Anda di halaman 1dari 14

PROFESIONALISME GURU

MAKALAH

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Pengembangan Profesi Guru

Dosen Pengampu :

Samsu Nurfalah, M.Pd

Di Susun Oleh :

Fitri Mayani (NIM : 02.2020.003)

Ai Maslihah (NIM

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL – AZAMI CIANJUR TAHUN PELAJARAN


2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik hidayahnya serta nikmat sehat sehingga penyusunan
makalah “Pengembangan Profesi Guru” guna memenuhi tugas sesuai dengan yang di harapkan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi khalayak umum, dan tidak lupa Kami memohon maaf apabila dalam penyususnan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna .
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Cianjur, 30 Maret 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A.Latar Belakang.....................................................................................................................................3
B. Rumusan.............................................................................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
1. PROFESIONALISME GURU.........................................................................................................6
2. KUALITAS GURU DAN PENDIDIKAN......................................................................................7
3. KONSEP PROFESIONALISME....................................................................................................8
4. GURU DAN MASALAH NYA......................................................................................................8
5. UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU...........................................................10
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Proses pendidikan dan pembelajaran menurut Isjono (2008:25) memerlukan latihan
keterampilan, baik intelektual maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih. Tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaann
kompetensi dasar, danh tidak akan mahir dalam berbagai ketrerampilanyang dikembangkan
sesuai dengan materi dasar.

Sosok guru adalah orang yang identik dengan tugas dan tanggung jawab membentuk
karakter dan kelangsungan hidup bangsa ini. Guru berjuang memberikan ilmu pengetahuan
kepada anak didik hingga menjadi pandai, punya pengetahuan yang luas,menjadi manusia
cerdas,dewasa dalam berfikir,mandiri, dan berkarakter,untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Agar generasi yang akan datang menjadi seperti yang kita harapkan perlu didukung
minimal guru yang kuat, cerdas dan mempunyai kinerja yang dapat diandalkan.

Guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci dalam keseluruhan proses pendidikan,
terutama dalam pendidikan formal. Menurut Darji Darmodoharjo tugas profesional guru
mencakup tugas mendidik (mengembangkan pribadi siswa), mengajar (untuk mengembangkan
kemampuan inatelektual siswa), melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa), dan
mengelola ketertiban sekolah sebagai penunjang ketahanan sekolah.

Guru bukan hanya sekedar penyampai pelajaran, bukan hanya sebagai penerap metode
mengajar, melainkan guru adalah pribadinya. Keseluruhan penampilan guru adalah perwujudan
dirinya dalam berinteraksi kepada siswa. H.W. Bernand (1961 : 127-128 ) menyatakan bahwa
pribadi guru lebih dari yang diucapkan dan metode yang digunakannya, yang menentukan kadar
dan arah pertumbuhan siswa.

Bernand mengemukakan pula bahwa banyak penelitian yang menyatakan adanya akibat
langsung pribadi guru dan tingkah laku siswa. Perilaku guru yang baik dapat mengembangkan
perilaku siswa yang baik pula. Menurut Bernand ada beberapa syarat bagi siswa, memiliki

4
mental yang sehat, menguasai cara-cara untuk menghindari pengaruh negatif terhadap siswa,
memperlakukan siswa sebagai individu yang unik, menghindari ucapan-ucapan yang melukai
perasaan serta harga diri siswa. Guru adalah peletak dasar pendidikan bagi siswanya, dia adalah
salah satu penentu masa depan siswanya. Begitu pentingnya guru dalam kehidupan siswanya
maka keprofesionalan guru saat ini sangat dituntut. Bagaimana profesional guru yang diharapkan
pada masa seperti ini? Apa yang sebaiknya dilakukan seorang guru agar siswanya berhasil?

