Anda di halaman 1dari 12

Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education

University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

ROTASI BENDA TEGAR

Muhammad Putra1, Fairuz Mumtaz2, Dara Atheria3, Nada Karima4, Nurul Kholisoh5.

Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan AgengTirtayasa

Serang, Indonesia

vollyball262001@gmail.com, fairuzmumtaz.24@gmail.com, Atheriadara@gmail.com,


Nadakarima13@gmail.com, nurulkholisoh010@gmail.com

Abstract

Rigid objects are systems of objects consisting of infinite number of point objects and if there
are objects acting on them the distance between the points of the system member is always fixed. So
the difference between a point object and a rigid body is a change in the distance in the point object
system that experiences a force. In this case all the forces acting on the object will cause the object to
rotate. Rotational motion on a rigid body means an object that does not change shape when rotating
towards a certain point. Rigid bodies have an equilibrium in which a condition in which the
momentum of an object is zero. That is, if initially the object is stationary, it tends to remain
stationary.

Keywords : Rotation, Rigid body and Rigid body equilibrium.

Abstrak

Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri dari sistem-sistem benda titik yang tak hingga
banyaknya dan jika ada benda yang bekerja padanya jarak antara titik anggota sistem selalu tetap. Jadi
perbedaan antara benda titik dan benda tegar adalah adanya perubahan jarak pada sistem benda titik
yang mengalami gaya. Dalam hal ini semua gaya yang bekerja pada benda akan mengakibatkan benda
berotasi. Gerak rotasi pada benda tegar artinya benda yang tidak mengalami perubahan bentuk saat
berotasu terhadap titik tertentu. Benda tegar memiliki suatu kesetimbangan dimana suatu kondisi yang
momentum suatu benda bernilai nol. Artinya, jika awalnya benda tersebut diam, maka cenderung
akan tetap diam.

Kata Kunci: Rotasi, Benda getar, Kesetimbangan benda tegar.

PENDAHULUAN porosnya? Atau memperhatikan benda-


Pernahkah kalian berfikir, bagaimana benda yang berotasi? Benda yang berotasi
prinsip kerja pintu yang bergerak sesuai artinya bergerak terhadap sumbu putar
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

berarti setiap titik pada sumbu tersebut Benda tegar adalah sistem benda yang
akan melakukan gerak melingkar dengan terdiri dari sistem-sistem benda titik yang
pusat lingkaran berada pada sumbu putar. tak hingga banyaknya dan jika ada benda
Hal ini dibahas dalam mekanika dimana yang bekerja padanya jarak antara titik
gerak mempunyai sifat umum yang dapat anggota sistem selalu tetap. Jadi perbedaan
diklasifikasikan sebagai kinematik, sifat antara benda titik dan benda tegar adalah
umum itu berupa asumsi bahwa gerak adanya perubahan jarak pada sistem benda
hanya berada disepanjang garis lurus baik titik yang mengalami gaya.
vertikal, horizontal maupun miring. Objek Gerak sistem benda titik terdiri atas dua
bergerak dapat berupa partikel dan setiap macam :
bagian bergerak dalam arah dan kecepatan - Gerak pusat massa
yang sama (Halliday, Resnick, & Walker, - Gerak relatif
2010). Gerak terbagi menjadi dua Gerak relatif yang sederhana adalah
berdasarkan kecepatan yang terjadi pada memilih pusat massa sebagai pusat sistem
benda yaitu, gerak rotasi dan gerak koordinat, sedangkan gerak relatif yang
translasi (Tristiono, 2011). Penerapan mungkin terjadi adalah gerak benda tegar
terpenting dari kedua gerak ini adalah dalam sistem koordinat pusat massa adalah
gerak menggelinding pada roda ataupun roatsi terhadap pusat massa dalam keadaan
objek seperti roda, dimana semua titik diam. Gerak benda tegar tirdiri dari :
pada roda bergerak dengan laju sudut yang - Gerak pusat massa yaitu bila lintasan
sama. (Halliday, Resnick, & Walker, semua titik tersebut sejajar disebut
2010). Gerak rotasi dan translasi tidak translasi
dapat dipisahkan dari momen inersia. Hal - Gerak rotasi terhadap pusat massa yaitu
ini dikarenakan, momen inersia adalah bila lintasan semua titik dari benda
besaran turunan yang dipengaruhi oleh tersebut berbentuk lingkaran yang
jari-jari suatu benda. Apabila suatu benda pusatnya pada sumbu putar yang melalui
memiliki jari-jari maka benda tersebut pusat massa.
akan memiliki kecepatan sudut dan Gerak Rotasi adalah gerakan memutar dari
membuatnya berotasi (Riswanto, 2014; suatu benda tegar terhadap titik tertentu.
Jumini, 2013). Macam-macam gerak rotasi :
PEMBAHASAN - gerak melingkar beraturan : ω konstan
atau α = 0
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

