Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika

“Fungsi dan Peranan Pengembangan Kurikulum”

Disusun oleh :

1. Darajatul Khusnul Khotimah (E1R019036)


2. Dewi Mardianti Asyhaer (E1R019039)
3. Dwi Nuraini (E1R019043)
4. Erintia Putri (E1R019047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika. Makalah ini berjudul “Fungsi dan Peranan
Pengembangan Kurikulum”. Melalui kesempatan yang baik ini disampaikan terimakasih
kepada anggota kelompok 3 yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dengan tersusunya makalah ini, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai media


pembelajaran serta dapat menambah wawasan. Disadari makalah ini kurang sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan. Sebelumnya mohon dimaafkan apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangatdibutuhkan untuk penyusunan makalah kedepannya. Terima kasih.

Mataram, 13 September 2021

Penyusun,

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi Pengembangan Kurikulum...........................................................................2


B. Peranan Pengembangan Kurikulum.........................................................................7
C. Posisi Kurikulum dalam Pendidikan........................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh anak didik untuk memperoleh ijazah.
Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad
yang lampau. Dalam kamus Webster lahuri 1856 untuk pertama kalinya digunakan
istilah kurikulum. Pada waktu itu kurikulum dipakai dalam bidang olahraga, yaitu
suatu alat yang dibawa seorang sejak start sampai finish”. Dalam kurun waktu yang
berbeda istilah kurikulum muncul dengan berbagai definisi, misalnya diartikan
sebagai mata pelajaran yang harus diambil untuk suatu pendidikan atau training.
Kurikulum sama dengan isi buku teks, garis-garis besar program pendidikan
(GBPP), pedoman guru, serta alat pelajaran yang diperlukan suatu mata pelajaran.
Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan
klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara
direncanakan di sekolah. Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah
fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka
berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak
berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas
dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-
komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah fungsi pengembangan kurikulum?
2. Bagaimanakah peranan pengembangan kurikulum?
3. Bagaimanakah posisi kurikulum dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan fungsi pengembangan kurikulum.
2. Mendeskripsikan peranan pengembangan kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Pengembangan Kurikulum

Fungsi merupakan manfaat dari suatu hal sedangkan peran merupakan sesuatu
yang di laksanakan atau dijalani, tujuan sesuatu yang akan dicapai. Kurikulum dipandang
sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Apabila masyarakat dinamis maka kebutuhan anak didik akan dinamis pula,
sehingga tidak terasing dalam masyarakat karena memang masyarakat berubah
berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dari pengertian di atas, maka fungsi
pengembangan kurikulum adalah agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan di
masyarakat.

Kurikulum dalam pendidikan mempunyai beberapa fungsi dan peranan dalam


pencapaian tujuan pendidikan. Berikut merupakan fungsi dari pengembangan kurikulum
sekolah, sebagai berikut :

1. Kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan


Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang diingini oleh sekolah tertentu yang dianggap cukup
tepat dan krusial untuk dicapai. Sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan
adalah meninjau kembali yang selama ini digunakan oleh sekolah yang bersangkutan.
Di Indonesia dapat diketahui ada empat tujuan pendidikan yang utama yang secara
hierarkis dapat dikemukakan;
a. Tujuan Nasional,
b. Tujuan Institusional,
c. Tujuan Kurikuler, dan
d. Tujuan Instruksional
Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan maka tujuan tujuan
tersebut mesti dicapai secara bertingkat yang saling mendukung keberadaan
kurikulum disini adalah suatu alat mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi Bagi Sekolah yang Bersangkutan
Kurikulum sekolah dasar berfungsi bagi sekolah dasar, kurikulum SMA berfungsi
bagi SMA dan sebagainya. Fungsi kurikulum untuk sekolah bersangkutan sekurang-
kurangnya memiliki dua fungsi:

2
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Kurikulum suatu
sekolah atau madrasah pada dasarnya merupakan suatu alat atau upaya untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah atau madrasah yang
bersangkutan. Tujuan intitusional SMA/MA berbeda dengan tujuan intisional
SMK/MAK, walaupun keduanya sama sama SLTA. SMA/MA tidak bisa
menggunakan SMK/MAK atau sebaliknya. Walaupun dalam hal tersebut
mungkin ada materi pembelajaran SMK/MAK berbeda, sedangkan kurikulum
merupakan instrumental input (masukan alat) untuk mencapai tujuan
pendidikan.
b. Sebagai pedoman dalam mengatur segala pendidikan setiap hari. Kurikulum
suatu sekolah atau madrasah berisi uraian tentang jenis-jenis program apa
yang diselenggarakan di sekolah atau di madrasah tersebut, bagaimana
menyelenggarakan setiap jenis program, siapa yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraannya dan perlengkapan apa yang dibutuhkan .Atas dasar itu
sekolah atau madrasah akan dapat merencanakan secara lebih tepat tentang
apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan sekolah itu.
3. Kurikulum Bagi Guru
Kurikulum sebagai alat pedoman bagi guru dalam melaksanakan program
pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau tujuan
sekolah/madrasah dimana guru itu mengajar. Bagi guru baru yang perlu ditanyakann
pertama adalah kurikulumnya, selanjutnya Garis-garis Besar Program Pengajaran
(GBPP), selanjutnya guru mencari dari berbagai sumber yang relevan atau yang telah
ditentuakan oleh Depdiknas. Sesuai dengan fungsi kurikulum maka guru mestinya
mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia
bekerja.
Sejalan dengan penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah/madrasah,
guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum tetapi juga sebagai
perancang dan penilai kurikulum itu sendiri. Dengan demikian guru selalu dituntut
untuk meningkatkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan kurikulum,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan masyarakat.
Oleh karena itu, penguasaan kurikulum bagi guru merupakan suatu hal yang mutlak
dan menjadi kewajibannya, serta fungsi kurikulum itu juga harus sejalan dengan apa
yang ingin dicapai dengan tujuan yang sama agar sejalan.
4. Kurikulum Bagi Kepala Sekolah

3
Kepala sekolah dan madrasah selaku penanggung jawab seluruh
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan madrasah memegang peranan strategis
dalam mengembangkan kurikulum di sekolah dan madrasah. Bagi kepala sekolah
yang baru yang dipelajari pertama kali yaitu tujuan lembaga yang akan dipimpinnya.
Kemudian mencari kurikulum yang sekarang dipelajari terutama pada buku-buku
petunjuk pelaksanaan, selanjutnya tugas kepala sekolah melakukan supervisi
kurikulum, yaitu semua yang dilakukan supervisor.
Soleh Hidayat dalam buku pengembangan kurikulum baru (2013) bahwa
"menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan pengajarnya, sudah
sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah
mereka".
Dalam hal ini kepala sekolah harus menguasai tentang kurikum sekolah. Fungsi
kurikulum bagi kepala sekolah antara lain adalah:
a. Sebagai pedoman dalam memperbaiki situasi belajar, sehingga lebihkondusif, dan
untuk menunjang situasi belajar kearah yang lebih baik.
b. Sebagai pedoman dalam memberikan bantuan kepada pendidik (guru) dalam
memperbaiki situasi belajar.
c. Sebagai pedoman dalam mengemabangkan kurikulum serta dalam mengadakan
evaluasi kemajuan kegiatan pembelajaran.
d. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan
program sekolah. Dengan demikian, penyusunan kalender sekolah, pengajuan
sarana dan prasarana sekolah kepala Komite Sekolah dan madrsah, penyusunan
berbagai kegiatan sekolah dan madrasah baik yang menyangkut kegiatan
ekstrakulikuler dan kegiatan-kegiatan lainnya, harus didasarkan pada kurikulum.
e. Kurikulum merupakan pedoman atau alat bagi kepala sekolah dan madrasah untuk
mengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah dan madrasah yang ia
pimpin.

Kepala sekolah dan madrasah dituntut memahami kurikulum dengan demikian ia


akan mengontrol, apakah kegiatan proses kurikulum yang berlaku telah dilaksanakan
sebagaimana yang diharapkan. Apabila terdapat penyimpangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan kurikulum akan segera diketahui dan dicegah.

5. Kurikulum Bagi Supervisor

4
Bagi pengawas, fungsi kurikulum dijadikan sebagai pedoman, patokan atau
ukuran dalam menetapkan bagian mana yang memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam usaha pelaksanaan fungsinya apabila ia memahami kurikulum.
6. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas Akademik
Dalam melaksanakan tugas pengawasan akademik, pengawas sekolah dan
madrasah yaitu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum,
pelaksanaan pembelajaran.
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman,
patokan, atau ukuran menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau
perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
Dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum di sekolah dan madrasah,
pengawas sekolah dan madrasah memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah dan madrasah yang sejenis berstandarkan
standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP
b. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun yang relevandisekolah menengah yang
sejenis.
7. Bagi Sekolah/Madrasah Di Atasnya
Kurikulum sekolah dasar/Ibtidaiyah berfungsi bagi penyusunan kurikulum
SMP/MTs, kurikulum SMP/MTs berfungsi sebagai penyusunan kurikulum SMA/MA
danseterusnya. Ada dua fungsi yang dapat ditinjau, yaitu:
a. Pemeliharaan Keseimbangan Proses Pendidikan
Dengan mengetahui kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah tertentu,
sekolah pada tingkat di atasnya dapat mengadakan penyesuaian didalam
kurikulum sebagai berikut:
1) sebagian kurikulum sekolah dan madrasah tersebut telah dibelajarkan pada
sekolah serta madrasah yang berada dibawahnya, maka sekolah dan
madrasah dapat meninjau kembali perlu tidaknya bagian tersebut
dibelajarkan lagi.
2) Bila kecakapan-kecakapan tertentu dibutuhkan untuk mempelajari
kurikulum suatu sekolah dan madrasah yang berada dibawahnya, maka

5
sekolah serta madrasah dapat mempertimbangkan untuk suatu program
kecakapan itu ke dalam kurikulumnya.
b. Tenaga Guru
Perguruan tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
seperti FKIP/STKIP dan jurusan tarbiah berfungsi menyiapkan tenaga guru
bagi sekolah dan madrasah yang berada di bawahnya, maka perlu sekali
perguruan tinggi LPTK itu mengetahui kurikulum sekolah dan madrasah yang
berada di bawahnya, baik menyangkut isi program, organisasi maupun cara
pembelajarannya.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa, dalam literatur lain, Alexander Inglis
(dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum sebagai berikut.
1. Fungsi Penyesuaian (the just iveor adaptive function).
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat wellad justed, yaitu
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan
bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diridengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2. Fungsi Integrasi (the integr ating function).
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi pribadi yang utuh. Siswa pada
dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu,
siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi
dengan masyarakatnya.
3. Fungsi Diferensiasi (the differentiating funcition).
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus
dihargai dan dilayani dengabaik.asyarakatnya.thepropaedeuticfunction).
4. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function).
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk memlanjutkan studi kejenjang
pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapka dapat mempersiapka

6
siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya ia karena sesuatu hal, tidsk
dapat melanjutkan pendidikanya.
5. Fungsi pemilihan (the selective funcition).
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih
program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi
pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi karena pengakuan
atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa
tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk
mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan
bersifat fleksibel (luwes/lentur).
6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic funcition).
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami
dan menrima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa
sudah mampu memahami kekuatan - kekuatan dan kelemahan kelemahanyang ada
pada dirinya maka diharapkan siswa dapat mengembangka sendiri potensi/kekuatan
yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemhannya.

Keenam fungsi yang sudah dikemukakan harus memiliki kurikulum lembaga


pendidikan secara menyeluruh suatu (komprehensif). Dengan demikian kurikulum dapat
memberikan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembamagn siswa dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan. Atas dasar pandangan tersebut, kita sebagai guru dapat
mengembangkan kurikulum untuk sebagai tujuan. Namun satu hal perlu dijadikan dasar
bagi pengajaran atau pengembangan kurikulum itu sendiri, bahwa semua keputusan yang
dibuat haruslah mempunyai landasan berpijak yang kokoh. Ini dimaksudkan agar
kurikulum yang dibuat dapat menuntun anak mencapai tujuan, juga dapat dijadikan alat
untuk mancapai tujuan pendidikan itu sendiri.

B. Peranan Pengembangan Kurikulum

Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah itu sangatlah strategis dan
menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi
yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan
syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Apabila dirinci

7
secara lebih mendetail peranan kurikulum sangat penting dalam mencapai tujuan tujuan
pendidikan, paling tidak terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranan
konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif (Hamalik, 1990).

1. Peranan Konservatif
Pengembangan kurikulum mempunyai peranan konservatif, yakni berperan
sebagai salah satu instrumen untuk mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial
budaya kepada peserta didik atau generasi muda. Dengan demikian, peranan
konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa
lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan
bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial.Sekolah sebagai institusi
sosial memiliki peranan yang sangat strategis dalam menanamkan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hal itu selaras
dengan peranan pendidikan sebagai proses sosial. Kurikulum digunakan untuk
melestarikan suatu kebudayaan dari bangsa untuk diturunkan pada generasi
selanjutnya.
2. Peranan Kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainya senantiasa terjadi
setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu nyang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan – kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
Misalnya, dengan kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat sehingga
kebudayaan tersebut lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan
masyarakatnya.Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap
siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh
pengetahuan pengetahuan baru, kemampaun – kemampuan baru, serta cara berpikir
baru yang di butuhkan dalam kehidupanya.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi
setiap saat.Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan.
Peranan ini dilatar belakngi oleh adanya kenyataan bahwa nilai -nilai dan
budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan sehingga
pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan

8
kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada
masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang di butuhkan.
Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang
ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki
peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang
akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus aktif berparisipasi dalam
kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan
tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan
penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan
harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan
ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum pendidikan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak
yang terkait dalam proses pendidikan, di antaranya pihak guru, kepala sekolah, pengawas,
orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak pihak yang terkait tersebut
idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang
diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
C. Posisi Kurikulum dalam Pendidikan
Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga. Posisi pertama
adalah kurikulum adalah “construct” yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah
terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan atau
dikembangkan. Pengertian kurikulum berdasarkan pandangan filosofis perenialisme dan
esensialisme sangat mendukung posisi pertama kurikulum ini. Kedua, adalah kurikulum
berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan
dengan pendidikan. Posisi ini dicerminkan oleh pengertian kurikulum yang didasarkan
pada pandangan filosofi progresivisme. Posisi ketiga adalah kurikulum untuk membangun
kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai
rencana pengembangan dan pembangunan bangsa. (Suparlan, 2009).
Secara formal, tuntutan masyarakat terhadap pendidikan diterjemahkan dalam tujuan
pendidikan nasional, tujuan pendidikan jenjang pendidikan dan tujuan pendidikan
lembaga pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan besar pendidikan bangsa
Indonesia yang diharapkan tercapai melalui pendidikan dasar. Apabila pendidikan dasar
Indonesia adalah 9 tahun maka tujuan pendidikan nasional harus tercapai dalam masa
pendidikan 9 tahun yang dialami seluruh bangsa Indonesia. Tujuan di atas pendidikan

9
dasar tidak mungkin tercapai oleh setiap warganegara karena pendidikan tersebut,
pendidikan menengah dan tinggi. Tidak diikuti oleh setiap warga bangsa. Oleh karena itu
kualitas yang dihasilkannya bukanlah kualitas yang harus dimiliki seluruh warga bangsa
tetapi kualitas yang dimiliki hanya oleh sebagaian dari warga bangsa.
Undang - Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36
ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa;
(b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
(d) keragaman potensi daerah dan lingkungan;
(e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
(f) tuntutan dunia kerja;
(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
(h) agama;
(i) dinamika perkembangan global; dan
(j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik
yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu,
kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global.
Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan
menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang
diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan (pasal 36 ayat 2).
Posisi kurikulum yang dikemukakan di atas barulah pada posisi kurikulum dalam
mengembangkan kehidupan social yang lebih baik. Posisi ketiga yaitu kurikulum
merupakan “construct” yang dikembangkan untuk membangun kehidupan masa depan
sesuai dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang diinginkan bangsa. Posisi ini
bersifat konstruktif dan antisipatif untuk mengembangkan kehidupan masa depan yang
diinginkan. Dalam posisi ketiga ini maka kurikulum seharusnya menjadi jantung
pendidikan dalam membentuk generasi baru dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengembangkan potensi dirinya memenuhi kualitas yang diperlukan bagi
kehidupan masa mendatang.
Posisi kurikulum di jenjang pendidikan tinggi memang berbeda dari jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Jika kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan

10
menengah lebih memberikan perhatian yang lebih tinggi berorientasi pada
pengembangan keilmuan dan dunia kerja. Kedua ini menyebabkan kurikulum di jenjang
pendidikan tinggi kurang memperhatikan kualitas yang diperlukan manusia di luar
keterkaitannya dengan disiplin ilmu atau dunia kerja. Dalam banyak kasus bahkan terlihat
bahwa kurikulum pendidikan tinggi tidak juga memperhatikan hal-hal yang berkenaan
dengan kualitas kemanusiaan yang seharusnya terkait dengan pengembangan ilmu dan
dunia kerja. Kualitas kemanusiaan seperti jujur, kerja keras, menghargai prestasi, disiplin,
taat aturan, menghormati hak orang lain, dan sebagainya terabaikan dalam kurikulum
pendidikan tinggi walau pun harus diakui bahwa Kepmen 232/U/1999 mencoba
memberikan perhatian kepada aspek ini.

11
BAB III
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
Fungsi merupakan manfaat dari suatu hal sedangkan peran merupakan sesuatu yang di
laksanakan atau dijalani, tujuan sesuatu yang akan dicapai. Kurikulum dipandang sebagai
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dari pengertian di atas, maka fungsi pengembangan kurikulum adalah agar pendidikan tidak
tertinggal dari perkembangan di masyarakat.
Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan
klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara
direncanakan di sekolah. Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi.
Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada
adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada
tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa
fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada
tujuan-tujuan pendidikan.
. Sudah jelas bahwa kurikulum mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting
dalam maju mundurnya pendidikan yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran
kurikulum menyangkut semua aspek-aspek yang terlibat dalam sistem pendidikan, dimana
semua terkait dan saling melengkapi.

B.     SARAN
Dengan adanya pembuatan makalah ini penyusun mengharapkan agar senantiasa
dapat dimanfaatkan dan sebagai literatur atau sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa dalam
menambah wawasan pengetahuannya. Sehingga mampu memberkan kontribusi dalam proses
pembelajaran dan pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chamisijatin, Lise dan Frendy Hardian Permana. 2019. Telaah Kurikulum. Malang:
UMMPress

Dikutip dari (http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/FIP13/fip013/paper/view/271/218)


Tanggal 13 September 2021 pukul 11.00 WITA.

Sudin, Ali. 2014. Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

Winarso, Widodo. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. [Dokumen PDF].


Tersedia di https://id1lib.org/book/11686036/70f1f8.

13

Anda mungkin juga menyukai