Anda di halaman 1dari 14

SYARAT-SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL

MAKALAH
Sebagai tugas kelompok diskusi pada
Profesi Pendidikan kelas 04

Disusun Oleh : Kelompok 5

Rifani : 21061010300
M.Deka : 21061010300
Nelli Desianti : 2106101030011
Nurul Fazira : 21061010300
Yulisa Safira : 2106101030027

Dosen Pengampu :
Dr. Ismail, S.Pd.,M.Pd.
197507062006041007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional. Makalah ini di susun
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Profesi Pendidikan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan
tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya.

Banda Aceh, Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi
pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini
menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.
Demikian pun dalam upaya pembelajaran guru dituntut memiliki multi
peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Agar
dapat mengajar dengan efektif guru harus meningkatkkan kesempatan belajar bagi
siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.
Guru dapat dikatakan profesional apabila dalam proses pembelajaran
melibatkan beberapa unsur atau komponen pembelajaran. Pembelajaran menurut
Oemar Hamalik kriteria guru profesional diantaranya yaitu : mampu memecahkan
dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Bila kompetensi guru dibangun berdasarkan keahlian bidang studi yang
diajarkan, maka profesi guru akan lebih berbicara tentang profesi guru pada
umumnya tidak tergantung kepada apa yang mereka ajarkan dan dijenjang mana
mereka mengajar.Dengan demikian sesunggungnya pengelolaan pengajaran
membutuhkan dinamika profesi keguruan, agar dapat membantu dan menopang
tugas guru serta fungsi guru sebagai transfer of knowledge atau mu’alim dan
transfer of values atau muaddib, dalam rangka menuju pengajaran yang berhasil
dan proses belajar mengajar yang kondusif, sesuai dengan lajunya irama
perkembangan pemikiran manusia.
Dalam meningkatkan profesi dan kompetensi seorang guru haruslah
mempunyai sebuah keahlian dalam bidang yang di embannya karena adanya
sebuah tuntutan yang harus dikerjakan bagi seorang pendidik supaya mutu
pendidikan di sebuah lembaga bisa tercapai.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, kami perlu menyusun rumusan masalah
yang akan dipaparkan lebih jelas seperti sebagai berikut :
1. Konsep profesi ciri-ciri guru profesional
2. Kompetensi yang harus dimiliki guru (kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial)
3. Strategi menjadi guru profesional
4. Pengembangan sikap profesional
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasa ini yaitu sesuai dengan rumusan masalah
yang telah disampaikan. Berikut tujuan dari pembahasan makalah ini :
1. Untuk mengetahui konsep profesi ciri-ciri guru profesional
2. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki guru
3. Untuk mengetahui strategi menjadi guru profesional
4. Untuk mengetahui pengembangan sikap profesional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Profesi Ciri-Ciri Guru Profesional


2.1.1 Konsep Profesi Guru
Di dalam masyarakat, dari yang terbelakang sampai yang paling maju,
guru memegang peranan penting hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu
di antara pembentukan-pembentukan utama calon warga masyarakat. Ada
beragam julukan yang diberikan kepada sosok seorang guru. Salah satu yang
paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan ini
mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga
guru disebut sebagai pahlawan. Guru adalah sosok yang rela mencurahkan
sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara
penghargaan dari sisi material, misalnya, sangat jauh dari harapan.
2.1.2 Ciri-Ciri Guru Profesional
Guru sertifikasi sering kali disebut dengan guru profesional. Karena
program sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru yang
telah memenuhi sejumlah persyaratan menuju guru profesional. Guru
profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Dirinya maksudnya
disini adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam
proses pembelajaran (Kunandar, 2007).
Ciri-ciri guru profesional menurut Kunandar antara lain:
a. Memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai,
b. Memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
c. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,
mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen
tinggi terhadap profesinya.
d. Selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus (continuous
improvement) melalui organisasi profesi, internet,buku, seminar, dan
semacamnya.
Dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2017 ditegaskan bahwa sertifikasi
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam jabatan sebagai tenaga
profesional pada satuan pendidikan untuk memenuhi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial,
dan profesional sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Komitmen guru juga berarti suatu keterikatan diri terhadap tugas
dan kewajiban. Sebagai guru yang telah disertifikasi hendaknya dapat melahirkan
tanggung jawab dan sikap responsif dan inovatif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Komitmen guru disamping dipengaruhi oleh kepribadian, bakat, dan watak,
juga ditentukan oleh masa kerja atau lamanya terlibat di organisasi. Agar guru
yang telah disertifikasi mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang
diharapkan, diperlukan komitmen yang tinggi dalam dirinya untuk menuju guru
profesional. Ini menunjukkan bahwa tanpa komitmen yang tinggi maka tugas
yang dilaksanakan sulit untuk dicapai dengan baik. Oleh sebab itu komitmen
guru yang telah disertifikasi sangat penting, karena guru yang telah disertifikasi,
adalah upaya menuju guru professional .
2.2 Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru tidak
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan,
pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar (Agus Wibowo & Hamrin, 2012 :
107).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, standar kompetensi guru nonformal meliputi empat
komponen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
sosial, dan kompetensi kepribadian. Dengan kekakhasan tujuan dari setiap
pendidikan maka keempat komptensi dasar tersebut dapat disesuaikan
rumusannya sesuai dengan kebutuhan institusi nonformal masing-masing. Akan
tetapi, sebagai kompetensi dasar, keempatnya tetap harus diakomodir.

2.2.1 Kompetensi Pedagogik


kompetensi pedagogik, yakni kemampuan mengelola pembelajaran siswa
yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta
didik meliputi :
a. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan,
b. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik,
c. Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen
maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar,
d. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar,
e. Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis
dan interaktif,
f. Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan
standar yang dipersyaratkan, dan
g. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2.2.2 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian, yakni memiliki kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia
Kompetensi kepribadian, dilihat dari aspek psikologis kompetensi kepribadian
guru menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
diantaranya adalah:
a. Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma
hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku,
b. Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru,
c. Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta peserta didik,
sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan
bertindak,
d. Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif
terhadap peserta didik, dan
e. Memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong.
2.2.3 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa,
sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat
sekitar. Artinya kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai
makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai makhluk sosial, guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif danmenarik mempunyai rasa
empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga
kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar sekolah dan
sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak berkepentingan
dengan sekolah.
2.2.4 Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional, mengacu pada perbuatan (performance) yang
bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-
tugas kependidikan. Mengenai perangkat kompetensi profesional biasanya
dibedakan profil kompetensi yaitu mengacu kepada berbagai aspek kompetensi
yang dimiliki seorang tenaga profesional pendidikan dan spektrum kompetensi
yaitu mengacu kepada variasi kualitatif dan kuantitatif.
2.3 Strategi Menjadi Guru Profesional
Mencapai seorang guru Betul-betul profesional di bidangnya maka
perlu adanya kompetensi yang harus di capai oleh seorang guru yang
profesional, karena kompetensi adalah seperangkat ilmu pengetahuan dan
ketrampilan mengajar guru dalam menjalankan keprofesionalan sebagai seorang
guru sehingga tujuan dari pendidikan dapat dicapai dengan baik. Menurut
Suparlan (2008:93) bahwa standar kompetensi yang harus dimiliki dari seorang
guru dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengelolan pembelajaran salah satunya dengan pengkondisian kelas,
2. Penguasaan akedemik dimana seorang guru harus menguasai materi-materi
yang disampaikan.
3. Pengembangan profesi keguruan.
Pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat dilakukan
dengan berbagai strategi antara lain :
1. Berpartisipasi di dalam atau servie training.
Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang
dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pelatihan ini
cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-service atau in- service.
Model pelatihan ini berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional,
karena penekanannya lebih kepada evaluasi performan nyata suatu kompetensi
tertentu dari peserta pelatihan.
2. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lain-lainnya.
Dengan membaca dan memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah
lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka guru
dengan sendirinya dapat mengembangkan profesionalisme dirinya. Selanjutnya
untuk dapat memberikan kontribusi kepada orang lain, guru dapat melakukan
dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi
pengembangan profesionalisme guru yang bersangkutan maupun orang lain.
3. Berpartisipasi di dalam kegiatan pertemuan ilmiah.
Pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran
(up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama dari
kegiatan pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi
terbaru di dalam suatu bidang tertentu. Partisipasi guru pada kegiatan tersebut
akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme
guru dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
4. Melakukan penelitian seperti PTK.
Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan
guru melalui kerjasama atau tidak dengan guru lain dalam rangka merefleksikan
dan sekaligus meningkatkan praktek pembelajaran secara terus menerus juga
merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan
yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki kondisi dimana
praktek pembelajaran berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan.
Dalam hal ini guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional
secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung
secara terus menerus, maka akan berdampak pada peningkatan profesionalisme
guru.
5. Partisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional.
Ikut serta menjadi anggota orgnisasi profesional juga akan meningkatkan
