Anda di halaman 1dari 9

PROFESIONALISME GURU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Arisman 2011090003

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVESITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Profesionalisme Guru”
tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat berada di zaman terang benderang ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah berikutnya.

Banda Aceh, 05 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi
individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses ini
dilakukan tidak sekedar untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggali,
menemukan, dan menempapotensi yang dimiliki, tapi juga untuk mengembangkannya
dengan tanpa menghilangkan karakteristik masing-masing. Untuk itu sistem pendidikan
bangsa yang berpenduduk lebih dari 200juta manusia ini harus dirancang sedemikian rupa
sehingga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkannya mampu bersaing dengan
negara-negara lain di tengah kelindan dan kompetisi globalisasi. Untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas pun tidak mudah, haruslah SDM ini diperoleh dari pendidikan
yang bermutu unggul. Dan bagaimana pendidikan bermutu unggul ini didapatkan? Tentunya
pendidikan unggul ini diperoleh dari guru yang bermutu unggul juga ( guru yang
profesional ).

ADalam dunia pendidikan khususnya, guru adalah sebagai kekuatan pembebasan


(liberating Force), karena posisi dan peranannya adalah untuk mengajar dan membimbing
peserta didik supaya menjadi manusia yang berkualitas dalam hal memiliki ilmu
pengetahuan, watak bermartabat, dan berguna bagi masyarakat. Atau dalam adagium Jawa
yang berarti “digugu lan ditiru” (orang yang diikuti dan dicontoh. Sehingga, Kompetensi
yang dituntut dari guru profesional adalah memiliki kebiasaan dan kemampuan ilmiah dalam
merancang, melaksanakan, menemukan kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan
pengembangan, serta memanfaatkannya untuk kegiatan perbaikan berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
2. Bagaimana kompetensi profesional guru?
3. Bagaimana peran guru profesional dalam pembelajaran?
4. Bagaimana upaya mewujudkan guru profesional?
1.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesionalisme Guru
1. Profesionalisme
Dalam studi tentang masalah profesionalisme, kita akan berkenalan dengan sejumlah
definisi tentang “profesi”. Salah satunya adalah definisi yang dikemukakan oleh Dr. Sikun
Pribadi yang dikutip oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya “ pendiidikan guru
berdasarkan pendekatan kompetensi”, yakni: profesi itu pada hakikatnya adalah suatu
pernyataaan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada
suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
menjabat pekerjaan itu. Rumusan yang singkat ini mengandung sejumlah makna, dintaranya
hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka, profesi mengandung
unsur pengabdian, profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme adalah sifat-sifat(kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-
lain) yang dilakukan oleh seseorang.

2. Guru
Banyak sekali definisi mengenai pengertian guru, salah satunya pengertian guru yang
terdapat dalam buku Ilmu Pendidikan Islam bahwa guru adalah pekerja profesional yang
secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anak yang telah diamanatkan orangtua untuk
dapat mendidik anaknya di sekolah. Ungkapan diatasdapat diartikan sebagai suatu kesediaan
untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya terhadap tugas yang diamantkan kepadanya,
dengan kesediaan menerima segala konsekuensinya.

Definisi yang hampir sama mengenai guru terdapat dalam UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen bahwasanya guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru profesional adalah
kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan
pengajar yang meliputi kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.

2
2.2 Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapa,
kemamampuan, dan wewenang. Sedangkan Kompetensi guru profesional adalah merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihyati, dikuasai
dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Seorang guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri
agar dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif dan efisien serta mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 14 tentang
Guru dan Dosen menentukan bahwa guru yang profesional harus memiliki empat
kompetensi, diantaranya:

1. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik


yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang
dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelasanaan pembelajaran , serta
pengevaluasian hasil belajar.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif,
sopan santun, disiplin, jujur, rapi. Serta menjadi usatun hasanah bagi peserta didik
3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara mendalam dan memiliki berbagai keahlian dibidang pendidikan.
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
baik dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama
pendidik/ teman sejawat dan apat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite
sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya
masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan sosial.
2.3 Peran Guru Profesional dalam Pembelajaran

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap kebehasilan pembelajaran di sekolah.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki
oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan
ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik
dengan yang lain memiliki perbedaan. Gurdl. u juga harus bepacu dalam pembelajaran,
dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat

3
mengembangkan potensinnya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional,
dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut

1. Orang tua yang penuh kasih sayang terhadap peserta didiknya.


2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik
sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, bareani dan bertanggung jawab.
6. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang lain, dan
lingkungannya.
7. Mengembangkan kreativitas.
8. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru harus mmpu memaknai pembelajaran, serta
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas
pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran
guru dalam pembelajaran, diantaranya:

Guru sebagai pendidik.


Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya. Sebab, out put mendidik adalah:supaya anak didik menjadi anak
yang ahlakul karimah. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu,
yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

1. Guru sebagai pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu
yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang
dipelajari agar ilmu pengetahuan yang awalnya sedikit menjadi banyak.
2. Guru sebagai pembimbing.

4
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan motorik adalah berkembangnya kemampuan koordinasi kerja sistem
saraf motorik atau otak yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan tubuh
secara tepat, sesuai rangsangan dan respon dari urat saraf sensorik. Otak atau sistem saraf
motorik bertumbuh dan berkembang pesat pada janin hingga anak-anak. Berbeda dengan usia
dewasa yang bisa berkembang selama otak itu terus mendapatkan informasi yang menjadi
rangsangan.

Dalam pemrosesan informasi yang dilakukan oleh sel saraf motorik, informasi yang
datang akan dihantarkan serabut saraf sensorik ke sistem saraf pusat yaitu otak. Di dalam
otak, informasi tersebut akan diproses. Setelah informasi diproses oleh otak, informasi akan
ditanggapi oleh sel saraf motorik atau penggerak ke alat tubuh yang memberikan tanggapan.
Dan tanggapan itu akan memberikan gerakan-gerakan tubuh yang tepat berdasarkan
informasi yang diterima oleh otak.

3.2 Saran
Sistem saraf motorik atau otak adalah penentu utama keberhasilan proses pendidikan
pada seseorang. Dimana otaklah yang mengatur semua aktivitas tubuh, mulai dari mengingat,
konsentrasi, dan lain-lain. Otak pada seseorang akan terus berkembang jika sering menerima
informasi seperti ilmu pengetahuan terutama pada pendidikan. Untuk meningkatkan tumbuh
kembangnya otak pada anak, disarankan agar proses pembelajaran yang lebih mendorong
anak untuk mencari dan meneliti apa yang dikehendakinya seperti melihat gambar, museum,
buku, maupun alam sekitarnya. Pembelajaran seperti ini akan lebih mendorong anak untuk
berpikir, mengamati, merenungkan secara kreatif.

5
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2009. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Rosdakarya Offset


Pearce, Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai