Disusun oleh :
NPM : 20221006
KELAS : A
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Kompetensi Dasar Sebagai Guru" dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan mahasiswa untuk mengetahui serta mampu
mendeskripsikan kompetensi dasar yang harus d miliki seorang guru.Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Herlawan, S.Pd.,M.Pd selaku guru Mata Kuliah Profesi
Kependidikan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan berkarakter
sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta didik
yang diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir
menyebutkan sebagaimana dikutip oleh Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat seseorang bisa
sebagai pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih, (2)
mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan
beserta nilainya kepada orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai media yang
ada, membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan pelayanan pendidikan kepada
peserta didik sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan
mengelola pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi
guru yang profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan
kemampuan – kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat dalam empat kompetensi
guru yaitu, pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan
dibahas dalam makalah ini dengan terperinci.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
2. Apa saja landasan hukum kompetensi guru?
3. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru?
BAB II
PEMBAHASAN
Standar Kompetensi Guru adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran
karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional dan merupakan perpaduan antara
kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan
profesionalisme.
Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang
dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi
profesionalnya. Semua hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang dapat menunjang
terbentuknya kompetensi guru. Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga
berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran
pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan
yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yakni
dimasyarakat. Selain itu, salah satu unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah
tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh kemampuan menggunakan
nalar.
Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu:
Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu:
1. Kompetensi Pedagogi
"mahasiswa mampu mendeskripsikan Kompetensi Pedagogi sebagi Guru"
Kompetensi Pedagogi, yaitu :“Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.”
Kompetensi pedagogi meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus
menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama
dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-
masing individu yang bersangkutan.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh
lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogi. Berikut ini disajikan ketujuh
aspek kompetensi pedagogi tersebut beserta indikatornya:
Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk
membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru dan mampu
menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar:
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktivitas yang bervariasi,
Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik
yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,
Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik,
Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan
pembelajaran berikutnya.
3. Pengembangan kurikulum
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru
mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik:
Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi
dasar yang ditetapkan,
Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai
dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan,
Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus
dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik
lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum
memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar,
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu
yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta
didik,
Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk
dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat
termanfaatkan secara produktif,
Guru mampu memanfaatkan audio‐visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang
dengan kondisi kelas,
Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis
untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru
menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta
didik terhadap materi sebelumnya, dan
Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual
(termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kompetensi Profesionalisme
"mahasiswa mampu mendeskripsikan Kompetensi Profesionalisme"
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional
adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, Kompetensi Profesionalisme
Guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru
merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk
gaya belajar.
Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional
akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara
mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru tanpa adanya keinginan untuk bertanya. Menurut
Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain
adalah sebagai berikut :
Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran;
Bahan ajar yang diajarkan;
Pengetahuan tentang karakteristik siswa;
Pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan;
Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar;
Penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran;
Pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna
kelancaran proses pendidikan;
Kemampuan dasar dalam penelitian seperti class action research (SAR atau
penelitian tindakan kelas).
3. Kompetensi Kepribadian
"Mahasiswa mampu mendeskripsikan Kompetensi kepribadian"
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian
adalah:
Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial,
bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan
norma.
Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan
dalam berfikir dan bertindak.
Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disenangi.
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma
religius (jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta
didik.
Istilah kepribadian digunakan dalam disiplin ilmu psikologi yang mempunyai
pengertian sebagai “sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang”. Kata
kepribadian diambil dari terjemahan kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata
personality, yang mempunyai pengertian sebagai sifat dan tingkah laku khas
seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang meliputi sifat-
sifat pribadi yang khas dan unik dariindividu ynag melekat pada diri orang yang
bersangkutan karena berhadapan dengan lingkungan.
Dalam UU guru dan dosen, kompetensi kepribadian sebagaimana yang
dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:
Beriman dan bertaqwa
Berakhlak mulia
Arif dan bijaksana
Demokratis
Mantap
Berwibawa
Stabil
Dewasa
Jujur
Sportif
Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri dan,
Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Jadi, kompetensi kepribadian secara singkat bagi seorang guru ialah sikap dan
tingkah laku yang baik, patut untuk diteladani dan menjadi cerminan untuk
peserta didik, mampu mengembang potensi dalam diri, serta yang paling utama
bagi seorang guru yang berkepribadian yaitu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mematuhi norma agama, hukum dan sosial yang berlaku.
4. Kompetensi Sosial
"Mahasiswa mampu mendeskripsikan Kompetensi sosial"
Kompetensi Sosial, yaitu :“Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat.
Kompetensi sosial yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman
diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi
sosial secara efektif.
Mengembangkan kepribadian
Meguasai landasan kependidikan
Menguasai bahan pelajaran
Menyusun progam pengajaran
Melaksanakan progam pengajaran
Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
Menyelenggarakan progam bimbingan
Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
Menyelenggarakan administrasi sekolah.
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Tentang kompetensi ini ada beberapa rumusan atau pengertian yang perlu dicermati yaitu
kompetensi (competence),yaitu pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu
kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Selanjutnya bahwa istilah kompetensi mengacu
kepada perilaku yang diamati, yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatansehari-hari.
Mulyasa menyatakan bahwa kompetensi sebagai suatu kemampuan mengandung enam aspek
yaitu :
Kompetensi dasar yang harus di miliki oleh seorang guru ada 4 macam, yaitu (1). Kompetensi
Pedagogi,(2). Kompetensi Profesionalisme, (3). Kompetensi Kepribadian, dan (4). Kompetensi
Sosial.
DAFTAR PUSTAKA
https://pgsd.binus.ac.id/2017/12/31/kompetensi-pedagogik/#:~:text=Kompetensi
%20Pedagogik%20pada%20dasarnya%20adalah,dan%20hasil%20pembelajaran%20peserta
%20didiknya.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Standar_Kompetensi_Guru#:~:text=Kompetensi%20guru
%20merupakan%20perpaduan%20antara,%2C%20pengembangan%20pribadi%2C%20dan
%20profesionalisme.
https://haloedukasi.com/kompetensi-guru
https://www.academia.edu/20573365/MAKALAH_PERENCANAAN_Pembelajaran