profesionalisme seorang guru. Organisasi profesional biasanya akan melayani
anggotanya untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya
dengan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat. Dalam hal ini
yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi
profesional yang dapat memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui bentuk
investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang dapat memberikan
kesempatan bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya.
6. Kerjasama dengan tenaga profesional lainnya
Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk memperoleh
pertolongan atau informasi mutakhir akan lebih mudah jika berkomunikasi
dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama. Pertemuan secara formal
maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan
pendidikan termasuk bekerjasama berbagai kegiatan lain (misalnya
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program sekolah)
dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite sekolah), guru dan staf
lain yang profesional dapat menolong guru dalam memutakhirkan
2.4 Pengembangan Sikap Profesional
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I pada tahuan 1988 (Pidarta,
2000:266) menentukan syarat-syarat suatu pekerjaan profesional sebagai berikut:
1. Atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu serta untuk
jangka waktu yang lama.
2. Telah memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
3. Dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggaan-anggapan dasar
yang sudah baku sebagai pedoman dalam melayani klien,
4. Sebagai pengabdian kepada masyarakat, bukan mencari keuntungan finansial,
5. Memiliki kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif dalam melayani
klien,
6. Dilakukan secara otonom yang bisa diuji oleh rekan-rekan seprofesi,
7. Mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan pekerjaan
yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan,
8. Memiliki fungsi yang signifikan dalam kehidupan masyarakat dimana
profesi berada,
9. Memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu yang tidak dapat dijangkau
oleh masyarakat awam pada umumnya, Keahlian yang diperlukan
dikembangkan berdasarkan disiplin ilmu yang jelas dan sistematik
Memerlukan pendidikan atau pelatihan yang panjang, sebelum seseorang
mampu memangku profesi tersebut,
Pengembangan Sikap Profesional Meliputi :
1. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan pra-jabatan. Banyak usaha yang dilakukan dalam rangka
peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru.
Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui
kegiatan mengikuti penataran loka karya, seminar, atau informal melalui
media massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya.
Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus
dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan.
2. Pengembangan Kinerja Profesional Guru
Tingkat keberhasilan guru dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut
denganistilah “level of performance” atau level kinerja. Kinerja bukan merupakan
karakteristik individu, seperti bakat atau kemampuan, tetapi merupakan
perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri.16 Kinerja merupakan
perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja merupakan hasil
kerja yang dicapai guru di sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Kinerja
guru Nampak dari tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang
diembannya, serta moral yang dimilikinya. Hal tersebut akan tercermin dari
kepatuhan, kepatutan, komitmen dan loyalitasnya dalam mengembangkan potensi
peserta didik serta memajukan sekolah.
Guru yang memiliki level kinerja tinggi merupakan guru yang memiliki
produktivitas kerja sama dengan/di atas standar yang ditentukan,
begitupun sebaliknya, guru yang memiliki level kinerja rendah, maka guru
tersebut merupakan guru yang tidak produktif.
Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan
kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang
sebenarnya. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah pembelajaran siswa dalam
kegiatan pembelajaran dikelas. Kinerja guru adalah segala hasil dari usaha guru
dalam mengantarkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan,
yang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut tugasnya sebagai guru.
Tugas profesional seorang guru mencakup kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Dengan demikian, kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai
oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Kinerja
seorang guru dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh oleh seorang guru,
bagaimana seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
mengevaluasi hasil pembelajaran serta memberikan tindak lanjut dari
evaluasi pembelajaran, dan hasil kerja yang diperoleh oleh seorang guru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Kritik dan Saran


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A.S. 2020. Pengembangan Sikap Profesionalisme Guru Melalui Kinerja


Guru Pada Satuan Pendidikan Mts Negeri 1 Serang. Jurnal Pendidikan
Islam. Andragogi.
Agus Wibowo & Hamrin. 2012. Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005
Pidatara, M. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Pirdata, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2014. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai