Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SDN 2 SUKAMULYA

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran


di Sekolah Dasar
Dosen Pengampu : 1. Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd.
2. Srie Mulyati, S.Pd., M.Pd.

disusun oleh :
Kelompok 2
Aam Sumia (2108610)
Elsa Lestari (2100452)
Lisnie Awalia Zahra (2106212)
Puti Hera Febiyan (2107065)
Rizka Amalia (2106116)

PROGRAM SUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun “Laporan Hasil Observasi dan
Wawancara Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 2 Sukamulya” ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, dorongan,
motivasi, saran, kritik, dan bimbingan dari semua pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. Edi Hendri Mulyadi, M.Pd. dan Ibu Srie Mulyati, S.Pd., M.Pd.,
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran dan juga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan
kalimat ataupun dari segi tata bahasanya. Dengan demikian penulis dengan tangan terbuka
menerima segala kritik dan saran pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini dengan lebih
baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tasikmalaya, 19 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................................ 3
2.1 Kurikulum Merdeka ................................................................................................ 3
2.2 Implementasi Kurikulum Merdeka ....................................................................... 4
2.3 Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka ......................................................... 4
2.4 Hambatan Implementasi Kurikulum Merdeka .................................................... 5
2.5 Asesmen dalam Kurikulum Merdeka .................................................................... 6
2.6 Tujuan Kurikulum ................................................................................................... 8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 9
3.1 Kepala Sekolah ......................................................................................................... 9
3.2 Guru Kelas IV .......................................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 12
4.2 Saran ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13
LAMPIRAN................................................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan salah satu perubahan yang cukup besar
dalam dunia pendidikan. Saat ini, kurikulum merdeka menjadi opsi dalam dunia pendidikan.
Perubahan sebuah kebijakan haruslah disesuaikan dengan perkembangan zaman termasuk
kurikulum. Dasarnya perkembangan dan perubahan pada kurikulum yang dialami di Indonesia
tidak jauh pengaruh perubahan teknologi maupun secara global tentang ilmu pengetahuan,
seni, dan budaya yang berlaku di masyarakat. Kurikulum yang telah mengalami perbaikan dan
perubahan mulai dari tahun 1975, 1984, 1994, 2004 (KBK), 2006 (KTSP), dan kurikulum
2013, sehingga sudah banyak pengalaman yang telah dilalui pendidikan di Indonesia untuk
mencapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa untuk Indonesia yang
lebih baik (Nurwiatin, 2022).
Proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau di dalam kelas akan bisa berjalan
dengan lancar, kondusif, interaktif, dan lain sebagainya apabila pendidikan bisa di jalankan
dengan baik ketika kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar agar
pembelajaran berlangsung secara optimal. UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan bahwa,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, kurikulum memegang peranan
penting dalam keberhasilan pendidikan siswa. Guru adalah pendidik profesional, di mana ia
secara sukarela memikul sebagian pendidikan di pundak orang tua. Ketika orang tua
menyekolahkan anaknya, sudah sewajarnya mereka berharap agar anaknya mendapatkan
pendidikan yang berkualitas dari guru. Oleh karena itu, guru harus menjadikan dirinya sebagai
guru yang berkualitas dan berkompeten, serta harus memahami perubahan kurikulum. Pada
Februari 2022 lalu, Kemendikbudristek resmi luncurkan kurikulum merdeka. Kurikulum
merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para
pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya.
Sebagai calon pendidik, diharapkan dapat memahami kurikulum agar memudahkan
guru dalam membuat rencana, menyusun indikator pencapaian kompetensi, melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran secara sistematis, dan mampu menerapkan berbagai metode
pembelajaran yang menyenangkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa kurikulum yang berlaku di SD Negeri 2 Sukamulya?
2. Bagaimana implementasi perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka di SD Negeri 2
Sukamulya?
3. Apa saja kendala dalam penerapan perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka
di SD Negeri 2 Sukamulya?
4. Apa perbedaan yang mendasar antara implementasi perencanaan pembelajaran
kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka?

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui kurikulum yang berlaku di SDN 2 Sukamulya.
2. Untuk mengetahui implementasi perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka di SD
Negeri 2 Sukamulya.
3. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan perencanaan
pembelajaran dalam kurikulum merdeka di SDN 2 Sukamulya.
4. Untuk Mengetahui perbedaan yang mendasar antara implementasi perencanaan
pembelajaran kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penyusun
Menambah wawasan kepada mahasiswa calon guru yang berkaitan dengan
implementasi perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka di sekolah dasar.
2. Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada pembaca yang berkaitan dengan implementasi
perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka di sekolah dasar.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kurikulum Merdeka
Salah satu aspek krusial dalam dunia pendidikan yang kerap terlupakan ialah
kurikulum. Kurikulum, pada dasarnya, mencerminkan gambaran visi, misi, dan tujuan
pendidikan suatu bangsa. Pada tingkat yang lebih luas, kurikulum dapat dianggap sebagai inti
yang membawa muatan-muatan nilai yang akan diimplementasikan kepada peserta didik.
Bahri, S. (2017). Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin Circulate yang memiliki
arti bahan Pelajaran Afriansyah, H. (2019). Kurikulum juga dapat diartikan sebagai gagasan
pendidikan yang diekspresikan dalam bentuk praktik. Saat ini definisi kurikulum semakin
berkembang, sehingga kurikulum memiliki maksud tidak hanya gagasan dalam pendidikan
namun termasuk seluruh pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (19) kurikulum ialah seperangkat
rencana tentang isi, tujuan, bahan ajar dan cara yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai.
Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum alternatif mengatasi kemunduran belajar
selama masa pandemi yang memberikan kebebasan “Merdeka Belajar” pada pelaksana
pembelajaran yaitu guru dan kepala sekolah dalam menyusun, melaksanakan proses
pembelajaran dan mengembangkan kurikulum di sekolah memperhatikan pada kebutuhan dan
potensi siswa. Dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Belajar Pengembangan & Pembelajaran (2022) sebagai bentuk
dukungan penuh terhadap perbaikan kurikulum di Indonesia mewujudkan Indonesia Maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang
bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebhinnekaan global melalui Implementasi
Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka menjadi opsi bagi sekolah yang siap melaksanakan
dalam rangka pemulihan pembelajaran 2022 sampai dengan 2024 akibat pandemi. Akan
tetapi, bagi sekolah yang belum siap melaksanakan Kurikulum Merdeka masih terdapat opsi
lain yaitu terus menggunakan Kurikulum 2013, atau melanjutkan dengan Kurikulum Darurat
hingga dilakukan evaluasi terhadap kurikulum pemulihan pembelajaran pada tahun 2024
Kholik, A. N. (2019).
Atas dasar berkembangnya suatu zaman, mendorong dunia pendidikan harus terus
bergerak mengikuti arus zaman, sejalan dengan itu kurikulum sebagai arah tujuan pendidikan
suatu bangsa haruslah berubah mengikuti zaman, namun dalam perubahannya itu diperlukan
landasan. Landasan atau dasar dalam pengembangan kurikulum adalah faktor-faktor yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh seorang pengembang kurikulum pada saat
mengembangkan kurikulum. Adapun landasan dalam pengembangan kurikulum diantaranya
adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, serta landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi Kholik, A. N. (2019).

3
4

2.2 Implementasi Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka memberi kebebasan dan berpusat pada siswa, guru dan sekolah
bebas menentukan pembelajaran yang sesuai. Kurikulum Merdeka mengusung konsep
“Merdeka Belajar” yang berbeda dengan kurikulum 2013, dimana memberikan kebebasan ke
sekolah, guru dan siswa untuk bebas berinovasi, belajar mandiri dan kreatif, dimana
kebebasan ini dimulai dari guru sebagai penggerak. Suasana belajar yang menyenangkan,
mengingat banyak keluhan orang tua dan siswa terkait pembelajaran yang mengharuskan
mencapai nilai ketuntasan minimum, apalagi selama masa pandemi. Dalam Kurikulum
Merdeka tidak ada lagi tuntutan tercapainya nilai ketuntasan minimal, tetapi menekankan
belajar yang berkualitas demi terwujudnya siswa berkualitas, berkarakter profil pelajar
Pancasila, memiliki kompetensi sebagai sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi
tantangan global Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022).
Implementasi Kurikulum Merdeka tidak bersifat serentak dan massif, melainkan
mengikuti kebijakan yang memberikan keleluasaan kepada sekolah. Kementerian
Kebudayaan Riset dan Teknologi (2022) melakukan pendataan kesiapan sekolah untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka (IKM). Hasilnya, sebanyak 35.334 sekolah siap
melaksanakan IKM secara mandiri belajar, 59.429 sekolah siap berubah ke mandiri, dan 3.607
sekolah siap berbagi, dengan pelaksanaan dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang
PAUD, SD, SMP, dan SMA. Sekolah dan guru, khususnya di SD pada kelas 1 dan kelas 4,
perlu mempersiapkan diri dengan memahami struktur Kurikulum Merdeka, asesmen, capaian
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan pelaksanaan proyek. Mereka dapat mengikuti
kegiatan seperti Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak, serta melalui pendampingan dan
pelatihan mandiri atau kelompok seperti KKG, MGMP, FGD, atau komunitas guru lainnya.
Pemerintah mendukung implementasi ini dengan menyediakan perangkat ajar, pelatihan,
sumber belajar, jaminan jam mengajar, dan tunjangan profesi guru Rahmadayanti, D., &
Hartoyo, A. (2022).

2.3 Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka


Seperti apa yang telah dipaparkan di kajian diatas bahwasanya Kurikulum Merdeka
belum diterapkan secara serentak. Kebijakan dari Kemdikbudristek mencakup pembentukan
sekolah percontohan untuk mengimplementasikannya sesuai tingkat kesiapannya. Sekolah
yang berminat harus mempelajari materi konsep Kurikulum Merdeka yang telah disediakan
oleh Kemendikbudristek. Proses selanjutnya melibatkan pendaftaran dan pengisian survei
singkat sebelum sekolah memutuskan untuk mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka.
Penting untuk dicatat bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tidak melibatkan seleksi,
melainkan berdasarkan pendaftaran dan pendataan. Kesuksesan Kurikulum Merdeka sangat
tergantung pada kesediaan kepala sekolah dan guru untuk mengadaptasi dan memahami
kurikulum tersebut. Kemendikbudristek juga telah menyusun skema strategi implementasi
Kurikulum Merdeka Fitriana, L. N. L., dkk (2022). Strategi pertama, Strategi ini fokus pada
kesiapan sekolah untuk mengimplementasikanKurikulum Merdeka, yakni rute adopsi
kurikulum merdeka dilakukan secara bertahap. Pendampingan analisis kesiapan sekolah
dilakukan berkala setiap 3 bulan dengan memberikan umpan balik. Hal tersebut
dilakukan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk memetakan
5

kebutuhan penyesuaian dukungan Implementasi Kurikulum Merdeka. Strategi kedua, strategi


ini berfokus pada penyediaan pilihan penilaian dan alat pengajaran berbasis TIK. Sebagai
contoh: Buku pelajaran, modul ajar, proyek, media dalam bentuk digital. Strategi ketiga,
Strategi ini menitikberatkan pada pelatihan mandiri kurikulum merdeka dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Pelatihan berbasis teknologi ini
memungkinkan guru untuk mengaksesnya secara online. Hal ini tentu saja memudahkan
lembaga pendidikan untuk mengadopsi kurikulum mandiri. Kemendikbud juga telah
menyiapkan berbagai video edukasi, podcast, atau buku elektronik yang telah didistribusikan
di berbagai media. Strategi kedua dan ketiga lebih menitikberatkan pada pemanfaatan
teknologi dalam implementasi kurikulum mandiri. Teknologi juga semakin berkembang
pesat. membawa dampakyang sangat signifikan bagi berbagai sektor kehidupan termasuk
pendidikan. Di masa pandemi Covid-19, teknologi berperan sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Keberadaan teknologi ini menjadi jembatan, baik dari sisi
teknis pelaksanaan maupun sumber belajar, agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring
berlangsung dengan baik. Strategi keempat, Strategi ini fokus pada penyediaan sumber
daya manusia yang kompeten pada lembaga pendidikan. SDM ini berasal dari sekolah
penggerak/SMK PK yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Strategi ini dapat
diimplementasikan secara langsung atau onlinemelalui webinar, seminar tatap muka,
lokakarya, atau pertemuan lainnya. Strategi kelima, Strategi ini menekankan pada
pemanfaatan komunitas belajar yang dibentuk atas prakarsa alumni guru dan pelatih
di guru penggerak. Dengan strategi tersebut diharapkan dapat menjadi wadah pertukaran
praktik-praktik yang baik dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Komunitas belajar
dapat menciptakan ruang pertukaran dan keterbukaan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Strategi keempat dan kelima merupakan strategi yang lebih
menitikberatkan pada pertemuan, baik pertemuan yang menghadirkan narasumber
maupun komunitas belajar. Menciptakan ruang terbuka antara guru, siswa dan peneliti
ketika melakukan kegiatan pembelajaran, termasuk implementasi Kurikulum Merdeka
secara bersama, hal ini dapat dicapai melalui keterlibatan masyarakat.

2.4 Hambatan Implementasi Kurikulum Merdeka


Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam pembelajaran, guru perlu
melakukan persiapan yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan evaluasi.
(Dewi & Astuti, 2022). Dimana dalam merancang sebuah pembelajaran tidak lain dan tidak
mungkin tentunya terdapat sebuah hambatan dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka, hal tersebut bisa terjadi dikarenakan beberapa hal seperti ruang kelas, sarana dan
prasarana, dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum
merdeka, serta solusi yang dapat ditemukan untuk mengatasi kendala dalam implementasi
kurikulum tersebut.
Terdapat beberapa penelitian mengenai hambatan guru dalam mengimplementasi
kurikulum merdeka di sekolah dasar diantaranya penelitian (Nurcahyono, et al., 2022) dengan
judul “Hambatan guru matematika dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di
sekolah dasar”. Hasil penelitiannya terdapat Hambatan yang dialami guru pada perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Hambatan pada perencanaan pembelajaran meliputi
6

(1) kurangnya pemahaman cara menurunkan/ menerjemahkan CP menjadi tujuan


pembelajaran; (2) heterogenitas siswa di dalam kelas; (3) kurangnya referensi model
pembelajaran berdiferensiasi; (4) keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah; (5)
keterbatasan pengetahuan awal dan materi pelajaran. Hambatan pada pelaksanaan
pembelajaran meliputi (1) keterbatasan pemahaman materi pelajaran dengan pengetahuan lain
yang relevan; (2) keterbatasan mengakomodasi pertanyaan pembuka; (3) keterbatasan
pemahaman psikologis siswa; (4) keterbatasan menerjemahkan pengetahuan ke dalam Bahasa
yang mudah dipahami. Hambatan pada evaluasi pembelajaran meliputi (1) paradigma
asesmen pendahuluan yang belum sesuai; (2) keterbatasan mengidentifikasi proses
pembelajaran; (3) keterbatasan pemahaman penilaian formatif.

2.5 Asesmen dalam Kurikulum Merdeka


Secara umum, kurikulum diperuntukan untuk mencapai sebuah tujuan yang dicita-
citakan, dalam melihat ketercapaian itu, perlu adanya penilaian dan evaluasi secara mikro
ataupun makro. Penilaian hasil belajar sebaiknya dapat mengungkap semua aspek domain
pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Siswa dengan kemampuan
kognitif yang baik ketika diuji dalam ujian tertulis mungkin tidak selalu dapat menerapkan
pengetahuannya dengan baik, terutama dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan yang dicapai dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan evaluasi hasil
belajar. Assesment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang
ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan
(Prijowintato, 2020; Prasasati & Dewi, 2020).
Sejalan dengan apa yang disampaikan Anggraena, Y., dkk (2022) Pada kurikulum
merdeka, asesmen memiliki beberapa prinsip. Diantaranya, 1) Asesmen merupakan bagian
integral dari proses belajar, membantu dalam memfasilitasi pembelajaran, dan memberikan
informasi secara menyeluruh sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang
tua/wali. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengarahkan strategi pembelajaran
berikutnya. 2) Asesmen harus disusun dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan asesmen yang
spesifik, memberikan fleksibilitas dalam metode dan waktu pelaksanaannya agar efektif
mencapai sasaran pembelajaran. 3) Asesmen harus adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) dalam menggambarkan kemajuan belajar, serta menjadi dasar untuk
mengambil keputusan terkait langkah selanjutnya dan merancang program pembelajaran yang
sesuai. 4) Laporan hasil belajar peserta didik harus mudah dipahami dan memberikan
informasi yang berguna tentang karakter dan kompetensi yang telah dicapai, serta
menawarkan strategi tindak lanjut yang diperlukan. 5) Hasil asesmen harus dimanfaatkan oleh
peserta didik, pendidik, staf pendidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
1. Asesmen Diagnostik
Dalam Nugroho, D., dkk (2023) Asesmen diagnostik pada implementasi
kurikulum merdeka dibagi menjadi dua bentuk. Yaitu pertama, asesmen diagnostik
kognitif. Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan dasar peserta
didik pada topik tertentu sebuah mata pelajaran. Kemudian menyesuaikan pembelajaran
7

di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik dan memberikan kelas pelajaran
tambahan kepada peserta didik dengan kompetensi di bawah rata-rata. Asesmen
diagnostik kognitif akan fokus pada pengukuran struktur. Asesmen diagnostik
kognitif mengacu pada seperangkat prosedur diagnostik yang didasarkan
secara kognitif yang mencoba menunjukkan kekuatan dan kelemahan peserta
didikdalam kaitannya dengan struktur pengetahuan dan keterampilan pemrosesan mereka
Kedua, asesmen diagnostik non-kognitif. Asesmen ini bertujuan untuk mengukur
aspek psikologis dan kondisi emosional dari setiap peserta didik sebelum
pembelajaran dimulai. Asesmen ini dilakukan dalam rangka menilai aktivitas peserta
didik selama belajar di rumah dengan tetap memperhatikan kondisi keluarganya.
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik.
Menurut Anggraena dkk., (2022) Asesmen diagnostik kurikulum merdeka dapat
disusun dengan tahapan berikut. Pertama, menganalisis laporan hasil belajar (rapor)
peserta didik tahun sebelumnya. Kedua, mengidentifikasi kompetensi yang akan
diajarkan. Ketiga, menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta
didik. Instrumen asesmen yang dapat digunakan antara lain yaitu tes tertulis/lisan
dan/atau, keterampilan (produk, praktik), dan observasi. Keempat, bila diperlukan,
menggali informasi peserta didik dalam aspek latar belakang keluarga, motivasi,
minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan peserta
didik/sekolah. Kelima, pelaksanaan asesmen dan pengolahan hasil. Keenam, hasil
diagnosis menjadi data/informasi untuk merencanakan pembelajaran sesuai tahap
capaian dan karakteristik peserta didik.
2. Asesmen Formatif
Asesmen pada kurikulum merdeka ini diharapkan bergeser orientasinya
dibandingkan asesmen pada kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum sebelumnya
asesmen ditekankan pada asesmen sumatif. Hasil asesmen sumatif menjadi dasar
untuk mengisi laporan hasil studi peserta didik. Asesmen pada paradigma baru,
pendidikan dapat memfokuskan pada pelaksanaan asesmen formatif dibandingkan
dengan asesmen sumatif. Hasil asesmen formatif dapat digunakan sebagai dasar
untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran berikutnya Budiono, A. N., & Hatip, M.
(2023). Adapun Karakteristik asesmen formatif menurut Budiono, A. N., & Hatip, M.
(2023).
a. Menyatu dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, asesmen formatif
dan perencanaan pembelajaran menjadi satu kesatuan terintegrasi.
b. Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya, seperti melalui penilaian diri,
penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya.
c. Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah, termasuk sikap,
pengetahuan, keterampilan, motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya
belajar, dan kerjasama dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, diperlukan
metode/strategi pembelajaran dan teknik/instrumen penilaian yang sesuai.
3. Asesmen Sumatif
8

Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan


tercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan, sehingga asesmen ini sering
dilakukan di akhir proses pembelajaran, akhir tahun ajaran atau akhir jenjang
pendidikan. Penilaian sumatif adalah kegiatan penilaian yang menghasilkan skor atau
angka yang kemudian digunakan untuk mengambil keputusan tentang kinerja siswa
Mujiburrahman, M., Kartiani, B. S., & Parhanuddin, L. (2023). Asesmen sumatif
merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan dari
satuan pendidikan (PermendikbudNo.21 Tahun2022). Karakteristik Asesmen Sumatif
menurut Budiono, A. N., & Hatip, M. (2023).
a. Dilakukan setelah periode pembelajaran selesai, seperti satu bagian materi, akhir
semester, atau akhir tahun ajaran.
b. Pelaksanaannya bersifat formal dan memerlukan perancangan instrumen yang sesuai
dengan capaian kompetensi yang diharapkan serta prinsip-prinsip asesmen.
c. Berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan peserta
didik, serta sebagai pemantauan bagi pemangku kepentingan (stakeholder).
d. Digunakan oleh pendidik atau sekolah untuk mengevaluasi efektivitas program
pembelajaran.

2.6 Tujuan Kurikulum


Tujuan pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan tujuan institusional
(tujuan lembaga/satuan pendidikan), tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), dan tujuan
instruksional (tujuan pembelajaran). Semuanya perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan kurikulum. Di sisi lain dapat ditegaskan bahwa tujuan pengembangan
kurikulum tidak dapat lepas dari tujuan pendidikan itu sendiri, sebab kurikulum merupakan
ujung tombak ideal dari visi, misi dan tujuan pendidikan sebuah bangsa. Secara makro, jika
di lihat dari beberapa landasan pengembangan kurikulum pada dasarnya tujuan
pengembangan kurikulum mengacu kepada paradigma pergeseran filsafat pendidikan,
perubahan dan pergeseran sosial dan pengembangan pengetahuan seperti pengembangan sains
dan teknologi. Dapat juga dikatakan bahwa pengembangan kurikulum bertujuan untuk
menyikapi persoalan sosial yang datang seiring perputaran waktu. Adapun tujuan
pengembangan kurikulum menurut Bahri, S. (2017) : 1) merekonstruksi kurikulum
sebelumnya; 2) menginovasi; 3) beradaptasi dengan perubahan sosial (sisi positifnya); 4)
mengeksplorasi pengetahuan yang masih tersembunyi berdasarkan tujuan pendidikan nasional
yang telah dirumuskan. Dari pengembangan kurikulum harus berakar, namun harus juga
berpucuk menjulang tinggi, beranting, dan berdaun rindang. Berakar berarti tetap berpegang
kepada falsafah bangsa dan menjulang berarti mengikuti perubahan dan perkembangan
zaman.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada ibu Tini Supartini, S.Pd selaku
kepala sekolah SDN 2 Sukamulya mengenai implementasi perencanaan pembelajaran pada
kurikulum merdeka di sd. Beliau berpendapat bahwa pergantian kurikulum dilaksanakan
dengan cukup baik, karena kurikulum ini merupakan anjuran dari pemerintah sehingga
sekolah hanya bisa mengikuti apa yang sudah dianjurkan. Pihak sekolah meyakini bahwa
sebelum diimplementasikan kurikulum merdeka ini pasti sudah dilakukan uji coba sehingga
sudah dapat diperkirakan apa yang menjadi kelebihan dan kelemahannya. Selain tanggapan
dari pihak sekolah, ada juga tanggapan dari wali murid terkait perubahan kurikulum yang
menanggapinya dengan cukup baik dan antusias terutama dalam kegiatan P5 (Project
Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Orang tua atau wali murid sebagian besar memberikan
dukungan yang positif terhadap keberlangsungan belajar peserta didik. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa diantaranya terdapat orang tua atau wali murid yang tidak dapat mendukung
secara penuh pada kegiatan P5 tersebut. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kondisi
ekonomi di setiap keluarga peserta didik, sehingga orang tua tidak mendukung dengan
maksimal secara material. Kepala sekolah berpendapat bahwa kurikulum merdeka merupakan
kurikulum baru yang mulai diterapkan di semua jenjang pendidikan di Indonesia, termasuk
pada jenjang sekolah dasar. Kurikulum ini disusun demi mengatasi kemunduran belajar yang
terjadi di Indonesia akibat pandemi COVID-19 yang cukup lama melanda Indonesia. Dalam
implementasi kurikulum merdeka sekolah perlu menyesuaikan beberapa hal yang sedikit
berbeda dari kurikulum sebelumnya. Perbedaan tersebut diantaranya terletak pada
pelaksanaan pembelajaran, penilaian dan lain sebagainya. Selain itu, kurikulum merdeka juga
lebih menekankan pada kreatifitas peserta didik dalam bentuk project dan keterampilan
teknologi para peserta didik.
Dalam persiapan implementasi kurikulum merdeka, sebelum implementasi terlebih
dahulu dilaksanakan pelatihan. Akan tetapi, dikarenakan ada kegiatan yang dilaksanakan
bersamaan sehingga kepala sekolah tidak dapat mengikuti pelatihan tersebut. Kegiatan
pelatihan itu hanyak diikuti oleh guru-guru saja. Dalam implementasi kurikulum merdeka di
SDN 2 Sukamulya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya. Adapun dalam penerapannya di SDN 2 Sukamulya dilakukan secara bertahap.
Tahun pertama diimplementasikan pada kelas 1 dan kelas 4, dan pada tahun kedua
dilaksanakan di kelas 1, kelas 2, kelas 4, dan kelas 5. Sehingga saat ini kelas 3 dan kelas 6
masih menggunakan kurikulum 2013. Kemungkinan tahun berikutnya kurikulum merdeka ini
akan diimplementasikan di kelas 3 dan kelas 6. Adapun strategi yang digunakan dalam
mempersiapkan implementasi kurikulum merdeka yaitu guru-guru mengikuti kegiatan
sosialisasi dan pelatihan bersama KKG (Kelompok Kinerja Guru) dan monitoring bersama
dinas pendidikan setempat. Monitoring dan diskusi bersama dinas setempat dilakukan sesuai
kebutuhan, yakni apabila sekolah mengalami kesulitan tertentu saja. Selain itu, setiap satu
bulan sekali selalu dilakukan pelatihan di sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan
pemaham guru dalam implementasi kurikulum merdeka. Kemudian selain pelatihan secara

9
10

langsung, terdapat program pelatihan mandiri bagi guru yang dilakukan melalui web dari
kemendikbud.
Dalam menyusun TP dan ATP dianggap tidak kesulitas karena didasarkan pada CP
yang diberikan oleh pemerintah sehingga memudahkan guru dan hanya perlu disesuaikan
dengan kondisi peserta didik dan sarana prasarana yang mendukung. Sedangkan dalam
menyusun modul ajar, dilakukan oleh guru-guru dengan cara diskusi bersama guru dari
sekolah lain dalam KKG. Dengan demikian, dapat saling mengoreksi apabila dirasa terdapat
kekurangan atau hal lain yang perlu dilengkapi. Adapun persiapan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka ini yaitu dengan mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh dinas pendidikan setempat, mengikuti diskusi dalam kelompok kinerja guru,
monitoring bersama pihak pemerintah dinas pendidikan, dan juga pelatihan mandiri melalui
aplikasi atau web yang sudah disediakan oleh kemendikbud. Dalam implementasinya, sistem
penilaian yang diterapkan dalam kurikulum merdeka hampir sama dengan penilaian pada
kurikulum 2013, hanya saja ada tambahan yaitu penilaian hasil project. Pelaksanaan project
penguatan profil pancasila dilakukan setelah peserta didik mempelajari teorinya dikelas, dan
setelah itu barulah guru membimbing peserta didik untuk melakukan aktifitas berupa project.
Selain itu, terdapat diantaranya hal yang perlu dievaluasi dalam pengimpkementasian
kurikulum merdeka. Salah satunya yaitu dalam manajemen dana. Hal tersebut perlu
dievaluasi, karena dengan adanya pergantian kurikulum tentu sekolah perlu memperbarui
sumber belajar terutama buku. Dengan demikian, manajemen dana di sekolah jadi
membengkak dan buku yang sebelumnya jadi kurang digunakan. Adapun selama
pengimplementasian kurikulum merdeka tentu saja timbul hambatan-hambatan, baik dari
pihak sekolah, peserta didik, orang tua, maupun pihak lain yang terlibat. Akan tetapi,
hambatan-hambatan tersebut masih bisa diatasi dan tidak dianggap sebagai masalah yang
serius.
Menurut pendapat kepala sekolah, jika dibandingkan antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum merdeka lebih mudah kurikulum 2013. Karena kebetulan kepala sekolah SDN 2
Sukamulya menjadi instruktur dalam sosialisasi dan pengimplementasian kurikulum 2013.
Sedangkan dalam kurikulum merdeka, pelatihannya masih kurang maksimal sehingga masih
banyak guru yang merasa kesulitan dan ada beberapa hal yang belum benar-benar dipahami
baik oleh kepala sekolah maupun guru-guru.

3.2 Guru Kelas IV


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada ibu Putri, S.Pd selaku guru kelas
4 SDN 2 Sukamulya mengenai implementasi perencanaan pembelajaran pada kurikulum
merdeka di SD. Namun, beliau belum pernah mengikuti pelatihan dan sosialisasi mengenai
kurikulum merdeka yang diprogramkan oleh pemerintah karena beliau termasuk guru baru di
SDN 2 Sukamulya ini. Meskipun begitu beliau juga saat ini sudah mulai untuk daftar dalam
kurikulum merdeka dengan mengisi aksi nyata walaupun belum terisi semua. Dalam
mempersiapkan implementasi kurikulum merdeka sangat ribet karena guru harus
mempersiapkannya dengan maksimal dan guru juga dituntut harus serba bisa apalagi dalam
membuat dan menguasai chrome book. meskipun sebenernya dalam modul aja serta sarana
prasaranya sudah disiapkan dari pemerintah dan juga sekolah.
11

Dalam kurikulum merdeka tentunya guru harus mempersiapkan modul ajar yang
didalamnya ada Tujuan pembelajaran (TP), yaitu deskripsi pencapaian peserta didik yang
perlu dicapai dan dibangun dalam kegiatan pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) yaitu, langkah-langkah tujuan pembelajaran yang disusuun untuk mencapai capaian
pembelajaran. Dalam mempersiapkan TP, ATP Serta modul ajar menurut beliau tidak rumit
karena sudah semua disediakan oleh sekolah dan juga tnggal disesuaikan dengan CP yang
sudah diberikan oleh pemerintah meskipun begitu, guru tetap menyusun meskipun tidak dari
awal. Guru hanya mrmikirkan bagaimana implementasinya ke kelas dan juga media
pembelajarannya. Dalam menyusun langkah-langkah menyusun ATP juga disesuaikan dengan
Pedoman yang diberikan yang terpenting disesuaikan dengan kondisi kelasnya.
Selain itu juga, Menurut guru kelas 4 mengenai perbedaan antara kurikulum 2013
dan kurikulum merdeka itu memang sangat berbeda, Namun dalam pengimplementasiannya
menurut beliau lebih enak kurikulum merdeka karena lebih mendekati kurikulum KTSP dulu
yaitu per mata pelajaran sedangkan kurikulum 2013 itu menggunakan tematik yang
memadukan beberapa pelajaran dalam satu tema sehingga itu sedikit rumit dalam
implementasinya. Meskipun begitu, dalam kurikulum merdeka juga guru harus lebih pintar
mencari informasi karena di buku yang diberikan pemerintah itu hanya sekilas saja. Selain itu
juga guru harus dituntut kreatif karena kurilulum merdeka ini menekankan pada aktivitas
project jadi siswa dituntut harus bisa dan guru harus extra berpikir untuk membuat teknik agar
dalam projeknya siswa tidak merasa jenuh meskipun begitu bagi beliau sebagai guru muda itu
menyenangkan.
Dalam pengimplementasian asessmen menurut guru sebenernya sama aja dan tidak
terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya masih tetap ada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik yang membedakannya hanya dalam projeknya saja dalam asessmennya juga
tidak semua tertulis tetapi guru membuat LKPD sendiri, jika sudah nanti dihimpun menjadi
sebuah portofolio. Asessmen awal yang digunakan guru dalam kelas yaitu dengan melakukan
pretest kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau akan diajarkan, nah jika hasil
dari asessmennya ada yang belum tercapai maka asessmen itu akan diulangi lagi. Sedangkan,
untuk asessmen formatif yang digunakan guru adalah dengan menggunakan LKPD, jika
hasilnya masih ada yang belum terpenuhi maka itu bisa menjadi bahan evaluasi untuk
pembelajaran selanjutnya dan Asessmen sumatif yang dilakukan yaitu ketika di akhir semester
dengan melaksanakan ujian akhir semester (UAS) dalam UAS nya juga sama dipisah-pisah
antar mata pelajaran, bedanya jika dalam projek guru harus kreatif membuat lembar kerja agar
tidak monoton.
Dalam implementasi pembelajaran antara kurikulum merdeka dan kurikulum 2013
khususnya di SDN 2 Sukamulya menurut beliau lebih mudah kurikulum merdeka karena tidak
ribet dan semua sudah disediakan yang terpenting kita sebagai guru harus kreatif dan pintar
menggali informasi dan juga dalam capaian pembelajarannya khususnya bagi siswa kelas 4
lebih antusias karena tidak hanya belajar teori namun belajar project juga.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi Kurikulum
Merdeka di jenjang SD/MI baik pada perencanaan pembelajaran maupun lainya
mengutamakan pada pembelajaran berbasis proyek demi mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila. Hal ini juga sangat relevan dengan pembelajaran abad-21 yang membekali peserta
didik dengan keterampilan 4C yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan zaman.
Kurikulum merdeka ini cukup efektif bila diterapkan di sekolah. Guru juga berpendapat
bahwa kurikulum merdeka lebih mudah dalam pengimplementasianya. Tentunya dengan
memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan yang ada. Kelebihan kurikulum merdeka
diantaranya memudahkan guru dalam sistem pemasukkan nilai ke dalam rapot juga
memudahkan siswa dalam mengingat pembelajaran karena kurikulum merdeka ini lebih
menekankan pada percobaan dan praktek (P5) dan terpusat pada siswa. Salah satu
kekurangannya adalah buku pelajaran kurang atau tidak merata berbeda dengan kurikulum
2013 yang semua tersedia dari sekolah.

4.2 Saran
1. Bagi Guru
Bagi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada kurikulum merdeka
untuk melengkapi komponen-komponen yang termuat dalam modul ajar dan
mempersiapkan media, metode, model pembelajaran yang bervariasi agar dalam proses
pembelajaran peserta didik dapat ikut dan berperan aktif.
2. Bagi Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah agar tidak terjadi ketidaksesuaian dengan peraturan pemerintah
dalam implementasi kurikulum merdeka, bisa dilakukan dengan cara melakukan
monitoring secara rutin dan melakukan perbaikan sehingga implementasi kurikulum
merdeka dapat berjalan secara optimal.

12
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, H. (2019). Administrasi kurikulum
Anggraena, Y., dkk (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen : Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Menengah. Badan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan
kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi republik Indonesia. Diakses
dari : https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-
Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf
Bahri, S. (2017). Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam
Futura, 11(1), 15-34.
Budiono, A. N., & Hatip, M. (2023). Asesmen Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka. Jurnal
Axioma: Jurnal Matematika Dan Pembelajaran, 8(1), 109-123.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Diunduh dari
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.
pdf pada 22 Juli 2019
Fitriana, L. N. L., Ahid, N., Prasetiyo, G. E., & Daratista, I. (2022). Kebijakan Pokok dan Strategi
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia. Journal on Teacher
Education, 4(2), 1505-1511.
Kholik, A. N. (2019). Landasan psikologis pengembangan kurikulum abad 21. As-Salam: Jurnal
Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 65-86.
Mujiburrahman, M., Kartiani, B. S., & Parhanuddin, L. (2023). ASESMEN PEMBELAJARAN
SEKOLAH DASAR DALAM KURIKULUM MERDEKA. Pena Anda: Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 1(1), 39-48.
Nurcahyono, N. A., & Putra, J. D. (2022). Hambatan guru matematika dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah dasar. Wacana Akademika:
Majalah Ilmiah Kependidikan, 6(3), 377-384.
Nugroho, D., Wirawan, W., Febriantania, P., & Ridaningsih, I. (2023). A Sistematic Literature
Review: Implementasi Asesmen Diagnostik pada Kurikulum Merdeka. Jurnal
Annaba'STIT Muhammadiyah Paciran, 9(2), 50-61.
Nurwiatin, N. (2022). Pengaruh Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kesiapan
Keplala Sekolah terhadap Penyesuaian Pembelajaran di Sekolah. Edusaintek: Jural
Pendidikan, Sains, dan Teknologi. 9(2), 473-484.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan
Permendikbudriset No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan
Anak Usia Dini, JenjangPendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

13
14

Prijowuntato, S. W. (2020). Evaluasi pembelajaran. Sanata Dharma University Press.


Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar di
sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174-7187.
LAMPIRAN

Transkip Wawancara
1. Nama Kepala Sekolah : Tini Supartini, S.Pd.
M1 : “Eu ieu teh atoskan atos di implementasikeun nya ibu nembe kelas 1”
Kepsek : “Kelas 1,2 eu 4,5 atos 4 kelas”
M1 : “Eu sebenernya ini pertanyaan, puntennya bu bilih aya campur Indonesia sunda”
Kepsek : “Wios wios neng wios wios”
M1 : “Mungkin ieu pertarosan langsung we nya ibu nya”
Kepsek : “Hun”
M1 : “Kan sebelumna kan dari Kurikulum 2013 pangintennya bu langsung ka
Kurikulum Merdeka, panginten tanggapan ibu gitu selaku kepala sekolah
khususnya dalam pergantian kurikulum itu seperti gimana ibu?”
Kepsek : “Yah intinya panginten sebagai kepala sekolah mah mengikuti program
pemerintah nya neng, intina mah kitu, mengikuti memang ya alhamdullilah baik
juga karena mungkin program pemerintah kita sebagai lembaga yah harus
mengikuti, sok sanaos ibu da ari Kurikulum Merdeka mah kan kepala sekolah
hente hente hente ngiring euu pelatihan hente ngiring implementasi hanya guru
kelas, uhun janten ibu saleresna mah sadayana oge kepala sekolah ya kirang
paham oge kitu hehehe, margi teu ngiringan implementasi sosialisasi na benten
sareng kapungkur kan Kurikulum 2013 mah gebyar aya pelatihanna sanes
sosialisasi deui pelatihanna, euuu kaleresan ibu kapungkur Kurikulum 2013 mah
kalebet intrukturnya selama 10 hari teh guru teh ngiring sareng kepala sekolah
ari ayeuna mah kepala sekolah hente uhun ehehehe”
M1 : “Oke eu teras tanggapan ini bu kaya wali murid mungkin kan pasti ada perbedaan
ya bu dari segi kan kalo Kurikulum Merdeka lebih kepada murid tuh project nah
mungkin tanggapan wali murid khususnya dari kelas 1,2 yang sudah di
implementasikan Kurikulum Merdeka itu bagaimana”
Kepsek : “Alhamdullilah menerima dengan positif”
M1 : “Jadi menerima saja ya bu yah”
Kepsek : “Euu pokoknya pembelajaraan berjalan dengan lancar dengan adanya kurmer ini
orang tua pun mendukung alhamdullilah”
M1 : “Euuu kalo pelaksanaan kurmer di sekolah ini bagaimana apakah bertahap atau
seperti gimana?”
Kepsek : “Bertahap, pertama 1,4 tahun kemaren 2022 1,4 sekarang 2023 euuu 2,5 mungkin
tahun depan 3,6”
M1 : “Iya haha, eu kemudian strategi sekolah gitu ibu dalam mempersiapkan kurmer
itu giman ibu?”
Kepsek : “Ya strateginya ya mungkin guru-guru terutama guru-guru yang bersangkutan ya
kelas 1,2, euu 4,5 mengikuti sosialisasi selain sosialisasi juga setiap bulan
mengadakan atau mengikuti KKG, KKG kelas tiap-tiap kelas masing-masing
kelas untuk mendukung terlaksananya eu Kurikulum Merdeka gitu iya”

15
16

M1 : “Berarti ya udah ada juga ya startegi dari sekolah, kemudian ibu ada juga ga
monitoring atau pelatihan dari dinas pendidikan?”
Kepsek : “Ada ada”
M1 : “Itu berapa lama?”
Kepsek : “Euuu itu tergantung, tergantung kebutuhan tapis elain selain khusus disekolah
di sd 2 sukamulya yah selain di KKG tiap bulan, disekolah juga suka ada
sosialisasi atau instilahnya musyawarah gitu bagaimana untuk pelaksanaan
Kurikulum Merdeka ini, terutama tentang proyek yah P5”
M1 : “Iya ibu”
Kepsek : “Musyawarahkan bersama begitu”
M2 : “Iya kemudian ibu, bagaimana proses berjalannya kumer disekolah ibu bu?
Kepsek : “Alhamdullilah lancar neng”
M2 : “Alhamdullilah lancar bu sesuai rencana”
Kepsek : “Alhamdullilah lancar sesuai rencana, mudah mudahan sesuai rencana, tapi
meskipun demikian mungkin karena sekarang masih dalam tarap transisi ya
masih masih dalam transisi mungkjn ada kendala sedikit, ada kendala tapi itu
tidak dijadikan kendala ya gitu”
M2 : “Ibu biasanya kendala-kendalanya itu seperti apa yang muncul saat mulai
penerapan gitu bu baru-baru penerapan?”
Kepsek : “Euuu misalnya kadang orang tua itu ka neu tidak sama ya, ada yang yah ada
juga yah kebanyakan memang mendukung alhamdullilah tapi ada juga yang
misalnya ada yang eu P5 utamanya yah terutama dalam P5 kadang-kadang orang
tua ada juga yang complain atau tapi itu masih bisa diatasi”
M1 : “Tapi kalau hambatan dari segi internalnya ibu ga ada?”
Kepsek : “Ga ada alhamdullilah”
M2 : “Iya ibu kemudian, bagaimana sekolah dalam menrumuskan TP dan juga
menyusun ATP serta modul aja bu bagaimana?”
Kepsek : “Itu dikomunikasikan di antar sekolah selain itu juga antar guru sekolah kan
mempelajari hasil dari sosialisasi itu, lalu di KKG juga gitu antara TP ATP yah”
M1 : “Jadi mungkin bareng-bareng, berarti ibu”
Kepsek : “Iya bareng-bareng dimusyawarahkan bareng-bareng”
M2 : “Sosialisasi TP nya itu dilakukan waktu sosialisasi yang bersama?”
Kepsek : “Iya”
M2 : “Terus nanti pembuatannya yang di KKG itu bu?”
Kepsek : “Iya, iya, iya itu”
M2 : “Berarti ibu misalkan ada 5 sekolah yang KKG apakah 5 sekolah itu
menggunakan modul ajar yang sama bu atau tidak?”
Kepsek : “Modul ajarnya tidak”
M2 : “Berbeda-beda?”
Kepsek : “Masing-masing iya, itukan pembuatan sendiri yah”
M2 : “Tapi di diskusikan?”
Kepsek : “Iya di diskusikan”
M2 : “Eu kemudian bagaimana sistem pelaksanaan asesmen kurikulum Merdeka
disekolah ini bu?”
17

Kepsek : “Asesmen nya euuu alhamdulilah anak-anak itu antusias guru-guru juga
alhamdullilah eu jadi disekolah sd 2 sukamulya itu sudah berjalan eu lancar
malah, malah yah ada seperti misalnya prestasi prestasi yah mengacu pada
prestasi prestasi alhamdullilah gitu”
M1 : “Apakah ini ga bu kaya kan pasti penilaian antara Kurikulum 2013 dan Kuriulum
Merdeka pasti ada perbedaan ya bu yang diberikan kepada peserta didik, nah
apakah ada ga bu orang tua yang kok di dalam kumer mah ini anak saya kaya gini
ya? Kemaren waktu di Kurikulum 2013 contohnya kok bagus contohnya kan kalo
disinikan lebih ke project yah, nah itu bagaimana bu dalam segi penilaiannya atau
oh kaya biasa biasa saja kaya lancar aja tidak?”
Kepsek : “Itu mungkin yang lebih tahu guru kelas ya neng ya, kalo kepala sekolah kan”
M2 : “Berarti penilaian mah nanti saja ya bu ya ke guru kelas”
Kepsek : “Iya soalnya itu hubungannya sama guru kelas yaitu mah masalah penilaian anak
didik”
M1 : “Paling ini bu mungkin ibu sebagai kepala sekolah yang sudah hampir 2 tahun ya
bu mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini, iya apakah sih yang perlu
dievaluasi gitu khususnya dalam mengimplementasian Kurikulum Merdeka
disekolah ini?”
Kepsek : “Iya mungkin cara pertama cara pembelajaran yah, eu yang kedua mungkin eu
memberi motivasi kepada siswa kdang-kadang siswa itu karena mungkin eu
dengan adanya kumer da sebelumnya pandemi nah jadi si anak itu kebiasaan eu
daring agak agak ehehehe moalnya ari disebat males mah da hentenya
pangintennya itulah neng”
M2 : “Tapi leres ibu males hehe”
Kepsek : “Nah gitu jadi guru kepala sekolah dan guru itu harus ekstra yah memberikan
motivasi kepada anak supaya anak itu eu semangat dalam melaksanakan
pembelajaran, kan kawitna kitu kan kunaon tah kamari ku pandemi”
M2 : “Janten pastif ehehehe”
Kepsek : “Tah kitu neng sesah diucapkeun nana ahaha, da memang kenyataannana seperti
itu, kadang-kadang kasakola ge kan siang pertama-tama kan bahkan eu mau ujian
pun mau ujian pun kadang-kadang ibu guru teh menyusul kaditu nu nyusul kadieu
kadang ieu nya orangtuanya pun juga ya mungkin karena ke enakan belajar
daring yah jadi ketika mulai masuk sekolah orang tua pun kadang kadang ada
yang kurang dalam tanda kutip nya kitu”
M2 : “Ya ibu mungkin untuk selanjutnya menurut ibu yah bu yah lebih mudah mana
eu dalam implementasinya antara Kurikulum Merdeka sama Kurikulum 2013
bu?”
Kepsek : “Kalau ibu sih menurut ibu yah, karena ibu sebagai euu instruktur nasional
Kurikulum 2013 eu dan juga pengalaman guru guru eu ketika yah berbicara jadi
lebih bagus Kurikulum 2013, 13 itu lebih kan kalau sekarang kumer tidak ada
hanya sosialisasi tidak aya, tidak ada pelatihan yang khusus hanya sosialisasi yah
hanya sebatas sosialisasi yang namanya sosialisasi kadang sepintas sepintas kalau
Kurikulum 2013 kan ada pelatihan sampai 10 hari dari pagi sampai sore yah, jadi
guru guru itu paham betul kalau ini kan kadang ada diantaranya guru guru yang
belum paham jadi mencari sendiri gitu iya, itu menurut ibu yah ahehehehe”
18

M2 : “Sudah paling ini bu terakhir aja ini pertanyaan, kaya mungkin harapan ibu saja
sebagai kepala sekolah yah bu sebagai implementasian Kurikulum Merdeka ini
karena mungkin ini bisa juga jadi kurikulum jangka panjang juga yah ibu, eu nah
harapan ibu khususnya buat disekolah ini gitu bagaimana bu dalam implementasi
Kurikulum Merdeka ini?”
Kepsek : “Yah harapan ibu mudahmudahan peserta didik khususnya di SD 2 Sukamulya
bisa lebih meningkat bisa melaksanakan eu meningkatkan prestasi belajar
khususnya di SDN 2 Sukamulya jug aguru gurunya pun alhamdullilah disini guru
gurunya eu yah bisa bisa bisa mengikuti yah gitu yang jelas harapan yah
semuanya juga menurut semua kepala sekolah mempunyai harapan bahwa
peserta didiknya menjadi peserta didik terutama karakter yah, itu yang pertama
karekter, karakterkan itu ada 2, karakter eu apa duh eu ya Allah ehehehe, yah
ehehe lupa neng pokoknya yang yang yang terutama itu karakter nomor 1,
masalah pengetahuan atau pembelajaran itu kan itu bisa mengikuti yah gitu
diutama kan itu sidini karakter gitu”
M2 : “Seperti itu saja mungkin ibu pertanyaan pertanyaan nya, karena memang ingin
tahu lebih detail saja bagaimana untuk pengimplementasikan Kurikulum
Merdeka di SD ini, terima kasih banyak ibu”

2. Nama Guru : Putri, S.Pd.


M1 : “Panginten langsung wae nya ibu mengenai Kurikulum Merdeka, nah
sebelumna ibu kaya ibu sempet mengikuti pelatihan implementasi Kurikulum
Merdeka ga bu?”
Guru : “Pami pelatihan mah paling anu dina PMM, dipasihan aya euuu dina aya
aplikasi teras kita teh disuruh ngisi guru-guru teh disuruh ngisi PMM,
pelatihan mandiri ada kan”
M2 : “Aksi nyata saurna teh ibu”
Guru : “Ngisian hela sadaya nugika post test nu kararitu modul-modul na di ieukeun,
tos nugika eta beres nembe aksi nyata aksi nyata na, kaleresan euuu hampir,
abi kan didieu nembean oge janten gegentos ibu Rena, nah janten anu abi mah
teu acan rengse aksi nyata aksi nyata nu kararituna teh, da kan benteun tea
kedahna mah kan 1 tahun sebelum na teh, abi mah nembe 3 sasih tos dugikan
18 modul eta ge tos lumayan pisan aduh repot”
M2 : “Janten ibu mah teu kantos ngiring sosialisasi anu sasarengan kitu
panginteun?”
Guru : “Oh teu acan”
M2 : “Oh mung ngiring na anu mandiri?”
Guru : “Muhun langsung mandiri dina aplikasi, upami guru-guru anu senior mah
muhun kantos”
M2 : “Berarti panginten aya pelatihan-pelatihan namah”
Guru : “Euu tapi secara mandiri abdi mah”
M1 : “Nah ini ibu pastikan yah didalam Kurikulum Merdeka mah benteun nya bu
sareng Kurikulum 2013, euuu khususnya kaya kalo dari Kurikulum 2013 mah
kan kaya ada RPP, silabus nah kalo disini mah kan TP, CP, ATP gitu yah. Nah
19

euuu ibu sebagai ibu gitu yang juga baru mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka kesulitan ibu gitu dalam menentukan TP bu seperti gimana?”
Guru : “Kalo kesulitan mah emang ah kaya TP yang kaya gitu mah sama aja lah sama
yang kemaren, cuma yang menjadi agak kendala nya yah dari Kurikulum
Merdeka tuh euuu kumahanya janten si guru teh dituntut untuk sagala kitu tah,
ayeuna sepertos bade palajarana anu nya, bade Pelajaran IPA misalna teh
janten ari kita mah sebagai anu muda mah nya teu sawios euuu ayeuna
diayakeun bangsa chrombook ayeuna dina proyektor, infokus nu kararitu
emang tos biasalahnya, cuma emang agak kendalanya teh dari situ ribet kedah
sagala kitu tah, kedah persiapan na harus lebih ini ari TP nu kararitu na mah
sama saja isinya mah cuma gitu-gitu aja”
M2 : “Berarti tidak ada kesulitan yang lebih mendetail dalam menyusun TP, ATP
ataupun modul ajarnya bu”
Guru : “Kebetulan kalo udah disekolah mah udah ada semua, paling gini kalau
misalnya teh TP ATP nya teh yang di kasihin pemerintah di ieu deui di
tinggalian deui disesuaikan dengan kebutuhan, dengan keadaan peserta didik”
M2 : “Berarti ibu kaya kalo modul ajar udah disediain? Berarti guru tidak membuat
lagi atau kaya tetap menyusun bu?”
Guru : “Tetap menyusun bu, cuma dari kata-katanya mah udah ada, jadi tidak dari
awal, paling guru hanya memikirkan sekarang TP nya itu ATP nya itu, cuma
nanti teh tinggal berpikirnya teh misalnya teh implementasi ke kelasnya kaya
gimana, medianya seperti apa kita yang bikin sendiri semenarik mungkin
pembelajaran nya”
M1 : “Nah menurut itu gitu yah kaya perbedaan yang paling mencolok dari antara
Kurikulum kemarin Kurikulum 2013 sama Kurikulum Merdeka yang ibu
rasakan seperti apa?”
Guru : “Kalau kata aku mah kebetulan waktu kuliah teh kan masih kurtilas yah
sekarang pas begitu masuk udah kurmer lebih enak kurmer kalo bagi aku mah,
guru juga semua sama soalnya kurmer mah lebih mendekati KTSP permata
pelajarran, kalau kurtilas mah kan tematik jadi harus semua tercakup, terus
cuma bedanya kalau kurmer teh lebih enak cuma harus pinter-pinter nya kita
menggali informasi yang lain, gali gali kaya materi materi lain soalnya kaya
buku-buku nya teh kurang sesuai, buku-buku teh sekarang yang kurmer teh
ada yang dari pemerintah sama yang dari penerbitnya teh yang beda-beda ada
yang Erlangga ada yang ini, kalo yang Erlangga mah lengkap materi-materi
yang kaya gitu teh sedangkan kalo materi-materi yang dibuku sebelumnya
masih kurang makanya ya harus kitanya yang bisa mencari dan menggali aja
gitu cuma sama-sama aja gitu, cuma kata aku emang enaknya kurmer terus
kurmer itu kan ada project yah, euuu jadi si siswa tuh dituntut untuk bisa euuu
jadi kita misalkan Pelajaran seni budaya materinya tentang apa teknik protage
teknik gratage yang kaya gitu, jadi si siswa tuh di usahakan udah Pelajaran
itu ada project, kita guru harus oh ini the gimana menerapkan teknik ini teh
jadi kita the bikin teknik apa, anak anak juga nih teknik protage tuh yang kaya
gini jadi si anak teh dituntut untuk bisa menghaslkan karya, menghasilkan
keinginan kan mungkin jenuh, nah kan dari KTSP we lah euuu KTSP sama
20

kurmer, kurmer emang lebih sama permata Pelajaran kaya KTSP Cuma
kurmer lebih dituntut euuu siswa untuk lebih menghasilkan karya gitu yah”
M3 : “Jadi tidak teori saja”
Guru : “Iya nah gitu jadi tidak teori saja, seperti misalnya teh ada euuu limbah limbah
kaya bisalah nanti dilihat disana ya, terus sekarang kan disini misalkan apa
IPA dibelakang ini teh kan hasil siswa semua”
M2 : “Berkebun”
Guru : “Heeh berkebun, terus kaya kemaren kelas 4 bikin apa bikin kreasi dari botol
plastik, tutup plastik bikin ya jadi menghasilkan suatu karya gitu, nanti teh
kalau pas pentas seni bisa digelarin hasil karya-karyanya gitu”
M1 : “Berarti memang dari kita sendiri sebagai gurunya juga harus makin kreatif.
Tapi ini ga bu memang di Kurikulum Merdeka kan kebanyakan project ya bu
apakan itu juga kaya membuat siswanya memang kan kalau project tuh seperti
tadi kita harus mencari ini harus mencari itu ataupun bisa jadi membeli gitu ya
bu, nah itu seperti gimana?”
Guru : “Euuu maksudnya?”
M1 : “Jadi buat siswanya ataupun buat gurunya sama kaya orang tuanya bu
mengenai kaya gitunya?”
Guru : “Kalau kaya kemaren nya ada project misalnya teh dari kelas 6, ada yang dari
luar juga masuk buat patung nah si anak anak teh kan mungkin emang mereka
bosan boring nya belajar wae mah merenan, jadi lamun aya project anu
kararitu mah si anak na teh lebih menarik lebih asik belajar teh, makanya
lamun euuu aya Pelajaran project atanapi naon anu bukan materi lah anak anak
pasti lebih asik dalam hal belajarnya”
M2 : “Tapi ibu kan kalau misakan ada patung yang dari luar gitukan harus dibeli
yah bu yah, nah gimana dari orang tuanya apakah pernah ada yang protes?”
Guru : “Orang tua mah mensupport aja kalau ada yang dari luar mah yang misalnya
pembelian patung kay agitu, kaya kemaren dipeser aya nu meser aya nu hente
teu sawios”
M2 : “Teu diwajibkan, berarti orang tua mensupport aja ya bu yah demi anak”
Guru : “Kan muhun kitu mungkul kurmer mah kedah menghasilkan karya tea,
nusanes namah sami wae, mung mun kurtilas mah harus mencakup semua
panginten, upami kurmer mah nya sapertos KTSP deui ngan mung langkung
kedah dieukeun deui kana kreatifitas anak na”
M1 : “Nah kalau tadi bu asesmen nya, pelaksanaan asesmennya sebenarnya
bagaimana bu kan pasti ada perbedaan ya bu Kurikulum 2013 sama
Kurikulum Merdeka sekarang, nah dalam asesmennya gitu dalam
pelaksanaannya dikelas seperti apa bu?”
Guru : “Kalau dikelas mah sama saja sih, biasa saja ga ada yang di iniin kitu cuma
aya kadang skarang mah kan kalau saya gitu nya selaku guru kelas, euuu
asesmen jadibisa di iniin ga terltulis semua jadi kita bikin LKPD masing-
masing, LKPD masing-masing misalnya kan sekarang mah banyak dari canva
bikin sendiri jadi asesmennya dari itu juga, jadi bikin LKPD semenarik
mungkin juga kan anak bisa ini kalau udah beres bisa simpen di portofolio,
untuk memotivasi aja”
21

M1 : “Ibu kalo misalkan penilaian nya kan kalau yang di Kurikulum 2013 itu euu
dari pengetahuan, keterampilanm itu yah bu yah, kalo yang di Merdeka
gimana bu?”
Guru : “Sami wae neng aya dina keterampilan nana dinilai apalagi kan Kurikulum
Merdeka mah ngaieukeun nana kana project janten keterampilan anak sareng
ieu na ge sami wae ari kana asesmen nu kararitu namah, keterampilan nana di
ieu teras ayeuna keaktifan mereka untuk menanya nu kararitu ge di ieu, bukan
hanya teori saja yang dinilai, jadi sama saja untuk penilaian yang kaya gitu
mah tidak ada yang di nya lah tidak ada yang di ieukeun kitu, sama saja cuma
bedanya seperti itu aja project, jadi si siswa tuh dituntut untuk menghasilkan
kreasi aja pami kurmer mah tina project na”
M1 : “Iya bu ini paling kaya kan tadi dalam asesmen yah bu, ketika guru
mengetahui hasil dari kan pasti dari awal pembelajaran euuu melakukan
asesmen, gimana yah kaya pasti ada asesmen awal didalam pembelajaran
seperti pretest, nah itu ketika mengetahui hasil dari asesmen awal itu
bagaimana dari gurunya?”
Guru : “Eh gimana maksudnya?”
M1 : “Jadi kaya ada pretest diawal pembelajaran contohnya, nah euuu ketika guru
mengetahui hasil dari pastikan kita tilai hasil dari asesmen nya, nah itu euu
ketika udah tau hasilnya entah itu bagus atau tidak contohnya nah itu dari guru
tanggapan nya gimana dan untuk menyesuaikannya juga gitu bu untuk nanti
dimateri yang akan datang?”
M2 : “Jadi ibu teh kan melakukan pretest terus kan hasil anak ada yang bagus, ada
yang kurang bagus gitu, nah terus kan nanti dilakukan pembelajaran, nah
bagaimana ibu menyesuaikan pembelajaran bagi mereka yang memiliki hasil
awal yang berbeda?”
Guru : “Biasanya kit amah kalo ada yang kaya gitu ulangi lagi aja we terus, jadi kalau
misalnya teh ada yang udah bisanya banyak yang belom bisa, udah aja jadinya
teh ngikutin aja yang belom bisa dulu gitu soalnya susah, apalagi sekarang
mah bisa dibilang kalau Angkatan saya yah euuu tahun yang kemarennya
covid tahun berikutnya covid jadi masih banyak yang kurang perkalian yang
kaya gitu juga masih susah, matakna ayeuna euu kedahna mah materi misalnya
teh ngawitan semester 1 harusnya mah materi Matematika harus sampai ke
materi bilangan miliaran, ya misalnya the jutaan miliaran sedangkan si anak
itu belum bisa belum sampai, ribuan juga masih baringungeun, 10.200 kitunya
ini sebutin apa masih keneh bingung, makanya dari modul udah kesana tapi
lihat kondisi anak seperti itu mah kan ga bisa dilanjut dulu, jadi udah aja
pretest nya kasih dulu aja yang disama ratakan dulu lah gitu”
M2 : “Jadi pembelajarannya mengikuti yang belum bisanya”
Guru : “Heeh da karunya kababayut hehehe kitu wae panginten”
M4 : “Izin masuk hehe, perkawis ieu dina Kurikulum Merdeka saur Mentri
Pendidikan saur na aya 3 asesemen kan nya bu di Kurikulum Merdeka teh,
anu pertama teh diagnostic atau asesmen awal, anu berikutna teh asesmen
formatif atau ditengah-tengah pembelajaran, teras terakhir teh asesmen
sumatif di akhir, tanggapan ibu mengenai bahwasannya 3 asesmen itu
bagaimana?”
22

Guru : “Kedap kela wang ningali geranya dina ieu na Merdeka belajar, euu sepertos
dina asesmen muridna kitu?”
Muhun kanggo murid
Guru : “Tah kan ayeuna mah euh gimana nembe teh?”
M4 : “Jadi ada 3 anjuran dalam Kurikulum Merdeka teh ada 3 anjuran asesmen
yang pertama teh asesmen diagnostic atau diawal semester pembelajaran gitu
untuk melihat bagaimana potensi anak, untuk nu kadua na teh asesmen sumatif
di Tengah pembelajaran ketika tidak sesuai dengan hasil asesmen tersebut jadi
langkah berikutnya suka dapat merubah startegi belajarnya ibu, nah yang
terakhir asesmen sumatif kangge nganilai hasil akhir pembelajaran, tanggapan
ibu tentang 3 asesmen itu bagaimana bu?”
Guru : “Ari saur abi mah bagus wae aya asesmen asesmen eta cum ajadi kita teh tau
hasil awal na kumaha, nya euuu apa teh penyampaian kita the gimana gitu,
terus asesmen yang sumatifnya jadi udahkita menyampaikan kita tahu murid
mana yang misalnya the yang mana yang bisa dan yang ga bisa gitu, terus
diakhir juga kita jadi tahu juga gitu maksudnya nya teh asesmen formatifnya
jadi sok kadang kieu nya ari guru mah geninganan ari menyampaikan mah
rarasaan asa atos leres geningan nya, teras ayeuna urang menyampaikan tos
urang menyampaikan teras misalna teh dikasih anak teh mengerjakan, teras si
anak teh aya nu tiasa ayanu henteu nah tanggapan eneng sok coba gera ayeuna
lamun urang menyampaikan ieu teh urang teh asa geus leres menyampaikan
teh tapi si anak teh aya nu salah paham, terus lamun urang salah
menyampaikan tapi ieu anak udah ada yang bisa sebagian, jadi ini yang salah
apa anaknya apa gurunya, kadang suka gitu nya matakna ditengah tengah teh
ari pertamana asa siga nu enya geningan murang kalih teh naringali ari pas
kadieu na keun dipiwarang ngerjakeun masih keneh teu acan tiasa wae, sok
kadang duh ieu teh apa karena gurunya yang salah menyampaikan atau karena
anaknya susah mangkap, matak kadang ditengah tengah bimbang nya teh gitu
suka bingung, tapi paling mungkin ari guru mah menyampaikan mah pasti tos
leresnya da moal mungkin guru menyampaikan teu acan leres ari murid aya
nu tiasa, ayeuna murid teu tiasa berarti mungkin dari anaknya aja, guru guru
nu sanes ge tos we neng ayeuna mah dari pada kitu mah da ayeuna mah urang
menyampaikan atos cenahnya asesmen anu awalna atos, teras ayeuna dikasih
euuu anak teh dikasih tugas atanapi dikasih euu pengen liat hasil mereka
belajar kos kumaha kitu, tapi anak na sendiri kan aya nu tiasa aya nu henteu
nya berarti itu mah bukan kesalahan kita nya kitu maksad teh tina asesmen teh
da kumaha deui”
M1 : “Pami ini bu penerapan asesmen awal biasanya ibu gunain apa? Apakah
pretest kaya tadi dipasihan soal atanapi kumaha? Teras dipotong ditengah
kumaha diakhir kumaha?”
Guru : “Abi bisana kieu upami kanggo matematika contohna anu masih sulit kitunya
bagi mereka sulit kadang dari awal teh tes hela perkalian abi mah, soalna dina
perkalian mah sadaya na ge mencakup kana perkalian pembagian dina
matematika mah dasar na eta, sedangkan anak anak teh dari Pelajaran
matematika misalna teh bisanya euu mengerjakan tapi kadang sok aya nu
nyimpen na salah, kadang sok masih aya nu ninggali kana tabel, matakna hiji
23

