Anda di halaman 1dari 19

lOMoARcPSD|18018505

Jurnal Praktikum stoikiometri

Prak. Kimia Dasar (Universitas Jenderal Soedirman)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)
lOMoARcPSD|18018505

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI: PENENTUAN RUMUS KIMIA

DISUSUN OLEH
NAMA : ZAHIRA FIRDAUS
NIM : K1A021023
ASISTEN : SITI KHOLIFAH

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET DAN


TEKNOLOGI
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

DAFTAR ISI

I. Tujuan.................................................................................................................
II. Tinjauan Pustaka.............................................................................................
III. Prosedur Percobaan.........................................................................................
3.1 Alat..............................................................................................................
3.2 Bahan...........................................................................................................
3.3 Skema kerja.................................................................................................
IV. Hasil dan pembahasan......................................................................................
4.1 Data Pengamatan........................................................................................
4.2 Data Perhitungan........................................................................................
4.3 Pebahasan...................................................................................................
V. Kesimpulan......................................................................................................
5.1 Kesimpulan...............................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

STOIKIOMETRI: PENENTUAN RUMUS KIMIA


I. Tujuan
Memahami reaksi stoikiometri untuk menyelsaikan persamaan
kimia dan memahami stoikiometri seatu sistem.
II. Tinjauan Pustaka
Ilmu kimia merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-harididalamnya mempelajari banyak konsep, mulai dari konsep
sederhana hingga mencapai konsep yang kompleks dan abstrak.
Konsep konsep tersebut saling berkaitan dan berjenjang. Konsep-
konsep kimia mendasari dan berjenjang. Konsep-konsep kimia
mendasari dan membangun yang lebih kompleks, apabila peserta didik
salah dalam memahami konsep dassar kimia tersebut, sehingga
mungkin sekali konsep yang lebih kompleks akan sukar dipahami
dengan benar. (Siti Fatimah dkk. 2020)
Dalam bahasa kimia tiap zat murni yang diketahui baik unsur
maupun senyawa, mempunyai nama dan rumus unik nya sendiri. Cara
singkat untuk memeriksa suatu reaksi kimia adalah menulis rumus
untuk tiap zat yang terlibat dalam bentuk suatu persamaan kimia.
Suatu persamaan kimia meringkaskan sejumlah besar informasi
mengenai zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Persaaan itu tidak hanya
sekedar pernyataan kulitatif yang menguraikan zat-zat yang terlibat,
tetapi juga menyatakan pernyataan kuantitatif yang menjelaskan
berapa banyak pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat. Proses membuat
perhitungan yang didasarkan rumus rumus dan persamaan pemanasan
berimbang dirujuk stoikiometri. (Keenan dkk. 1984)
Stoikiometri berasal dari kata yunani “stoicheion”yang berarti
mengukur. Stoikiometri mempelajari kuantitas suatu zat dalam reaksi
kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, volume, jumlah mol, dan
jumlah partikel. Suatu reaksi dapat dikatakan sebagai reaksi
stoikiometri apanila reaktan dalam reaksi habis seluruhnya.
Stoikiometri mempunyai beberapa hukum dasar.
Hukum dasar stoikiometri hukum kekekalan massa, hukum ini
menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama dengan
massa total bahan sebelum reaksi. Contohnya, massa kayu yang belum
dibakar memiliki massa yang sama dengan hasil pembakarannya.
Hukum perbandingan etap hukum yang dicetuskan oleh Joseph Proust
pada tahun 1799. Hukum ini menyatakan perbandingan massa unsur-
unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap. Contohnya, perbandingan
massa Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah 1:8, tidak bergantung
pada jumlah air yang dianalisis. (Fitry Dewanty. 2021)

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

Hukum perbandingan berganda. hukum perbandingan berganda


yang dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803 yaitu apabila ada
dua unsur yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa,
perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur
lain yang tertentu massanya adalah bilangan bulat dan sederhana.
Contohnya, jika Hidrogen yang bereaksi masing-masing 1 gram, H2O
(air) yang terbentuk akan mengandung 4 gram oksigen, dan 8 gram
pada H2O2 (Hidrogen Peroksida). Hukum Gay Lussac. Hukum Gay
Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan Volume
dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Berdasarkan penelitiannya, Lussac mengambil kesimpulan bahwa
perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Yang
terakhir, hipotesis avogadro, hukum ini melengkapi hukum dasar kimia
yang digunakan untuk stoikiometri. Seorang ilmuwan asal Italia,
Amadeo Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu
berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul
unsur. (Fitry Dewanty. 2021)
III. Prosedur Percobaan
I.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini tabung reaksi, pipet tetes,
gelas piala 100mL, batang pengaduk, termometer,
I.2 Bahan
Pada percobaan ini menggunakan bahan, larutan 1% Pb (NO3)2, 1%
KI, aquades, CuSO4 1M, NaOH 2M,NaOH 1M, HCl 1M.

