Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAKIKAT, KOMPONEN, DAN LANDASAN PENGEMBANGAN


KURIKULUM
( digunakan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran)

Dosen Pengampu :
Dr. Lukman Nulhakim, M. Pd
Lulu Tunjung Biru, M.Pd

OLEH :
KELOMPOK 1

Attin Farrini Cahyahatini (2281190023)


Ida Trianawati (2281190038)
Dewi Inda (2281190051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok Mata Kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran yang berjudul “Hakikat, Komponen, dan Landasan
Pengembangan Kurikulum”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran dan sebagai asahan
pengetahuan mahasiswa. Makalah ini disusun dari berbagai referensi yang terkait
dengan Konsep Kurikulum dan Pembelajaran dalam pendidikan seperti situs
internet, artikel, buku dan sumber relevan lainnya
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu Mata Kuliah
ini Ibu Lulu Tunjung Biru M.Pd dan juga kepada teman-teman yang terkait dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi ataupun struktur penyusunan makalahnya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Serang, 11 September 2020

Penyusun

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan. .............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum........................................................................ 5
B. Komponen Kurikulum……............................................................... 6
C. Landasan Pengembangan Kurikulum................................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................... 17
B. Saran……….................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 18

Page | 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap pendidikan memerlukan suatu pondasi atau titik


acuan yang menjadikan sebagi dasar pembelajaran sehingga terbentuklah
suatu sistem pembelajaran yang terkonsep dan terarah. Hal ini dikarenakan
agar terciptalah tujuan sistem pendidikan yang diharapkan. Titik tumpuan
yang menjadikan pelaksaan pembelajaran dalam pendidikan secara
terprogram disebut dengan “kurikulum”. Kurikulum merupakan suatu
sistem yang telah disusun secara sistematis dan terorganisir sehingga
memiliki fungsi sebagai suatu pedoman umum dalam penyelenggaraan
sistem pendidikan. Menurut (Sumarsih,2018) kurikulum merupakan suatu
paru-paru pendidikan hal ini karena merupakan sistem operasionalisasi
tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Dalam suatu kurikulum pendidikan
biasanya mencakup berbagai komponen-komponen tertentu diantaranya
seperti tujuan, struktur program, strategi pelaksanaan yang meliputi sistem
penyajian dalam konteks pembelajaran, bimbingan atau penyuluhan dan
bahkan sampai pada tahap penilaian hasil belajar. Kurikulum pendidikan
bukan hanya dilaksanakan oleh pihak sekolah saja (kepala sekolah dan
guru), akan tetapi elemen sekolah (siswa) juga berkaitan dalam
pelaksanaan nya, sehingga jika tidak adanya suatu kerja sama antara pihak
sekolah dengan elemen sekolah maka tidak akan terwujudnya suatu tujuan
pendidikan sebagaimana mestinya. Kurikulum sebagai suatu rancangan
sistem pembelajaran pendidikan mempunyai kedudukan yang strategis
dalam segala aspek pendidikan. Suatu pendidikan tidak mungkin berjalan
dengan baik atau berhasil mencapai tujuan yang telah dicita-citakan jika
suatu pembelajaran pendidikan tidak dijalankan sesuai dengan kurikulum.
Dan kurikulum yang dibentuk tidak dapat mencapai suatu titik maksimal
jika dalam penyusunannya tidak memahami atau tidak sesuai dengan

Page | 3
hakikat dan fungsi kurikulum itu sendiri. Oleh karena itu dalam
penyususnan kurikulum harus sesuai dengan konsep dasarnya, hakikatnya
serta fungsinya sehingga dalam pelaksanaanya dapat mecapai suatu tujuan
pendidikan sebagaimana yang telah dicita-citakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hakikat kurikulum?