hiji na cara mah matematika mah perkalian dan pembagian kitu wungkul, teras
ayeuna sapertos tina fasilitas udah bagus disini mah, kaya misalkan sekarang
teh udah dikasih tab anak anak teh, jadi dari matematika teh dikasih euu tapi
harus kitanya yang bisa geningan kitu, janten dikasih tab aya dina tab seperti
ayeuna penjumlahan bersusun, perkalian bersusun nu kararitu tos aya, cuma
kitu eta lebih menyenangkan mungkin, cuma ari anak anu kirang mah da
kumaha sok kadang mah sesah kitu wungkul”
M2 : “Upami formatif na ibu biasana osok ngangge na kumaha?”
Guru : “Formatif kumaha maksad na?”
M2 : “Nilai Tengah pembelajaran bu”
Guru : “Ditengah pembelajaran ku abi sok dipasihan soal palingge, abi nyediakeun
LKPD”
M2 : “Pami diakhir mah UAS pangintennya bu?”
Guru : “Euh ayeuna mah kan UTS teh saurna mah Kurikulum Merdeka teh nembe
kamari aya cariosan teh, Kurikulum Merdeka teh saur na teh teu aya UTS tapi
tos terlanjur kamari dipasihan UTS aya PTS aya ulangan harian aya, ayeuna
selsai Bab 1 ulangan harian, perbab aya ulangan ulangannana teras pami atos
menyampaikan materi tiasa kitu dibagikeun LKPD nu kararitu, yah disuruh
mengerjakan soal gitu lah, mungkin upami hoyong ningali keberhasilannya
mah tina eta LKPD, upami hoyong perbab mah dipasihan ulangan harian”
M1 : “Pami perkawis UAS na dari kurmer sareng kurtilas aya perbenteunan?”
Guru : “Ari kurmer mah sapertos KTSP deui janten ari kurtilas mah mencakup
gening, tapi kurtilas ge pami nuju UAS mah dipisah pisah Pelajaran na, cuma
benten na implementasi saat dikelas”
M1 : “Teknis penilaian na masih tetep sama kaya ngisi soal aja”
Guru : “Iya sama”
M2 : “Kalau project mah mungkin beda yah bu”
Guru : “Nah muhun benteun na teh dina project na wungkul, janten kelas anu kurmer
mah si guru teh dituntut untuk kreatif, sapertos misalna teh abi ke Pelajaran
bahasa Indonesia tentang wawancara, kita teh bikin asesmen kanggo
wawancara gitu, jadi si anak teh dituntut untuk wawancara tapi bikin
semenarik mungkin kitu, dikasih lembar kerja dina lembar kerja teh di isi,
ayeuna sapertos wawancara teh kumaha nyalah di semenarik mungkin dina
lembar kerja teh, jangan monoton dina kertas selembar”
M1 : “Berarti ada kaya dari ada capaian peserta didiknya sendiri gitu ya bu dari hasil
asesmen ataupun dari hasil pembelajaran. Berarti ada perbedaan ya bu antara
Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 itu bagaimana perbedaan nya
bu?”
Guru : “Perbedaan nya jadi si anak teh kalo di kurmer ini mah jadi lebih antusias si
anak teh dalam belajar soalnya pasti oh pasti ayeuna Pelajaran euu matematika
tentang ieu pasti cenah si ibu masihan kartu bilangan atau naon kitu ayeuna
mah, emang sih dari dulu juga bangsa media mah kedah nya cuman ayeuna
mah jadi media kita sampaikan teras si anak harus dapat membuat project gitu
aja, paling banyak nya mah bangsa IPA dina ayeuna PKn paling dina burung
garuda kita bikin apa, gitu paling juga”
M1 : “Ibu kalau UAS nya diakhir soal aja atau ada project nya juga?”
24

Guru : “Soal wungkul didieu mah”


M1 : “Janten project mah kangge dina sehari-hari”
Guru : “Muhun janten project kempelkeun, nilai we kangge keterampilan na, UAS
mah tetep sama soalnya kan ayeuna ari di sd mah udah ada semua ayeuna mah
kan ayeuna kaya guru khusus guru kelas 4, jadi guru kelas 4 sekecamatan nanti
shareing didinya sapertos KKG”
M1 : “Ibu mungkin ini mengenai capaian peserta didik juga, khususnya mungkin
dari tahun sebelumnya kaya pernah Kurikulum 2013 sekarang peserta
didiknya kurmer euu ada ga dari orang tua khususnya gitu waktu di Kurikulum
2013 anak saya mungkin meningkat contohnya dikurmer engga, ataupun
sebaliknya ada ga bu?”
Guru : “Ga ada sih, menerima saja, cuma yang jadi kendala tuh sekolah jadi suka
misalnya ganti ganti kurikulum teh buku narumpuk teu ka araranggo, ari
raosun mah KTSP materi dina buku teh masuk semua, ayeuna mah dina buku
kurmer nu ti pemerintah mah materi teh kur sekedik, janten guru teh harus
mencari mencari lagi, terus kadang si anak teh nyalah sok aya nu sesah tea
geningan na euu ari buku mah KTSP mah kan eta deui eta deui, ayeuna mah
kan kamari ge acan beres buku narumpuk anu tilas kurtilas, kan kurtilas mah
tema 1 tema 2 nu kararitu, janten buku teh hambur, biaya sekolah the habis ku
buku janten hambur kitu, janten karunya ka anak na padahal, saur guru senior
nu enakeun KTSP tina buku tina ngajarnu kararitu na mah, tapi saur abi anu
guru muda mah enak kurmer na teh antara campuran KTSP sareng kurtilas,
cuma dari buku nya kurang terpenuhi”
M2 : “Tapi ibu untuk capaian perserta didiknya bagusan waktu kurtilas atau kurmer
bu? Jadi mencapai tujuan pembelajaran sae mana”
Guru : “Sae keneh kurmer, guru nu sanes oge kitu sami sae keneh kurmer lebih
gampil cuma kita nya harus menggali aja”
M4 : “Perkawis pembelajaran berdiferensiasi eta pandangan ibu kumaha ibu?”
Guru : “Bentar ari diferensiasi teh siga kumaha?”
M4 : “Janten pembelajaran anu diberikan kepada peserta didik berbeda-beda, janten
ah anu ieu mah contohna resep na ieu jadi benteun memberikan kebebasan
Merdeka belajar”
Guru : “Kumahanya emang sih sesah upami tos implementasi dikelas mah soalnya
kita harus menyamaratkan hela ning kahijina tapi disisi lain aya project anu
lain, aya anu misalna the ayeuna si ieu resep na teh guguntingan, gagambaran
nya berarti menonjolna pas begitu Pelajaran ngagambar misalna teh, si ieu
mah jadi pangsaena kitu wungkul ayeuna mah sama aja, da sekarang mah
susah si ieu resep na ieu, emang Merdeka cuma tidak terlalu dikekang dengan
materi yang berlebihan”
M4 : “Kangge penutup, harapan ibu kalau dunia pendidikan di Indonesia khususna
kumaha?”
Guru : “Harapan abi mah ulah gentos gentos kurikulum janten nembe paham gentos
deui ayeuna anu janten beban ibu guru sareng murid”
25

Dokumentasi
MODUL AJAR
BUKU MATEMATIKA
FASE B – KELAS 4

SEMESTER I
BAB 1
MODUL AJAR – 1
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Aljabar Alokasi Waktu : 9 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
A.1 Memahami dan menerapkan sifat-sifat operasi hitung penjumlahan, pengurangan, dan perkalian
bilangan cacah

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan cacah.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Memahami sifat operasi hitung penjumlahan (3 JP)


● Guru menyiapkan dua kelompok benda dengan jumlah berbeda.
Misal: kotak A berisi 4 benda
Kotak B berisi 3 benda
● Guru menanyakan kepada murid berapa jumlah seluruh benda dalam kotak jika digabungkan.
● Guru kemudian menanyakan jika benda di kotak A ditambah benda di kotak B apakah jumlahnya akan
sama dengan ketika benda di kotak B ditambah dengan benda di kotak A.
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan sifat pertukaran pada operasi hitung penjumlahan.
● Peserta didik diajak untuk menonton video sifat pengelompokkan operasi hitung penjumlahan. (scan QR
code pada Buku Matematika kelas IV, hal 3 dan 4)
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan sifat pengelompokkan pada operasi hitung
penjumlahan.
● Peserta didik secara mandiri membaca tentang sifat penjumlahan dengan nol pada operasi hitung
penjumlahan.
● Guru kemudian menanyakan beberapa soal berkaitan penjumlahan dengan nol.
Misal: “6 + 0 sama dengan berapa?”
“0 + 6 sama dengan berapa?”
• Peserta didik menyebutkan jawabannya dan guru menuliskan jawabannya di papan tulis.
• Peserta didik mengamati contoh penyelesaian operasi hitung penjumlahan dengan menggunakan sifat
pertukaran dan pengelompokkan.
• Peserta didik mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang sifat-sifat operasi
hitung penjumlahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 6-8)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang sifat-
sifat operasi hitung penjumlahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Pembelajaran 2. Memahami sifat operasi hitung pengurangan (2 JP)


● Guru memberikan soal pengurangan.
Misal: 7 – 3 – 2
● Peserta didik mencoba menerapkan sifat pengelompokkan pada operasi hitung pengurangan tersebut.
● Peserta didik secara mandiri dan bernalar kritis menyimpulkan apakah sifat tersebut juga berlaku pada
operasi hitung pengurangan.
● Guru memberikan konfirmasi atas kesimpulan peserta didik.
● Peserta didik dibantu guru mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang sifat
operasi hitung pengurangan secara mandiri. (Buku Matematika kelas IV, hal 9-11)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang sifat operasi
pengurangan.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 3. Memahami sifat operasi hitung perkalian (4 JP)


● Peserta didik mengamati ilustrasi pada Buku Matematika halaman 12 untuk mengingat kembali konsep
perkalian sebagai penjumlahan berulang.
● Peserta didik diajak untuk menonton video sifat pertukaran operasi hitung perkalian. (scan QR code
pada Buku Matematika kelas IV, hal 13)
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan sifat pertukaran pada operasi hitung perkalian.
● Peserta didik bernalar kritis untuk mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
sifat pertukaran pada operasi hitung perkalian. (Buku Matematika kelas IV, hal 13-14)
● Guru memberikan soal perkalian.
Misal: 4 × 3 × 2
● Peserta didik mencoba menerapkan sifat pengelompokkan pada operasi hitung perkalian tersebut.
● Peserta didik secara mandiri dan bernalar kritis menyimpulkan apakah sifat tersebut juga berlaku pada
operasi hitung perkalian.
● Guru memberikan konfirmasi atas kesimpulan peserta didik.
● Peserta didik mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang sifat-sifat operasi
hitung perkalian. (Buku Matematika kelas IV, hal 16)
● Peserta didik dengan bernalar kritis melakukan kegiatan mendiskusikan pengelompokkan pada
perkalian. (Buku Matematika kelas IV, hal 16)
● Peserta didik diajak untuk menonton video hukum distributif perkalian pada penjumlahan. (scan QR
code pada Buku Matematika kelas IV, hal 17)
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan hukum distributif perkalian pada penjumlahan.
● Peserta didik mengamati contoh penerapan hukum distributif perkalian pada penjumlahan.
● Peserta didik mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang hukum distributif
perkalian pada penjumlahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 18-19)
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 19.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang sifat-
sifat operasi hitung penjumlahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan cacah.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan sifat-sifat operasi hitung bilangan cacah.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam operasi hitung
bilangan cacah.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat menerapkan sifat-sifat operasi hitung bilangan cacah, maka peserta didik
diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR – 2
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.1 Membandingkan dan mengurutkan bilangan cacah
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat menghitung dengan menggunakan benda konkret ataupun menggunakan
gambar/simbol
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan bilangan cacah menggunakan benda
konkret.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Di antara ketiga kelompok benda ini, manakah yang paling banyak?
Manakah yang paling sedikit?)

Pembelajaran 1. Mengindentifikasi nilai tempat (2 JP)


● Guru membimbing peserta didik untuk mengingat kembali penjumlahan bentuk panjang
Misal : 234 = 200 + 30 + 4
= (2 × 100) + (3 × 10) + 4
● Peserta didik kemudian menyebutkan banyaknya ratusan, puluhan, dan satuan pada bilangan tersebut.
● Peserta didik mengamati gambar kubus satuan. (lihat di buku Matematika kelas IV, hal 20)
● Peserta didik secara mandiri mengamati bilangan yang dilambangkan oleh kubus satuan tersebut.
● Peserta didik diminta untuk menyimpulkan nilai tempat setiap angka pada bilangan.
● Peserta didik berlatih secara mandiri untuk mengerjakan latihan menentukan nilai tempat pada bilangan.
● Kegiatan bernalar kritis diberikan guru dengan memberikan soal menyusun bilangan dari angka-angka
yang diberikan dengan aturan tertenu. (Buku Matematika kelas IV, Hal. 21)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
menentukan nilai tempat pada bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Pembelajaran 2. Membandingkan dan mengurutkan bilangan (4 JP)


● Peserta didik mengamati garis bilangan dan mengidentifikasi letak bilangan yang lebih besar.
● Peserta didik kemudian mengidentifikasi cara membandingkan bilangan dengan angka penyusun yang
sama banyak. (Buku Matematika kelas IV, hal 22)
● Guru menunjukkan dua kartu bilangan di depan kelas, kemudian peserta didik diminta untuk
menentukan bilangan mana yang lebih besar atau lebih kecil.
● Peserta didik kemudian diminta untuk menuliskan perbandingan bilangan bilangan tersebut dalam
kalimat matematika.
● Peserta didik secara mandiri mengamati urutan bilangan dari yang terkecil dan terbesar. (Buku
Matematika kelas IV, hal 23)
● Peserta didik berlatih secara mandiri untuk mengerjakan latihan membandingkan dan mengurutkan
bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 23)
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 24.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membandingkan
dan mengurutkan bilangan.
● Peserta didik diberikan pekerjaan rumah untuk melakukan perbandingan banyak benda-benda yang ada
di rumah.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep membandingkan dan mengurutkan bilangan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan membandingkan dan mengurutkan bilangan
Contoh:
Coba ambil 4 kartu bilangan, sebutkan urutan bilangan dari yang terkecil?
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam membandingkan dan
mengurutkan bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat mengidentifikasi nilai tempat, membandingkan bilangan, dan mengurutkan
bilangan, maka peserta didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 3
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.2 Melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Siapa yang punya pensil? Ada berapa jumlah pensil yang kamu punya? Jika
teman sebelahmu memiliki pensil dua kali lebih banyak darimu, berapa banyak pensil temanmu?)

Pembelajaran 1. Operasi Hitung Perkalian (3 JP)


● Peserta didik secara mandiri mengamati cara melakukan perkalian dengan satu angka.
● Guru menunjukkan video cara melakukan operasi hitung perkalian dengan angka satuan. (Scan QR code
di Buku Matematika kelas IV, hal 28)
● Peserta didik diminta untuk mencoba melakukan operasi perkalian dengan cara memanjang.
● Setelah itu, peserta didik juga menuliskan operasi perkalian tersebut dengan cara bersusun.
● Peserta didik diminta untuk berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk memahami cara melakukan
perkalian dengan dua bilangan angka.
● Peserta didik dengan teman sebelahnya saling memberikan soal perkalian bilangan dua angka.
● Peserta didik mengerjakan soal praproyek pada Buku Matematika kelas IV halaman 70.
● Peserta didik mengerjakan soal perkalian diperoleh dengan cara memanjang dan bersusun.
● Peserta didik diberikan pekerjaan rumah untuk melakukan operasi hitung perkalian. (Buku Matematika
kelas 4, hal 32-34)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang operasi
hitung perkalian.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Pembelajaran 2. Operasi Hitung Pembagian (3 JP)


● Peserta didik secara mandiri mengamati hubungan perkalian dan pembagian. (Buku Matematika kelas
IV, hal 35)
● Peserta didik dengan bantuan guru mengerjakan soal yang ada di buku secara mandiri. (Buku
Matematika kelas IV, hal 36)
● Peserta didik kemudian berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk memahami cara menghitung
pembagian dengan menggunakan perkalian.
● Peserta didik diminta untuk menjelaskan pemahamannya tentang cara menghitung pembagian dengan
menggunakan perkalian.
● Guru memberikan konfirmasi atas penjelasan peserta didik.
● Peserta didik dengan bantuan guru mengerjakan soal yang ada di buku secara mandiri. (Buku
Matematika kelas IV, hal 37)
● Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 orang.
● Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan pembagian dengan sisa serta pembagian dengan cara
memanjang dan bersusun.
● Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Guru memberikan konfirmasi atas presentasi setiap kelompok.
● Peserta didik dengan bantuan guru mengerjakan soal yang ada di buku secara mandiri. (Buku
Matematika kelas IV, hal 41)
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan pembelajaran.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang operasi hitung
pembagian
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
• Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan.
• Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
• Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
• Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam operasi hitung
perkalian dan pembagian bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

• Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan, maka peserta
didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 4
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.3 Melakukan dan menyelesaikan masalah operasi hitung campuran bilangan cacah

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan cacah.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Menjelaskan Operasi Hitung Campuran (2 JP)