Kecepatan sudut sesaat :


- gerak melingkar berubah beraturan : α ≠
Δθ d θ
0, α > 0, dipercepat, kalau : α<0 berati ω= lim =
∆ t →0 Δt dt
diperlambat.
Percepatan sudut rata-rata :
Dalam menentukan pusat massa benda
tegar, Titik pusat massa adalah titik yang ω2 −ω1 Δ ω
α= =
bergerak dalam lintasan yang sama t 2 −t 1 Δt
dengan yang dilewati partikel jika
Percepatan sudut sesaat :
mendapat gaya yang sama. Pusat
koordinat titik pusat massa suatu benda Δω dω
α = lim =
∆ t →0 Δt dt
panjang (1 dimensi) ditentukan sebagai
berikut. Energi kinetik rotasi, adalah suatu sistem
partikel yang berotasi terhadap suatu
pm=( X pm ; Y pm )
sumbu tetap. Jarak setiap partikel
X Y ∑ mi yi terhadapa sumbu rotasi selalu tetap. Bila
∑ mi x i i
pm= i pm=
∑ mi ∑ mi sistem partikel ini adalah benda tegar
i i

maka kesemua partikel akan bergerak


Lalu ada Kecepatan dan percepatan sudut
bersama-sama dengan kecepatan sudut
yang ada seperti pada rumus. Hal ini
yang sama. Energi kinetik sistem partikel
berkaitan dengan gerak rotasi untuk
tersebut adalah
percepatan sudut tetap dan besaran sudut
linier. 1 1
Ek = ∑
2 i 2 i(
mi v 2i = ∑ mi r 2i ω 2
)
Panjang busur lintasan :
Besaran yang ada dalam tanda kurung
s=rθ
didefinisikan sebagai momen inersia I dari
Posisi sudut : sistem relatif terhadap sumbu rotasi
I =∑ mi r 2i
θ=s /r i

Bila bendanya kontinum, maka perumusan


Kecepatan rata-rata :
momen inersianya menjadi
θ2−θ1 Δ θ I = ∫ r 2⊥ dm
ω= =
t 2−t 1 Δt
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

dengan r ⊥ adalah jarak tegak lurus I P =I pm + M r 2


pm

elemen massa dm ke sumbu putar. Teorema sumbu tegak lurus


I z =∫ r 2⊥ dm=∫ ( x 2+ y 2) dm=I y + I x
Teorema sumbu sejajar
Jadi momen inersia terhadap suatu sumbu
sama dengan jumlah momen inersia
Tinjau sebuah benda seperti tampak pada
terhadap dua sumbu yang saling tegak
gambar di bawah ini dengan titik pm
terhadapnya.
adalah titik pusat massanya. Momen
Kekekalan momentum sudut
inersia benda terhadap sumbu di titik P dan
Total torka yang bekerja pada sistem
momen inersia terhadap sumbu yang
partikel hanyalah torka eksternal, dan
sejajar tetapi melalui titik pusat massanya
perubahan momentum sudut total sistem
terkait sebagai berikut
hanya bergantung pada torka eksternal.
→ →
2
I P =∫ r dm=∫ r ⊥ . r ⊥ dm →

dL →
= τ ekst tot
→ → →
dt
r ⊥=r pm + r
Ketika tidak ada torka eksternal maka
momentum sudut total sistem akan
konstan.

Kesetimbangan Benda Tegar


Tetapi
Sebuah benda tegar berada dalam keadaan
seimbang mekanis bila, relatif terhadap
→ → → → → → → →
suatu kerangka acuan inersial, misal:
r ⊥ .r ⊥=(r pm + r ).(r pm + r )=r 2pm +r ' 2+2 r pm . r
1. Percepatan linier pusat massanya nol.
Sehingga
→ →
2. Percepatan sudutnya mengelilingi
2 2
I P =∫ (r +r ' +2 r pm . r )dm
pm sembarang sumbu tetap dalam kerangka
suku pertama tidak lain adalah M r 2
pm
(M acuan ini juga nol.
adalah massa total benda), suku kedua
adalah momen inersia terhadap pusat Torsi
massa, sedangkan suku ketiga lenyap Suatu gaya pada tekan putar dari bagian
(karena tidak lain adalah posisi pusat yang berputar disebut torsi, Torsi adalah
massa ditinjau dari pusat massa). Sehingga gaya pada gerak translasi yang
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

menandakan kemampuan dari sebuah gaya Gaya kopel merupakan sepasang gaya
untuk membuat benda dapat melakukan yang sejajar, sama besar, dan berlawanan
gerak rotasi atau gerak berputar. Sebuah arah yang bekerja pada suatu batang
benda akan berotasi atau berputar apa bila benda, akan menimbulkan kopel (momen)
dikenai torsi. Besaran torsi merupakan pada batang tersebut.
besaran turunan yang sering kali dipakai M = F x r dengan F adalah gaya dan r
untuk menghitung suatu energi yang adalah jarak antar gaya.
dihasilkan dari benda yang berputar pada Keterangan :
porosnya. Satuan torsi yang sering kali M = momen kopel (Nm)
digunakan yaitu Newtonmeter (Nm). F = gaya (N)
D = lengan kopel (m)
Adapun perumusan torsi yaitu sebagai
berikut :

τ =Fxr
Keterangan :
τ = torsi (N.m)
1. Momen suatu kopel
F = gaya (N)
r = jarak benda ke pusat rotasi (m)

Jika gaya F yang bekerja dalam jarak r


arahnya tidak tegak lurus terhadap sumbu
rotasi putar benda maka besar torsi :
→ →→
τ =F r sin θ
Keterangan :
F = F’ F → MA (+)
 = torsi (Nm)
d = d1 – d2 F’ → MA (-)
r = jarak benda ke pusat rotasi (m)
Momen yang terjadi :
F = gaya (N)
M = Fd1 – Fd2
 = sudut antara gaya dan sumbu rotasi
= F (d1 – d2)
putar
M = Fd
Jumlah M disebut momen dari kopel.
Gaya Kopel
M tidak tergantung pada pemilihan A
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

sehingga: momen M suatu kopel τ =Iα


adalah tetap besarnya sama dengan Fd
Keterangan :
dimana F besar gaya dan d adalah
jarak antara ke dua garis aksinya. τ = torsi (Nm)
2. Penjumlahan Kopel
α = percepatan sudut (rad/s2)

Momen Inersia di berbagai benda :

Momen yang terjadi jika P + S = R


M = (P + S) p = Pp + Sp = R.p
Dua kopel dapat diganti dengan kopel
tunggal yang momennya sama dengan
jumlah aljabar dari kedua momen
semula.
Kedua gaya pada garis aksi yang sama
dapat langsung dijumlahkan untuk
mencari momen.
Momen Inersia
Momen inersia merupakan hasil kali massa
partikel dengan kuadrat jarak partikel
terhadap sumbu putarnya atau porosnya.
dapat ditulis sebagai berikut :
                           I = mr2

Keterangan :   
I = momen inersia partikel (kg m 3)
m = massa partikel (kg)
r = jarak partikel terhadap porosnya(m)

Hubungan antara percepatan sudut


dengan torsi adalah

Momen Inersia Dalil Sumbu Sejajar


Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

Jika momen inersia terhadap sumbu pusat konservatif, maka terdapat hubungan
massa diketahui, maka momen inersia antara gaya yang bekerja dengan energi
pada sembarang sumbu yang sejajar potensialnya, misalnya untuk satu arah-x
dengan sumbu pusat massa bisa −∂ U
F x=
∂x
ditentukan. Besaran yang harus diketahui
yaitu massa benda dan jarak antara dua  Stabil

sumbu yang sejajar. Apabila diketahui Bila a2 > 0 maka pergeseran kecil

momen inersia terhadap sumbu pusat dari titik seimbang, memunculkan gaya

massa adalah IPM maka momen inersia yang mengarahkan kembali ke titik

benda bermassa M pada sembarang sumbu seimbang. Keseimbangan ini disebut

yang berjarak D dari sumbu pusat massa keseimbangan stabil.

dan sejajar dengan sumbu pusat massa


memenuhi :

I  IPM  MD2

Syarat Kesetimbangan
Persyaratan pertama ekuivalen dengan
persyaratan bahwa total gaya eksternal
yang bekerja pada benda tegar sama
dengan nol

F eks=0
 Labil
Sedangkan persyaratan kedua ekuivalen
Bila a2 > 0 maka pergeseran sedikit
dengan persyaratan bahwa total torka
dari titik seimbang, memunculkangaya
eksternal yang bekerja pada benda tegar
yang menjauhkan dari titik
sama dengan nol
seimbangnya. Keseimbangan ini

τ eks=0 disebut keseimbangan labil.
Jenis- Jenis Kesetimbangan
Dalam kasus ini yang akan ditinjau
hanyalah keseimbangan benda tegar di
dalam pengaruh gaya eksternal yang
konservatif. Karena gayanya adalah gaya  Netral
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

Bila a2 = 0 maka pergeseran sedikit benda, yang secara umum dapat


dari titik seimbang tidak memunculkan ditentukan dengan cara sebagai
gaya. Keseimbangan ini disebut berikut.
keseimbangan netral.
Untuk benda yang berukuran kecil titik
pusat massa benda berimpit dengan titik
berat benda. Dengan demikian koordinat
titik pusat massa benda dapat dinyatakan
dengan :

Titik Berat Benda


 Suatu benda tegar dapat dipandang
tersusun atas partikel-partikel yang
masing-masing mempunyai berat.
Resultan dari seluruh berat partikel
Ditinjau dari bentuknya benda-benda di
dianamakan gaya berat benda.
sekitar kita dapat dikelompokkan ke dalam
 Titik berat adalah titik tangkap tiga bentuk, yaitu:
gaya berat benda. a. Benda bebentuk garis (satu dimensi).
 Untuk menentukan letak titik berat b. Benda berbentuk luasan (dua dimensi)
diginakan koordinat titik berat c. Benda berbentuk volume atau ruang
(tiga dimensi).

Katrol
Dengan anggapan bahwa antara katrol
dengan tali tidak terjadi selip, torsi
resultan pada katrol adalah
∑ τ=r T 1−r T 2
Keterangan:
r = jari-jari katrol (m)
T = tegangan tali (N)
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

Gerak menggelinding
• Suatu benda yang menggelinding
tanpa selip, melibatkan gerak
Hubungan percepatan linier dengan translasi dan rotasi.
percepatan sudut gerak rotasi katrol adalah • Hubungan sederhana antara laju
a=αr linier v dengan kecepatan sudut
Keterangan:  pada benda yang menggelinding
berjari-jar r dinyatakan dengan
a = percepatan gerak beban (m/s2)
v=ωr
 = percepatan sudut katrol (rad/s2)
Keterangan:
v = laju linier (m/s)
ω= kecepatan sudut (rad/s2)
R = jari-jari (m).

Gerak translasi silinder:


F – fs = ma
Gerak rotasi silinder:
τ =Iα

Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya


ditimbulkan oleh gaya gesek statis maka:
Hukum II Newton untuk gerak kedua • Gaya gesek statis yang terjadi
beban m1 dan m2 dapat dinyatakan dengan dapat bervariasi tergantung pada
persamaan besarnya momen inersia I,
m1g – T1 = m1a percepatan a, dan jari-jari r
T2 – m2g = m2a a
f s=I
Dengan menjumlahkan kedua persamaan r2

di atas diperoleh • Percepatan gerak translasi silinder


dapat ditulis dalam persamaan:
F
m1−m2 a=
a=g
( I
m1+ m2 + 2
r ) I
r2
+m
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