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

I.3 Skema kerja


Percobaan 1

5 tabung reaksi

- Dibersihkan dan diberi label


- Dimasukkan sejumlah volume tertentu
(tetes) dari setiap larutan dan aquades
seperti yang ditunjukan pada tabel 3.1
Jumlah volume
- Dipilih sedemikian rupa untuk
menghasilkan jumlah total volume yang
tetap untuk menjangkau batas perbandingan
molar pereaksi-pereaksi dari 1:3 sampai 3:1
Pengaduk gelas
- Dibilas dan diaduk setiap larutan

Pipet tetes
- Dimasukkan masing-masing 5 tetes.
- Kedalam tabung A ditambahkan 2 tetes
larutan KI, kedalam tabung B ditambahkan
2 tetes laeutan Pb(NO3)2.
- Ditentukan ion mana yang berada dalam
jumlah berlebih pada tabung 1
Tabung A dan B

- Diambil sebagian filtrat dari tabung reaksi 1

Tabung disentrifuse (jika


terbentuk endapan)

- Banyaknya endapan dibandingkan dengan


banyaknya endapan yang terbentuk dari uji
lainnya.

Percobaan diulangi
-
Diulangi dengan 5 tetes filtrat dari tabung
II, III, IV, dan V.
- Hasil dari 5 pengujian dibandingkan dan
ditentukan rumurs kimia dari endapan
Percobaan 2 tersebut.
Hasil rumus kimia

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

NaOH 2M

- Dimasukan kedalam beaker gelas dan catat


temperaturnya
- Sambil diaduk, masukan 10ML CuSO4 yang
telah diketahui temperaturnya (sebelum
pencampura,temperatur CuSO4 disamakan
dengan temperatur NaOH dalam beaker gelas
- Amati temperatur percampuran tersebut.
- Ulangi dengan menggunakan 20ml NaOH
dan 30ml CuSO4, kemudian 10ml NaOH dan
40ml CuSO4, dan terakhir 30ml NaOH dan
40ml CuSO4.
- Selisih temperature dapat digunakan untuk
menentukan stoikiometri

Hasil

Percobaan 3

5 buah beaker gelas

- Masukan secara berturut-turut 5, 10, 15, 20,


dan 25ml larutan NaOH. Catat temperaturanya

5 buah beaker gelas

- Masukan secara berturut-turut 5, 10, 15, 20,


dan 25ml larutan NaCl. Catat temperaturnya.
- Kedua latutan dicampurkan dengan
sedemikian rupa sehingga volume campuran
larutan asam dan basa ini tetap yaitu 30ml.
- Aduk masing-masing campuran tersebut dan
catat temperaturnya.
- Buat grafik antara ΔT (sumbu Y) dengan
voulme asam (umbu X) dan tentukan
stoikiometri reaksi asam basa tersebut,

Hasil

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

IV. Hasil dan Pembahsan


IV.1 Data Pembahasan
Tabel 1.1 Percobaan 1 penetapan perbandingan molar
Pereaksi I II III IV V
Pb(NO3)2 9 9 9 9 9
KI 3 4,5 9 18 27
Aquades 28 26,5 22 13 4
Tabel 1.2 Percobaan 2 stoikiometri
NaOH (ml) CuSO4(ml) Suhu awal Suhu campuran
(˚C) (˚C)
5 45 30 31
10 40 29 34
20 30 28 32
30 20 30 33
Tabel 1.3 Percobaan 3 stoikiometri asam-basa
NaOH (ml) HCL(ml) Suhu awal Suhu campuran
(˚C) (˚C)
5 25 30 33
10 20 29 33
15 15 31 35
20 10 30 35
25 5 29 33
IV.2 Data Perhitungan
Percobaaan 1
a. Data I
n Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09 mmol
n KI =MxV
= 0.01 x 3
= 0,03 mmol
Pb(NO3)2 + 2KI  PbI2 + 2KNO3
m 0,09mmol 0,03mmol - -
r 0,0015mmol 0,03mmol 0,015mmol 0,03mmol
s 0,075mmol - 0,015mmol 0,03mmol

b. Data II
n Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09 mmol
n KI =MxV

