Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROFESI KEGURUAN

“PRINSIP-PRINSIP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU”

DOSEN PENGAMPU : DEVIE NOVALLYAN, S.SI., M.PD

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

HANI ASLAMIAH (207200018)

RAHMI RAHMAWATI (207200060)

SANIA ELSA PUTRI (207200024)

UFE RIANTO (207200046)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak atau rekan yang telah berkontribusi dengan memberikan
waktu dan kerja samanya

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Esensi Peningkatan Kompetensi Guru...........................................................................2


B. Prinsip-prinsip Peningkatan Kompetensi Guru dan Karir
Guru...............................................................................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................................10

A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Guru yaitu seorang pendidik, dimana tokoh yang menjadi panutan, teladan dan
guru juga merupakan salah satu hal yang sangat menentukan terselenggaranya suatu
proses pendidikan. Guru yang mempunyai tugas, fungsi dan peran penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka, profesi guru perlu ditingkatkan dan di
kembangkan secara terus menerus dan sebaik mungkin.
Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh,
membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Standar kualifikasi, kompetensi yang harus dipenuhi oleh guru, maka untuk
mewujudkan profesionalitas tersebut, seorang guru harus memiliki strategi yang dapat
dilakukan baik oleh guru itu sendiri, oleh sekolah maupun oleh pemerintah agar para
guru menjadi profesional, dan bagi yang sudah profesional mampu meningkatkan
profesionalitasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Esensi Peningkatan Kompetensi Guru
2. Apa saja Prinsip-prinsip Peningkatan Kompetensi Guru dan Karir Guru
C. Tujuan
1. Mengetahui Esensi Peningkatan Kompetensi Guru
2. Mengetahui Prinsip-prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir Guru

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Esensi Peningkatan Kompetensi Guru


Menurut modul KPPG (dalam Musriadi, 2018:48), tentang kompetensi guru
menyatakan bahwa “Esensi kompetensi guru yaitu guru harus lebih mengetahui
tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar
maupun peranti penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang.”
Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan
kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang
aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan teknologi
pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan
sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada zamannya.
Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan wawasan
dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan lingkungan profesinya justru akan
menjadi salah satu faktor penghambat ketercapaiannya tujuan pendidikan dan
pembelajaran.
Menurut Undang-undang No. 34 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10
ayat (1) (dalam Musriadi. 2018: 53), kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi pedagogik
Dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 (dalam Musriadi, 2018:56), tentang
Guru dan Dosen dikemukakan “kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik.” Pada kompetensi pedagogik terdapat 10 kompetensi
intinya yaitu :
- Menguasai karakteristik peserta didik.
- Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
- Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu.

2
- Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
- Memanfaatkan TIK untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan
yang mendidik.
- Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikannya.
- Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
- Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
- Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
- Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi Kepribadian

Menurut Musriadi (2018:61) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan


personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Pada kompetensi
kepribadian terdapat 5 kompetensi intinya yaitu :

- Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
- Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
- Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi Sosial

Menurut Musriadi (2018:61) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru


untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Indikasinya, guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis peserta didik,
sesama pendidik, dan dengan tenaga kependidikan, serta dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar. Pada kompetensi sosial terdapat 4 kompetensi
intinya yaitu :

3
- Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan
status sosial ekonomi.
- Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
- Beradaptasi di tempat bertugas di wilayah RI yang memiliki keragaman sosial
budaya.
- Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi Profesional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 (dalam Musriadi, 2018:62) tentang


Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah “ kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.” Pada kompetensi profesional terdapat 5
kompetensi intinya yaitu :

- Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
- Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
- Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
- Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Esensi peningkatan guru yaitu seorang guru harus lebih mengetahui tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai materi ajar maupun pembelajaran
dimana seorang guru dituntut meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar
mampu mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan
menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan teknologi pembelajaran terkini.
Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil
mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan pada zamannya.

4
Dampak pada siswa jika guru tidak menguasai kompetensi yang disyaratkan
ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan teknologi, informasi,
dan komunikasi yaitu:

1. Siswa hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah usang atau lama, sehingga
produk sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan
nyata yang terus berubah.
2. Pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif bagi
tercapainya tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena tidak
didukung oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang modern dan handal.

B. Prinsip-prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir Guru


1. Prinsip-prinsip Umum
Menurut Iwan (2018: 26) secara umum program peningkatan kompetensi guru
diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2. Satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna.
3. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang
hayat.
4. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
guru dalam proses pembelajaran.
5. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2. Prinsip-prinsip Khusus

Menurut Iwan (2018: 27) secara khusus program peningkatan kompetensi


guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi
dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga
pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan profesional.

5
3. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten, adanya hubungan yang ajek atau teratur dan taat asas antara
kompetensi dan indikator.
5. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan Iptek.
6. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman.
7. Demokratis, setiap guru mempunyai hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya,
baik secara individual maupun institusional.
8. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan kariernya dengan
mengacu kepada penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator
terukur dari kompetensi profesinya.
9. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan kariernya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan
layanan pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki
pengetahuan, kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan
bisa menjalani hidup bersama orang lain.
10. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
11. Profesional pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
12. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau kualitas kompetensi yang dimiliki
oleh guru.
13. Berjenjang, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat
kesulitan kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
14. Berkelanjutan, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.

6
15. Akuntabel, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
16. Efektif, dimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
harus mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dalam
pembinaan dan pengembangan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya
peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
17. Efisien, dimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
harus didasari atas pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
3. Jenis Program Pendidikan dan Latihan
Menurut Danim dan khairil (dalam Musriadi, 2018: 64-68) pendidikan,
pelatihan dan pengembangan merupakan proses yang ditempuh oleh guru pada
saat menjalani tugas- tugas kedinasan. Pembinaan dan pengembangan profesi
dan karir guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain sebagai
berikut:
A. Pendidikan dan Pelatihan
1. In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan
yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau
tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi
pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian
kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus
dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki
kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain, dengan strategi ini
diharapkan dapat lebih menghemat waktu dan biaya.
2. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan
kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukkan bagi
guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu. Misalnya, magang di
sekolah tertentu untuk belajar manajemen kelas atau manajemen sekolah
yang efektif. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan
alasan bahwa keterampilan tertentu memerlukan pengalaman nyata.
3. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat
dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara
7
sekolah negri

8
dengan sekolah swasta, dan sebagainya. Jadi, pelaksanaannya dapat di
sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra seklah
diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang
dimiliki mitra, misalnya, dibidang manajemen sekolah atau manajemen
kelas.
4. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan
tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat
tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan
sejenisnya. Pembinaan lewat belajar jarak jauh dilakukan dengan
pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat
mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di
ibu kota kabupaten atau di provinsi.
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan
di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang di mana program
disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan
tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis
kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan
kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam
keilmuan tertentu.
6. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan
guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan
penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan ,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
7. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina,
melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal
tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
8. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan
dengan memberi tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri bagi
guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan
menghasilkan

9
guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.

B. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan


1. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala
dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi
berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan
dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan
pengembangan karirnya.
2. Seminar, guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat
menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan
ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega
seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan.
3. Workshop, workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop
dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum,
pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
4. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
5. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku
pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.
6. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau
animasi pembelajaran.
7. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat
berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya
seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peningkatan kualitas kompetensi guru sangat besar pengaruhnya terhadap bidang profesi
keguruan. Esensinya seorang guru harus lebih menguasai atau mengetahui Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK), guru dituntut untuk mampu mengembangkan sistem pembelajaran
agar bisa mengantarkan peserta didik menjalani kehidupannya sesuai dengan kebutuhan dan
zamannya. Dalam UUD negara telah diatur dan tercantum berbagai kompetensi guru yang
harus dikuasai, tujuannya agar guru bisa menerapkan tugas atau profesinya secara
profesional. Adapun dampak bila guru tidak menguasai kompetensi dalam teknologi yaitu
berdampak pada minimnya pemahaman peserta didik.

Prinsip peningkatan kompetensi dan karier guru terbagi dalam dua prinsip, yaitu umum
dan khusus. Prinsip ini menjadi salah satu upaya agar kompetensi guru di Indonesia
mengalami peningkatan kualitas, dengan pelaksanaan prinsip-prinsip ini dapat menjadikan
guru dalam profesinya dengan kinerja yang bermutu. Menurut beberapa ahli dan sumber lain,
untuk meningkatkan kompetensi maupun karir guru perlu adanya pelatihan dan
pengembangan guna mendidik guru lebih profesional.

B. Saran

Penulis serta rekan yang berperan dalam pembuatan makalah ini sadar akan banyaknya
kekurangan serta kesalahan. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, penulis
mengharapkan saran dan koreksi dari pembaca maupun memberikan masukan agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Bandung

Penulis: ayudhasukirno

@aayudhasukirno

https://erikayulidasariputri.wordpress.com/2019/06/15/makalah-esensi-kopetensi-guru/

https://ayudsblog.home.blog/2019/06/03/esensi-dan-prinsip-peningkatan-kompetensi-dan-
karir-guru-kinerja-guru-serta-jenis-program-pendidikan-dan-latihan-diklat-guru/

12

Anda mungkin juga menyukai