Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM

“PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH”

Dosen Pengampuh : Amalia Buntu, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh

NAMA : SELVIANITA

NIM :A 221 20 144

KELAS :E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat meperbaiki
makalah Struktur Tulang ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum Merdeka. ..........................................................................


2.2 Gambaran Umum Kurikulum Merdeka. ..............................................................
2.3 Latar Belakang Terbentuknya Kurikulum Merdeka. ...........................................
2.4 Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka. .............................................................
2.5 Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya. ......................
2.6 Hambatan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka. ..............................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpuulan .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merdeka Belajar merupakan slogan pendidikan yang saat ini sedang digegerkan
oleh Mendikbud. Prinsip merdeka belajar diharapkan dapat mempercepat proses
reformasi pendidikan di Indonesia yang selama ini dianggap perlahan layu.
Kemendikbud bahkan menggagas istilah deregulasi pendidikan karena regulasi
pendidikan selama ini dinilai menghambat proses pencapaian reformasi pendidikan
bermuara pada kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Dalam situasi seperti saat
ini yaitu adanya Pandemi COVID-19 yang berimbas pada kegiatan pembelajaran di
sekolah menjadi pembelajaran secara mandiri oleh siswa yang dilakukan di rumah
saja (Fahrina, dkk 2020). Situasi saat ini mengalami peningkatan dalam
perkembangan industri karena dengan kondisi siswa belajar di rumah maka
tranformasi pendidikan menjadi berkembang melalui peningkatan teknologi.

Perkembangan industri 4.0 menjadikan ilmu pengetahuan mengalami


transformasi yang pesat di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Digitalisasi
pendidikan merupakan potensi pembelajaran secara optimal dapat dilakukan melalui
kurikulum. Seiring berjalannya waktu pendidikan pun semakin berkembang dan
beberapa kali telah mengalami perubahan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia
menggunakan kurikulum 2013, peserta didik dilatih untuk lebih aktif, kreatif dan
mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013
pada tingkat sekolah dasar disajikan dalam bentuk pendekatan tematik. Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dengan mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
peserta didik.
Fograty (1991) (dalam Qondias, dkk 2016) menyatakan model pembelajaran ini
disebut dengan webbed dimana merupakan model yang paling popular dalam
pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik ini mencakup seluruh kompetensi mata
pelajaran yaitu: PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya dan Prakarya. Pendekatan tematik ini lebih
dilaksanakan pada kelas rendah yaitu kelas I, II, dan III di sekolah dasar, karena di
kelas rendah pola belajar dan pola piker anak di usia SD pada umumnya masih
bersumber pada segala sesuatu yang bersifat konkrit, dan dalam memakai segala
sesuatu masih bersifat holistik (Arsyad, 2013).

Guru lebih dominan melakukan pembelajaran pada mata pelajaran terpisah


(Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018). Media yang digunakan guru dalam pembelajaran
lebih monoton menggunakan papan tulis dan buku secara terus menerus tanpa adanya
media pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Pada saat proses pembelajaran guru
lebih banyak menjelaskan, akibatnya siswa akan kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran yang telah dijelaskan. Siswa pun akan melakukan hal lain di luar proses
pembelajaran misalnya mengganggu temannya, mengobrol, bermain di dalam kelas
(Abdulah, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian kurikuulum merdeka?
2. Bagaimana gambaran umum kurikulum merdeka?
3. Bagaimana latar belakang terbentuknya kurikulum merdeka?
4. Bagiaman strategi pennerapan kurikulum merdeka?
5. Jelasakan perbedaan kurikulum merdeka dangan kurikulum sebelumnya?
6. Jelakan hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka?

1.3 Tujuan
1. Pengertian Kurikulum Merdeka.
2. Gambaran Umum Kurikulum Merdeka.
3. Latar Belakang Terbentuknya Kurikulum Merdeka.
4. Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka.
5. Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya.
6. Hambatan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum Merdeka

Dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Tanpa
kurikulum yang tepat, para pelajar tidak akan memperolah target pembelajaran yang
sesuai. Tentu saja, semua ini disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik masing-
masing.