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

= 0,01 x 4,5
= 0.,045mmol
Pb(NO3)2 + 2KI  PbI2 + 2KNO3
m 0,09mmol 0,045mmol - -
r 0,0225mmol 0,045mmol 0,0225mmol 0,045mmol
s 0,0675mmol - 0,0225mmol 0,045mmol

c. Data III
n Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09mmol
n KI =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09mmol
Pb(NO3)2 + 2KI  PbI2 + 2KNO3
m 0,09mmol 0,09mmol - -
r 0,09mmol 0,09mmol 0,09mmol 0,09mmol
s - - 0,09mmol 0,09mmol

d. Data IV
n Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09mmol
n KI =MxV
= 0,01 x 18
= 0,18mmol
Pb(NO3)2 + 2KI  PbI2 + 2KNO3
m 0,09mmol 0,18mmol - -
r 0,09mmol 0,18mmol 0,09mmol 0,18mmol
s - - 0,09mmol 0,18mmol

e. Data V
n Pb(NO3)2 =MxV
= 0,01 x 9
= 0,09mmol
n KI =MxV
= 0,01 x 27
= 0,27mmol

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

Pb(NO3)2 + 2KI  PbI2 + 2KNO3


m 0,09mmol 0,27mmol - -
r 0,09mmol 0,18mmol 0,09mmol 0,18mmol
s - 0,09mmol 0,09mmol 0,18mmol
Percobaan 2
a. n NaOH =MxV
=2x5
= 10mmol
n CuSO4 =MxV
= 1 x 45
= 45mmol
2NaOH + CuSO4  Na2SO4 + Cu(OH2)
m 10mmol 45mmol - -
r 10mmol 5mmol 5mmol 5mmol
s - 45mmol 5mmol 5mmol

b. n NaOH =MxV
= 2 x 10
= 20 mmol
n CuSO4 =MxV
= 1 x 40
= 40mmol
2NaOH + CuSO4  Na2SO4 + Cu(OH2)
m 20mmol 40mmol - -
r 10mmol 10mmol 10mmol 10mmol
s 10mmol 30 mmol 10mmol 10mmol

c. n NaOH =MxV
= 2 x 20
= 40mmol
n CuSO4 =MxV
= 1 x 30
= 30mmol
2NaOH + CuSO4  Na2SO4 + Cu(OH2)
m 40mmol 30mmol - -
r 40mmol 20mmol 20mmol 20mmol
s - 10mmol 20mmol 20mmol

d. n NaOH =MxV

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

= 2 x 30
= 60mmol
n CuSO4 =MxV
= 1 x 20
= 20mmol
2NaOH + CuSO4  Na2SO4 + Cu(OH2)
m 60mmol 20mmol - -
r 40mmol 20mmol 20mmol 20mmol
s 20mmol - 20mmol 20mmol

Percobaan 3
a. n NaOH =MxV
=1x5
= 5mmol
n HCL =MxV
= 1 x 25
= 25mmol
NaOH + HCl  NaCl + H2O
m 5mmol 25mmol - -
r 5mmol 5mmol 5mmol 5mmol
s - 20mmol 5mmol 5mmol

b. n NaOH =MxV
= 1 x 10
= 10mmol
n HCL =MxV
= 1 x 20
= 20mmol
NaOH + HCl  NaCl + H2O
m 10mmol 20mmol - -
r 10mmol 10mmol 10mmol 10mmol
s - 10mmol 10mmol 10mmol

c. n NaOH =MxV
= 1 x 15
= 15mmol
n HCL =MxV
= 1 x 15
= 15mmol

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

NaOH + HCl  NaCl + H2O


m 15mmol 15mmol - -
r 15mmol 15mmol 15mmol 15mmol
s - - 15mmol 15mmol

d. n NaOH =MxV
= 1 x 20
= 20mmol
n HCL =MxV
= 1 x 10
= 10mmol
NaOH + HCl  NaCl + H2O
m 20mmol 10mmol - -
r 10mmol 10mmol 10mmol 10mmol
s 10mmol - 10mmol 10mmol

e. n NaOH =MxV
= 1 x 25
= 25mmol
n HCL =MxV
=1x5
= 5mmol
NaOH + HCl  NaCl + H2O
m 25mmol 5mmol - -
r 5mmol 5mmol 5mmol 5mmol
s 20mmol - 5mmol 5mmol

IV.3 Pembahasan
Kata stoikiometri berasar dari bahasa Yunani, yaitu
stoiceon yang berarti unsur, dan metrein yang berarti mengukur.
Jadi stoikiometri adalah mengukur unsur-unsur dalam ini berarti
mengukur partikel, atom, ion, molekul yang berada dalam suatu
unsur atu senyawa kimia. stoikiometri adalah ilmu yang
memepelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari suatu
reaktan dan produk dalam suatu reaksi kimia (persamaan kimia)
yang didasarkan dengan hukum-hukum dasar dan persamaan
kimia. (Parta Setiawan 2021)
Stoikiometri adalah salah satu cabang kimia yang
berhubungan erat dengan suatu hubungan kuantitatif yang terdapat
antara reakstan dengan produk dalam suatu rekasi kimia. reaktan
adalah zat awal yang ada pada reaksi kimia, sedangkan produk

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

10

adalah zat hasil dari reaksi kimia. Stoikiometri sangat tergantung


kepada kenyataan bahwa unsur-unsur dapat berprilaku dapat di
prediksi serta materi yang dapat di prediksi atau dihancurkan.
(Parta Setiawan 2021).
Stoikiomteri terdapat hukum hukum dasar, terdapat 3
hukum dasar:
1. Hukum perbandingan teteap
Yaitu hukum senyawa kimia (terdiri dari 2 zat atau lebih
unsur) selalu berisi proporsi yang sama dari suatu unsur
dengan massa.
2. Hukum perbandingan berganda
Hukum ini kadang-kadang juga disebut dengan hukum
Dalton. Dikatakan bahwa, jika 2(dua) unsur tersebut
membentuk lebih dari 1 senyawa antara mereka, maka
rasio massa dari suatu unsur kedua yang bergabung
dengan massa tetap atas unsur pertama keduanya
tersebut akan mempunyai rasio sejumlah kecil dari
keseluruhan.
3. Hukum kekekalan massa
Yaitu hukum yang menyebutkan bahwa massa reaktan
sama dengan massa produk.
Terdapat 3 percobaan dalam praktikum kali ini, percoban
pertama dimasukkan KI 1% kedalam 5 tabung reaksi yang berbeda
yang sudah dibersihkan dan diberi label, kemudian ditambah
dengan larutan Pb(NO3)2 1% dan aquades (dimasukkan kedalam
gelas beker) dengan jumlah total volume untuk menjangkau batas
perbandingan molar pereaksi-pereaksi dari 1:3 sampai 3:1. Larutan
pada gelas beker 1 diambil menggunakan pipet tetes sebanyak 3
tetes dan dimasukkan kedalam gelas beker A dan B. Kedalam gelas
beker A ditambahkan larutan KI sebayak 2 tetes. Kedalam tabung
B ditambahkan beberapa tetes Pb(NO3)2. Percobaan diulangi dari
gelas beker beker II, III, IV, dan V dengan perlakuan yang sama
dan tetes filtrat yang berbeda.

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

11

Gambar 1 percobaan 1
Hasil dari percampuran larutan pada percobaan ini
mengahasilkan endapan dengan warna filtrat kuning. Pencmpuran
ni membentuk timbal (II) iodida dan kalium nitrat dengan
persamaan reaksi
Pb(NO3)2 + 2KI  PbI2 + 2KNO3 (Unhamzah)
Hasil dari percobaan ini termasuk hasil dari keseluruhan
dalam percobaan 1, karena memakai larutan yang sama hanya saja
dengan volume yang berbeda.
Percobaan 2 stoikiometri larutan, diambil larutan NaOH
dengan volume 5ml dengan gelas ukur, lau dimasukkan kedalam
gelas piala dan diukur temperatur larutan, mendapatkan hasil 30˚C.
Kemudian diambil larutan CuSO4 dengan volume 45ml
menggunakan gelas ukur dan di ukur temperaturnya, temperatur
yang dihasikan adalah 30˚C. Campurkan larutan CuSO4 dengan
larutan NaOH lalu dihomogenkan. Lalu di ukur temperatur nya dan
dihasilkan 31˚C. Pencampuran larutan ini menghasilkan warna biru
muda (pudar) dan larutan sedikit kental latutan ini juga
mengahasilkan banyak endapan.

