Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMAHAMI SASARAN SIKAP PROFESIONAL DAN


PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Profesi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Muhammad Zaki, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh:
Efi Ismauliani (230406007)
Naila Elvira Nasution (230406017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Memahami Sikap
Profesional Dan Pengembangan Sikap Profesional” sebagai Tugas dari Mata Kuliah “Profesi
Pendidikan”. Makalah ini kami rangkum sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dipelajari.

Dalam makalah ini ada bagian–bagian umum dari setiap materi dan dikhususkan lagi menjadi
bagian khusus tiap pembahasannya, sehingga mudah untuk dipelajari.

Akhir kata, bahwa tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian, demi sempurnanya makalah ini di kemudian hari.

Hormat kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1 Pengertian Sikap Profesional Guru...................................................... 3
2.2 Pengertian Kinerja Profesional Guru .................................................. 4
2.3 Sasaran Sikap Profesional Guru ......................................................... 4
2.4 Pengembangan Sikap Profesional....................................................... 9
2.5 Kinerja Profesional Guru..................................................................... 9
2.6 Peningkatan Kinerja Profesional Guru.............................................. 10
BAB III KESIMPULAN....................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu,bahan ajar,dan
metode yang tepat,akan tetapi mampu memotivasi siswa,memiliki keterampilan
yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.Profesionalisme
guru secara konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu
pendidikan.Guru yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif
sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan.Namun,untuk menghasilkan
guru yang profesional juga bukanlah tugas yang mudah.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun selalu
menjadi program pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya UU. No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijelaskan lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.Kualitas pendidikan ditentukan oleh penyempurnaan integral dari
seluruh komponen pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang
merata,kurikulum,sarana dan prasarana yang memadai,suasana pembelajaran
yang kondusif,dan kualitas guru yang meningkat dan didukung oleh kebijakan
pemerintah.Guru merupakan titik sentral peningkatan kualitas pendidikan yang
bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar.Oleh sebab itu peningkatan
profesionalisme guru merupakan suatu keharusan.
Dewasa ini banyak sekali guru-guru diberbagai tingkat pendidikan yang
masih jauh dari sikap profesional.Kebanyakan mereka masuk kesuatu tingkat sekolah
tertentu masih mempunyai sikap acuh tak acuh.Diatara mereka hanya berkerja untuk
mengajar saja tanpa memikirkan bagaimana mengajar yang baik,tanpa memikirkan
bagaimana membuat administrasi pendidikan yang baik dan kadang-kadang juga
hanya sekedar menjalankan tugas.Sehingga,proses belajar dan pembelajaran di negara
kita masih jauh ketinggalan dengan negara berkembang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sikap Profesional Guru?
2. Apa Pengertian Kinerja Profesional Guru?
3. Bagaimana Sasaran Sikap Profesional Guru?
4. Bagaimana Pengembangan Sikap Profesional?
5. Bagaimana Kinerja Profesional Guru?
6. Bagaimana Peningkatan Kinerja Profesional Guru?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian sikap Profesional Guru.
2. Untuk mengetahui pengertian kinerja Profesional Guru.
3. Untuk mengetahui sasaran sikap profesional guru.
4. Untuk mengetahui pengembangan sikap profesional.
5. Untuk mengetahui kinerja profesional guru.
6. Untuk mengetahui peningkatan kinerja profesional guru.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SIKAP PROFESIONAL GURU

Sikap Profesional guru adalah sikap seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya
yang mencakup keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhistandar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi keguruan.Profesionalisme guru sering dikaitkan
dengan tiga faktor yang cukup penting, yaitukompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan
profesi guru. Ketiga faktor tersebutdisinyalir berkaitan erat dengan maju mundurnya kualitas
pendidikan di Indonesia.Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubugan dengan dua alternatif,
yaitu senang (like)atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau
menjauhi/menghindarisesuatu.Nana Sudjana sendiri menjelaskan profesional adalah
pekerjaan atau kegiatanyang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yangmemerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakap. Pekerjaan yang bersifat
profesionaladalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka khusus dipersiapkan
untuk itudan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan yang lain”.

