Dosen Pengampu :
Dr. Lukman Nulhakim, M. Pd
Lulu Tunjung Biru, M.Pd
OLEH :
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok Mata Kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran yang berjudul “Hakikat, Komponen, dan Landasan
Pengembangan Kurikulum”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran dan sebagai asahan
pengetahuan mahasiswa. Makalah ini disusun dari berbagai referensi yang terkait
dengan Konsep Kurikulum dan Pembelajaran dalam pendidikan seperti situs
internet, artikel, buku dan sumber relevan lainnya
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu Mata Kuliah
ini Ibu Lulu Tunjung Biru M.Pd dan juga kepada teman-teman yang terkait dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi ataupun struktur penyusunan makalahnya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Page | 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum........................................................................ 5
B. Komponen Kurikulum……............................................................... 6
C. Landasan Pengembangan Kurikulum................................................ 11
A. Kesimpulan...................................................................................... 17
B. Saran……….................................................................................... 17
Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Page | 3
hakikat dan fungsi kurikulum itu sendiri. Oleh karena itu dalam
penyususnan kurikulum harus sesuai dengan konsep dasarnya, hakikatnya
serta fungsinya sehingga dalam pelaksanaanya dapat mecapai suatu tujuan
pendidikan sebagaimana yang telah dicita-citakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Page | 5
pengalaman-pengalaman ketika kurikulum tersebut telah di
implementasikan.
B. Komponen Kurikulum
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen
kurikulum. Tetapi walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda,
Sinora (2018) berpendapat bahwa pada intinya adalah sama.
Berikut 4 komponen yang membentuk kurikulum :
1. Komponen Tujuan
Page | 6
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat
umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang
kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan. Artinya, setiap lembaga penyelenggara pendidikan harus dapat
membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal ataupun
nonformal.Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk
perilaku yang idea ldengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa
yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.Undang-
undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3, secara jelas mengambarkantujuan
Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yangbermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuna untukberkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuahan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Tujuan
Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembagapendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
menempuh atau dapatmenyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan
tertentu.
Page | 7
Tujuan instutisional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan
umum yangdirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang
pendidikan, misalnyastandar kompetensi pendidikan dasar, menengah,
kejuruan dan jenjang pendidikantinggi.
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studiatau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat
didefinisikan sebagaikualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah mereka
menyelesaikan suatu bidangstudi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler juga dasarnyamerupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan
kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan
instutisional.
Page | 8
dengan pengetahuan ilmiah dan pengalamanbelajar yang harus diberikan
kepada siswa untuk dapat mencapai tujuanpendidikan. Dalam menentukan
isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun
pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan,
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Ada beberapa kriteria yang digunakan
untukmenentukan isi kurikulum, kriteria tersebut antara lain :
c.Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinyamang
andung aspek-aspek intelektual, moral, dan social secara seimbang.
f.Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Page | 9
memilki peranyang sangat penting, sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum.Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan
yang harus dicapai tanpa strategi yangtepat untuk mencapainya, maka
tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategimeliputi metode,
rencana dan perangkat kegiatan yang direncanakan untukmencapai
tujuan tertentu. Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukan
adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan
pesertadidik baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di
luar sekolah melaluikegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks
inilah, guru dituntut untukmenggunakan berbagai strategi
pembelajaran, metode mengajar, mediapembelajaran, dan sumber-
sumber belajar.
4. Komponen Evaluasi
Page | 10
C. Landasan Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya pertimbangan utama saat mengambil kebijakan tentang
pengembangan kurikulum, akan lebih baik jika kita mengetahui psikologi
peserta didik. sehingga peserta didik tidak menjadi korban
ketidakmampuan kita dalam memahami teori-teori psikologi secara umum
seperti teori-teori belajar,dan lain-lain. Pengembangan kurikulum selain
berlandaskan psikologi juga berlandaskan atau mengacu pada UUD No. 20
tahun 2003 bab X pasal 36 ayat 1 dan 2 bahwa Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan berpedoman pada standar nasional pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional dan kurikulum disetiap jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan melalui prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, kemampuan daerah, dan peserta didik. Dari penjelasan
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dasar landasan psikologi
pengembangan harus mempertimbangkan psikologi perkembangan peserta
didik dan psikologi belajar peserta didik. Dua hal ini menjadi inti dalam
pengembangan kurikulum pendidikan secara umum.
Page | 11
Berdasarkan bahri (2018), Landasan pengembangan kurikulum didasarkan
menjadi 4 yaitu :
1. Dasar Filosofis dan Sejarah
Dalam filsafat pendidikan dikenal beberapa aliran filsafat yaitu
progresifisme, esensialisme, perennialisme, rekonstruksionalisme dan
eksistensialisme. Masing-masing aliran mempunyai latar belakang dan
konsep yang berbeda. Aliran progresifisme merupakan aliran yang
mengutamakan kebebasan dan menentang semua bentuk otoriter dan
absolutisme. Berbeda dengan aliran essensialisme yang berusaha
menyatukan pertentangan antara konsepsi idealisme dan realisme.
Perennialisme tampil sebagai aliran yang bersifat “progresif” yaitu mundur
ke masa lampau sampai abad pertengahan. Sedangkan aliran
rekonstruksionalisme merupakan aliran yang memandang segala gejala
berpangkal pada eksistensi, yaitu cara manusia berada di dunia yang
berbeda dengan keberadaan materi. Sedangkan aliran eksistensialisme
adalah aliran yang memfokuskan pada pengalaman individu. Dalam
pengembangan kurikulum, tentunya harus berpijak pada aliran-aliran filsafat
tertentu, langkah ini akan memberi nuansa terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Aliran Filsafat Perenialisme,
Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari
terhadap pengembangan model kurikulum subjek-akademis. Sedangkan,
filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan model
kurikulum pendidikan pribadi. Sementara itu, filsafat rekonstruktivisme
banyak diterapkan dalam pengembangan model kurikulum interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan
tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum,
penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih
mengkompromikan dan mengakomodasi berbagai kepentingan yang terkait
dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan
khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan
dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada
filsafat rekonstruktivisme.
Page | 12
2. Dasar Psikologis
Pada dasarnya pendidikan tidak terlepas dengan unsur-unsur psikologi,
sebab pendidikan adalah menyangkut perilaku manusia itu sendiri, mendidik
berarti merubah tingkah laku anak menuju kedewasaan. Oleh karena itu,
dalam proses belajar mengajar selalu dikaitkan dengan teori-teori
perubahan tingkah laku anak. Beberapa teori tingkah laku antara lain adalah
behaviorisme, psikologi daya, perkembangan kognitif, teori lapangan (teori
Gastalt) dan teori kepribadian. Terdapat dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum, psikologi perkembangan, dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari perilaku individu
berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan perkembangan individu, di mana semuanya
dapat dijadikan bahan pertimbangan yang mendasari pengembangan
kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
individu dalam konteks belajar. Psikologi Belajar mengkaji tentang hakekat
belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya
dalam belajar, yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sekaligus
mendasari pengembangan kurikulum. Dari uraian di atas, setidaknya dapat
dipahami, bahwa landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum
menempati posisi dan peran penting. Anak merupakan sasaran dan
sekaligus target kurikulum, maka pertimbangan secara psikologis menjadi
sesuatu yang penting dalam merencanakan dan menyusun kurikulum,
sehingga dimungkinkan memperoleh hasil maksimal.
3. Dasar Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai
suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Ini dapat dimaklumi bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, namun lebih penting lagi untuk
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup,
Page | 13
bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta
didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan
masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan
kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Kita tidak mengharapkan munculnya manusia yang terasing dari lingkungan
masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan lahirnya
manusia yang dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan
masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan
harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat. Nana Syaodih Sukmadinata
mengemukakan, bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban
masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban
masa yang akan datang.22 Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan
sudah seharusnya mempertimbangkan, merespon dan berlandaskan pada
perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks
lokal, nasional maupun global. Setiap lingkungan masyarakat masingmasing
memiliki sistem-sosial-budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan
pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam
sistem sosial-budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara
kehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut
dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan
lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga
masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap
tuntutan perkembangan zaman.
4. Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Awalnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dimiliki manusia
masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan baru terus berlangsung
hingga saat ini. Dapat dipastikan, bahwa masa yang akan datang penemuan
tersebut semakin berkembang. Seiring perkembangan akal manusia yang
Page | 14
telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu
tidak mungkin. Sebagai ilustrasi, pada zaman dahulu kala, mungkin orang
akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di
permukaan Bulan, tetapi berkat kemajuan dan perkembangan IPTEK pada
pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo 11 berhasil mendarat di bulan dan
Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki
di bulan. Kemajuan cepat di bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa
warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada
pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan
yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu, dalam abad
pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan
melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat
beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan
kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berpikir dan bagaimana
belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai
pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap
ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah
mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum
selayaknya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi
dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia. Masing-masing dasar
tentunya memiliki sumbangan penting terhadap pengembangan kurikulum
pendidikan. Dasar filosofis berperan dalam merumuskan tujuan pendidikan.
Sementara dasar psikologis memberi gambaran terhadap isi, proses dan
evaluasi pendidikan. Adapun dasar sosial-budaya, memberi gambaran
tentang tujuan dan isi pendidikan. Sedangkan dasar ilmu teknologi, memberi
gambaran tentang isi dan proses pendidikan.
Page | 15
Selain empat dasar yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa faktor
penting yang merupakan dasar pengembangan kurikulum yang perlu
diperhatikan di mana pengembangan kurikulum sejatinya dilaksanakan
secara terus menerus dan dinamis. Pengembangan kurikulum bukanlah hal
yang malah merumitkan sistem pembelajaran, melainkan sebuah langkah
antisifatif dalam merespon perubahan sosial yang terus berlangsung tanpa
henti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan yang
berpengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan, menginat
pentingnya kurikulum maka dalam penyusunannya tidak bisa
Page | 16
sembarangan dan diperlukan landasan-landasan atau fondasi yang
kuat yang didapat melalui pemikiran dan penelitian sebelumnya.
Dengan pemikiran dan penelitian ini diharapkan kurikulum dapat
mencapai tujuan pembelajarannya.
Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses
penyusunan rencana tentang isi dan bahanpelajaran yang mesti
dipelajari serta bagaimana kita mengemas dan mempelajarinya
dengan efektif dan dapat dimengerti untuk setiap pihak. Kurikulum
juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik psikologi peserta didik. Dalam prinsipnya ada empat
landasan pokok yang dijadikan dasar dalam pengembangan
kurikulum, yaitu landasan filosfis, landasan psikologis, landasan
social-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Dengan adanya makalah ini juga diharapkan membuka sedikit
pengetahuan untuk paara calon peserta didik, agarn nantinya dapat
membuat kurikulum yang sesuai dan dapat dimengerti untuk semua
pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Page | 17
Salmin,Rahmawati. (2017). Landasan Pengembangan Kurikulum. Ambon :
Institut Agama Islam Negeri Ambon.
Sinora, sindi., dkk. (2018). Komponen-Komponen Kurikulum. Ambon : Insitut
Agama Islam Negeri Ambon.
Sumarsih. (2018). Kurikulum. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Page | 18