• Percepatan translasi silinder pejal a = percepatan gerak translasi


yang menggelinding adalah (m/s2)
2F m = massa (kg)
a=
3m
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Ө = sudut kemiringan bidang ( °)
Gerak Menggelinding pada Bidang
I = momen inersia (kgm2)
Miring
r = jari-jari (m)
• Gerak translasi silinder yang tidak
mengalami selip:
Contoh Soal dan Pembahasan
mg sin θ−fs=ma
1.
• Gerak rotasi silinder :
a
τ =I
r T
• Percepatan gerak translasi
silinder:
mgsin θ 30 °
a=
I
2
r +m
A B
100 N

Berat Batang = 10 kg
Berapa tegangan tali?
 Σ Fx=0
NAx = T.cos 300
Percepatan translasi silinder pejal
yang menggelinding tanpa selip
 Σ Fy=0
sepanjang bidang miring dengan
NAy + T.sin 300 = 100
sudut kemiringan terhadap
horizontal Ө adalah
 Σ τ=0
2 g sin θ
a= 1
3 l. 100=l. Tsin 30°
2
Keterangan:
1
50 = T .
2
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

T = 100 N momen inersia besi itu jika poros putarnya


 NAx = 100.cos 300 berada di tengah dan di ujung besi!
1
NAx = 100. √3
2 1
 I= . m. l 2
NAx = 50√ 3 N 12
 NAy + 100.sin 300 = 100 1
I= (1,3 kg)(1,2 m)2
12
NAy + 50 = 100
I =0,156 kg m2
NAy = 50 N
d = 60 cm = 0,6 m
 I =Ipm+m d 2
2. Sebuah besi silinder memiliki panjang
I=0,156 kg m2 +(1,3 kg)(0,6 m) 2
120cm dan bermassa 1,3 kg. Tentukan
I = 0,624 kg m2
KESIMPULAN Terimakasih kepada Allah SWT atas
Simpulan yang diperoleh berdasarkan hasil limpahan karunia dan hidayahnya
pembahasan, mengungkapkan bahwa sehingga kami dapat menyelesaikan artikel
cabang dari ilmu mekanika yang meninjau ini. Ibu Prasetyaningsih, M.Pd. selaku
gerak suatu benda yang bergerak berotasi dosen pembimbing mata kuliah mekanika
dan kesetimbangan benda tegar adalah ini. Dan kepada semua pihak yang terlibat
rotasi benda tegar. Suatu benda tegar serta yang telah membantu dan
tersusun atas partikel partikel yang mendukung kami dalam menyelesaikan
mempunyai berat (titik berat). Benda tegar artikel ini.
berkaitan erat dengan pusat massa benda,
DAFTAR PUSTAKA
momen inersia, dan karakteristik rotasinya.
Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika
Dasar 1 Edisi Revisi. Bandung : ITB.
SARAN
Halliday, Resnick, Walker, 2010, Fisika
Perlu adanya upaya lebih untuk memahami
Dasar Jilid 1, Penerbit Erlangga; Jakarta.
dan menggali materi rotasi benda tegar.
Jonifan, Lidya, Yasman, 2008, Fisika
Dan perlu adanya aplikasi materi dalam
Mekanika Benda Tegar. PT Gramedia:
praktikum atau dalam kehidupan sehari-
Jakarta.
hari.
Murdianto, Imam. 2016. “Perbedaan
Performa (Daya, Torsi, dan Konsumsi Bahan
UCAPAN TERIMA KASIH Bakar) Menggunakan Injektor Standart dan
Secretariat: Department of Science Education Faculty of Teacher Training and Education
University of Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 25 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : jppi@untirta.ac.idor jppiuntirta@gmail.com Homepage: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/index

Injektor Racing Dengan Bahan Bakar


Pertamax dan Pertamax Plus Pada Sepeda
Motor Yamaha V-Xion”. Skripsi. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
Riswanto. (2014). Penentuan Koefisien
Momen Inersia Bola Pejal Melalui Video
Gerak. Yogyakarta: HFI.

Tristiono, T. (2011). Luas Daerah, Titik Berat


Dan Momen Inersia Polar Kardioda. Madiun:
UNIMER PRESS.

Anda mungkin juga menyukai