Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

PENDEKATAN DAN MODEL KURIKULUM


Dosen Pengampu :
Lulu Tunjung Biru, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Dea Hardelia Hartati (2281190016)
2. Risa Tarisa (2281190043)
3. Putri Almaida (2281190045)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Pendekatan dan Model
Kurikulum”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak -


banyaknya untuk Ibu Lulu Tunjung Biru, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah
kurikulum dan pembelajaran yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami
guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar –
benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di
masa yang selanjutnya.

Kota Serang, 13 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
2.1 Pendekatan Kurikulum .................................................................................... 5
2.2 Model Kurikulum............................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran, pendekatan dan model – model kurikulum
memegang peranan yang sangat penting untuk dapat diketahui oleh para pelaku
pendidikan. Para pelaku pendidikan harus dapat memahami dengan baik
kegunaan dan urgensi model – model pengembangan kurikulum agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dengan perkembangan zaman, tidak dapat
dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang. Oleh
karena itu, guru sebagai pelaku pendidikan dituntut untuk berusaha mewujudkan
sumber daya manusia yang kompeten melalui proses pendidikan. Maka dengan
itu, diperlukan adanya model dan pendekatan kurikulum, agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan kurikulum?
2. Apa saja pendekatan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia?
3. Apa pengertian dari model kurikulum?
4. Apa saja model – model dari pengembangan kurikulum?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekataan kurikulum.
2. Untuk mengetahui pendekatan kurikulum yang pernah diterapkan di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengertian dari model kurikulum.
4. Untuk mengetahui model – model dari pengembangan kurikulum.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Kurikulum
Pendekatan kurikulum merupakan titik tolak atau sudut pandang secara umum
tentang proses pengembangan kurikulum. Artinya dalam pengembangan
kurikulum ada dasar pendekatan yang dapat ditempuh yaitu pendekatan perintah
dari pelaku pendidikan di bagian atas (pemerintah) maupun inisiatif sesuai dengan
kebutuhan di masyarakat umum. Terdapat dua pendekatan kurikulum yang pernah
diterapkan di Indonesia:
a. Pendekatan Top Down
Pendekatan ini dikembangkan oleh Robert S.zais. Dikatakan
pendekatan Top Down, disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas
inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari pemegang
kebijakan pendidikan seperti dirjen atau kepala kantor wilayah. Selanjutnya
dengan menggunakan semacam garis komado, pengembangan kurikulum
menetes ke bawah. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di negara - negara
yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi (seluruh persoalan diurus oleh
pemerintah pusat). Di negara Indonesia sendiri sentralisasi digunakan pada
pemerintahan orde lama dan orde baru sebelum adanya otonomi daerah.
Misalnya penerapan kurikulum Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum Pelajaran
Terurai, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 CBSA dan
Kurikulum 1994. Secara praktis pengembangan kurikulum dengan pendekatan
Top down dilakukan sebagai berikut :
1) Dimulai dengan pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan.
2) Menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan atau
rumusan - rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah.
3) Apabila kurikulum sudah selesai disusun oleh tim atau kelompok kerja,
selanjutnya hasilnya diserahkan kepada tim perumus untuk dikaji dan
diberi catatan - catatan untuk direvisi.

5
4) Para administrator selanjutnya akan memerintahkan kepada setiap sekolah
untuk mengimplementasikan kurikulum yang telah tersusun tersebut.
Dari langkah – langkah pendekatan top down dapat dilihat bahwa
pengembangan kurikulum diserah kepada pemegang kebijakan kurikulum
(pemerintah atau pejabat pendidikan) sedangkan tugas guru sebagai pelaksana
kurikulum yang telah ditentukan.
b. Pendekatan Grass Roots
Dikembangkan oleh Smith, Stanley & Shores pada tahun 1957. Model
pengembangan kurikulum ini merupakan kebalikan dari pendekatan Top
Down, dilihat dari sumber inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum.
Pendekatan ini didasarkan pada anggapan bahwa penerapan suatu kurikulum
akan lebih efektif jika para pelaksananya berupa pelaku pendidikan sudah
diikutsertakan sejak awal kegiatan pengembangan kurikulum itu. Biasanya
pendekatan ini banyak dipakai dinegara - negara yang memiliki sistem
pendidikan Desentralisasi (kepala daerah diberikan kekuasaan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri).
Di Indonesia sendiri pengembangan kurikulum dengan pendekatan Grass
Roots dimulai sejak dikeluarkannya UU Daerah nomor. 22 tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah. Dimana hak,wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Secara
praktis pengembangan kurikulum dengan pendekatan Grass roots dilakukan
sebagai berikut:
1) Menyadari adanya masalah.
2) Mengadakan refleksi.
3) Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara.
4) Menentukan hipotesis yang sangat mungkin dilakukan dilapangan.
5) Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasinya secara terus
menerus hingga terpecahnya masalah yang dihadapi.

6
6) Membuat dan menyusun hasil laporan pelaksanaan pengembangan
melalui Grass roots.
Di negara - negara yang menerapkan system pendidikan desentralisasi
umumnya menggunakan pendekatan Grass roots ini karena kebijakan
pendidikan tidak lagi diatur oleh pemerintah pusat akan tetapi
penyelenggaraan pendidikan ditentukan oleh daerah bahkan oleh sekolah.
Oleh karena itu, kelemahan dari pendekatan ini adalah kualitas lulusan
sekolah bisa terjadi persaingan antar sekolah atau antar daerah.

2.1 Model Kurikulum


Pengembangan kurikulum tidak lepas dari berbagai aspek yang ada
diantaranya pengembangan model kurikulum. Model pengembangan kurikulum
yaitu langkah atau prosedur yang sistematis dalam proses penyusunan suatu
kurikulum. Dengan adanya model kurikulum ini diharapkan akan memahami
esensi dari kurikulum tersebut agar bisa bekerja lebih baik, sistematis dan optimal
untuk mewujudkan kurikulum yang akomodatif dengan berbagai kepentingan,
teori dan praktik Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016).
Model kurikulum ini meliputi langkah – langkah efektif untuk mengembangkan
kurikulum dengan melihat , menerapkan maupun mengkontruksi ulang kurikulum
yang telah ada maupun merancang kurikulum baru untuk menjawab kebutuhan
dalam proses pembelajaran. Beberapa model pengembangan kurikulum :
1. Model Tyler (Merancang Kurikulum Sesuai dengan Tujuan dan Misi
Suatu Institusi Pendidikan)
Pengembangan Model Kurikulum Tyler ini, lebih bersifat bagaimana
merancang suatu kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi
pendidikan dengan demikian, model ini tidak menguraikan pengembangan
kurikulum dalam bentuk langkah - langkah kongkret atau tahapan - tahapan

7
secar rinci. Tyler mengungkapkan bahwa ada empat tahap yang harus
dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1) Merumuskan Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum merupakan suatu arah atau sasaran akhir yang harus
dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan dalam program pendidikan
dan pembelajaran. Menurut tyler ada tiga aspek yang harus
dipertimbangkan untuk mencapai tujuan, yaitu:
a) Hakikat peserta didik.
b) Kehidupan masyarakat masa kini (modern).
c) Pandangan para ahli bidang study pandangan para ahli bidang study.
Ada lima faktor yang menjadi arah tujuan pendidikan, yaitu:
a) Pengembangan kemampuan berpikir.
b) Membantu memperoleh informasi.
c) Mngembangan sikap kemasyarakatan.
d) Pengembangan minat peserta didik.
e) Pengembangan sikap sosial.
2) Menentukan Pengalaman Belajar (Learning Experiences)
Salah satu aspek yang harus dipertimbangkan pada saat proses
pembelajaran adalah pengalaman dan kemampuan (skill) dari peserta
didik. Kedua hal tersebut akan menentukan bagaimana proses
pembelajaran berlangsung nantinya. Dalam proses pembelajaran peserta
didik tidak hanya berinteraksi dengan pengajar tapi juga lingkungan. Pada
lingkungan dan proses belajar tersebut peserta didik akan banyak
memperoleh karakter dari orang di sekitarnya yang akan membentuk sikap
serta sifat dari peserta didik, maka dari itu pemilihan proses pembelajaran
sangatlah penting untuk menentukan segala sesuatu untuk tujuan yang
baik.
3) Mengorganisasi Pengalaman Belajar

8
Mengorganisasi atau mengelompokkan pengalaman belajar ini untuk
memilih materi dan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta
didik.
4) Menentukan evaluasi belajar
Evaluasi merupakan langkah untuk mendapatkan informasi tentang
ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2. Model Beauchamp (Pengembangan Kurikulum pada Wilayah Tertentu)
Model ini dikembangkan oleh G. A Beauchamp seorang ahli kurikulum.
Beauchamp mengemukakan ada lima langkah dalam proses pengembangan
kurikulum:
1) Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan suatu
kurikulum. Wilayah itu bisa terjadi pada hanya satu sekolah, satu
kecamatan, atau mungkin tingkat propinsi, dan tingkat nasional.
2) Menetapkan orang - orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan
kurikulum. Seperti melibatkan seluas - luasnya para tokoh di masyarakat
terdiri dari para ahli / spesialis kurikulum, para ahli pendidikan termasuk
di dalamnya para guru yang dianggap berpengalaman, para profesional
lain dalam bidang pendidikan (seperti pustakawan, laporan, konsultan
pendidikan dan lain sebagainya), dan para profesional dalam bidang lain
beserta para tokoh masyarakat (para politikus, industriawan, pengusaha,
dan lain sebagainya).
3) Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan
tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar serta
menetapkan evaluasi.
4) Implementasi kurikulum. Pada tahap ini perlu dipersiapkan secara matang
berbagai hal yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak
langsung terhadap efektifitas penggunaan kurikulum, seperti pemahaman
guru tentang kurikulum itu sarana atau fasilitas yang tersedia, manajemen
sekolah , dan lain sebagainya.

9
5) Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut :
a) Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru - guru disekolah.
b) Evaluasi terhadap desain kurikulum.
c) Evaluasi keberhasilan anak didik.
d) Evaluasi sistem kurikulum.
3. Model Taba (Menitikberatkan pada Perbaikan dan Penyempurnaan)
Berbeda dengan model Tyler, model Taba lebih menitikberatkan pada
bagaimana pengembangan kurikulum sebagai proses perbaikan dan
penyempurnaan. Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots
approach) bagi perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus
dirancang oleh guru dan bukan diberikan oleh pihak berwenang. Menurut
Taba guru harus memulai proses dengan menciptakan suatu unit belajar
mengajar khusus bagi murid - murid mereka disekolah dan bukan terlibat
dalam rancangan suatu kurikulum umum. Karena itu Taba menganut :
1) Pendekatan induktif yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun
menjadi suatu rancangan umum.
2) Testing Experimental Units (menguji unit percobaan).
Uji ini diperlukan untuk mengecek validitas dan apakah materi tersebut
dapat diajarkan dan untuk menetapkan batas atas dan batas bawah dari
kemampuan yang diharapkan.
3) Revising and Consolidating (revisi dan konsolidasi).
Merevisi dan mengonsolidasi unit - unit eksperimen berdasarkan data
yang diperoleh dalam uji coba.
4) Developing a framework (pengembangan kerangka kerja).
5) Installing and disseminating new units (memasang dan menyebarkan unit
- unit baru).
Pada tahap terakhir ini perlu dipersiapkan guru - guru melalui penataran -
penataran, loka karya dan lain sebagainya serta mempersiapkan fasilitas
dan alat alat sesuai dengan tuntutan kurikulum

10
4. Model Oliva (Simple, Komprehensif dan Sistematis)
Model ini mewakili komponen - komponen paling penting, namun model
ini dapat diperluas menjadi model yang menyediakan tambahan secara detail
dan beberapa proses dapat diasumsikan oleh model yang lebih
sederhana.Secara praktis, pengembangan kurikulum dengan model oliva
adalah sebagai berikut :
1) Statement of philosophy
Dilakukan dengan memformulasikan visi misi lembaga pendidikan
tersebut, hal ini dilakukan dengan cara menganalisis kebutuhan siswa dan
kebutuhan masyarakat.
2) Statement of goals
Dilakukan dengan menganalisis kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu
berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus
diberikan oleh sekolah.
3) Statement of objectives
Dilakukan dengan menentukan tentang tujuan umum dan tujuan khusus
dari pengembangan kurikulum tersebut.
4) Design of plan
Menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai
tujuan.
5) Implementation
Mengimplementasikan strategi pembelajaran kedalam kelas pembelajaran.
6) Evaluation
Dengan menetapkan teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi
terhadap pembelajaran yang ditetapkan pada kurikulum.
Menurut Oliva, model yang dikembangkan ini dapat dikembangan kedalam
beberapa dimensi.
1) Untuk menyempurnakan kurikulum sekolah dalam bidang - bidang
khusus, misalnya penyempurnaan kurikulum bidang studi tertentu

11
disekolah, baik dalam tataran perencanaan kurikulum maupun dalam
proses pembelajarannya.
2) Model ini juga dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam
merancang suatu program kurikulum.
3) Model ini dapat digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran
secara khusus.
5. Model Wheeler (Pengembangan Kurikulum Terjadi Secara Terus
Menerus)
Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses
yang membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara
terus - menerus . Wheeler berpendapat proses pengembangan kurikulum
terdiri dari lima tahap. Setiap tahap merupakan pekerjaan yang berlangsung
secara sistematis atau berurut. Artinya kita tidak mungkin dapat
menyelesaikan tahapan kedua, manakala tahapan pertama belum
terselesaikan. Namun demikian, manakala setiap tahap sudah selesai
dikerjakan, kita akan kembali pada tahap awal. Demikian proses
pengembangan sebuah kurikulum berlangsung tanpa ujung. Wheeler
berpendapat, pengembangan kurikulum terdiri atas lima tahap, yakni:
1) Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bisa
merupakan tujuan yang bersifat normatif yang mengandung tujuan
filosofis (aim) atau tujuan pembelajaran umum yang bersifat praktis
(goals). Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat spesifik dan
observable (objective) yakni tujuan yang mudah diukur ketercapainnya;
2) Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama;
3) Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman
belajar;
4) Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar;
5) Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.

12
Dari langkah - langkah pengembangan kurikulum yang dikemukakan
Wheeler, maka tampak bahwa pengembanga kurikulum membentuk sebuah
siklus (lingkaran). Pada hakekatnya setiap tahapan pada siklus membentuk
sebuah sistem yang terdiri dari komponen - komponen pengembangan yang
saling bergantung satu sama lainnya.
6. Model Nichools (Seperti model Wheeler, namun dilakukan jika terjadi
perubahan situasi)
Model pengembangan kurikulum Nichools menggunakan pendekatan
siklus seperti model Wheeler. Model Nichools digunakan apabila ingin
meyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi.
Ada lima langkah pengembanga kurikulum menurut Nichools, yaitu :
1) Analisis situasi;
2) Menentukan tujuan khusus;
3) Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran;
4) Menentukan dan mengorganisasi metode;
5) Evaluasi.
7. Model Dynamic Skillback (Kemandirian dalam Pengembangan
Kurikulum)
Menurut Skilbeck, model pengembangan kurikulum yang ia namakan
model Dynamic, adalah model pengembangan kurikulum pada level sekolah
(school Nased Cuurriculum Development) dan diperuntukkan untuk setiap
guru yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Skilbeck menganjurkan model pengembangan kurikulum yang ia
susun dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan kurikulum tingkat
sekolah. Menurut Skilbeck langkah - langkah pengembangan kurikulum
adalah :
1) Menganalisis situasi;
2) Memformulasikan tujuan;
3) Menyusun program;

13
4) Interpretasi dan implementasi;
5) Monitoring, feedback, penilaian, rekonstruksi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kurikulum
adalah pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang dapat ditempuh melalui
pendekatan perintah dari pelaku pendidikan di bagian atas (pemerintah) maupun
inisiatif sesuai dengan kebutuhan di masyarakat umum. Terdapat dua pendekatan
kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia yaitu pendekatan top down dan
grass roots. Dalam pendekatan kurikulum maka diperlukan suatu model dalam
pengembangan kurikulum. Model kurikulum adalah langkah – langkah efektif
untuk mengembangkan kurikulum dengan melihat, menerapkan maupun
mengkontruksi ulang kurikulum yang telah ada maupun merancang kurikulum
baru untuk menjawab kebutuhan dalam proses pembelajaran. Model dalam
pengembangan kurikulum meliputi : Model Tyler (Merancang Kurikulum Sesuai
dengan Tujuan dan Misi Suatu Institusi Pendidikan, Model Beauchamp
(Pengembangan Kurikulum pada Wilayah Tertentu), Model Taba
(Menitikberatkan pada Perbaikan dan Penyempurnaan), Model Oliva (Simple,
Komprehensif dan Sistematis), Model Wheeler (Pengembangan Kurikulum
Terjadi Secara Terus Menerus), Model Nichools (Seperti model Wheeler, namun
dilakukan jika terjadi perubahan situasi) dan Model Dynamic Skillback
(Kemandirian dalam Pengembangan Kurikulum).

3.2 Saran
Sebagai seorang guru maupun calon guru penting bagi kita untuk memahami
pendekatan dan model kurikulum secara menyeluruh untuk tercapainya tujuan
pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Hikmawati, S.A. 2019. Pendekatan dan Model – Model Pengembangan
Kurikulum Bahasa Arab pada Madrasah/Sekolah Di Indonesia. Muhadasah :
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Volume 2
Idi Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jogjakarta:
Ar-nizz Media.
Oliva Peter F. 1992. Developing the Curriculum. Third Edition. New York:
Harper Collins Publisher.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2016. Kurikulum


dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wina Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Predana Media Group.

16

Anda mungkin juga menyukai