2. Apa saja komponen yang ada dalam kurikulum?

3. Bagaimana landasan pengembangan kurikulum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat kurikulum

2. Untuk mengetahui komponen yang ada dalam kurikulum

3. Untuk mengetahui landasan pengembangan kurikulum

Page | 4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Istilah Kurikulum awalnya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman


yunani kuno, dimana kata kurikulum ini berasal dari kata curir dan curere
yang diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh atlet. Akhirnya,
pada tahun 1955 istilah kurikulum mulai digunakan dalam bidang
pendidikan, dengan arti sejumlah materi pelajaran dari suatu perguruan.
Sebenarnya banyak sekali definisi kurikulum yang dapat kita temui,
namun tetap memiliki kesamaan yaitu berusaha mengembangkan peserta
didik sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Dari penelusuran konsep, pengertian kurikulum memiliki tiga dimensi


pengertian, yaitu:

1. Kurikulum sebagai mata pelajaran

Kurikulum ini berkaitan dengan teori pembelajaran atau konten


dalam pembelajaran atau dapat disebut juga mata pelajaran

2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar


Berkaitan dengan pengembangan minat dan bakat, pembentukan
moral dan dan kepribadian serta ketrampilan. Kurikulum ini juga
merupakan lanjutan dari mata pelajaran dengan
mengaplikasikannya dalam aktivitas-aktivitas belajar.
3. Kurikulum Sebagai perencanaan program pembelajaran
Kurikulum ini merupakan implementasi dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya, kurikulum disini digambarkan sebagai segala
kesempatan-kesempatan pembelajaran yang terencana dari
lembaga pendidikan kepada peserta didik untuk menemukan

Page | 5
pengalaman-pengalaman ketika kurikulum tersebut telah di
implementasikan.

Menurut sumarsih (2018) kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan


program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Kurikulum merupakan seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pembelajaranyang dipedomani dalam aktivitas
belajar mengajar.

B. Komponen Kurikulum
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen
kurikulum. Tetapi walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda,
Sinora (2018) berpendapat bahwa pada intinya adalah sama.
Berikut 4 komponen yang membentuk kurikulum :

1. Komponen Tujuan

Telah dikemukakan bahwa dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan


memegang peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan
pengajaran danmewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin
diharapkan. Dalam skala makrorumusan tujuan kurikulum erat kaitannya
dengan falsafah atau system nilai yang dianut masyrakat. Bahkan,
rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Misalkan, filsafat atau system nilai yang dianut Indonesia yaitu Pancasila,
maka tujuan yang diharapakan pancasilais. Dalam skala mikro,tujuan
kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan
yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan
prosespembelajaran.

Page | 6
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat
umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang
kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:

a.Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

b.Tujuan Institusional (TI)

c.Tujuan Kurikuler (TK)

d.Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)

Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan. Artinya, setiap lembaga penyelenggara pendidikan harus dapat
membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal ataupun
nonformal.Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk
perilaku yang idea ldengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa
yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.Undang-
undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3, secara jelas mengambarkantujuan
Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yangbermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuna untukberkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuahan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Tujuan
Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembagapendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
menempuh atau dapatmenyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan
tertentu.

Page | 7
Tujuan instutisional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan
umum yangdirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang
pendidikan, misalnyastandar kompetensi pendidikan dasar, menengah,
kejuruan dan jenjang pendidikantinggi.

Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studiatau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat
didefinisikan sebagaikualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah mereka
menyelesaikan suatu bidangstudi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler juga dasarnyamerupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan
kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan
instutisional.

Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat


didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimililki oleh anak didik
setelahmereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu
dalam satu kalipertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi
lapangan, termasukmemahami karakteristik siswa yang akan melakukan
pembelajarandi suatusekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran
adalah tugas guru. Sebelum gurumelakukan proses mengajar, guru perlu
merumuskan tujuan pembelajaran yangharus dikuasai oleh anak didik
setelah mereka selesai mengikuti pembelajaran.

