Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD


(PEMAHAMAN DASAR KONSEP KURIKULUM MERDEKA)

Tutor :
Jayanti, M.Pd

Oleh :
Zhalsa Oktavilia (856635683)

UPBJJ UT JAMBI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh


Puji syukur penulis tujukan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Serta
tidak lupa penulis panjatkan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada tutor pengampu mata kuliah
yang telah menggunakan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya dalam
menyampaikan materi.
Makalah ini ditujukan sebagai Tugas 1 untuk mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Dan Pembelajaran Di SD. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, sehingga penulis mengharapkan
banyak saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Jambi, 19 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 3
A. Tujuan Penulisan………………………………………...... 4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………. 5
BAB III PENUTUP…………………………………………………… 12
A. Simpulan…………………………………………………… 12
B. Saran……………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu dasar atau landasan bagi kemajuan di


suatu negara. Dalam hal ini pendidikan adalah landasan kemajuan sebuah
negara. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna menunjang dan
memenuhi kebutuhan pribadi atau bahkan kebutuhan sebuah negara.
Pendidikan akan berjalan dengan baik dan terstruktur apabila adanya suatu
sistem pendidikan yang terarah. Salah satu di dalam sistem pendidikan
terdapat kurikulum sebagai pelaksana dan acuan dalam bergeraknya
pendidikan. Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk proses
pembelajaran oleh lembaga pendidikan atau sekolah beserta staf yang
bertanggungjawab dan membimbing. Menurut Badan Standarisasi
Nasional SIN 19-7057-2004 Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran
yang mempunyai tujuan tersebut melalui pengalaman belajar, diajarkan
dengan cara dan metode tertentu serta dilakukannya evalusi.
Di Indonesia pengimplementasian kurikulum telah mengalami
berbagai perubahan dan penyempurnaan yaitu tahun 1947, tahun 1964,
tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997
(revisi kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi),
dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan), dan pada
tahun 2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional
mengganti kembali menjadi kurikulum 2013 (Kurtilas) dan pada tahun
2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi. Pada saat ini hadirlah sebuah
kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Di mana kurikulum merdeka
dimaknai sebagai desain pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai, menyenangkan, bebas
stres dan bebas tekanan, untuk menunjukkan bakat alaminya. Merdeka
belajar berfokus pada kebebasan dan pemikiran kreatif.

3
A. Tujuan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Dan
Pembelajaran Di SD
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar Kurikulum Merdeka (KM)
3. Untuk membedakan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kurikulum Merdeka (KM)


Pendidikan dan kurikulum adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kurikulum adalah sekumpulan program pendidikan yang
sudah disusun dan kemudian akan dijalankan agar mecapai tujuan
pendidikan yang isinya saling berkaitan dengan komponen yang ada
didalamnya serta mendukung satu sama lain. Kurikulum dalam
penempatannya menempati posisi yang sentral dalam setiap ragam
kegiatan pendidikan sehinga menciptakan tujuan pendidikan yang akan
dicapai. Kurikulum harus senantiasa selalu meningkatkan kualitasnya
dengan menyesuaikan situasi dari setiap sekolah. Kurikulum harus
mempertahikan kebutuhan dan juga tahapan dari masing-masing peserta
didik. kebutuhan pengembangan nasional dengan tetap mengingat bahwa
pendidikan nasional berpangkal pada kebudayaan nasional dan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Di Indonesia pengimplementasian dari kurikulum sendiri sudah
beberapa kali telah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan.
Adapun kurikulum itu yaitu kurikulum tahun 1947, kurikulum tahun
1964, tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994,
tahun 1997 (revisi kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan), dan pada tahun 2013 pemerintah melalui kementerian
pendidikan nasional mengganti kembali menjadi kurikulum 2013
(Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi.
Pada saat ini hadirlah sebuah kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.
Saat Indonesia mengalami wabah Covid-19 yang menghambat
semua kegiatan begitu juga kegiatan dalam pendidikan. Pemerintah
kemudian mengeluarkan status edaran kebijakan siswa bahwa semua

