Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STANDAR KOMPETENSI GURU

Disusun oleh :
Diana Putri Nuur Muslimah 2021110034
Firman Fauzal 2021110035
Rindi Antika Sari 2021110028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI YAPATA AL JAWAMI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Administrasi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dengan judul : “Standar Kompetensi Guru”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Bandung, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 5
2.1 Kompetensi Guru…………………………………………………………….. 5
2.2 Standar Kompetensi Guru……………………………………………………. 6
2.3 Pengembangan Kompetensi Guru……………………………………………. 9

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………. 11


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 11
3.2 Saran………………………………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, ketika setiap manusia lahir
maka akan mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Pendidikan yang diterima seseorang
saat kecil merupakan pendidikan dini yang diberikan oleh orang tuanya, keluarganya dan
orang-orang terdekatnya, seiring berjalannya waktu seseorang itu akan mendapatkan
pendidikan di dalam institusi tertentu dan masyarakat. Usaha sadar untuk memanusiakan
manusia disebut pendidikan, yang mana saat ini tugas guru bukan sebagai pengajar saja namun
juga sebagai pendidik. Harapannya seorang pendidik mampu melaksanakan fungsi pendidikan
dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Seorang pendidik kehadirannya mampu mempengaruhi
orang lain dengan tujuan memberikan pengetahuan dan karakter. Sebuah proses pembelajaran
yang memberikan pengetahuan berkualitas tanpa dibarengi dengan karakter yang baik, maka
ilmu yang didapatkannya kurang bermanfaat. Begitupun sebaliknya, seseorang yang
berkarakter tapi tak berilmu, maka kebermanfaatannya kurang bisa dirasakan. Maka keduanya
(ilmu dan karakter) harus seimbang dan saling berhubungan satu sama lain.
Peran seorang pendidik menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan mempunyai
karakter yang baik itu sangat penting. Sehingga menjadikan kualitas pendidik itu menjadi
parameter utama seseorang bisa dikatakan sebagai pendidik. Prasyarat seorang pendidik, yang
dikemukakan oleh Siswoyo (2013: 117) : 1. Memiliki pengetahuan lebih 2. Mengimplisitkan
nilai dalam pengetahuan itu. 3 Bersedia menularkan pengetahuan beserta nilainya kepada
orang lain. Seorang pendidik juga harus mampu memberikan pelayanan kepada siswanya
sesuai kebutuhan dan jaman, seperti sekarang kita hidup di era digital, dimana pengetahuan
bisa diakses melalu internet, dan proses pembelajaran bisa didilakukan melalui alat komunikasi
dengan fitur/aplikasi yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
Kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan diatas, termuat dalam empat standar
kompetensi guru yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, yang insya
allah setiap kompetensi tiu akan dibahas dalam makalah yang kami tulis dengan terperinci.

1.2 Rumsuan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?


2. Apa saja standar kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik/guru?
3. Bagaimana pengembangan kompetensi guru?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi guru.


2. Mengetahui dan paham tentang standar kompetensi guru dan pengembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi Guru

Kompetensi dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris,


competence yang berarti kecakapan dan kemampuan (Musfah, 2015:27). Kompetensi
adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimilki guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi berarti kemampuan
mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan kepada seseorang. Kompetensi
juga terkait dengan standar dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang
ditetapkan dan/atau diakui oleh lembaganya/pemerintah. Musfah (2015:27) hakikat
kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan
yang dipelajari melalui latihan dan praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat
diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan.

Gordon mengemukakan bahwa ada enam aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi yaitu pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat, yang akan
diruaikan dibawah ini,
• Pengetahuan, merupakan suatu kemampuan dalam dalam aspek kognitif.
Contohnya : guru mengetahui kebutuhan belajar dari peserta didiknya.
• Pemahaman, merupakan pendalaman aspek kognitif dan afektif dimana seorang
guru mengetahui pembelajaran yang sesuai dengan karkteristik peserta didik.
• Kemampuan, merupakan dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepada guru.
• Sikap, merupakan refleksi dari adanya rangsangan yang datangnya dari luar.
• Minat, merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu kegiatan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi yaitu kemampuan seseorang yang
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja
nyata yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005, pengertian kompetensi guru adalah kebulatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Mulyasa berpendapat bahwa kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personalia, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalitas. Kompetensi guru lebih merujuk pada kemampuan guru untuk mengajar
dan mendidik sehingga menghasilkan perubahan perilaku belajar dari peserta didik.
Kemampuan guru yang dimaksud adalah tidak hanya dari segi pengetahuan saja tetapi juga
dari segi kepribadian, sosial dan profesional sebagai guru.

2.2 Standar Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yang selanjutnya diatur dalam Peraturan


Pemerintah Nomro 19 Tahun 2005 tentang Kompetensi Guru, menyatakan bahwa guru
harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dimana
masing-masing kompetensi sangat penting untuk seorang guru dalam melakukan tugas dan
kewajibannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Guru dituntut
untuk menguasai semua kompetensi guru agar dapat menjadi panutan bagi peserta didik.
Kompetensi-kompetensi guru tersebut akan kami uarikan dibawah ini,
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran serta pengembangan potensi peserta didik.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 aspek dan 45
indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini
dipaparkan ketujuh aspek komptensi beserta indikatornya:
1) Menguasai karakteristik peserta didik
Guru mamapu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik
peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral dan latar belakang
sosial budaya.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknin
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar
kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk
belajar.
3) Pengembangan Kurikulum
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum
dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.
Guru mampu memilih, menyusunm dan menata materi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Guru mampu menyususn dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu
menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber
belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan
pembelajaran.
5) Pengembangan potensi peserta didik
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi
akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahw
peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
6) Komunikasi peserta didik
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan
respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta
didik.
7) Penilaian dan Evaluasi
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan
hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remidial dan pengayaan.

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kempuan kepribadian yang mantab, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi para peserta didik.
Kompetensi kepribadian guru dapat berupa aspek sebagai beriku:
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan
sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia;
dan (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota
masyarakat di sekitarnya.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, mencakup: (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan
stabil; dan (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri, mencakup: (a) menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri
sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami kode
etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku
sesuai dengan kode etik guru.

3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan seorang guru dapat membimbing
peserta didik yang meliputi:
a. konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar;
b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
d. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan
nilai dan budaya nasional.

4. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar (Mulyasa, 2007: 173). Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP
tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
b. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
2.3 Pengembangan Kompetensi Guru

Pengembangan profesi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan untuk


merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu
hasil belajar siswa” (Danim, 2010 : 5). Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru untuk
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional di satuan pendidikan,
menjadi kebutuhan yang amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat
perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini maupun di masa depan.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang semakin maju
dan pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan memanfaatkannya dalam
rangka memperluas atau memperdalam materi pembelajaran, dan untuk mendukung
pelekasanaan pembelajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK).
Perkembangan yang semakin maju tersebut, mendorong perubahan kebutuhan
peserta didik dan masyarakat. Kebutuhan yang makin meningkat itu, memicu semakin
banyaknya tuntutan peserta didik yang harus dipenuhi untuk dapat memenangkan
persaingan di masyarakat. Lebih-lebih dewasa ini, peserta didik dan masyarakat
dihadapkan pada kenyataan diberlakukannya pasar bebas, yang akan berdampak pada
semakin ketatnya persaingan baik saat ini maupun di masa depan.
Peningkatan kompetensi keguruan, semakin dibutuhkan mengingat terjadinya
perkembangan dalam pemerintahan, Perubahan sistem pengelolaan pendidikan, diikuti
pula oleh terjadinya perubahan dalam bidang kurikulum pendidikan. Saat ini telah
diberlakukan dan dikembangkan KBK, yang kemudian dijabarkan menjadi KTSP. Dalam
kurikulum seperti ini, tidak saja peserta didik yang dituntut untuk menguasai kompetensi
yang dipersyaratkan, melainkan guru juga harus berkompeten, bahkan guru berkewajiban
untuk lebih dulu menguasai kompetensi yang dipersyaratkan untuk dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Sebab, “Pendidikan berbasis kompetensi
dapat terlaksana dengan baik apabila guru-gurunya profesional dan kompeten”
(Suderadjat, 2004 : 14). “Dengan kata lain, berhasil tidaknya reformasi sekolah dalam
konteks pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan sangat tergantung pada unjuk
kerja gurunya”.
Pengembangan profesi dan kompetensi guru berkelanjutan, semakin penting dan
wajib apabila dikaitkan dengan peningkatan jenjang karier dalam jabatan fungsional guru
itu sendiri. Tanpa mengikuti pengembangan diri secara berkelanjutan, sulit dan bahkan
tidak mungkin bagi guru untuk menapaki jabatan fungsional yang lebih tinggi.
Pengembangan profesionalisme dan kompetensi guru, dapat dikembangkan melalui
berbagai alternatif seperti yang ditawarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional, sebagai berikut:
1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru
2. Program penyetaraan dan sertifikasi
3. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi
4. Program supervisi pendidikan
5. Program pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
6. Simposium guru
7. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah
8. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah
9. Melakukan penelitian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas)
10. Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan
11. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi
12. Menggalang kerjasama dengan teman sejawat
13. Penelitian Tindak Sekolah (PTS)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran
pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik
merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang
berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional,
nasional maupun internasional.

Pendidikan berbasis kompetensi dapat terlaksana dengan baik apabila guru-


gurunya profesional dan memenuhi standar kompetensi guru yang telah diuraikan di atas.

3.2 Saran
Sebagai seorang pendidik, harus memiliki standar kompetensi guru. Kompetensi
tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap
profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.

Anda mungkin juga menyukai