Dosen Pembimbing :
Badratun Nafis,S.Pd,M.Pd
Di Susun Oleh :
Nia Wahyu Mulia 2311100021
Rafda Yani 2311100025
Husna Midaya 2311100014
Amalia Fitri 2311100116
BANDA ACEH
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah bahasa indonesia dengan judul “Kurikulum 2013 & Kurikulum Merdeka Dalam
Pembelajaran Indonesia”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah bahasa indonesia di Universitas Serambi Mekkah.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan latar belakang ini, perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi penting untuk dipahami,
karena kedua kurikulum ini memiliki peran strategis dalam menentukan arah pendidikan
Bahasa Indonesia di Indonesia. Dengan demikian, perbandingan tersebut dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana kurikulum-kurikulum ini merespons
1
dinamika kebutuhan pendidikan dan tuntutan zaman, serta memberikan kontribusi nyata
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum 2013 terdiri dari empat tingkatan pendidikan, yaitu Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs), dan
pendidikan menengah atas (SMA/SMK/MA). Setiap tingkatan memiliki ciri khas dan tujuan
pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan fisik, mental, dan emosional siswa.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 memiliki peran penting
dalam pengembangan kemampuan komunikasi, pemahaman teks, dan apresiasi terhadap
karya sastra dan budaya. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya berfokus pada
3
penguasaan tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada pengembangan kemampuan berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis.
Sistem evaluasi dalam Kurikulum 2013 lebih menekankan pada penilaian formatif yang
berkelanjutan, yang memperhatikan perkembangan siswa secara holistik. Guru diminta untuk
menggunakan berbagai metode evaluasi, termasuk tes tertulis, proyek, presentasi, dan
portofolio, untuk mengukur kemajuan dan pencapaian siswa.
2. Diskusi dan Debat: Diskusi dan debat adalah cara yang efektif untuk melatih
kemampuan berbicara dan mendengarkan siswa. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah
dapat menyelenggarakan diskusi terstruktur tentang berbagai topik Bahasa Indonesia,
seperti sastra, tata bahasa, atau isu-isu kebudayaan. Siswa juga dapat diajak untuk
berpartisipasi dalam debat formal, di mana mereka harus mempertahankan argumen
mereka secara logis dan persuasif.
4
aktivitas menulis ini, siswa dapat belajar menyusun ide-ide mereka dengan jelas dan
terstruktur, serta mengasah keterampilan mereka dalam menggunakan bahasa dengan
tepat.
4. Pementasan Drama atau Teater: Melalui pementasan drama atau teater, siswa dapat
berlatih berbicara di depan umum dan mengekspresikan karakter serta emosi melalui
bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah dapat
mengadakan produksi drama atau teater yang melibatkan siswa dalam berbagai peran,
sehingga mereka dapat belajar berkomunikasi dengan lebih percaya diri dan efektif.
5. Penggunaan Media Sosial dan Teknologi: Dalam era digital saat ini, penggunaan
media sosial dan teknologi dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan
kemampuan komunikasi. Sekolah dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam
forum online, blog, atau platform berbagi video untuk berdiskusi tentang Bahasa
Indonesia. Hal ini dapat membantu siswa untuk berlatih menyampaikan ide-ide
mereka secara tertulis maupun visual.
Dalam Kurikulum Merdeka, pengembangan pemahaman teks merupakan salah satu aspek
penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pemahaman teks melibatkan kemampuan
siswa untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi berbagai jenis teks, baik teks tulis
maupun teks lisan. Berikut beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengembangan
pemahaman teks dalam Kurikulum Merdeka:
5
sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat memahami relevansi dan signifikansi teks
dalam konteks kehidupan mereka sendiri.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, apresiasi terhadap karya sastra dan budaya
merupakan aspek penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Apresiasi ini tidak hanya
6
membantu siswa memahami dan menghargai warisan budaya bangsa, tetapi juga
mengembangkan pemahaman mereka tentang keindahan bahasa dan nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat diambil
dalam pengembangan apresiasi terhadap karya sastra dan budaya dalam Kurikulum Merdeka:
7
siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai
yang terkandung dalam karya sastra dan budaya.
8
4. Kesetaraan dan Inklusi: Kurikulum Merdeka memberikan perhatian khusus pada
prinsip kesetaraan dan inklusi, dengan memperhatikan keberagaman siswa dan
memastikan bahwa kurikulum dapat diakses oleh semua siswa, termasuk mereka yang
memiliki kebutuhan khusus.
10
dan digital di era modern. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat diambil dalam
pengembangan keterampilan berbahasa yang relevan dalam Kurikulum Merdeka:
11
Dengan pendekatan-pendekatan tersebut, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat
memberikan kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, mereka
akan siap menghadapi berbagai situasi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
konteks pribadi, sosial, maupun profesional, serta memperoleh keterampilan yang dibutuhkan
untuk sukses di masa depan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dalam
konteks pembelajaran Bahasa Indonesia menggambarkan dua pendekatan yang berbeda
namun memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan Bahasa Indonesia
di Indonesia. Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan kemampuan komunikasi,
pemahaman teks, dan apresiasi terhadap karya sastra dan budaya Indonesia dengan
pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis kompetensi. Di sisi lain, Kurikulum Merdeka
memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dalam menyesuaikan metode pembelajaran dan
materi dengan kebutuhan lokal, potensi siswa, dan dinamika zaman.
Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, kedua kurikulum ini memiliki poin-poin
yang penting. Kurikulum 2013 memberikan landasan yang kuat dalam pengembangan
kemampuan berbahasa siswa dengan pendekatan yang terstruktur dan berbasis kompetensi.
Di sisi lain, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas yang memungkinkan sekolah
untuk menyesuaikan pembelajaran dengan konteks lokal dan potensi siswa, sehingga lebih
relevan dan responsif terhadap kebutuhan pendidikan di tingkat lokal.
Kedua kurikulum ini juga menekankan pada pengembangan keterampilan berbahasa yang
relevan dengan tuntutan zaman, seperti kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam
berbagai konteks sosial dan profesional, penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa,
dan pengembangan keterampilan kreatif dan kritis dalam menggunakan bahasa.
Dengan demikian, perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan pentingnya terus-menerus mengembangkan
kurikulum pendidikan untuk menjawab dinamika kebutuhan pendidikan dan tuntutan zaman.
12
Kedua kurikulum ini memberikan landasan yang penting bagi pengembangan pendidikan
Bahasa Indonesia yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan siswa di era modern.
Dengan pendekatan yang tepat dan implementasi yang baik, diharapkan kedua kurikulum ini
dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dan
pemahaman budaya siswa, serta persiapan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan di
masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (2013). Kurikulum 2013: Kompetensi dasar Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
13