B. Rumusan
1. Apa itu Profesionalisme Guru ?

2. Apa itu konsep profesionalisme guru ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti profesionalisme guru

2. Untuk mengetahui arti konsep profesionalisme guru

5
BAB II

PEMBAHASAN
1. PROFESIONALISME GURU
Tuntutan keprofesionalan suatu pekerjaan pada dasarnya melukiskan sejumlah
persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan memangku pekerjaan tersebut.
Tanpa dimilikinya sejumlah persyaratan tersebut, maka seseorang tidak dapat dikatakan
profesional. Dengan demikian ia tidak memiliki kompetensi untuk pekerjaan tersebut.
Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang
berdasarkan kompetensi. Kompetensi guru mencakup empat hal penting yaitu kompetensi
personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi paedagogik. Dalam
hubungannya dengan tenaga profesional kependidikan, kompetensi menunjuk pada
performance atau perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi dalam
pelaksanaan tugas-tugas kependidikan mencakup karakteristik-karakteristik prasyarat yang
meliputi: relevan dengan pengajaran dan berorientasi pada kualitas.
Dunia pendidikan sekarang ini sangat memprihatinkan, terutama di Indonesia. Akhir-
akhir ini kita semua melihat betapa banyak anak didik kita yang tengah duduk di bangku
sekolah tidak lulus ujian akhir nasional (UAN) jumlahnya bahkan lebih banyak dari tahun
sebelumnya. Ada apa dengan dunia pendidikan kita? Banyaknya anak didik yang tidak
lulus, tentu bukan hanya karena anak didik itu sendiri yang tidak bisa belajar dengan baik
atau tidak mampu menyelesaikan soal ujian akhir nasional dengan baik sesuai dengan
standar nilai yang telah ditetapkan. Tapi komponen lain yang patut dipertanyakan yaitu
Apakah para pelaksana teknis pendidikan sudah berupaya maksimal untuk mendidik anak
didiknya secara profesional dengan sistem pembelajaran yang tepat guna dan tepat sasaran
dan bagaimana sebenarnya proses pembelajaran di lembaga sekolah negeri ini serta
mampukah alat dan sarana belajar diupayakan dengan baik sehingga anak didik mampu
belajar dengan baik? Untuk menjadi tenaga yang profesional guru harus meningkatkan
kemampuannya. Ia harus dapat mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan,
mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada
proses belajar mengajar yang baik.

6
Dari berbagai argumentasi dan pemberitaan yang ada saat ini banyak anak didik yang
tidak lulus sebagian besar karena pendidik yang tidak mampu melaksanakan proses belajar
mengajar. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dan ironis sekali. Bagaimana mungkin bisa
menghasilkan anak didik yang mampu mencapai standar nilai yang ditetapkan dengan
pendidik yang tidak kompeten dan tidak mampu mengajar? Apalagi jika sistem dan metode
yang diterapkan saja tidak mendukung upaya pembelajaran anak didik dan bahkan tidak
mendidik.
Oleh sebab itu, tidak heran jika dewasa ini banyak anak didik yang bingung setelah
menyelesaikan tingkat pendidikannya. Mereka selalu bertanya: setelah menyelesaikan
pendidikan/ lulus sekolah, selanjutnya bagaimana? Harus kemana? Kerja apa? Mau
diapakan ijazah ini? Pertanyaan-pertanyaan yang belum jelas apa jawabannya. Semakin
banyak pengangguran berarti semakin banyak pula pendidikan yang tidak lagi bisa
berfungsi sesuai fungsinya. Fungsi yang seharusnya mencetak anak didik siap pakai dan
berilmu menjadi hilang karena metode pembelajaran yang jauh dari tepat dan baik. Apalagi
jika diperparah dengan kondisi pengajar yang belum mampu memberikan sesuatu yang
maksimal dalam cara mendidiknya.
2. KUALITAS GURU DAN PENDIDIKAN
Berbicara mengenai mengapa mutu guru rendah jawaban Jawaban pokoknya adalah
karena gaji guru rendah. Karena gaji guru rendah, generasi muda yang tertarik menjadi
calon guru umumnya bukan calon-calon terbaik. Calon-calon terbaik akan bersekolah di
sekolah lanjutan tingkat atas favorit atau berkuliah di jurusan favorit pula misalnya
kedokteran, teknik, hubungan internasional, atau lainnya. Lulusan nonkependidikan yang
kemudian tertarik menjadi guru dengan mengambil program akta mengajar dapat
dipastikan juga bukan lulusan terbaik. Mereka umumnya mengambil program akta
mengajar karena kesulitan mencari pekerjaan di luar profesi guru.
Guru yang profesional juga akan mampu mengembangkan tes dan sistem pengujian
yang tepat. Guru yang profesional juga akan mau terus mengembangkan wawasannya
untuk menunjang profesinya. Sebaliknya, calon guru yang selama ini berasal dari generasi
muda kelas bawah (karena gaji guru rendah), walaupun diikutkan dalam berbagai kegiatan
penataran dan lokakarya, mereka akan tetap tidak beranjak. Karena secara akademis
kemampuan dasar mereka memang lemah.

7
3. KONSEP PROFESIONALISME

Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus


dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional itu sendiri adalah orang
yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi (1984: 44) menyebutkan bahwa seseorang disebut
memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Profesi harus mengandung keahlian


artinya suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi
itu. Keahlian itu diperoleh dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi
bukanlah sebuah warisan.
b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi juga dipilih
karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu, maksudnya bukan bersifat part
time.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi itu dijalani
menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan secara universal
pegangannya itu diakui.
d. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri
e. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya. Otonomi ini
hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
f. Profesi mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik profesi
g. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan.

4. GURU DAN MASALAH NYA

Guru adalah suatu profesi yang titik beratnya berfungsi sebagai sumber dan orang
yang menyediakan pengetahuan bagi anak didiknya. Oleh sebab itu bagaimana seorang
guru memainkan peranan penuh dengan memberikan pengetahuan atau keterampilan, agar
pengetahuan atau keterampilan yang dimilikinya tersebut dapat ditransferkan kepada anak
didiknya. Dalam arti logika anak didiknya memiliki pengetahuan yang dimiliki gurunya.
Hal tersebut tergantung pada berhasil tidaknya seorang guru menunaikan tugas dan
kewajibannya.

8
Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar ditentukan oleh keberhasilan murid-
muridnya dalam studi berupa prestasi belajarnya. Guru dapat dipandang sebagai sutradara
sekaligus sebagai pemain dan penonton. Sebagai sutradara guru hendaknya mampu
menyusun skenario dan rencana yang akan dilaksanakan sendiri di saat bertugas sebagai
pemain. Sebagai pemain, guru berkewajiban melaksanakan rencana yang dibuatnya,
berinteraksi dalam situasi belajar mengajar. Sebagai penonton, guru berkewajiban
mengevaluasi proses dan hasil belajar (MD. Dahlan, 1982: 14).

Thomas Gordon, dalam rangka memahami masalah yang dihadapi guru,


mengemukakan definisi "guru ideal" yang kebanyakan dianut para guru, yaitu diambil dari
mitos umum tentang guru dan pengajaran. Ia mengembangkan 8 mitos guru yang
dianggapnya baik. Kedelapan mitos tersebut adalah:

a. Guru yang baik adalah guru yang kalem, tidak pernah berteriak, selalu bertemperamen
baik, selalu tenang, dan tidak pernah menunjukkan emosi yang tinggi.
b. Guru yang baik tidak pernah berprasangka buruk. Guru yang baik tidak pernah
membeda-bedakan anak atas dasar suku, ras dan lain jenis.
c. Guru yang baik menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya kepada murid-
muridnya.
d. Guru yang baik menerima semua anak dengan pandangan yang sama. Guru yang baik
tidak pernah punya favorit dan tidak pilih kasih.
e. Guru yang baik menyediakan lingkungan belajar yang menarik, merangsang, tenang,
bebas, dan sesuai dengan aturan pada setiap saat.
f. Guru yang baik selalu konsisten. Guru yang baik tidak pernah merasa tinggi, rendah,
tidak pernah lupa atau membuat kesalahan, tidak pernah menunjukkan sebagiansebagian
dan tidak pernah beraneka ragam.
g. Guru yang baik selalu tahu jawaban. Guru yang baik mempunyai pengetahuan yang
lebih banyak dibandingkan dengan muridmuridnya.
h. Guru yang baik selalu membantu satu sama lain, selalu menjadi barisan dalam
menghadapi anakanak tanpa memperhitungkan perasaan nilai atau hukuman.
Dari kedelapan uraian tersebut, bila disimpulkan guru yang baik adalah harus lebih
baik, lebih mengerti, lebih memiliki ilmu pengetahuan, lebih sempurna dari pada anak

9
didiknya. Orang yang menganut mitos ini berarti guru dituntut untuk mengatasi kelemahan
manusia itu sendiri. Guru dituntut untuk berbuat sesuai dengan idealismenya, sehingga ia
akan berperan pura-pura sebagai seorang yang ideal di satu sisi, dan di sisi lain ia harus
berperan sebagai pribadi ada adanya (Imam Syafi'I, 1992: 32).

5. UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU


Disadari atau tidak tugas guru di masa depan akan semakin berat. Guru tidak hanya
bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi saja, melainkan juga
harus mengemban tugas yang dibebankan masyarakat kepadanya. Tugas tersebut meliputi
mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan dalam menjalani hidup (life skills),
dan nilai serta beliefs (Purwanto, 2004).
Melihat tugas yang demikian berat tersebut, maka sudah selayaknya bila kemampuan
profesional guru juga terus ditingkatkan agar mereka mampu menjalankan tugasnya
dengan baik. Terkait dengan hal ini guru sendiri harus mau membuat penilaian atas
kinerjanya sendiri atau mau melakukan otokritik di samping harus pula memperhatikan
berbagai pendapat dan harapan masyarakat. Menurut Purwanto (2004), dalam rangka
meningkatkan profesionalismenya, guru harus selalu berusaha untuk melakukan lima hal.
Pertama, memahami tuntutan standar profesi yang ada. Hal ini harus ditempatkan pada
prioritas yang utama karena:
a. Persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru lintas negara.
b. Sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi
secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik.
1) Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar
secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau
mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.
2) mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. Dengan dipenuhinya
kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang
kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi
ini dapat ditempuh melalui in-service training dan berbagai upaya lain untuk
memperoleh sertifikasi.

10
3) membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi.
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan
guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha
mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa
belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi.
Melalui networking inilah guru memperoleh akses terhadap inovasiinovasi di
bidang profesinya.
4) mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi kepada kostituen. Di zaman sekarang ini, semua bidang dan
profesi dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan
pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orang tua dan sekolah sebagai
stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan
publik yang didanai, diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh
karena itu guru harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
public.
5) mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan
dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media
dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, komputer
(hard technologies) dan juga pendekatanpendekatan baru bidang teknologi
pendidikan (soft technologies).

Beberapa upaya di atas tentu saja tidak akan dapat berjalan jika tidak dibarengi
dengan upaya yang nyata untuk menjadikan guru menjadi sebuah profesi yang menjanjikan
artinya kesejahteraan guru memang harus ditingkatkan. Mengapa harus kesejahteraan guru
yang harus ditingkatkan? Hal ini mengandung implikasi yang sangat luas. Di satu sisi,
dengan kesejahteraan guru yang memadai akan mampu mendukung kinerja guru secara
optimal. Guru tidak lagi memikirkan bagaimana mencari "pekerjaan sampingan" untuk
mempertahankan dan membiayai kehidupan keluarganya, melainkan mampu terfokus pada
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam membina anak didiknya. Sementara itu,
di sisi lain, dengan kesejahteraan guru yang menjanjikan, maka guru akan menjadi sebuah
profesi yang banyak dikejar oleh generasi mendatang, terutama generasi muda yang

11
memiliki potensi dan termasuk dalam kategori unggul. Dengan adanya 'bibit unggul'
tersebut maka guru di masa depan bukanlah dimiliki oleh orang-orang yang 'terpaksa' atau
'dipaksa' untuk menjadi guru, melainkan dimiliki oleh orang-orang yang benarbenar
memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi. Dengan demikian, kata kunci dari upaya
peningkatan profesionalisme guru adalah peningkatan kesejahteraan guru.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari sejumlah studi tentang guru, memberikan dua kesimpulan utama yaitu: jika guru
dibayar lebih tinggi, orang-orang yang memiliki kemampuan lebih ingin memilih profesi
guru dan jika guru-guru di didik lebih lama, mereka akan memiliki kemampuan yang lebih
tinggi apapun jenis lembaga pendidikan tersebut. Kedua kesimpulan tersebut secara
implisit mengungkapkan bahwa guru yang berkualitas ialah mereka yang memiliki
kemampuan sesuai dengan profesinya.

Profesionalisme adalah suatu keahlian yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang
tertentu dan telah dapat memberikan sumbangan keprofesiannya (ilmu pengetahuan)
kepada masyarakat yang membutuhkan. Guru yang professional adalah guru yang
benarbenar ahli dalam bidangnya dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik
sekaligus memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya Beberapa upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat
dilakukan di antaranya adalah Pertama, memahami tuntutan standar profesi yang ada,
Kedua mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, Ketiga, membangun
hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi. Keempat,
mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu
tinggi kepada konstituen, Kelima, mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas
dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak
ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Semua upaya di atas tidak
akan berjalan jika tidak dibarengi dengan upaya peningkatan kesejahteraan gur

13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

Anonim. (2003). "Gaji Khusus Tak Jamin Profesionalisme Guru". Kompas, 13

November 2003. Diambil dari http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0311/13/


dikbud/686476.htm pada tanggal 16 Oktober 200

Driyarkara, N. (1980). Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Imam Syafi'ie. (1992). Konsep Guru Menurut Al-Ghazali, Pendekatan Filosofis

Pedagogis. Yogyakarta: Duta Pustak

14

Anda mungkin juga menyukai