Menurut para ahli profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan


atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister sendirimengemukakan
bahwa profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi danamanajemen tatapi lebih
merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dariseorang teknisi bukan hanya
memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatutingkah laku yang dipersyaratkan.
Guru sebagai pendidikan profesional mempunyai citrayang baik dimasyarakat apabila dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya. Masyarakat terutama akanmepelihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu
sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Walaupun segala prilaku
guru selalu diperhatikan masyarakattetapi harus diperhatikan adalah sikap guru yang
berkaitan dengan profesinya.
2.2 PENGERTIAN KINERJA PROFESIONAL GURU

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatuorganisasi
tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan danmemberikan
konstribusi yang maksimal terhadap pencapaiantujuan organisasitersebut.Kinerja adalah
tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalammelaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuandan standar yang telah ditetapkan
(Sulistyorini, 2001).Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari
fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di

Dalamnya terdiri dari tiga aspekyaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang
menjaditanggung jawabnya, Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau
fungsi,Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar
hasilyangdiharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992).Maka dari penjelasan di
atasdapat di simpulkan bahwa kinerja profesional guru adalah tingkat keberhasilan
seorangguru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk
mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.

2.3 SASARAN SIKAP PROFESIONAL GURU

Secara umum, sikap profesional seorang guru dapat dilihat dari faktor luar. Akantetapi, hal
tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki gurusebagai seorang
tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Gurudan UU. No.
14Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berikut ini yangdijadikan sasaran dengan
profesi keguruan yaitu meliputi sikap profesional keguruanterhadap (1) Peraturan Perundang-
undangan, (2) Organisasi Profesi, (3) Teman sejawat,(4) Anak didik, (5) Tempat kerja, (6)
pemimpin, dan (7) dan Pekerjaan.

1.Sikap Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Kode etik Guru Indonesia pada butir kesembilan bahwasannya: “Gurumelaksanakan


segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan” (PGRI, 1973).Kebijakan pendidikan
di negara ini dipegang oleh pemerintaah dalam hal ini olehDepartemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang
merupakan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh aparatnyaantara lain:
pembangunangedung-gedung pendidikan, pemerataan kesempatan belajar antara lain dengan
melalui kewajiban belajar, peningkatan mutu pendidikan, pembinaangenerasi muda dengan
mengiatkan keguatan karang taruna. Guru merupakan unsur aparatur Negara dan abdi
Negara. Karena itu, guru mutlak perlu mengetahuikebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakanketentuan-ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintahdalam bidang pendidikan ialah segala
peraturan peratuan baik yang dikeluarkan olehDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan di
Pusat maupun di daerah, maupundepartemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan di
negara kita. Seperti peraturantentang berlakunya kurikulum sekolah tertentu Pembebasan
uang sumbangan pembiayan pendidikan (SPP). Ketentuan tentang penerimaan murid baru
penyelenggaraan evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) dan lain sebagainya. Kode etik guru
Indonesia mengatur agar guru Indonesia tetap melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan seperti yang tertuang dalam
dasar kesembilan darikode etik guru. Dasar ini menunjukkan bahwa guru Indonesia harus
tunduk dan taatkepada pemerintah Indonesia dalam menjalankan tugas pengabdiannya,
sehingga guruIndonesia tidak mendapat pengaruh yang negative dari pihak luar, yang
inginmemaksakan idenya melalui dunia pendidikan. Dengan demikian, setiap guru
Indonesiawajib tunduk dan taat kepada segala ketentuan-ketentuan pemerintah, baik
yangdikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maupun departemen
lainyang berwenang mengatur pendidikan.

2.Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI


sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya
peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana pengabdian.

PGRI sebagai organisasi profesi memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya gunadan
berhasil guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan menetapkan profesiguru.
Keberhasilannya sangat bergantung kepada kesadaran para anggotanya, rasatanggung jawab
dan kewajiban para anggotanya. Organisasi PGRI adalah suatu sistemyang unsur
pembentuknya adalah guru-guru. Oleh karena itu, guru harus bertindak sesuaidengan tujuan
sistem. Ada hubungan timbal balik antara anggota prfose denganorganisasi, baik dalam
melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan hak. Dalamdasar ke enam dari kode
etik guru Indonesia dituliskan, bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas
mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalumeningkatkan mutu dan
martabat profesi guru itu sendiri. Siapa lagi, kalau tidak anggota profesi itu sendiri yang akan
mengangkat martabat suatu profesi serta meningkatkanmutunya. Untuk meningkatkan suatu
profesi dapat dilakukan dengan berbagai carakhususnya profesi keguruan. Misalnya dengan
melakukan penataan, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi
perbandingan, dan berbagaikegiatan akademik lainnya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi
tidak terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruaan tinggi saja,
melaikan dapat juga dilakukan setalah yang bersangkutan lulus dari pendidikan prajabatan
atau sedangdalam melaksanakan jabatan.Usaha peningkatan dan pengembangan mutu profesi
dapat dilakukan secara perseorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan
secara bersama.Lamanya program peningkatan pembinaan itu pun beragam sesuai dengan
yangdiperlukan. Secara perseorangan peningkatan mutu profesi seorang guru dapat dilakukan
baik secara formal maupun secara informal Peningkatan secara formal merupakan
peningkatan mutu melalui pendidikan dalam berbagai kursus, sekolah, maupun kuliah di
perguruan tinggi atau lembaga lain yang berhubungan dengan bidang profesinya.Sedangkan
peningkatan secara informal, guru dapat meningkatkan mutu profesinyadengan mendapatkan
informasi dari massa media (surat kabar, majalah, radio, televisi,dan lain-lain) atau dari buku-
buku yang sesuai dengan bidang profesi yang bersangkutan.Peningkatan mutu profesi
keguruan dapat pula direncanakan dan dilakukan secara bersama atau berkelompok. Kegiatan
berkelompok ini dapat berupa penataran, lokakarya,seminar, simposium, atau bahkan kuliah
di suatu lembaga pendidikan yang diatur secara tersendiri. Misalnya program penyetaraan D-
III guru-guru SMP, adalah contoh-contoh,kegiatan berkelompok yang diatur tersendiri.

3.Sikap Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa “Guru memelihara hubunganseprofesi,
semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guruhendaknya
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungankerjanya, dan (2)
Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaandan kesetiakawanan
sosial di dalam di luar lingkungan kerjanya. Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia
menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan
dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam antara sesamaanggota profesi.
Hubungan sesama anggota profesi dilihat dari dua segi, yakni hubunganformal dan hubungan
kekeluargaan.

Hubungan formal yaitu hubungan dalam tugas atau dalam tugas kedinasan.Hubungan
kekeluargaan adalah suatu hubungan dalam lingkungan kerja maupunkeseluruhan sebagai
penunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalammembawakan. Hubungan Guru
Berdasarkan Lingkungan Kerja

Seperti diketahui, dalam setiap sekolah terdapat seorang kepala sekolah dan beberapa
orang guru ditambah dengan beberapa orang personel sekolah lainnya sesuaidengan
kebutuhan sekolah tersebut. Berhasil tidaknya sekolah membawa misinya akan banyak
bergantung kepada semua manusia yang terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mutlak adanya hubungan yang baik dan harmonis di
antara sesama personel yaitu hubungan baik antara kepala sekolahdengan guru, guru dengan
guru, dan kepala sekolah ataupun guru dengan semua personelsekolah lainnya. Semua
personel sekolah ini harus dapat menciptakan hubungan baik dengan anak didik di sekolah
tersebut.Sikap profesional lain yang perlu ditumbuhkanoleh guru adalah sikap ingin bekerja
sama, saling harga menghargai, saling pengertian,dan rasa tanggung jawab. Jika ini sudah
berkembang, akan tumbuh rasa senasibsepenanggungan serta menyadari akan kepentingan
bersama, tidak mementingkankepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan
orang lain dalam suatuhubungan, wajar jika terdapat perbedaan pikiran, sikap, watak, dan lain
sebagainya.Tetapi dengan perbedaan itu akan menjadi berjalan lancar, tenteram, dan
harmonis jikadiantara mereka tumbuh sikap saling pengertian dan tenggang rasa antara satu
denganyang lain.Kebiasan atau sikap guru pada umumnya bersikap kurang sungguh-
sungguhdan kurang bijaksana, sehingga hal ini menimbulkan keretakan diantara sesama. Hal
ini tidak boleh terjadi, karena jika diketahui oleh murid atau orang tua murid, bahkan
masyarakat luas, meraka akan resah dan tidak percaya kepada percaya kepada sekolah. Hal
ini akan dapatmendatangkan pengaruh yang bersifat negatif kepada anak didik. Oleh sebab
itu, perluadanya sikap saling memaafkan dan memupuk suasana kekeluargaan yang akrab
antarasesama guru dan aparatur sekolah.

4.Sikap Terhadap Anak Didik

Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas ditulis bahwa: Guru
berbaktimembimbing peserta didik untuk membina manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwaPancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami oleh guru
dalammenjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional,
prinsipmembimbing, dan prinsip pembentukan manusi Indonesia seutuhnya. Tujuan
pendidikannasional dengan jelas dapat dibaca UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Prinsip
lainadalah membimbing peserta didik, bukan mengajar,atau mendidik saja.
Pengertianmembimbing seperti yang dikemukakan oleh ki Hajar Dewantara dalam
sistemamongnya. Tiga kalimat padat yang terkenal dari sistem itu adalah ing ngarso
sungtulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Ketiga kalimat itu
mempunyaiarti bahwa pendidikan harus dapat memberi contoh, harus memberikan pengaruh,
danharus dapat mengendalikan peserta didik. Dalam tut wuri terkandung maksudmembiarkan
peserta menuruti bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikannya.Dalam handayani
berarti guru mempengaruhi peserta didik, arti membimbing ataumengajarnya. Dengan
demikian membimbing mengandung arti bersikap menentukan kearah pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, dan bukanlahmendikte peserta didik, apalagi
memaksanya menurut kehendak sang pendidik.

Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan dan


perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh
pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial maupun yang lainnya sesuai denganhakikat
pendidikan. Hal ini dimasudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapatmenjadi manusia
yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannyasebagai insan yang
dewasa.

5.Sikap Terhadap Tempat Kerja.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik di tempat kerja
akanmeningkatkan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru,
danguru berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dalam lingkungannya. Untuk
menciptakan suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu:

 Hubungan terhadap guru sendiri


 Hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekelilingHubungan terhadap guru
sendiri dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir dari Kode Etik yang
berbunyi: “ Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yangmenunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, maupun dengan penyediaan alat
belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap,ataupun pendekatan
biaya lainnya yang diperlukan. Suasana harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila
personil yang terlibat di dalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan
siswa, tidak menjalin hubungan yang baik di antara sesamanya.Penciptaan suasana
kerja menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hubungan yang baik dengan orang
tua dan masyarakat di sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

Dalam menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolahdapat
mengambil prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu pengambilan
rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar,mengikutsertakan
persatuan orang tua siswa atau Komite Sekolah dalam membantumeringankan permasalahan
sekolah, terutama menanggulangi kekurangan fasilitasataupun dana penunjang kegiatan
sekolah.

Keharusan guru membina hubungan dengan orang tua dan masyarakat sekitarnya
inimerupakan isi dari butir ke lima Kode Etik Guru Indonesia.

6.Sikap Terhadap Pemimpin

Sebagai salah seorang anggota organiasi, baik organisasi guru maupun organisasiyang lebih
besar (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) guru akan selalu beradadalam bimbingan
dan pengawasan pihak atasan Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unitatau organisasi akan
mempunyai kebijaksanaan dan arahan dalam memimpinorganisasinya, di mana tiap anggota
organisasi itu dituntut berusaha untuk bekerja samadalam melaksanakan tujuan organisasi
tersebut. Dapat saja kerja sama yang dituntut pemimpin tersebut berupa tuntutan akan
kepatuhan dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka. Kerja sama juga
dapat diberikan dalam bentuk usulandan malahan kritik yang membangun demi pencapaian
tujuan yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian
harus bekerja samadalam menyukseskan program yang sudah disepakati, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.

7.Terhadap Pekerjaan Profesi


keguruan berhubungan dengan anak didik, yang secara alami mempunyai persamaan
dan perbedaan. Tugas melayani orang yang beragam sangat memerlukankesabaran dan
ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan dengan peserta didik yang masih kecil.
Barangkali tidak semua orang dikaruniai sifat seperti itu, namun bilaseseorang telah memilih
untuk memasuki profesi guru, ia dituntut untuk belajar dan berlaku seperti itu. Orang yang
telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan berhasil baik, bila dia mencitai dengan
sepenuh hati. Artinya, ia akan berbuat apa pun agar kariernya berhasil baik, ia komitmen
dengan pekerjaannya. Ia harus mau dan mampumelaksanakan tugasnya serta mampu
melayani dengan baik pemakai jasa yangmembutuhkannya. Agar dapat memberikan layanan
yang memuaskan masyarakat, guruharus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan
pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat, dalam hal ini peserta didik
dan para orang tuannya. Keinginandan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan
teknologi. Oleh karenaya, guru selaludituntut untuk secara terus-menerus meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan,keterampilan, dan mutu layanannya. Keharusan meningkatkan
dan mengembangkanmutu ini merupakan butir yang keenam dalam Kode Etik Guru
Indonesia yang berbunyi: Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan
meningkatkan mutu danmartabat profesinya.

2.4 PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL


Seperti telah disebutkan, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu
profesional, maupun mutu layanan, guru harus juga meningkatkan sikap profesionalnya.Ini
berarti bahwa ketujuh sasaran penyikapan yang telah dibicarakan harus selaludipupuk,
dikembangkan. Pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan baik selama dalam
pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).

 Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan


Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai
pengetahuan,sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena
tugasnyayang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan
bagimasyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap
pekerjaandan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat. Pembentukan sikap
yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai
pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contohdan
penerapan ilmu, keterampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dandilaksanakan
selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan. Sering juga pembentukan sikap
tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by-product) dari pengetahuan yang diperoleh calon
guru. Sikap teliti dan disiplin, misalnya dapatterbentuk sebagai hasil sampingnnya dari hasil
belajar matematika yang benar, karena belajar metematika selalu menuntut ketelitian dan
kedisplinan penggunaan aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Sementara itu
pembentukan sikap seorang guru dapatdiberikan dengan memberikan pengetahuan,
pemahaman dan penghayatan khusus yang direncanakan.
 Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru
selesaimendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam
rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai -
guru.Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
melaluikegiatan, mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya
ataupunsecara informal melalui media massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun
publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan,sekaligus dapat meningkatkan sikap profesional keguruan.
2.5 KINERJA PROFESIONAL GURU

Kinerja profesional terdiri dari dua kata, yaitu kinerja dan profesional. Istilah kinerja
sering di identikkan dengan istilah prestasi. Istilah kinerja atau prestasi merupakan
Pengalih bahasaan dari kata Inggris ‘performance’. Terdapat beberapa pengertianmengenai
kinerja dalam Utami (2011), yaitu sebagai berikut.

 Mangkunegara mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas


dankuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuaidengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
 Sulistiyani dan Rosidah menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi
darikemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
 Bernandin dan Russell mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yangdicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanyayang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, definisi kinerja sebagai hasil kerja yangdicapai
oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalamsuatu
organisasi pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilaiatau
standar tertentu dari organisasi di mana individu tersebut bekerja.

Sedangkan profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan


suatukeahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya atau dengan terlibat dalam
suatukegiatan tertentu yang menurut keahlian, yang dimiliknya yang merupakan jalan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang berupa perkerjaanya.

Dengan demikian, kinerja profesional merupakan hasil kerja yang dicapai olehindividu
dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya pada suatu
periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilaiatau standar tertentu dari
organisasi di mana individu tersebut bekerja.

2.6 PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL GURU


Peningkatan kinerja professional guru terbagi menjadi dua bagian yaitu:
 Akuntabilitas Publik
Otonomi pengelolaan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, pemerintah,
dan stakeholder lainnya, seperti dana yang diterima, kualitas SDM guru, dansumber daya
lainnya harus diimbangi dengan meningkatnya tanggung jawab sosialterhadap
institusi.Otonomi dalam pengelolaan guru seharusnya lebih fleksibel.Kompensasi yang
diterima guru seharusnya tidak mengacu pada sistem kompensasi PNS,tetapi didasarkan pada
prestasi kerja dalam kurun waktu guru mempertahankan kinerja prima.



 Pengembangan Total Quality Management dalam Pendidikan

Implementasi Total Quality Management (TQM) di bidang pendidikan


secarafungsional dalam struktur organisasi lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga,
yaitusebagai berikut.
1.Quality control, yang diperankan oleh guru sebagai lini depan pelaksanaan proses
pembelajaran
.2.Quality assurance, yang dijalankan oleh para pemimpin menengah
.3.Quality management, yang merupakan tanggung jawab pucuk pimpinan.

TQM sebagai roh peningkatan mutu dalam pendidikan ada lima unsur, yaitu sebagai
berikut.

1.Quality first, yaitu semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan harusmemprioritaskan
mutu
.2.Stakeholders-in,yaitu semua tindakan pengelola pendidikan ditujukan kepadakepentingan
stakeholders.
3.The next process is our stakeholders, yaitu target utama dari proses pendidikan adalah
kepuasan pengguna akhir.
4.Speak with data,yaitu setiap kebijakan atau keputusan dalam pengelolaan pendidikan harus
berdasarkan hasil data yang teruji kebenarannya.
5.Upstream management,yaitu semua pengambilan keputusan dalam proses pendidikan
dilakukan secara partisipatif.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian teoritik sebagaimana dijelaskan pada bab pembahasan,maka
dapat disimpulkan bahwa Sikap Profesional Guru adalah Suatu Kepribadian atau respon yang
menggambarkan kecenderungan untuk bereaksi sebagai seorang guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran yang alhi
dalam menyampaikannya.

Profesionalisme seorang guru juga harus dikembangkan untuk meningkatkan atau


menambah pengetahuan dan keterampilannya baik pada masa Pra-jabatan ataupun dalam
jabatan karena ilmu dan pengetahuan yang menunjang profesi itu selalu berkembang sesuai
dengan kemajuan zaman.

Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat,


jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru selalu
mengadakan pembaharuan dengan tuntutan tugasnya.

3.2 Saran
Sebagai professional, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi penyikapan terhadap
perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja,
pemimpin dan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/557415474/Bab-IV-Sasaran-Dan-Pengembangan-Sikap-
Profesional

Anda mungkin juga menyukai