5
kegiatan dilakukan dirumah atau disebut dengan belajar dari (dalam
jaringan). Kegiatan belajar daring ini sangat bergantung pada orang tua
sebagai pendamping penuh belajar anak. Intensitas dalam kegiatan
belajar mengajar juga mengalami penurunan secara drastis dalam sehari.
Kegiatan belajar yang dilakukan di rumah secara daring kemudian
membatasi interaksi antara guru dan siswa, dimana waktu yang
dihabiskan untuk belajar per harinya kurang lebih 2 hingga 3 jam saja,
munculnya kecemasaan orang tua karena keterbatasan dalam kapasitas
belajar anak, kurangnya bimbingan guru, hingga munculnya kebosanan
dan penurunan motivasi belajar imbas dari ketidakmampuan guru untuk
berinovasi dan berkreasi dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Untuk mengantisipasi makin melebarnya dampak yang terjadi
dalam pembelajaran masa pandemi terhadap ketertinggalan pembelajaran
(learning loss) dan kesenjangan pembelajaran (learning gap), Keputusan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan
Pendidikan Dalam Kondisi Khusus (2020) dirilis yang pada intinya
adalah penyederhanaan kurikulum nasional. Nadiem Makarim mengubah
dan menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai penyempurnaan dari
kurikulum 2013 pada tanggal 10 Desember 2019. Dimulai dengan empat
kebijakan Merdeka Belajar yang dipaparkan oleh Kemdikbud, (2021a)
antara lain pertama, pada tahun 2020 mengganti Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) menjadi ujian atau asesmen yang
diselenggarakan oleh pihak sekolah dengan penilaian kompetensi siswa
bisa dilakukan dalam berbagai bentuk yang lebih komprehensif yang
memberikan kebebasan pada guru dan sekolah untuk menilai hasil belajar
siswanya. Kedua, di tahun 2021 Ujian Nasional berubah menjadi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter yang
berfokus pada kemampuan literasi, numerasi, dan karakter sebagai usaha
mendorong guru dan sekolah memperbaiki mutu pembelajaran yang
mengacu pada praktik baik asesemen interasional seperti PISA dan

6
TIMSS. Ketiga, Penyederhanaan dalam penyusunan perangkat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang semula terdiri dari 13 komponen
menjadi 3 komponen inti meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan asesmen. Hal ini bertujuan agar guru memiliki lebih
banyak waktu untuk melakukan persiapan dan mengevaluasi
pembelajaran selain keefektifan dan efisien. Dan keempat, kebijakan
dalam Penerimaan Peserta Didik Baru yang lebih fleksibel agar mampu
menopang ketimpangan dalam hal akses dan kualitas di daerah.

B. Perbedaan Kurikulum Merdeka (Km) Dengan Kurikulum


Sebelumnya Yaitu Kurikulum 2013 (K-13)

a. Perbandingan Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka di SD/MI

Mengutip dari sistem informasi kurikulum nasional, berikut


beberapa perbandingan yang dapat dilihat dari kurikulum 13 dengan
kurikulum merdeka di tingkat SD/MI:

1. Kerangka Dasar

Dalam kurikulum 13 kerangka dasar yang melandasi adanya


kurikulum ini ialah tujuan system pendidikan nasional serta
standarnasional pendidikan (Andrea dkk., 2023), sedangkan dalam
kurikulum merdeka kerangka yang melandasinya adalah tujuan system
pendidikan nasional, standar nasional pendidikan serta di tambahkan
pengembangan profil pelajaar pancasila didalamnya (Triana, Yanti, &
Hervita, 2023).
2. Kompetensi yang dicapai
Pada kurikulum 13, kompetensi dasar atau KD yang didalamnya
berupa lingkup serta urutan dikelompokkan kedalam enpat Kompetennsi
Inti, yakni spiritual, pengetahuan, keterampilan serta sosial (Ikhsan &
Hadi, 2018). Sedangkan dalam kurikulum merdeka tingkat SD/MI
kompetensi yang ingin dicapai digambarkan dengan fase. Dimana dalam

7
capaian kompetensi tersebut menyatakan dalam paragraph yang
menguraikan sikap, pengetahuan, seta keterampilan dalam
mengembangkan kompetensi tersebut (Fitriyah & Wardani, 2022).
3. Struktur Kurikulum
Kuriukulum 13, jam pelajaran telah diatur setiap minggunya.
Selanjutnya sattuan mengatur alokasi waktu untuk pembelajaran secara
rutin setiap minggu dalam satu semester, sehingga pada akhir semester
peserta didik mendapatkan nilai ddari hasil belajar masing-masing dalam
setiap mata pelajaran (Utomo & Azizah, 2019). Sedangkan untuk
kurikulum merdeka, struktur kurikulum ini dibagi menjadi dua bagian
Bagian yang pertama yakni pemabelajaran yang dilakukan dengan regular
yakni kegiatan intrakurikuler dan bangian yang kedua yakni projek
penguatan profil pelajar pancasila. Adapun untuk jam pelajaran di SD/MI
diatar per tahun bukan perminggu seperti kurikulum merdeka, dimana
alokasi waktu dalam pembbelaajaran diserahkan kepada satuan pendidikan
serta diberi keleluasaan untuk mencapai jam pelajaran yang sudah diatur
tersebut. Selain itu, dalam kurikulum merddeka memungkinkan
menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran yang berbasis
pada mata pelajraran, terintegrasi ataupun tematik. Terbaru mata pelajaran
IPAS ( Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) merupakan mata pelajaran
terpadu dari IPA dan IPS, serta bahasa inggis dijadikan sebagai mata
pelajaran pilihan, namun tetap diberi keleluasaan tergantung dari kesiapan
lembaga penndidikan terkait (Hattarina, Saila, Faradilla, Putri, & Putri,
2022).
4. Pembelajaran

Pada kurikulum 13 pendekatan yang digunakan dalam


proses pembelajaran yakni dengan pendekatan saintifik untuk semua
mata pelajarannya (Wangid, Mustadi, Erviana, & Arifin, 2014).
Sedangkan dalam kurikulum merdeka menggunakan pembelajaran
terdeferensi sesuai dengan tahapan pada fase peserta didik di tingkat

8
SD/MI. Jika dibandingkan proses pembelajaran intrakuriuler dengan
projek penguatan profil pelajar pancasila sekitar 70-80 persen berbanding
20-30 persen (Aprima & Sari, 2022).

5. Penilaian

Pembanding selanjutnya yakni dari aspek penilaian, pada


kurikulum 13 penilaian ini bibagi menjadi beberapa aspek yakni
keterampilan, sikap, serta pengetahuan. Selain itu, penilaian bersifat
formatif dan suamatif dimana mempunyai tujuan pemantauan dari belajar
serta kebutuhan belajar bagi peserta didik (Susanti & Fitria, 2023).
Sementara dari pada itu di kurikulum merdeka tidak terdapat pemisahan
dalam proses penilaian baik aspek ketrampilan, sikap maupun
pengetahuan. Kurikulum merdeka menggunakan asesmen formatif
dimana dari hasil asesmen berguna merancang pembelajran selanjutnya
yang sesuai dengan capaian pada fase peserta didik (Nasution, 2022).

b. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum K-13 dan Kurikulum


Merdeka

Kurikulum 13

Mengutip dari Solekhul Amin dalam penelitiannya yang berjudul


Tinjauan Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum 2013 Tingkat SD/ MI
terdapat beberapa kebihan serta kekurangan dalam kurikulum 13 di
tingkat SD/MI, diantanya (Amin, 2013):

1. Kelebihan

a. Dalam kurikulum 2013 siswa SD/MI dituntut mampu mempunyai


sikap yang aktif, kreatif serta inovatif dalam pemecahan masalah.

b. Dalam penilaian siswa SD/MI, tenaga pendidik dapat memperoleh


nilai dari semua aspek tidak hanya dari nilai ujian saja.

9
c. Terdapat pengembangan karakter serta pendidikan budi pekerti yang
luhur

d. Kurikulum ini berbasis pada kompetensi yang sesuai dengan tuntutan


fungsi serta tujuan pendidikan.

e. Kurikulum 13 tanggap akan perubahan sosial yang terjadi ditingkatan


local, nasional maupun internasional. Dalam hal ini di tingkatan SD/MI
penerapan masih dalam lingkup lingungan sekitarnya saja.

f. Buku serta kelengkapan dokumen yang harus dimiliki oleh guru sudah
lengkap disiapkan sehingga memacu pada membaca serta menerapkan
literasi membaca.

2. Kelemahan

a. Guru beranggapan sudah tidak perlu menjelaskan materinya yang


semestinya guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.

b. Beban belajar, baik guru maupun siswa memakan waktu yang banyak
sehingga terkesan belajar disekolah terlalu lama.

c. Masih banyak guru belum siap akan adanya kurikulum 13. Yang
harusnya guru membuat siswa SD/MI lebih kreatif namun pada
kenyataannya guru sendiri masih kesusahan dalam hal kreatif dan inovatif.

d. Konsep pendekatan santifik yang masih belum menyeluruh dipahami


oleh guru.

e. Tugas administrative guru yang terlampau banyak seperti SKL, KI, KD,
Buku Siswa serta Buku Guru.

f. Keterampilan guru dalam merancang RPP serta penilaian autentik masih


belum sepenuhnya di pahami.

Kurikulum Merdeka

10
1. Kelebihan

a. Lebih bersifat relevan dan interaktif. Dalam sistem


pembelajarannya yang berbasis projek Project Based Learning,
kurikulum merdeka tentunya diharapkan mampu memberikan
kesempatan yang lebih luas pada siswa SD/MI serta turut aktif dalam
mengeksplorasi isu-isu secara actual. Disamping itu, kurikulum ini
diharapkan mampu mendukung pengembangan karakter siswa SD/MI
melalui kompetensi profil pelajar pancasila (Badruli, t.t.).

b. Bersifat sederhana dan mendalam. Karakteristik yang ditekankan


pada kurikulum merdeka yaitu focus pada materi esensial sehingga
diharapkan siswa SD/MI mempunyai waktu yang cukup longgar guna
mendalami kompetensi yang diminati oleh siswa tersebut. Selain itu,
dalam proses pembelajarannya juag lebih berkesan menjadi
menyenangkan , sederhana serta lebih bermakna bagi siswa SD/MI
(Almarisi, 2023).

c. Bebas dan leluasa. Dalam hal ini disisi tenaga pendidik


menyampaikan pembelajarannya berdasarkan pada tahap capaian serta
perkembangan siswa SD/MI. Disisi lembaga pendidikan mempunyai
kewenangan dalam pengembangan serta mengelola kurikulum sesuai
dengan lokak lembaga pendidikan (Almarisi, 2023; Kemdikbud, 2022).

2. Kelemahan

a. Persiapan guru yang belum matang. Kurikulum merdeka


diluncurkan pada tahun 2021 dan dinilai masih belum matang dan
persiapan sehingga diperlukan kajian serta evaluasi ulang (Almarisi,
2023).

b. Sistem yang belum terencana baik. Kurikulum merdeka diterapkan


mulai tahun ajaran 2022/2023, namun masih minim upaya serta
pembahasan mengenai peningkatan serta pelaksanaannya (Progo, 2021).

11
c. Kurangnya sumber daya manusia. Kurikulum baru tentunya
memerlukan sosialisai serta persiapan yang matang guna mempunyai
sistem yang baik. Sehingga berdampak pada guru SD/MI yang belum
mendaptkan sosialisai yang baik, alhasil masih terkesan banyak yang
belum cakap akan pelaksanaan kurikulum merdeka khususnya di
SD/MI(Almarisi, 2023).

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Suatu system hokum pada hakikatnya merupakan kesatuan ataupun
himpunan dari berbagai cita-cita dan cara-cara manusia berusaha untuk
mengatasi masalahmaupun potensi yang timbul dari pergaulan hidup
sehari hari yang menyangkut kedamian. Dari makalah ini dapat
disimpulkan bahwa hokum tata Negara adalah hukum yang mengatur
bentuk negara, bentuk pemerintahan, menunjukkan masyarakat hukum
atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya, selanjutnya
menegaskan wilayah lingkungan rakyatnya masing-masing masyarakat
hukum, menunjukkan alat-alat perlengkapan negara yang berkuasa dalam
masing-masing masyarakat hukum itu dan susunan, wewenang serta
imbangan dan alat perlengkapan tersebut.

B. SARAN
Kita sebagai rakyat sekaligus Mahasiswa sebenarnya sangat
penting bagi kita semua untuk mempelajari hokum tata Negara selain ini
adalah salah satu mata kuliah yang penting, juga ini merupakan ilmu yang
sangat berguna untuk kita semua mengetahui apa itu Tata Negara secara
umum dan Hukum Tatanegara secara khusus.

13
Daftar Pustaka

Nur, Dapid, dkk. 2021. “Analisis Kurikulum 2013”. Jurnal Ilmiah FKIP
Universitas Mandiri Volume 07 Nomor 02.

Prihantini, dkk. 2022. “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di


Sekolah Penggerak”. Jurnal Basicedu Volume 6 Nomor 4.

Hartoyo, Agung dan Dewi Rahmadayanti. 2022. “Potret Kurikulum


Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di Sekolah Dasar”. Jurnal Basicedu

Volume 6 Nomor 4.

Jannah, Raudhatul dan Zainul Anwar. 2023. “Telaah Kurikulum 13 dan


Kurikulum Merdeka di SD/MI”. MENTARI : Journal Of Islamic Primary School
Vol. 1 No. 3.

14

Anda mungkin juga menyukai