● Peserta didik membaca aturan operasi hitung campuran. (Buku Matematika kelas IV, hal 42)
● Peserta didik secara mandiri mengamati contoh operasi hitung campuran.
● Peserta didik dengan bantuan guru mengerjakan soal yang ada di buku secara mandiri. (Buku
Matematika kelas IV, hal 42)
● Kegiatan bernalar kritis diberikan guru dengan memberikan soal analisis perkalian dua bilangan yang
sama. (Buku Matematika kelas IV, hal 43)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang operasi
hitung campuran.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Pembelajaran 2. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Operasi Hitung Campur (4 JP)
● Guru memberikan contoh masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran.
● Peserta didik diminta untuk berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan.
● Peserta didik menyampaikan hasil diskusinya dan guru memberikan konfirmasi.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal-soal penyelesaikan masalah operasi hitung campuran.
(Buku Matematika kelas IV, hal 44-45)
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan pembelajaran.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep operasi hitung campuran.
2. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
3. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam operasi hitung
campuran.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
4. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat melakukan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
hitung campuran, maka peserta didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 5
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.4 Melakukan pembulatan dan penaksiran bilangan cacah

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat menentukan nilai tempat bilangan dan melakukan operasi hitung campuran.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pembulatan dan penaksiran.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Pembulatan bilangan cacah (3 JP)


● Peserta didik mengukur benda-benda kecil yang ada di sekitarnya.
● Peserta didik menuliskan ukuran benda sebenarnya.
● Peserta didik kemudian menuliskan ukuran puluhan terdekat dengan ukuran benda sebenarnya.
● Guru memberikan konfirmasi bahwa peserta didik baru saja melakukan pembulatan bilangan.
● Peserta didik secara mandiri mengamati aturan dasar pembulatan bilangan. (Buku Matematika kelas
IV, hal 46)
● Peserta didik mengamati contoh pembulatan bilangan.
● Peserta didik berlatih secara mandiri untuk mengerjakan latihan pembulatan bilangan. (Buku
Matematika kelas IV, hal 47)
● Kegiatan bernalar kritis diberikan guru dengan memberikan kegiatan melakukan pembulatan dengan
garis bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 48)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
pembulatan bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Pembelajaran 2. Penaksiran bilangan (3 JP)


● Peserta didik mengamati langkah-langkah menaksir hasil operasi hitung dan contohnya. (Buku
Matematika kelas IV, hal 48)
● Guru menyiapkan beberapa kartu bilangan dan tanda operasi hitung.
● Peserta didik secara bergantian diminta untuk mengambil tiga kartu bilangan dan 2 kartu tanda operasi
hitung.
● Peserta didik menggunakan kartu-kartu yang diperoleh untuk membuat soal operasi hitung campuran.
● Peserta didik kemudian melakukan penaksiran hasil operasi hitung dari soal yang dibuatnya.
● Peserta didik berlatih secara mandiri untuk mengerjakan latihan penaksiran bilangan. (Buku
Matematika kelas IV, hal 97)
● Peserta didik dengan bernalar kritis menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penaksiran bilangan
secara berdiskusi. (Buku Matematika kelas IV, hal 51)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang pembulatan dan
penaksiran bilangan.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.
Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep pembulatan dan penaksiran bilangan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan pembulatan dan penaksiran bilangan.
Contoh:
a. Coba ambil kartu bilangan, jumlahkan dua kartu yang berbeda dengan penaksiran. Berapa
jumlahnya?
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pembulatan dan
penaksiran bilangan cacah.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat melakukan pembulatan dan penaksiran bilangan cacah, maka peserta didik
diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 6
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.5 Menghitung perpangkatan dua dan akar pangkat dua

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat melakukan operasi perkalian.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan perpangkatan dua.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Bisakah kalian mengukur luas lantai ruang kelas ini jika diketahui panjang
setiap ubin? Berapa luas lantai ruang kelas ini?

Pembelajaran 1. Perpangkatan dua (4 JP)


● Peserta didik mengamati gambar persegi yang terdiri atas 49 persegi satuan. (Buku Matematika kelas
IV, hal 51)
● Peserta didik menghubungkan perkalian dengan luas persegi.
● Kegiatan berpikir kritis dilakukan dengan menyimpulkan konsep perpangkatan dua.
● Peserta didik dengan dibantu guru mengerjakan soal latihan perpangkatan dua secara mandiri. (Buku
Matematika kelas IV, hal 52)
● Peserta didik menyimak video menghitung pangkat menggunakan penjumlahan. (Scan QR code pada
Buku Matematika kela IV, hal 53)
● Guru memberikan soal perpangkatan dua, peserta didik diminta untuk menyebutkan cara
mengerjakannya menggunakan penjumlahan.
● Guru menuliskan di papan tulis apa yang disebutkan peserta didik dan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik.
● Peserta didik dengan dibantu guru mengerjakan soal latihan secara mandiri. (Buku Matematika kelas IV,
hal 53)
● Peserta didik menyimak video menghitung pangkat menggunakan pengurangan. (Scan QR code pada
Buku Matematika kela IV, hal 54)
● Peserta didik secara mandiri mengamati contoh cara menghitung pangkat bilangan dengan angka
satuan 5. (Buku Matematika kelas IV, hal 54)
● Guru memberikan pertanyaan untuk mengonfirmasi pemahaman peserta didik.
● Peserta didik menyampaikan pendapatnya tentang cara mana yang lebih mudah untuk menghitung
perpangkatan dua.
● Peserta didik dengan dibantu guru mengerjakan soal latihan secara mandiri. (Buku Matematika kelas IV,
hal 55)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
perpangkatan dua.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Pembelajaran 2. Menghitung akar kuadrat bilangan (2 JP)


● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk mengamati konsep akar kuadrat. (Buku
Matematika kelas IV, hal 55)
● Peserta didik menyampaikan pemahamannya mengenaik akar kuadrat dan guru memberikan konfirmasi.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal tentang akar pangkat dua. (Buku Matematika kelas IV,
hal 56)
● Peserta didik secara mandiri dan kritis mengamati cara menentukan akar kuadrat suatu bilangan yang
lebih besar dari puluhan.
● Peserta didik mengerjakan kegiatan menguji hasil akar kuadrat bilangan untuk mengetahui
pemahamannya tentang akar kuadrat. (Buku Matematika kelas IV, hal 58)
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan pembelajaran.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang akar kuadrat
bilangan.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep perpangkatan dua dan akar kuadrat bilangan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan perpangkatan dua dan akar kuadrat bilangan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam perpangkatan dua
dan akar kuadrat bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat melakukan perpangkatan dua dan akar kuadrat bilangan, maka peserta
didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 7
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Aljabar Alokasi Waktu : 3 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
A.2 Menentukan dan menuliskan pola bilangan dengan bantuan gambar atau objek sederhana

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat melakukan operasi hitung bilangan cacah.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pola bilangan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Siapa yang pernah melihat dadu? ada berapa titik yang terdapat disana?)

Pembelajaran 1. Menentukan pola bilangan dengan Angka (3 JP)


● Peserta didik mengamati pola gambar kubus satuan. (Buku Matematika kelas IV, hal 59)
● Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk menentukan perubahan pola pada gambar kubus
satuan tersebut.
● Setiap kelompok juga berdiskusi menyelesaikan soal pada Buku Matematika kelas IV halaman 59.
● Setiap kelompok menyajikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Guru memberikan konfirmasi atas presentasi setiap kelompok dan memberikan kesempatan bertanya
bagi peserta didik yang lain.
● Dengan bernalar kritis peserta didik melakukan kegiatan membuat pola bilangan pada Buku
Matematika kelas IV halaman 60.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang pola
bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 61-62)
● Peserta didik mengerjakan soal AKM pada Buku Matematika kelas IV halaman 68.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang pola
bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan test formatif.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep pola bilangan.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan ulangan Bab 1 pada buku Matematika kelas IV halaman 64 untuk
mengetahui pemahamannya terhadap seluruh materi bilangan cacah.
3. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan pola bilangan.
4. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
5. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
6. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pola bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
7. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat memahami pola bilangan, maka diberikan pelayanan individu.
BAB 2
MODUL AJAR - 8
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.6 Menjelaskan dan mengidentifikasi pecahan menggunakan gambar dan model konkret

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Kreatif

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat memahami bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Jika ada empat buah jeruk dan kamu memakan satu, berapa bagian jeruk
yang kamu makan?)

Pembelajaran 1. Mengidentifikasi pecahan (3 JP)


● Peserta didik mengamati gambar kucing yang terdapat di buku Matematika kelas IV halaman 73.
● Guru memberikan pertanyaan untuk membingbing peserta didik memahami konsep pecahan.
Misalnya: “Ada berapa banyak kucing belang?”
“Berapa banyak jumlah seluruh kucing?”
“Apakah kamu bisa menuliskan bilangan yang melambangkan banyak kucing belang
terhadap jumlah seluruh kucing?”
● Peserta didik mengamati bagian pembilang dan penyebut pada pecahan.
● Peserta didik mengamati beberapa gambar yang menunjukkan pecahan pada Buku Matematika halaman
73.
● Peserta didik menyebutkan pecahan yang sesuai dengan setiap gambar.
● Guru menuliskan jawaban peserta didik di papan tulis dan memberikan konfirmasi atas jawaban
tersebut.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 74-76)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang segi
banyak nberaturan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Mengidentifikasi pecahan senilai (3 JP)


2 4 8
● Guru menggambarkan gambar yang melambangkan pecahan 4 , 8 , 16 di papan tulis. (Lihat Buku
Matematika kelas IV hal 76).
● Peserta didik diminta untuk menyebutkan pecahan yang sesuai dengan gambar.
● Guru menanyakan apakah bagian yang diraster pada setiap gambar sama besar.
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan pecahan senilai.
● Peserta didik secara kreatif membuat gambar lain yang melambangkan pecahan senilai.
● Peserta didik diajak untuk menonton video pembelajaran tentang cara memperoleh pecahan senilai.
(scan QR code pada buku Matematika kelas IV, hal 77)
● Guru menuliskan sebuah pecahan di papan tulis.
● Peserta didik bersama-sama mencari pecahan senilai dari pecahan tersebut.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pecahan senilai. (Buku Matematika kelas IV, hal 78)
● Dengan bernalar kritis peserta didik menyimpulkan cara untuk menyederhanakan pecahan.
● Peserta didik menyampaikan kesimpulannya tentang cara menyederhanakan pecahan.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
menyederhanakan pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 80)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang pecahan senilai
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep pecahan dan pecahan senilai.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan pecahan.
Contoh:
a. Disediakan 10 permen dalam kantong. Coba ambil beberapa permen tanpa melihat.
b. Berapa banyak permen yang kamu peroleh?
c. Melambangkan pecahan berapakah bagian permen yang kamu ambil?
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pecahan dan
pecahan senilai.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat memahami pecahan dan pecahan senilai, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 9
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.7 Mengurutkan dan membandingkan pecahan

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat memahami pecahan dan pecahan senilai.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Menyusun pecahan pada garis bilangan (2 JP)


● Peserta didik mengamati ilustrasi pada buku Matematika kelas IV halaman 81.
● Peserta didik menyalin ilustrasi tersebut di buku tugasnya.
● Peserta didik mengisi kotak dengan pecahan yang sesuai.
● Peserta didik bernalar kritis untuk menuliskan pecahan pada garis bilangan.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
menyusun pecahan pada garis bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 82)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menyusun
pecahan pada garis bilangan.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 2. Membandingkan pecahan (2 JP)


● Peserta didik mengamati contoh soal perbandingan pecahan pada buku Matematika kelas IV halaman
83.
● Guru memberikan dua pecahan.
● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk membandingkan pecahan-pecahan tersebut.
● Peserta didik menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
membandingkan pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 84-85)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membandingkan
pecahan.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami cara mengurutkan dan membandingkan pecahan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan mengurutkan dan membandingkan pecahan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pecahan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat mengurutkan dan membandingkan pecahan, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 10
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Gotong Royong

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi pecahan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian dari
keseluruhan (4 JP)
● Peserta didik mengamati contoh masalah dan penyelesaiannya pada buku Matematika kelas IV halaman
85.
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan.
● Guru memberikan suatu permasalahan.
● Peserta didik bergotong royong dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
● Setiap kelompok menjelaskan penyelesaiannya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan. (Buku
Matematika kelas IV, hal 86-87)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian dari
keseluruhan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sebagai bagian
dari keseluruhan, maka peserta didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 11
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.9 Menjelaskan dan menguraikan pecahan campuran

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Gotong Royong

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi pecahan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Mengidentifikasi pecahan campuran (2 JP)


● Peserta didik mengamati gambar apel pada buku Matematika halamn 87.
● Peserta didik bernalar kritis untuk menentukan pecahan yang melambangkan banyaknya apel.
● Peserta didik secara mandiri menyimpulkan konsep pecahan campuran.
● Peserta didik mengamati garis bilangan pada buku Matematika halamn 87.
● Peserta didik gotong royong dengan teman sekelompoknya untuk melengkapi kotak pada soal yang
tersedia.
● Setiap kelompok mengumpulkan jawabannya kepada guru.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pecahan campuran. (Buku Matematika kelas IV, hal 88)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang pecahan
campuran.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Mengidentifikasi pecahan sebagai pembagian (2 JP)


8 9
● Guru menuliskan beberapa pecahan, seperti 4 dan 4.
● Peserta didik menyebutkan hasil persamaan dari pecahan tersebut jika garis pecahan sebagai tanda bagi.
● Peserta didik mengamati cara mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
mengubah bentuk pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 89-90)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
mengubah bentuk pecahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep pecahan campuran.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pecahan campuran.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pecahan campuran.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat mengidentifikasi pecahan campuran, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 12
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 10 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.10 Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pecahan

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Gotong Royong

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi pecahan dan melakukan operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Menghitung penjumlahan pecahan (2 JP)


● Peserta didik mengamati contoh soal dan penyelesaian penjumlahan pecahan berpenyebut sama secara
berkelompok. (Buku Matematika kelas IV, hal 90)
● Setiap kelompok diberikan soal penjumlahan pecahan oleh guru.
● Setiap kelompok gotong royong menyelesaikan soal yang diberikan.
● Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
penjumlahan pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 91)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
penjumlahan pecahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Menghitung pengurangan pecahan (2 JP)


● Peserta didik mengamati contoh soal dan penyelesaian pengurangan pecahan berpenyebut sama secara
berkelompok. (Buku Matematika kelas IV, hal 92)
● Setiap kelompok diberikan soal pengurangan pecahan oleh guru.
● Setiap kelompok gotong royong menyelesaikan soal yang diberikan.
● Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pengurangan pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 93)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
pengurangan pecahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 3. Menghitung perkalian pecahan (3 JP)


● Peserta didik mengamati contoh soal dan penyelesaian perkalian pecahan secara berkelompok. (Buku
Matematika kelas IV, hal 94)
● Setiap kelompok diberikan soal perkalian pecahan oleh guru.
● Setiap kelompok gotong royong menyelesaikan soal yang diberikan.
● Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
perkalian pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 95)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
perkalian pecahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran

Pembelajaran 4. Menghitung pembagian pecahan (3 JP)


● Peserta didik mengamati contoh soal dan penyelesaian pembagian pecahan dengan hasil bilangan cacah
pada Buku Matematika kelas IV halaman 96.
● Peserta didik bernalar kritis mencoba menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembagian
pecahan dengan hasil bilangan cacah.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pembagian pecahan dengan hasil bilangan cacah. (Buku Matematika kelas IV, hal 96)
● Peserta didik mengamati contoh soal pembagian dengan bilangan cacah pada Buku Matematika kelas IV
halaman 98.
● Peserta didik bernalar kritis melengkapi kotak yang tersedia.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pembagian dengan bilangan cacah. (Buku Matematika kelas IV, hal 98)
● Peserta didik mengamati contoh soal dan penyelesaian pembagian pecahan dengan pecahan pada Buku
Matematika kelas IV halaman 99.
● Peserta didik bernalar kritis mencoba menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembagian
pecahan dengan pecahan.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
dengan pembagian pecahan dengan pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal 100)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
pembagian pecahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep operasi hitung pecahan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan operasi hitung pecahan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam operasi hitung
pecahan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
pecahan, maka peserta didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 13
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Gotong Royong

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi pecahan dan melakukan operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian pecahan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan (6 JP)
● Peserta didik gotong royong melakukan kegiatan memecahkan permasalahan pecahan secara
berkelompok. (Buku Matematika kelas IV, hal 101-104)
● Setiap kelompok mendiskusikan penyelesaian dari setiap permasalahan.
● Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Guru memberikan konfirmasi atas hasil diskusi setiap kelompok.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan. (Buku Matematika kelas IV, hal
105)
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 106.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami cara menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
pecahan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan operasi hitung pecahan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam operasi hitung
pecahan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan,
maka peserta didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 14
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 12 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.12 Mengidentifikasi berbagai bentuk pecahan dan mengubah bentuk pecahan
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi pecahan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pecahan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Pecahan persen (2 JP)