Pada Februari 2022 lalu, kemendikbud ristek resmi meluncurkan Kurikulum


Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah metode yang mengacu pada pendekatan minat
dan bakat. Para pelajar dapat memiliih pelajaran apa saja yang ingin si pelajari sesuai
passion yang dimilikinya. Kurikulum Merdeka ialah kurikulum yang dimaksudkan
untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus pada materi esensial,
pengembangan karekter, dan kompetensi siswa.

Kurikulum ini pun telah di uji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tak hanya itu,
kurikulum ini juga di kenalkan di sekolah lain. Berdasarkan kemendikbud ristek
hingga kini sudah ada 143.265 sekolah yang menggunakan kurikulum baru ini.

Jumlahnya pun semakim meningkat sejalan dengan mulai di terapkannya


Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2022/2023 mulai dari jenjang TK, SD, SMP, dan
SMA.

Kurikulum ini untuk menguatkan pancapaian profil belajar pancasila di


kembangkan berdasarkan tema tertentu yang di tetapkan oleh pemerintah. Yang
mana proyek tersebut di arahkan untuk mencapai target pencapaian pembelajaran
tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pembelajaran.
2.2 Gambaran Umum Kurikulum Merdeka

Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu


dengan dengan cara menelaah suatu tema menantang. Projek di desain agar peserta
didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Peserta didik bekerja dalam priode waktu yang telah di jadwalkan untuk
menghasilkan produk dan/atau aksi.

Berdasarkan kemendikbud ristek No. 55/M/2022, projek pengutan profil


belajar (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang di rancang untuk
menguatkan upaya pencapain kompentensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar
pancasila yang di susun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di lakukan secara fleksibel dari
segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksaan. Projek tersebut di rancang terpisah dari
intrakulikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pelaksaan projek tidak harus di kaitkan
dengan tujuan dan materi pelajaran intrakulikuler. Satuan pendidikan dapat
melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar pancasila.

2.3 Latar Belakang Terbentuknya Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka di latarbelakangi oleh adanya hasil Programme For


International Student (PISA) yang menujukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun
berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini mengalami peningkatan yang
signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Selain itu, terdapat kesenjangan besar antar
wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar yang di
perparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud Ristek melakukan


penyederhanaan kurikulum dalam kondisi kusus yang kemudian di sebut sebagai
Kurikulum Darurat. Kurikulum ini diterapkan untuk memitigasi keteringgalan
pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Hasilnya, darim31,5% sekolah
mengggunakan Kurikulum Darurat menunjukkan bahwa penggunaan kurikulum
tersebut dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% untuk litersai 86% untuk
numerasi. Efektivitas Kurikulum Darurat ini semakin menunjukkan bahwa
perubahan kurikulum penting untuk dilakukan secara komprehensif di bandingkan
kurikulum sebelumnya.

2.4 Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka

Strategi penerapan kurikulum ini dapat dilaksanakan melalui tiga tahapan


sebagai berikut :

1) Asegmen Diagnostik
Tahap petama ini guru melakukan asesmen diagnotik yang merupakan
asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan,
perkembangan, serta pencapaian dan pembelajaran. Asesmen ini umumnya
dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, kemudian hasil asesmen akan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan perencanaan yang lebih lanjut.
2) Perencanaan
Tahap kedua, yaitu menyusun perencanaan mengenai proses pembelajaran
yang akan di lakukan selam priode tahun ajar sesuai dengan hasil asesmen
diagnostik. Selain itu, guru juga bisa mengelompokkan siswa berdasarkan
tingkat kemampuan mereka supaya pembelajaran dapat lebih tepat sasaran.
Berikut tahapan dalam strategi penerapan kurikulum merdeka :
 Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan.
 Perancangan jalur tujuan pembelajaran.
 Perencanaan pembelajaran serta asesmen.
 Pemanfaaatan dan pengembangan persangkat ajar.
 Perencanaan proyek pengautan profil belajar pancasila.
3) Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah dilakukan asesmen dan perencaan, maka tahap akhir yaitu
pembelajaran. Selama masa pembelajaran, guru tidak hanya akan
melaksanakan sesuai perencaan, namun juga melakukan asesmen formatif
secara berkala. Hal ini bertujuan agar guru bisa mengetahui seperti apa
progres pembelajaran siswa dan menyesuaikan metode pembelajaran jika di
perluhkan. Pada akhir proses pembelajaran, guru dapat melakukan asesmen
sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian pembalajaran. Berikut tahapan
dalam starategi pelakasaan pembalajaran kurikulum merdeka:
 Pererapan proyek penguatan profil pelajar pancasila.
 Penerapan pembelajaran yang fokus kepada siswa.
 Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran.
 Pemeblajaran yang sesuai tahap belajar murud jenjang dasar ddan
menengah.
 Kolaborasi anatar guru untuk kepentingan kurikulum dan
pembalajaran.
 Kolaborasi bersama orang tua atau keluarga dalam pembelajaran.
 Kolaborasi dengan masyarakat untuk komunitas atau jasa industri.
 Refleksi, evaluasi, serta peningkatan kualiatas penerapan kurikulim.