Gambar 2 percobaan 2
CuSO4 45 ml dan NaOH 5ml

Gambar 3 percobaan 2

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

12

CuSO4 40 ml dan NaOH 10 ml


Pada percobaan dua stoikiometri larutan dengan volume
yang berbeda menghasilkan temperatur campuran 34˚C dan
memiliki warna larutan yang lebih tua dari sebelumnya. Percobaan
dilakukan berulang dengan volume NaOH 20 (28˚C) dan 30
(30˚C), volume CuSO4 30 (28˚C) dan 20 (30˚C). Volume tersebut
menghasilkan temperatur campuran 32˚C dan 33˚C. Persamaan
reaksi dari percobaan ini adalah
2NaOH + CuSO4  NaSO4 + Cu(OH2)
Percobaan 3 stoikiometri asam-basa, diambil secara
berturut-turut larutan NaOH 5, 10,15, 20, dan 25ml dimasukkan
kedlam tabung dan di ukur temperaturnya. Terperatur yang
dihasilkan adalah 30˚C, 29˚C, 31˚C, 30˚C, dan 29˚C. Diambil
secara berturut-turut larutan HCl 5, 10,15, 20, dan 25ml
dimasukkan kedlam tabung dan di ukur temperaturnya. Terperatur
yang dihasilkan adalah 30˚C, 29˚C, 31˚C, 30˚C, dan 29˚C. Kedua
larutan dicampurkan sedemikian rupa sehingga volumenya tetap
taitu 30ml. Setelah dicampur, ukur temperatur tiap larutan.
Temperatur yang dihasilkan adalah NaOH 5ml dengan HCl 25ml
memiliki temperatur 33˚C, NaOH 10ml dengan HCl 20ml
memiliki temperatur 33˚C, NaOH 15ml dengan HCl 15ml
memiliki temperatur 35˚C, NaOH 20ml dengan HCl 10ml
memiliki temperatur 35˚C, dan NaOH 25ml dengan HCl 5ml
memiliki temperatur 33˚C.

Gambar 4 percobaan 3
Mengukur temperatur campuran.
Percobaan ini memiliki persamaan reaksi :
NaOH + HCl  NaCl + H2O (roboguru 2021)

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

13

Grafik percobaan 2

sTOIKIOMETRI LARUTAN
35
34
34 Grafik percobaan 3

33
33

32
suhu Δt

32
31

31
30
29
5 +4 5 1 0 +4 0 2 0 +3 0 3 0 +2 0
volume

STOIKIOMETRI ASAM-BASA
36 35 35
35
SUHU ΔT

34 33 33 33
33
32
5+15 10+20 15+15 20+10 25+5
VOLUME

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

V. KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa
pencampuran Pb(NO3)2 membentuk timbal (II) iodida dan
kalium nitrat. Larutan pada percobaan kesatu memiliki warna
kuning yang cerah serta endapan yang berwarna kuning juga.
Pada percobaan kedua menghasilkan larutan yang berwarna
biru dan terdapat banyak sekali endapan. Warna dan endapan
dapat berubah ubah seiiring dengan volume yang digunakan
pada asing-msing larutan. Pada percobaan terakhir
menghasilkan garam dan air menurut refernsi jika asam dan
basa dihomogenkan akan menghasilkan garam dan air
(roboguru 2021)
V.2 Saran
Percobaan pada video sedikit sulit di mengerti dan prosedur kerja
agak beda dengan di modul, mungkin pemahaman nya yang berbeda.
Kekurangannya dalam video tidak secara keseluruhan percobaan di
lakukan data pengamatannya pun ada yang berbeda antara video
dengan data asli .

14

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)


lOMoARcPSD|18018505

DAFTAR PUSTAKA
Fitri Dewanty. (2021). Kimia Kelas 10: Konsep Dasar Stoikiometri
dan Jenis-Jenisnya. https://pahamify.com/blog/materi-
kimia-stoikiometri-utbk/ [Online] Diakses pada 14
September 2021.
Keenan, Kleinfelter, dkk. (1984) Kimia Untuk Universitas.
Erlangga, Jakarta.
Siti Ftimah, I. S., ABDUL, H. F., Maya, E. A. (2020) Analisis
Materi Ajar Kimia SMA/MA Kelas X Pada Konsep
Stoikiometri. Jurnal UPR.
Parta Setiawan. (2021) Pengertian Stoikiometri dan Jenis Serta
Perhitungannya.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-stoikiometri/
[Online] Diakses pada 18 September 2021.
Unhamzah. Reaksi Kimia. http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-
2970/Reaksi-Kimia_25679_ucm_p2k-unhamzah.html
[online] Diakses pada 21 September 2021.
S. Rahayu (2021) Hasil Reaksi asam klorida dan Natrium
Hidroksida. https://roboguru.ruangguru.com/question/hasil-
reaksi-antara-asam-klorida-dan-natrium-hidroksida-
menghasilkan-_QU-1368WE4X [online] Diakses pada 21
September 2021.

15

Downloaded by Kristian Robinsar Manurung (13221051@student.itk.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai