Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Untuk memenuhi tugas kuliah:

Pengembangan Profesi Guru SD

Dosen Pengampu: Khoimatun, M.Pd.

Disusun Oleh :

Agus Darmansyah

Jauhari Maknun

Musroni

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

GURU SEKOLAH DASAR

1
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PENGEMBANGAN PROFESI GURU” tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas Ibu Khoimatun, M.Pd.pada mata kuliah Pendidikan
Inklusi di kampus STKIP NU INDRAMAYU. Selain itu, penulis berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Kurikulum dan
pembelajaran di sekolah yang ramah. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada ibu Khoimatun, M.Pd. selaku dosen Pengembangan profesi guru
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, 16 September 2021

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................4
1.3 Tujuan makalah.........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian Pengembangan Profesi guru....................................................6
2.2 strategi pengembangan Profesi Guru........................................................7
2.3 Prinsip pengembangan Profesi Guru.........................................................9
2.4 Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru..................................10
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
DAFTAR ISI..........................................................................................................15
CATATAN.............................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.


Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu pendidikan di Indonesia
karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya
proses pembelajaran disamping kurikulum dan sarana prasarana. Guru memiliki
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengevaluasi peserta didik.
Tugas utama tersebut akan menjadi efektif apabila guru memiliki derajat
profesionalitas tertentu yang meliputi kompetensi yang harus dimiliki guru
disertai dengan kode etik tertentu. Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat
kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Guru
profesional sudah seyogyanya mampu menguasai keempat kompetensi tersebut

Pengembangan profesionalitas guru didefinisikan sebagai upaya yang


dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang
menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan
metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi
dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Guru profesional adalah guru yang menyadari bahwa dirinya adalah pribadi
yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar.
Sehingga,guru secara terus-menerus perlu mengembangkan pengetahuannya
tentang bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Perwujudannya, jika
terjadi kegagalan pada peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan akar
penyebabnya dan mencari solusi bersama peserta didik, bukan mendiamkannya
atau malahan menyalahkannya. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah
kesediaan untuk mengenali diri dan kehendak untuk memurnikan keguruannya
serta mau belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah pada makalah ini sebagai, berikut;

A Apa itu pengembangan profesi guru


B Apa saja strategi pengembangan Profesi Guru
C Sebutkan Prinsip pengembangan Profesi Guru
D Menyebutkan Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru

4
1.3 Tujuan makalah
Berikut ini tujuan makalah nya:

A Memahami pengembangan profesi guru


B Mengetahui strategi pengembangan Profesi Guru
C Mengetahui Prinsip pengembangan Profesi Guru
D Mengetahui Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengembangan Profesi guru


Sebelum menguraikan definisi Pengembangan profesi guru, terlebih
dahulu kita mengetahui apa sebenarnya definisi dari ketiga kata tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pengembangan bisa


diartikan dengan proses atau perbuatan mengembangkan.Sedangkan menurut UU
no 18 tahun 2002, Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang
telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi
baru.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi bisa diartikan dengan


bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejuruan,
tertentu. Selain istilah profesi kita mengenal istilah profesional, profesionalisme,
dan profesionalisasi.

Guru sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa diartikan perihal
(yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran. Dalam UU
Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Profesi guru adalah pendidikan
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.

Joan Dean mengemukakan bahwa, pengembangan profesi guru


(professional development teacher) dimaknai sebagai a process wherebyteacher
become more professional, yakni suatu proses yang dilakukan untuk menjadikan
guru dapat tampil secara lebih profesional. “(Pahrudin, 2015)”

Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, pengembangan profesi guru


didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat
profesi seorang guru yang menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi
ajar atau penguasaan metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru
menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Pengembangan dan peningkatan profesi guru juga dilakukan dalam rangka


menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan
zaman yang semakin modern. Pembinaan dan pengembangan profesi guru
meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

6
Sedangkan pembinaan dan pengembangan karier meliputi penugasan, kenaikan
pangkat, dan promosi. Keduanya disesuaikan dengan jabatan fungsional masing-
masing.

Urgensi program pengembangan guru sendiri didasarkan pada sebuah


asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang dihasilkan telah
memenuhi kriteria guru profesional. Dengan berdasarkan pada asumsiasumsi
tersebut, agar guru dapat memberikan kontribusinya secara maksimal bagi
pencapaian tujuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,
maka harus ada upaya pengembangan profesi guru yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan (terus-menerus). Kegiatan pembinaan dan
pengembangan profesi guru dilakukan atas prakarsa pemerintah, pemerintah
daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, dan guru secara pribadi.