2.5 Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya

Berikut perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum sebelumnya :

1. Sekolah Dasar
Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya di tingkat SD,
yaitu terdapat pemisahan antara mata pelajaran IPA dan IPS. Sementara itu,
pada kurikulum pratotipe, kedua mata pelajaran ini di gabung menjadi satu
mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan Alam Dan Sosial (IPAS). Adapun
tujuan penggabunngan mata pelajaran ini sebagai persiapan ketika siswa
melanjutkan pendidikan ke level sekolah menengah pertama (SMP).
2. Sekolah Mengah Pertama (SMP)
Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikum sebelumnya di tingkat SMP,
yaitu pada mata pelajaran informatika. Jika sebelumnya lebih bersifat pilihan,
maka pada kurikulum prototipe mata pelajaran ini di anggap wajib.
3. Sekolah Mebengah Atas (SMA)
Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya ditingkat
SMA, yaitu jika sebelumnya siswa baru harus memilih jurusan sementara,
pada kurikulum prototipe pemilihan jurusan atau peminatan di mulai saat
siswa memasuki kelas 11 yang dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
konsultan anatara wali kelas, guru BK, dan orang tua siawa.
4. Keunggulan Kurikulum Merdeka
Ada beberapa keunggulan kurikulum merdeka dengna kurikulum
sebelumnya. Berikut sejumlah keunggulan kurikuluum merdeka, antara lain :
 Lebih fokus dan sederhana : Adanya kurikulum ini membuat peserta
didik lebih fokus pada materi yang esensial dan pengembangan
kompetensi. Selain itu, kurikulum ini lebih mendalam, bermakna, dan
tidak terburu-buru.
 Jauh lebih merdeka : Artinya kurikulum ini membebaskan peserta
didik untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya. Dengan adanya kurikulum ini, baik peserta didik
maupun guru bisa mengajar sesuai tahap capaian dan
perkembangannya.
 Lebih interaktif : Kurikulum merdeka juga di nilai lebih relavan dan
interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan projek (projek based
learning) memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik
untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, seperti masalah
lingkungan, kesehatan, dan lainnya.
2.6 Hambatan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

Program kurikulum merdeka atau biasa di sebut merdeka belajar menjadi suatu
kebijakan yang dianggap transformatif di dunia pendidikan, tentu ada berbagai
perubahan yang di rasakan oleh guru. Perubahan yang di rasakan guru
menghadapkan pada berbagai hambatan yang perlu di atasi dengan baik. Berikut
beberap hambatan yang di hadapi guru dalam program merdeka belajar :

a) Tidak memiliki pengalama dengan kemerdekaan belajar


Pengalaman personal para guru terkait kemedekaan belajar masih minim.
Menurut Shintia Revina, peneliti dari SMERU Research Institute, sebuah
lembaga yang bergerak di bidang penelitian sosial-ekonomi di Indonesia,
menyebutkan telah banyak program pemerintah yang sebenarnya bertujuan
untuk mempromosikan perubahan paradigma dan pembelajaran yang
berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Beberapa program di antaranya seperti Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP) maupun Kelompok Kerja Guru (KKG). Menurut Revina, alasan guru
belum mampu mengadopsi kemerdekaan belajar di picu oleh cara dan
pengalaman guru belajar di bangku kuliah. Kurangnya rujukan penyelesaain
soal dengan variasi di buku teks pun di duga sebegai penyebabnya. Minimnya
pengalaman pembelajaran dengan cara merdeka ini juga di sebebkan saat
guru masih menjadi siswa, sebagai mahasiawa calon guru, maupun ketika
menjalani pelatihan sebagai guru dalam jabatan.
b) Keterbatasan referensi
Buku teks yang ada saat ini di nilai masih berkualitas cukup rendah. Baik
buku guru maupun buku siswa yang di terbitkan pusat pembukuan atau
penerbit swasta belum memberikan referensi yang dpat membantu guru
dalam memperoleh rujukan terkait bagaimana memfasilitasi pembelajaran
berpusat pada siswa dengan efektif.
c) Akses yang di miliki dalam pembelajaran
Adanya perbedaan akses digital dan akses internet yang belum merata juga
menjadi kendala yang di hadapi guru dalam pelaksaan merdeka belajar.
Dalam wacana pelaksaan merdeka belajar yang di sampaikan kemendikbud,
ada enam model pembelajaran yang di terapkan. Ssalah satunya model belajar
yang dapat dilakukan ialah daring. Kelancaran pelaksaan belajar secara
daring pastinya di tentukan dari akses digital dan internet yang dimiliki guru
dan siswa. Perbedaan fasilitas, sarana prasarana dan kemudahan akses
teknologi menjadi kendala yang terkadang di hadapi guru.
d) Manajemen waktu dalam upaya taranformasi proses pembalajaran, guru
mungkin membutuhkan waktu lebih untuk belajar lagi supaya dapat adaptif
dengan tuntutan perubahan yang di harapkan. Beberapa sekolah menentukan
agenda yang cukup padat untuk melibatkan guru agar berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan. Guru sebisa mungkin bergerak dan menentukan
cara kreatif inovatif dalam pembelajaran. Tidak semua guru mampu mengatur
waktunya dengan baik, terutama kesibukan atau persoalan yang lain yang
sekirannyya di hadapi.
e) Kompetensi (skill) yang memadai
Minimnya pengalaman dalam implementasi kemerdekaan belajar juga
menentukan kualitas atau kompetensi yang di miliki guru. Beberapa guru
bahkan menglami kesulitan untuk menguasai atau meenerapkan keterampilan
dasar untuk kebutuhan belajar di era digital seperti Ms. Word, membuat
presentasi yang menarik dan menyenangkan, dan lainnya. Padahal, untuk
melaksanakan merdeka belajar guru dituntut untuk kreatif dan inovatif
dengan melibatkan berbagai media atau model pembelajaran yang
meendororng siswa. Kompetensi yang masih minim juga menjadi
penghambat guru dalam menjalankan merdeka belajar dengan cepat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Tanpa
kurikulum yang tepat, para pelajarr tidak akan memperolah target pembelajaran yang
sesuai. Tentu saja, semua ini disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik masing-
masing.

Merdeka Belajar merupakan slogan pendidikan yang saat ini sedang


digegerkan oleh Mendikbud. Prinsip merdeka belajar diharapkan dapat mempercepat
proses reformasi pendidikan di Indonesia yang selama ini dianggap perlahan layu.
Kemendikbud bahkan menggagas istilah deregulasi pendidikan karena regulasi
pendidikan selama ini dinilai menghambat proses pencapaian reformasi pendidikan
bermuara pada kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Jevi Nugraha. (2022). Mengenal tujuan kurikulum merdeka, pahami dedanya dengan
kurikulum sebelumnya. https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-
kurikulum-merdeka-dan-penjelasannya-perlu-diketahui-kln.html?page=2

Luqman Hakim. (2023). Mengenal p5 dalam kurkulum merdeka dan contoh


penerapannya. https://guruinovatif.id/@luqmanhakim12/mengenal-p5-dalam-
kurikulum-merdeka-dan-contoh-penerapannya

Qoula Sadida. (2022). Dampak kurikulum merdeka belajar. Makalah.


https://www.scribd.com/document/601472606/MAKALAH-kurikulum-
merdeka-belajar

Wilda Rahma Tresna. (2020). Merdeka Belajar. Makalah.


https://www.scribd.com./document/486485917/MAKALAH/merdeka-belajar

Anda mungkin juga menyukai