● Peserta didik diajak untuk menonton video pembelajaran tentang mengubah pecahan menjadi persen dan
sebaliknya. (scan QR code pada Buku Matematika kelas IV, hal 107)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan cara mengubah pecahan menjadi persen dan sebaliknya.
● Peserta didik diberikan soal yang berkaitan dengan mengubah pecahan menjadi persen dan sebaliknya.
● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
● Peserta didik mengumpulkan hasil diskusinya kepada guru.
● Guru memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
mengubah pecahan menjadi persen dan sebaliknya. (Buku Matematika kelas IV, hal 109)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
mengubah pecahan menjadi persen dan sebaliknya.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Pecahan desimal (2 JP)


● Peserta didik mengamati angka desimal pada kotak kemasan. (Buku Matematika kelas IV, hal 110)
● Peserta didik bernalar kritis mengidentifikasi bilangan bulat dan bilangan pecahan pada bilangan
desimal.
● Guru menuliskan beberapa bilangan desimal.
● Peserta didik menyebutkan bilangan tersebut.
● Peserta didik diajak untuk menonton video pembelajaran tentang mengubah pecahan desimal menjadi
pecahan biasa. (scan QR code pada Buku Matematika kelas IV, hal 111)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.
● Peserta didik diberikan soal yang berkaitan dengan mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.
● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
● Peserta didik mengumpulkan hasil diskusinya kepada guru.
● Guru memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa. (Buku Matematika kelas IV, hal 112)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 3. Operasi hitung pecahan desimal (4 JP)


● Peserta didik diajak untuk menonton video pembelajaran tentang operasi hitung pecahan desimal. (scan
QR code pada Buku Matematika kelas IV, hal 113-114)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan cara melakukan operasi hitung pecahan desimal.
● Peserta didik diberikan soal yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan desimal.
● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
● Peserta didik mengumpulkan hasil diskusinya kepada guru.
● Guru memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
operasi hitung pecahan desimal. (Buku Matematika kelas IV, hal 115)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang operasi
hitung pecahan desimal.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 4. Pembulatan dan penaksiran pecahan desimal (4 JP)


● Peserta didik menyebutkan contoh bilangan desimal yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
● Peserta didik mengamati aturan pembulatan bilangan pecahan desimal.
● Peserta didik diberikan contoh masalah yang berkaitan dengan pembulatan pecahan desimal.
● Peserta didik bernalar kritis menyelesaikan soal tersebut menggunakan konsep pembulatan dan
penaksiran pecahan desimal.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pembulatan dan penaksiran pecahan desimal. (Buku Matematika kelas IV, hal 100)
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 119.
● Peserta didik mengerjakan soal AKM pada Buku Matematika kelas IV halaman 126.
● Peserta didik gotong royong dan bernalar krtitis mengerjakan kegiatan praproyek pada buku
Matematika kelas IV halaman 128.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
pembulatan dan penaksiran pecahan desimal.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep berbagai bentuk pecahan dan mengubah bentuk pecahan.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan ulangan Bab 2 pada buku Matematika kelas IV halaman 123
untuk mengetahui pemahamannya terhadap seluruh materi pecahan.
3. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan berbagai bentuk pecahan dan mengubah bentuk pecahan.
4. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
5. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
6. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam berbagai bentuk
pecahan dan mengubah bentuk pecahan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

7. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat mengidentifikasi berbagai bentuk pecahan dan mengubah bentuk pecahan,
maka peserta didik diberikan pelayanan individu.
BAB 3
MODUL AJAR - 15
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.13 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Kreatif

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi bilangan cacah.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan bilangan cacah.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Jika jadwal pengiriman buket bungan ke Kota A setiap 4 hari dan Kota B setiap 6
hari, kapan penjual akan mengirimkan buket bunga ke kedua kota pada hari yang sama?)

Pembelajaran 1. Menjelaskan kelipatan bilangan (2 JP)


● Peserta didik menyiapkan beberapa pita sepanjang 3 cm.
● Peserta didik menyusun pita-pita tersebut menjadi beberapa susunan dengan total panjang yang berbeda.
● Peserta didik bernalar kritis menguhubungkan kegiatan tersebut dengan konsep perkalian bilangan.
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pengertian kelipatan bilangan.
● Peserta didik mengerjakan kegiatan “Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan” pada buku Matematika
kelas IV halaman 132 secara berkelompok.
● Setiap kelompok menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
kelipatan bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 133)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang kelipatan
bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Menjelaskan faktor bilangan (2 JP)


● Peserta didik mengamati gambar 24 kotak berbentuk persegi pada buku Matematika kelas IV halaman
134.
● Peserta didik mengamati contoh susunan kotak-kotak tersebut dengan ukuran yang berbeda beda. (Buku
Matematika kelas IV, hal 134)
● Peserta didik dengan kreatif membuat susunan kotak-kotak dengan ukuran lainnya.
● Peserta didik melengkapi tabel pada buku Matematika kelas IV halaman 134.
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pengertian faktor bilangan.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang faktor
bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 135)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang faktor
bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.
Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep kelipatan dan faktor bilangan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan kelipatan dan faktor bilangan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam kelipatan dan faktor
bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan kelipatan dan faktor bilangan, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 16
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.14 Menentukan faktor prima suatu bilangan

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi faktor bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan faktor bilangan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Mencari faktor prima suatu bilangan (2 JP)


● Peserta didik mengerjakan kegiatan “Mencari Bilangan Prima dengan Saringan Erasthosthenes” pada
buku Matematika halaman 136 secara berkelompok.
● Setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang tersedia.
● Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik mengamati contoh dan penyelesaian soal faktor prima suatu bilangan.
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan faktor prima suatu bilangan.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang faktor
prima suatu bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Menulis bilangan dalam bentuk faktorisasi prima (2 JP)


● Peserta didik diajak untuk menonton video pembelajaran faktorisasi prima. (scan QR code pada buku
Matematika, hal 138)
● Guru menuliskan soal menulis bilangan dalam bentuk faktorisasi prima di papan tulis.
● Peserta didik bersama-sama menyelesaikan soal tersebut.
● Guru menuliskan jawaban peserta didik di papan tulis.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
menulis bilangan dalam bentuk faktorisasi prima. (Buku Matematika kelas IV, hal 139)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menulis
bilangan dalam bentuk faktorisasi prima.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep faktor prima suatu bilangan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan faktor prima suatu bilangan.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam faktor prima suatu
bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat menentukan faktor prima suatu bilangan, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 17
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Bilangan Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
B.15 Menentukan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dua bilangan
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat menentukan kelipatan dan faktor bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan kelipatan dan faktor bilangan.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri.

Pembelajaran 1. Menentukan kelipatan persekutuan dari dua bilangan (2 JP)


● Peserta didik mengamati langkah-langkah mencari kelipatan persekutuan dari 2 dan 3. (buku
Matematika kelas IV, hal 140)
● Peserta didik bernalar kritis menentukan cara mencari kelipatan persekutuan dua bilangan.
● Peserta didik mencoba menentukan kelipatan persekutuan dari 4 dan 6.
● Peserta didik menyebutkan jawabannya dan guru menuliskannya di papan tulis.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
kelipatan persekutuan dua bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 141)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang kelipatan
persekutuan dua bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Menentukan faktor persekutuan dari dua bilangan (2 JP)


● Peserta didik mengamati langkah-langkah mencari faktor persekutuan dari 6 dan 8. (buku Matematika
kelas IV, hal 142)
● Peserta didik bernalar kritis menentukan cara mencari faktor persekutuan dua bilangan.
● Peserta didik mencoba menentukan kelipatan persekutuan dari 10 dan 12.
● Peserta didik menyebutkan jawabannya dan guru menuliskannya di papan tulis.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang faktor
persekutuan dua bilangan. (Buku Matematika kelas IV, hal 142)
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 143.
● Peserta didik mengerjakan soal AKM pada Buku Matematika kelas IV halaman 148.
● Peserta didik secara mandiri dan bernalar krtitis mengerjakan kegiatan praproyek pada buku
Matematika kelas IV halaman 150.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang faktor
persekutuan dua bilangan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep kelipatan dan faktor persekutuan dua bilangan.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan ulangan Bab 3 pada buku Matematika kelas IV halaman 145
untuk mengetahui pemahamannya terhadap seluruh materi kelipatan dan faktor bilangan.
3. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan kelipatan dan faktor persekutuan dua bilangan.
4. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
5. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
6. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam kelipatan dan faktor
persekutuan dua bilangan.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

7. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat menentukan kelipatan dan faktor persekutuan dua bilangan, maka peserta
didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR
ESPS MATEMATIKA
FASE B – KELAS 4

SEMESTER 2
BAB 4
MODUL AJAR - 18
Fase / Semester : B / II (Dua) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Pengukuran Alokasi Waktu : 8 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
P.1 Melakukan pengukuran panjang dengan satuan baku

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengenal bilangan dan melakukan operasi hitung bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pengukuran panjang.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Berapa cm panjang pensil milikmu?)

Pembelajaran 1. Menentukan panjang ke satuan cm terdekat (2 JP)


● Peserta didik menyiapkan penggaris, pensil, pulpen, dan penghapus.
● Peserta didik mengukur panjang pensil, pulpen, dan penghapus menggunakan penggaris.
● Peserta didik mencatat hasil pengukurannya di buku tulis.
● Peserta didik mengamati ketentuan pembulatan pada pengukuran panjang.
● Peserta didik bernalar kritis menentukan pembulatan hasil pengukuran setiap alat alat tulis sebelumnya.
● Peserta didik melakukan kegiatan “Mengukur dan Membulatkan Hasil Pengukuran Panjang” pada buku
Matematika kelas IV halaman 154 secara berkelompok.
● Setiap kelompok mempresentasikan tabel yang sudah dilengkapi di depan kelas.
● Guru memberikan konfirmasi atas presentasi setiap kelompok.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
menentukan panjang ke satuan cm terdekat.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Mengukur dengan satuan meter dan kilometer (2 JP)


● Peserta didik mengamati gambar penunjuk jalan pada Buku Matematika kelas IV halaman 154.
● Peserta didik menyebutkan ukuran jarak yang tertera pada gambar tersebut.
● Peserta didik menyebutkan contoh pengukuran yang menggunakan satuan meter dan kilometer.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang satuan
pengukuran panjang. (Buku Matematika kelas IV, hal 142).
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang satuan
pengukuran panjang.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 3. Menghitung konversi satuan panjang (2 JP)


● Peserta didik mengamati contoh pengukuran pensil pada buku Matematika kelas IV halaman 155.
● Guru menampilkan gambar-gambar alat ukur panjang yang lain, seperti meteran rol, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup.
● Peserta didik mencari informasi mengenai fungsi dan perbedaan ketiga alat ukur tersebut.
● Peserta didik menyampaikan informasi yang diperolehnya di depan kelas.
● Peserta didik mengamati konversi satuan pengukuran panjang berserta contohnya.
● Guru menuliskan beberapa soal konversi satuan panjang di papan tulis.
● Peserta didik dan guru bersama-sama menyelesaikan soal tersebut.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian konversi satuan
panjang.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 4. Mengukur jarak tempuh (2 JP)


● Peserta didik mengamati masalah mengenai pengukuran jarak tempuh dan penyelesaiannya pada buku
Matematika kelas IV halaman 157-159.
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan cara mengukur jarak tempuh.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
pengukuran jarak tempuh. (Buku Matematika kelas IV, hal 159).
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang satuan
pengukuran jarak tempuh.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami cara melakukan pengukuran panjang.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pengukuran panjang.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pengukuran
panjang.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat melakukan pengukuran panjang, maka peserta didik diberikan pelayanan
individu.
MODUL AJAR - 19
Fase / Semester : B / II (Dua) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Pengukuran Alokasi Waktu : 5 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
P.2 Melakukan pengukuran berat dengan satuan baku

Profil Pelajar Pancasila:


● Mandiri,
● Bernalar Kritis,
● Gotong royong,
● Berkebhinekaan global.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengenal bilangan dan melakukan operasi hitung bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan pengukuran berat.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Pernahkah kamu membeli buah? Bagaimana cara menentukan harga buah
yang kamu beli?)

Pembelajaran 1. Mengukur berat dengan satuan gram dan kilogram (2 JP)


● Peserta didik menyebutkan satuan berat yang diketahui.
● Peserta didik mengamati gambar timbangan berat badan pada buku Matematika halaman 161.
● Peserta didik bernalar kritis menentukan pembulatan berat badan pada gambar tersebut ke puluhan
terdekat.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang satuan
pengukuran berat. (Buku Matematika kelas IV, hal 162).
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang
pengukuran berat.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Mengukur dengan satuan berat yang lain (3 JP)


● Peserta didik mengamati gambar tangga satuan berat pada buku Matematika kelas IV halaman 163.
● Peserta didik mengamati aturan untuk mengubah satuan berat.
● Guru menuliskan beberapa soal konversi satuan berat di papan tulis.
● Peserta didik dan guru bersama-sama menyelesaikan soal tersebut.
● Peserta didik mencari informasi tentang satuan berat kuintal dan ton.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
konversi satuan pengukuran berat. (Buku Matematika kelas IV, hal 164).
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 166.
● Peserta didik mengerjakan soal AKM pada Buku Matematika kelas IV halaman 172.
● Peserta didik gotong royong dan berkebhinekaan global mengerjakan kegiatan praproyek pada Buku
Matematika kelas IV halaman 174 secara berkelompok.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang satuan
pengukuran berat.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.
Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami cara melakukan pengukuran berat.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan ulangan Bab 4 pada buku Matematika kelas IV halaman 168
untuk mengetahui pemahamannya terhadap seluruh materi pengukuran panjang dan berat.
3. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pengukuran berat.
4. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
5. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
6. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam pengukuran berat.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

7. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat melakukan pengukuran berat, maka peserta didik diberikan pelayanan
individu.
BAB 5
MODUL AJAR - 20
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Geometri Alokasi Waktu : 4 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
G.1 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan tidak beraturan berdasarkan sifat-sifatnya
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Kreatif

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat mengidentifikasi bangun datar
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan berbagai bentuk bangun datar.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Bagaimana bentuk meja ini? Berbentuk bangun datar apakah meja ini?)

Pembelajaran 1. Mengidentifikasi segi banyak beraturan (2 JP)


● Peserta didik mengamati gambar papan lalu lintas yang terdapat di buku Matematika kelas IV halaman
177.
● Peserta didik menyebutkan bentuk-bentuk bangun datar dari setiap gambar papan lalu lintas tersebut.
● Peserta didik diajak untuk menonton video sifat segi banyak beraturan. (scan QR code di Buku
Matematika kelas IV, hal 178)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pengertian segi banyak beraturan.
● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk membat daftar benda-benda di kelas yang
memiliki permukaan segi banyak beraturan.
● Peserta didik secara kreatif menyajikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang segi
banyak beraturan. (Buku Matematika kelas IV, hal 179)
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang segi
banyak nberaturan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Mengidentifikasi segi banyak tidak beraturan (2 JP)


● Peserta didik mengamati gambar segi banyak yang terdapat di buku Matematika kelas IV halaman 180.
● Peserta didik secara mandiri menyimpulkan pengertian segi banyak tidak beraturan.
● Guru menggambar beberapa segi banyak beraturan dan tidak beraturan.
● Peserta didik mengidentifikasi gambar mana yang termasuk segi banyak tidak beraturan.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang segi
banyak tidak beraturan. (Buku Matematika kelas IV, hal 180)
● Peserta didik secara kreatif membuat gambar bangun datar. (Buku Matematika kelas IV, hal 181)
● Dengan bernalar kritis peserta didik melakukan kegiatan mengidentifikasi segi banyak beraturan dan
tidak beraturan. (Buku Matematika kelas IV, hal 181-183)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang segi banyak tidak
beraturan.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.
Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah peserta
didik dapat memahami konsep segi banyak beraturan dan tidak beraturan.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan segi banyak beraturan dan tidak beraturan.
Contoh:
d. Coba ambil selembar karton. Buatlah berbagai bentuk segi banyak beraturan dan tidak beraturan
dengan menggunakan ukuran bervariasi.
e. Berapa banyak bangun datar yang kalian buat? Apakah ada perbedaannya?
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam bangun datar.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat memahami segi banyak beraturan dan tidak beraturan, maka peserta didik
diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 21
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Geometri Alokasi Waktu : 8 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
G.2 Menghitung luas dan keliling bangun datar (persegi, persegi panjang, dan segitiga)
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat memahami bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan bangun datar.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Berapa luas kayu yang dibutuhkan untuk membuat meja ini?)