Pemerintah idealnya berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi


guru seperti dalam UU Nomor 14 tahun 2005 bahwasanya pemerintah
berkewajiban untuk memberikan dana dalam rangka membina dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru agar terbentuk guru
yang profesional dan mumpuni dari segi kompetensi. Secara pribadi, seorang guru
seharusnya memposisikan diri sebagai guru pembelajar. Dimana ia akan selalu
berusaha mengupgrade kapasitas dirinya dengan proses belajar mandiri sehingga
pengetahuan dan skill yang dimiliki semakin terasah dan memenuhi kriteria
sebagai guru yang profesional. Secara umum, kegiatan pengembanagan profesi
guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi
guru dalam memecahkan masalah pendidkan dan pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan mutu belajar siswa yang selanjutnya meningkatkan mutu
pendidikan.

2.2 strategi pengembangan Profesi Guru


Pengembangan profesionalisme guru selalu mendapatkan perhatian secara
global, karenaguru berperan penting dalam mencerdaskan bangsa dan sebagai
sentral pendidikan karakter. Tugas mulia yang diemban seorang guru tersebut
menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda
sebagai penerus yang mampu bersaing namun juga unggul dari segi karakter.
Mengembangkan profesi guru bukan sesuatu yang mudah, maka diperlukan
strategi yang tepat dalam upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan
profesi guru. Situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk
dapat mengembangkan diri sendiri ke arah profesionalisme guru.

Untuk melakukan profesionalimei ada tiga pengembangan yang


ditawarkan oleh R.D. Lansbury (Pahrudin, 2015) yang dapat dijadikan sebagai
kerangka dalam merumuskan strategi pengembangan yakni :

7
1) Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan karakter yang melekat
dalam suatu profesi, sehingga profesi itu benar-benar dijalankan sesuai
dengan tuntunan profesional.
2) Pendekatan institusional, pendektan yang lebih memandang
profesionalitas sebagai suatu proses konstitusional atau perkembangan
asosional
3) Pendekatan legalistik, merupakan upaya profesionalisasi yang
menekankan pada adanya pengakuan suatu profesi oleh negara.

Dari pendekatan diatas, dapat dirumuskan strategi dalam pengembangan


profesionalitas kedalam tiga level yaitu: pertama, upaya upaya profesionalisasi
yang dilakukan oleh guru secara pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas
keprofesionalan, dengan atau tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat
dikatakan sebagai pelatihan mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh
manajemen lembaga melalui berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan.
Kedua level ini dapat diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan
profesional guru. Sedangkan level ketiga adalah upaya pengembangan pada level
makro yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas
dalam kerangka manajemen pendidikan nasional. Di lihat dari konteks manajemen
makro dalam sistem pendidikan nasional, Tilaar (Pahrudin, 2015) menawarkan
langkah-langkah yang disebut dengan strategi pengembangan profesionalitas guru
yaitu:

1. Mengupayakan terjadinya peningkatan status profesi guru agar dapat sejajar


dengan profesi lain.
2. Pengembangan profesionalitas guru harus lebih berorientasi pada peningkatan
kualitas, bukan kuantitas. Dalam hal ini maka dperlukan SDM maupun
finansial.
3. Profesionalitas guru membutuhkan upaya pendataan kembali terhadap guru
agar mereka dapat dikembangkan

2.3 Prinsip pengembangan Profesi Guru


Sudarwan Danim (2011 : 92) menyebutkan ada dua prinsip pengembangan
profesi guru yaitu prinsip umum dan khusus. Prinsip umum pengembangan
profesi guru adalah sebagai berikut:

a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung


tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural , dan kemajemukan
bangsa.
b. Satukesatuan yang sitematis dengan sistem yang terbuka dan multimakna.

8
c. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
d. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas guru dalam proses pembelajaran.

Prinsip khusus atau operasional pengembangan profesi guru meliputi


halhal sebagai berikut:

1) Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
2) Relevan, dimana rumusnya berorientasi pada tugas pokok dan fungsi guru
sebagai pendidik profesional.
3) Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4) Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antar
kompetensi dan indikator.
5) Aktual dan kontekstual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan iptek.
6) Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
7) Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan
keprofesionalitasnya.
8) Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya
dengan mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan
indikator-indikatorterukur dari kompetensi profesinya.
9) Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu
dalam memberikan layanan pendidikan.
10) Memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk
mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga
memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi
profesinya.
11) Profesional, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan
dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
12) Bertahap, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan secara
bertahap agar guru benar-benar mancapai puncak profesionalitas.
13) Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan
kompetensi yang ada pada standar kompetensi

9
14) Berkelanjutan, dimana pengembanagn profesi guru dilaksanakan secara
berkelanjutan karena perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi dan seni
serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.
15) Accountable, dimana pengembangan profesi guru dipertanggungjawabkan
secara transparan kepada publik.
16) Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus mampu
menberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak terkait.
17) Efesien, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus didasari atas
pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk hasil
yang optimal.

2.4 Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru


Inisiatif pengembangan keprofesian guru idealnya banyak berasal dari
prakarsa lembaga. Atas dasar ini, diasumsikan munculnya proses pembiasaan,
yang kemudian guru dapat tumbuh dengan sendirinya. Tentu saja, semua itu juga
berawal dari prakarsa guru secara individual. Menurut Sudarwan Danim (2011 :
94) Apabila dilihat dari sisi prakarsa lembaga, pengembangan profesi guru
dilaksanakan melalui berbagai jenis dalam bentuk pendidikan dan pelatihan
(diklat) maupun bukan diklat, antara lain:

1. Pendidikan dan Pelatihan

a. In-House Training (IHT)

Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara


internal di kelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi bisa juga
secara internal dengan cara dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang
belum dimiliki guru lain. Program ini diharapkan dapat menghemat waktu dan
biaya.

b. Program magang

Program magang merupakan pelatihan yang dilaksanankan di dunia kerja


atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional
guru. Program magang ini diperuntukkan bagi guru dan dapat dilakukan selama
periode tertentu misalnya, magang di sekolah. Program magang ini dipilih dengan
alasan bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.

10
c. Kemitraan sekolah

Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah


yang baik dan sekolah yang kurang baik, antara sekolah negeri atau sekolah
swasta. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa agar
terjadi transfer nilai-nilai kebaikan dari beberapa keunikan dan kelebihan yang
dimiliki mitra kepada mitra lain. Misalnya dalam bidang manajemen sekolah

d. Belajar jarak jauh

Pelatihan melalui belajar jarakjauh dapat dilaksanakan tanpa


menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan internet dan sejenisnya.

Pelatihan jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua


guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat
pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau provinsi.

e. Pelatihan berjenjang dan khusus

Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi


wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat
kesulitan dan jenis kompetensi. Sedangkan pelatihan khusus (spesialisasi)
disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan
baru dalam keilmuan tertentu.

f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.

` Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan


guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penilitian
tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran.

g. Pembinaan internal oleh sekolah

Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guruguru


yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan rekan sejawat.

h. Pendidikan lanjut

Pembinaan guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi


peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik
dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan

11
lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru
lain dalam upaya pengembangan profesi.

2. Non-pendidikan dan pelatihan

a. Diskusi masalah pendidikan

Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan
masalah yang dialamai sekolah. melalui diskusi berkala diharapkan para guru
dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran
di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan
kariernya.

b. Seminar

Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi


ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan
keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk
berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal
terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

c. Workshop

kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yamng bermanfaat bagi


pembelajaran, peningkatan kompetensi mauapun pengembangan kariernya.
Workshop dapat dilakukan,misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis
kurikulum, pengembangan silabus, sertapenulisan rencana pembelajaran.

d. Penelitian

Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,


penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.

e. Penulisan buku/ bahan ajar.

Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran,
ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f. Pembuatan media pembelajaran.

Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.

g. Pembuatan karya teknologi/ karya seni.

12
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang
bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan profesionalitas guru didefinisikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan taraf atau derajat profesi seorang guru yang
menyangkut kemampuan guru, baik penguasaan materi ajar atau penguasaan
metodologi pengajaran, serta sikap keprofesionalan guru menyangkut motivasi
dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Strategi dalam pengembanganprofesionalitas dapatdirumuskankedalam


tiga level yaitu: pertama upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru
secara pribadi agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan
atau tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pelatihan
mandiri. Kedua, pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui
berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan. Kedua level ini dapat
diaktegorikan dalam strategi mikro pengembangan profesional guru. Sedangkan
level ketiga adalah upaya pengembangan pada level makro yang menjadi
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka
manajemen pendidikan nasional.

14
DAFTAR ISI
Lilies, Noorjanah. 2014. . “Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui
Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Profesional di SMA NEGERI 1
KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG”. Tulungagung: Jurnal Humanity.
Vol. 10,No. 1.

Drajat, Manpandan Ridwan Effendi. 2014. Etika Profesi Keguruan. Bandung:


Alfabeta.

Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada


Media Grup.

Mustofa. 2007. “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia”.


Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 4,No. 1.

15
CATATAN

16

Anda mungkin juga menyukai