi
berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah
peningkatan kompetensi dan pengembangan kariernya.
b. Seminar
c. Workshop
kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi mauapun pengembangan
kariernya. Workshop dapat dilakukan,misalnya dalam kegiatan
menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
sertapenulisan rencana pembelajaran.
d. Penelitian
Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran,
ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi
pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi/ karya seni.
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang
bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni
yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.4
ANALISIS
Pengembangan profesionalitas guru didefinisikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang
menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan
metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan
komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Guru profesional adalah guru yang menyadari bahwa dirinya adalah pribadi
yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar. Sehingga, guru
secara terus-menerus perlu mengembangkan pengetahuannya tentang bagaimana
seharusnya peserta didik itu belajar. Perwujudannya, jika terjadi kegagalan pada
peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan akar penyebabnya dan mencari
solusi bersama peserta didik, bukan mendiamkannya atau malahan menyalahkannya.
Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah kesediaan untuk mengenali diri dan
kehendak untuk memurnikan keguruannya serta mau belajar dengan meluangkan
waktu untuk menjadi guru.
Strategi dalam pengembangan profesionalitas dapat dirumuskan ke dalam tiga
level yaitu: pertama upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru secara
pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan atau tanpa
bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan
mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga
melalui berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat
diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru. Sedangkan level
ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka manajemen pendidikan
nasional.
4
Ryan, Cooper, and Tauer. Toward a Media History of Documents, 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Ayu Dwi Kesuma, and Nani Imaniyati, ‘Pengembangan Profesi Guru Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru’, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2 (2017), 93
<https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8109>