Pembelajaran 1. Menghitung luas persegi dan persegi panjang (2 JP)


● Peserta didik mengamati persegi panjang yang terdiri dari persegi satuan. (Buku Matematika kelas IV,
hal 184)
● Peserta didik menghitung luas persegi panjang tersebut.
● Peserta didik bernalar kritis untuk menghubungkan cara mencari luas persegi panjang tersebut dengan
perkalian.
● Peserta didik secara mandiri menyimpulkan cara menghitung luas persegi dan persegi panjang.
● Guru memberikan gambar gabungan bangun datar persegi dan persegi panjang.
● Peserta didik berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk menghitung luas bangun datar tersebut.
● Peserta didik menyajikan hasil diskusinya di depan kelas.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
menghitung luas persegi dan persegi panjang. (Buku Matematika kelas IV, hal 186)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menghitung luas
persegi dan persegi panjang.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 2. Menghitung luas segitiga (2 JP)


● Peserta didik diajak untuk menonton video luas segitiga siku-siku. (scan QR code di Buku Matematika
kelas IV, hal 186)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan rumus menghitung luas segitiga siku-siku.
● Guru memberikan gambar segitiga sembarang.
● Peserta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan apakah rumus yang sama dapat digunakan untuk
menghitung luas segitiga sembarang.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang luas
segitiga. (Buku Matematika kelas IV, hal 188-192)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menghitung luas
segitiga.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.
Pembelajaran 3. Menghitung keliling persegi dan persegi panjang (2 JP)
● Peserta didik diajak untuk melakukan kegiatan sesuai Buku Matematika kelas IV halaman 193
● Peserta didik menyiapkan kawat atau tali dan membaginya menjadi empat bagian sama panjang.
● Peserta didik membentuk persegi dari kawat atau tali tersebut.
● Peserta didik dengan bimbingan guru mencari tahu keliling dari persegi yang dibuat.
● Peserta didik secara mandiri menyimpulkan rumus menghitung keliling persegi.
● Berdasarkan kegiatan sebelumnya, peserrta didik bernalar kritis untuk menyimpulkan rumus
menghitung keliling persegi panjang.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
keliling persegi dan persegi panjang. (Buku Matematika kelas IV, hal 194-196)
● Dengan bernalar kritis peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis keterampilan
tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 196.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menghitung
keliling persegi dan persegi panjang.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis

Pembelajaran 4. Menghitung keliling segitiga (2 JP)


● Peserta didik diajak untuk menonton video menghitung keliling segitiga. (Buku Matematika kelas IV
halaman 198)
● Peserta didik secara mandiri menyimpulkan cara menghitung keliling segitga.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
keliling segitiga. (Buku Matematika kelas IV, hal 198)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang menghitung
keliling segitiga.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah peserta
didik dapat memahami cara menghitung luas dan keliling bangun datar.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan luas dan keliling bangun datar.
Contoh:
a. Coba ambil satu kertas di dalam kotak, sebutkan bangun datar apa yang kamu peroleh?
b. Berapa luas bangun datar tersebut?
c. Berapa keliling bangun datar tersebut?
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam bangun datar.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat menghitung luas dan keliling bangun datar, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 22
Fase / Semester : B / I (Satu) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Geometri Alokasi Waktu : 6 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
G.3 Mengidentifikasi hubungan antargaris menggunakan benda konkret
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Gotong Royong

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat membedakan berbagai bangun datar menggunakan gambar/simbol
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan berbagai bangun datar.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Pernahkah kalian melihat kabel listrik? Berbentuk seperti apakah kabel
tersebut? Adakah benda lain yang memiliki bentuk sama?)

Pembelajaran 1. Mengidentifikasi garis sejajar (2 JP)


● Peserta didik mengamati gambar rel keret api yang terdapat di buku Matematika kelas IV halaman 199.
● Peserta didik mengamati posisi kedua rel.
● Guru menstimulasi dengan memberikan pertanyaan.
Misal: “apakah jarak antara rel selalu sama?”
“apakah rel yang satu dengan yang lainnya akan saling berpotongan?”
“apakah rel tersebut dipasang dengan saling sejajar?”
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pengertian garis sejajar.
● Peserta didik diberikan tugas untuk menuliskan atau menggambarkan benda di sekitar yang memiliki
bentuk garis sejajar dengan bergotong-royong secara berkelompok.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang garis
sejajar.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 2. Mengidentifikasi garis berpotongan (2 JP)


● Peserta didik diajak untuk menonton video garis berpotongan. (scan QR code di Buku Matematika kelas
IV halaman 201)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pengertian garis berpotongan.
● Peserta didik diberikan tugas untuk menggambar contoh garis berpotongan.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang garis
berpotongan.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Pembelajaran 3. Mengidentifikasi garis berimpit (2 JP)


● Peserta didik diminta untuk menyiapkan beberapa tali secara berkelompok.
● Setiap kelompok meyusun tali-tali tersebut berjajar di atas lantai.
● Setiap kelompok mengamati bentuk tali dari sisi atas dan samping.
● Setiap kelompok membuat gambar tali tampak atas dan samping.
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pengertian garis berimpit.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
hubungan antargaris dan bangun datar. (Buku Matematika kelas IV, hal 202-204)
● Peserta didik mengerjakan soal AKM pada Buku Matematika kelas IV halaman 210.
● Refleksi pembelajaran dilakukan pada proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang garis
berimpit.
● Bukti pencapaian pembelajaran diambil dari hasil pekerjaan peserta didik dan penilaian pembelajaran.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah
peserta didik dapat memahami konsep bangun datar dan hubungan antar garis.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan ulangan Bab 5 pada buku Matematika kelas IV halaman 206
untuk mengetahui pemahamannya terhadap seluruh materi bangun datar.
3. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan hubungan antar garis.
4. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
5. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
6. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam hubungan antar
garis.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.

7. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.


Jika peserta didik tidak dapat mengidentifikasi dan membedakan hubungan antar garis, maka peserta
didik diberikan pelayanan individu.
BAB 6
MODUL AJAR - 23
Fase / Semester : B / II (Dua) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Analisis Data dan Peluang Alokasi Waktu : 2 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
D.1 Menjelaskan jenis-jenis data dan penyajiannya
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar Kritis.
● Gotong Royong

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat menghitung dengan benda konkret dan menuliskan dalam lambang bilangan.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan banyaknya benda dan data.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Berapa usia kalian? Ada berapa orang yang memiliki usia 7 tahun? 8 tahun?
Lebih dari 8 tahun?)

Pembelajaran 1. Menjelaskan jenis-jenis data dan penyajiannya (2 JP)


● Peserta didik gotong royong mencari informasi mengenai data primer dan sekunder secara
berkelompok.
● Setiap kelompok mempresentasikan informasi yang diperoleh.
● Guru memberi konfirmasi atas presentasi setiap kelompok.
● Guru memberikan daftar contoh-contoh data.
● Peserta didik mengelompokkannya ke dalam data primer atau sekunder.
● Peserta didik diajak untuk menonton video pembelajaran menyajikan data. (scan QR code di buku
Matematika kelas IV, hal 216)
● Peserta didik bernalar kritis menyimpulkan pembelajaran hari ini.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang jenis-jenis data
dan penyajiannya.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah peserta
didik dapat memahami jenis-jenis data dan penyajiannya.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan jenis-jenis data dan penyajiannya.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam memahami konsep
jenis-jenis data dan penyajiannya.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat memahami jenis-jenis data dan penyajiannya, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.
MODUL AJAR - 24
Fase / Semester : B / II (Dua) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Analisis Data dan Peluang Alokasi Waktu : 12 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
D.2 Membaca data yang disajikan dalam tabel, diagram batang, diagram garis, diagram gambar, dan
diagram lingkaran
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar kritis.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat memahami data dan penyajiannya.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan data dan penyajiannya.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Pernahkah kamu melihat data dalam bentuk tabel atau diagram? Dapatkah
kamu membaca data tersebut?)

Pembelajaran 1. Membaca data pada tabel (2 JP)


● Peserta didik mengamati tabel data banyak peserta didik pada buku Matematika halaman 217.
● Peserta didik bernalar kritis menyebutkan informasi yang diperoleh dari tabel tersebut.
● Guru memberikan pertanyaan untuk membimbing peserta didik meningkatkan pengetahuannya.
Misal: “Berapa jumlah peserta didik pada sekolah tersebut?
“Berapa selisih banyak peserta didik kelas 2 dan 5?”
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
membaca data pada tabel. (Buku Matematika kelas IV, hal 218)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membaca data
pada tabel.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 2. Membaca data pada diagram batang (2 JP)


● Peserta didik mengamati diagram batang data banyak peserta didik pada buku Matematika halaman 219.
● Peserta didik bernalar kritis menyebutkan informasi yang diperoleh dari diagram batang tersebut.
● Guru memberikan pertanyaan untuk membimbing peserta didik meningkatkan pengetahuannya.
Misal: “Berapa jumlah peserta didik pada sekolah tersebut?
“Berapa selisih banyak peserta didik kelas 1 dan 4?”
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
membaca data pada tabel. (Buku Matematika kelas IV, hal 220)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membaca data
pada diagram batang.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 3. Membaca data pada diagram garis (2 JP)


● Peserta didik mengamati diagram batang data banyak peserta didik laki-laki pada buku Matematika
halaman 221.
● Peserta didik bernalar kritis menyebutkan informasi yang diperoleh dari diagram garis tersebut.
● Guru memberikan pertanyaan untuk membimbing peserta didik meningkatkan pengetahuannya.
Misal: “Berapa jumlah peserta didik laki-laki pada sekolah tersebut?
“Berapa selisih banyak peserta didik laki-laki di kelas 3 dan 6?”
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
membaca data pada diagram garis. (Buku Matematika kelas IV, hal 222)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membaca data
pada diagram garis.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 4. Membaca data pada diagram lingkaran dengan satuan persen (2 JP)
● Peserta didik bernalar kritis menentukan persentase keselurahan data dalam diagram lingkaran.
● Peserta didik mengamatai data rasa susu kesukaan peserta didik kelas 2 yang disajikan dalam diagram
lingkaran pada Buku Peserta didik kelas IV halaman 223.
● Peserta didik menyebutkan informasi yang diperoleh dari diagram lingkaran tersebut.
● Peserta didik bernalar kritis menentukan persentase bagian data yang belum diketahuin pada diagram
lingkaran tersebut.
● Peserta didik mengamati contoh cara menentukan banyak data dari setiap persentase pada buku
Matematika kelas IV halaman 223.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
membaca data pada diagram lingkaran dengan satuan persen. (Buku Matematika kelas IV, hal 224)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membaca data
pada diagram lingkaran dengan satuan persen.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 5. Membaca data pada diagram lingkaran dengan satuan derajat (2 JP)
● Peserta didik bernalar kritis menentukan derajat keselurahan data dalam diagram lingkaran.
● Peserta didik mengamatai data warna kesukaan peserta didik kelas 4 yang disajikan dalam diagram
lingkaran pada Buku Peserta didik kelas IV halaman 225.
● Peserta didik menyebutkan informasi yang diperoleh dari diagram lingkaran tersebut.
● Peserta didik bernalar kritis menentukan besar derajat bagian data yang belum diketahuin pada diagram
lingkaran tersebut.
● Peserta didik mengamati contoh cara menentukan banyak data dari setiap besar derajat pada buku
Matematika kelas IV halaman 225.
● Peserta didik secara mandiri mengerjakan soal latihan untuk mengetahui pemahamannya tentang
membaca data pada diagram lingkaran dengan satuan derajat. (Buku Matematika kelas IV, hal 226)
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membaca data
pada diagram lingkaran dengan satuan derajat.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Pembelajaran 6. Membaca data pada diagram gambar (2 JP)


● Peserta didik mengumpulkan data tentang bulan kelahiran temannya dan melengkapi tabel yang tersedia
pada buku Matematika kelas IV halaman 227.
● Peserta didik bernalar kritis melengkapi tabel kedua menggunakan simbol sesuai dengan data yang
diperoleh.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang membaca data
pada diagram gambar.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah peserta
didik dapat memahami cara membaca data yang disajikan dalam berbagai bentuk diagram.
2. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan membaca data yang disajikan dalam berbagai
bentuk diagram.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
4. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
5. Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam memahami konsep
membaca data yang disajikan dalam berbagai bentuk diagram.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
6. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat membaca data yang disajikan dalam berbagai bentuk diagram, maka
peserta didik diberikan pelayanan individu.
MODUL AJAR - 25
Fase / Semester : B / II (Dua) Kelas : 4 (Empat)
Elemen : Analisis Data dan Peluang Alokasi Waktu : 2 JP (Sesuai Kebutuhan)
Tujuan Pembelajaran:
D.3 Mengumpulkan data dan menyajikannya ke dalam tabel dan diagram batang
Profil Pelajar Pancasila:
● Mandiri,
● Bernalar kritis,
● Kreatif,
● Berkebhinekaan global.

Langkah-Langkah Pembelajaran:
● Peserta didik sudah dapat memahami data dan penyajiannya.
● Mengondisikan peserta didik baik fisik maupun mental untuk siap melaksanakan pembelajaran.
● Memberikan stimulus kepada peserta didik yang berkaitan dengan data dan penyajiannya.
● Memberikan pertanyaan pemantik agar peserta didik dapat mengetahui atau mempunyai tujuan
belajarnya sendiri. (Misal: Pernahkah kamu melihat data dalam bentuk tabel atau diagram? Dapatkah
kamu membaca data tersebut?)

Pembelajaran 1. Mengumpulkan dan menyajikan data (2 JP)


● Peserta didik mengumpulkan data identitas teman sekelasnya menggunakan contoh kuesioner pada buku
Matematika kelas IV halaman 228.
● Peserta didik mengamati contoh penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram pada buku Matematika
kelas IV halaman 228-229.
● Peserta didik bernalar krtitis dan mandiri menyajikan data identitas teman sekelasnya dalam bentuk
tabel dan diagram batang.
● Dengan bernalar kritis dan mandiri peserta didik menyelesaikan permasalahan soal yang berbasis
keterampilan tingkat tinggi pada buku Matematika kelas IV halaman 229-230.
● Peserta didik mengerjakan soal AKM pada Buku Matematika kelas IV halaman 236.
● Peserta didik secara mandiri, kreatif, dan berkebhinekaan global mengerjakan kegiatan praproyek
pada Buku Matematika kelas IV halaman 237.
● Peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran untuk melihat ketercapaian tentang mengumpulkan
dan menyajikan data.
● Bukti pencapaian kompetensi diperoleh melalui hasil penyajian baik secara lisan ataupun penugasan
tertulis.

Penilaian Pembelajaran:
1. Peserta didik diberikan tes tertulis dengan soal pilihan ganda dan isian, untuk mengetahui apakah peserta
didik dapat memahami cara mengumpulkan dan menyajikan data.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan ulangan Bab 6 pada buku Matematika kelas IV halaman 231
untuk mengetahui pemahamannya terhadap seluruh materi data.
3. Peserta didik mengerjakan latihan ulangan akhir pada buku Matematika kelas IV halaman 239 untuk
mengetahui apakah peserta didik memahami seluruh materi pembelajaran Matematika kelas IV.
4. Peserta didik diberikan tes lisan yang berhubungan dengan mengumpulkan dan menyajikan data.
5. Peserta didik diberikan pertanyaan secara lisan unjuk kinerja dengan praktik, dan menyajikan dalam
daftar hasil penugasan.
6. Lembar observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat kerja mandiri dan berpasangan.
Kuesioner dijawab dengan skala likert untuk mengetahui minat peserta didik dalam memahami cara
mengumpulkan dan menyajikan data.
Kuesioner digunakan untuk refleksi pembelajaran:
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya mengerti pembelajaran hari ini.
2 Saya tidak sulit dalam mengerjakan penugasan
hari ini.
3 Saya masih perlu dibantu dalam mengerjakan
tugas hari ini.
4 Pembelajaran hari ini menyenangkan bagi saya
5 Saya masih perlu waktu untuk belajar lagi
mengenai materi hari ini.
7. Melaksanakan tindak lanjut dari hasil asesmen penilaian.
Jika peserta didik tidak dapat mengumpulkan dan menyajikan data, maka peserta didik diberikan
pelayanan individu.

Anda mungkin juga menyukai