2. Komponen Isi/Materi Pelajaran

Isi kurikulum merupakan komponen yang lebih banyak menitik beratkan


pada pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik dalamkegiatan
proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat segala aspekyang
berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
terdapatpada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dengan kegiatan
prosespembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan
untukmencapai tujuan dari semua aspek tersebut. Isi kurikulum berkenaan

Page | 8
dengan pengetahuan ilmiah dan pengalamanbelajar yang harus diberikan
kepada siswa untuk dapat mencapai tujuanpendidikan. Dalam menentukan
isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun
pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan  jenjang  pendidikan, 
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Ada beberapa kriteria yang digunakan
untukmenentukan isi kurikulum, kriteria tersebut antara lain :

a.Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi


perkembangansiswa.

b.Isi kurikulum harus mencreminkan kenyataan social. Artinya


sesuaidengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

c.Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinyamang
andung aspek-aspek intelektual, moral, dan social secara seimbang.

d.Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan


uji,artinya tidak cepatlapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup
sehari-hari.

e.Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip,


konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar
informasifactual.

f.Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan

3. Komponen Metode/StrategiKomponen metode ini berkaitan dengan


strategi yang harus dilakukandalam rangka pencapaian tujuan. Upaya
untuk mengimplementasikan rencanayang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapaisecara optimal,
dinamakan metode. Ini berarti metode digunakan untukmerealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. Metode yang tepat adalah metodeyang
sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam
setiappokok pembahasan. Komponen ini merupakan komponen yang

Page | 9
memilki peranyang sangat penting, sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum.Bagaimanapun bagus dan idealnya tujuan
yang harus dicapai tanpa strategi yangtepat untuk mencapainya, maka
tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategimeliputi metode,
rencana dan perangkat kegiatan yang direncanakan untukmencapai
tujuan tertentu. Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukan
adanya kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan
pesertadidik baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka, maupun di
luar sekolah melaluikegiatan terstruktur dan mandiri. Dalam konteks
inilah, guru dituntut untukmenggunakan berbagai strategi
pembelajaran, metode mengajar, mediapembelajaran, dan sumber-
sumber belajar.

4. Komponen Evaluasi

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah


berhenti.Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Merujuk padapendapat tersebut, maka dalam konteks
pengembangan kurikulum, evaluasimerupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pengembangan kurikulum itusendiri. Melalui evaluasi,
dapat ditentukan arti dan nilai kurikulum,sehinggabdapat dijadikan
bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapatdipertahankan atau
tidak; bagian-bagian mana yang harus disempurnkan.
Evaluasimerupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tuj
uan. Dalamkonteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yangtelah ditetapkan telah tercapai atau
belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpanbalik dalam perbaikan
strategi yang ditetapkan. Evaluasi kurikulum merupakansuatu usaha
yang sulit dan kompleks, karena banyak aspek yang harus
dievaluasi,banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang
harus diperhatikan.

Page | 10
C. Landasan Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya pertimbangan utama saat mengambil kebijakan tentang
pengembangan kurikulum, akan lebih baik jika kita mengetahui psikologi
peserta didik. sehingga peserta didik tidak menjadi korban
ketidakmampuan kita dalam memahami teori-teori psikologi secara umum
seperti teori-teori belajar,dan lain-lain. Pengembangan kurikulum selain
berlandaskan psikologi juga berlandaskan atau mengacu pada UUD No. 20
tahun 2003 bab X pasal 36 ayat 1 dan 2 bahwa Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan berpedoman pada standar nasional pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional dan kurikulum disetiap jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan melalui prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, kemampuan daerah, dan peserta didik. Dari penjelasan
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dasar landasan psikologi
pengembangan harus mempertimbangkan psikologi perkembangan peserta
didik dan psikologi belajar peserta didik. Dua hal ini menjadi inti dalam
pengembangan kurikulum pendidikan secara umum.

Lebih khususnya, landasan dapat diartikan sebagai dasar untuk berdirinya


sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan
dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu
(Bahri,2018).
Oemar (2010) berpendapat, pengembangan kurikulum tidak hanya
merupakan abstraksi, akan tetapi mempersiapkan berbagai contoh dan
alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari beberapa ide dan
penyesuaian penyesuaian lain yang dianggap penting.
Menurut Salmin (2017), Landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan
sebagai suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik
tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan landasan pengembangan
kurikulum adalah Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melaui
gagasan, ide alternatif, atau prinsip yang menjadi landasan atau titik tolak dalam
mewujudkan tujuan yang akan dicapai.

Page | 11
Berdasarkan bahri (2018), Landasan pengembangan kurikulum didasarkan
menjadi 4 yaitu :
1. Dasar Filosofis dan Sejarah
Dalam filsafat pendidikan dikenal beberapa aliran filsafat yaitu
progresifisme, esensialisme, perennialisme, rekonstruksionalisme dan
eksistensialisme. Masing-masing aliran mempunyai latar belakang dan
konsep yang berbeda. Aliran progresifisme merupakan aliran yang
mengutamakan kebebasan dan menentang semua bentuk otoriter dan
absolutisme. Berbeda dengan aliran essensialisme yang berusaha
menyatukan pertentangan antara konsepsi idealisme dan realisme.
Perennialisme tampil sebagai aliran yang bersifat “progresif” yaitu mundur
ke masa lampau sampai abad pertengahan. Sedangkan aliran
rekonstruksionalisme merupakan aliran yang memandang segala gejala
berpangkal pada eksistensi, yaitu cara manusia berada di dunia yang
berbeda dengan keberadaan materi. Sedangkan aliran eksistensialisme
adalah aliran yang memfokuskan pada pengalaman individu. Dalam
pengembangan kurikulum, tentunya harus berpijak pada aliran-aliran filsafat
tertentu, langkah ini akan memberi nuansa terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Aliran Filsafat Perenialisme,
Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari
terhadap pengembangan model kurikulum subjek-akademis. Sedangkan,
filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan model
kurikulum pendidikan pribadi. Sementara itu, filsafat rekonstruktivisme
banyak diterapkan dalam pengembangan model kurikulum interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan
tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum,
penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih
mengkompromikan dan mengakomodasi berbagai kepentingan yang terkait
dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan
khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan
dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada
filsafat rekonstruktivisme.

Page | 12
2. Dasar Psikologis
Pada dasarnya pendidikan tidak terlepas dengan unsur-unsur psikologi,
sebab pendidikan adalah menyangkut perilaku manusia itu sendiri, mendidik
berarti merubah tingkah laku anak menuju kedewasaan. Oleh karena itu,
dalam proses belajar mengajar selalu dikaitkan dengan teori-teori
perubahan tingkah laku anak. Beberapa teori tingkah laku antara lain adalah
behaviorisme, psikologi daya, perkembangan kognitif, teori lapangan (teori
Gastalt) dan teori kepribadian. Terdapat dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum, psikologi perkembangan, dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari perilaku individu
berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan perkembangan individu, di mana semuanya
dapat dijadikan bahan pertimbangan yang mendasari pengembangan
kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
individu dalam konteks belajar. Psikologi Belajar mengkaji tentang hakekat
belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya
dalam belajar, yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sekaligus
mendasari pengembangan kurikulum. Dari uraian di atas, setidaknya dapat
dipahami, bahwa landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum
menempati posisi dan peran penting. Anak merupakan sasaran dan
sekaligus target kurikulum, maka pertimbangan secara psikologis menjadi
sesuatu yang penting dalam merencanakan dan menyusun kurikulum,
sehingga dimungkinkan memperoleh hasil maksimal.
3. Dasar Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai
suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Ini dapat dimaklumi bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, namun lebih penting lagi untuk
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup,

Page | 13
bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta
didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan
masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan
kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Kita tidak mengharapkan munculnya manusia yang terasing dari lingkungan
masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan lahirnya
manusia yang dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan
masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan
harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat. Nana Syaodih Sukmadinata
mengemukakan, bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban
masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban
masa yang akan datang.22 Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan
sudah seharusnya mempertimbangkan, merespon dan berlandaskan pada
perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks
lokal, nasional maupun global. Setiap lingkungan masyarakat masingmasing
memiliki sistem-sosial-budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan
pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam
sistem sosial-budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara
kehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut
dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan
lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga
masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap
tuntutan perkembangan zaman.
4. Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Awalnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dimiliki manusia
masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan baru terus berlangsung
hingga saat ini. Dapat dipastikan, bahwa masa yang akan datang penemuan
tersebut semakin berkembang. Seiring perkembangan akal manusia yang

Page | 14
telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu
tidak mungkin. Sebagai ilustrasi, pada zaman dahulu kala, mungkin orang
akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di
permukaan Bulan, tetapi berkat kemajuan dan perkembangan IPTEK pada
pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo 11 berhasil mendarat di bulan dan
Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki
di bulan. Kemajuan cepat di bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa
warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada
pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan
yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu, dalam abad
pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan
melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat
beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan
kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berpikir dan bagaimana
belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai
pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap
ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah
mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum
selayaknya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi
dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia. Masing-masing dasar
tentunya memiliki sumbangan penting terhadap pengembangan kurikulum
pendidikan. Dasar filosofis berperan dalam merumuskan tujuan pendidikan.
Sementara dasar psikologis memberi gambaran terhadap isi, proses dan
evaluasi pendidikan. Adapun dasar sosial-budaya, memberi gambaran
tentang tujuan dan isi pendidikan. Sedangkan dasar ilmu teknologi, memberi
gambaran tentang isi dan proses pendidikan.

Page | 15
Selain empat dasar yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa faktor
penting yang merupakan dasar pengembangan kurikulum yang perlu
diperhatikan di mana pengembangan kurikulum sejatinya dilaksanakan
secara terus menerus dan dinamis. Pengembangan kurikulum bukanlah hal
yang malah merumitkan sistem pembelajaran, melainkan sebuah langkah
antisifatif dalam merespon perubahan sosial yang terus berlangsung tanpa
henti.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan yang
berpengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan, menginat
pentingnya kurikulum maka dalam penyusunannya tidak bisa

Page | 16
sembarangan dan diperlukan landasan-landasan atau fondasi yang
kuat yang didapat melalui pemikiran dan penelitian sebelumnya.
Dengan pemikiran dan penelitian ini diharapkan kurikulum dapat
mencapai tujuan pembelajarannya.
Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses
penyusunan rencana tentang isi dan bahanpelajaran yang mesti
dipelajari serta bagaimana kita mengemas dan mempelajarinya
dengan efektif dan dapat dimengerti untuk setiap pihak. Kurikulum
juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik psikologi peserta didik. Dalam prinsipnya ada empat
landasan pokok yang dijadikan dasar dalam pengembangan
kurikulum, yaitu landasan filosfis, landasan psikologis, landasan
social-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Dengan adanya makalah ini juga diharapkan membuka sedikit
pengetahuan untuk paara calon peserta didik, agarn nantinya dapat
membuat kurikulum yang sesuai dan dapat dimengerti untuk semua
pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri,Syamsul. (2018). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Aceh : Institut


Agama Islam Ar-rainy.
Oemar,Hamalik. (2010). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Page | 17
Salmin,Rahmawati. (2017). Landasan Pengembangan Kurikulum. Ambon :
Institut Agama Islam Negeri Ambon.
Sinora, sindi., dkk. (2018). Komponen-Komponen Kurikulum. Ambon : Insitut
Agama Islam Negeri Ambon.
Sumarsih. (2018). Kurikulum. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai