Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Reaksi Kimia

Oktaviani Kahar
821420006

PRODI STUDI S1 FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................3
1.2.Tujuan Percobaan.............................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................5
2.1. Dasar Teori........................................................................................5
2.2.MSDS Bahan.....................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................36
3.1. Alat dan Bahan................................................................................36
3.1.1. Alat........................................................................................36
3.1.2. Bahan....................................................................................36
3.2. Prosedur Kerja.................................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................38
4.1. Hasil Pengamatan...........................................................................38
4.2. Pembahasan...................................................................................39
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN..........................................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Ilmu kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari
komposisi, struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami materi
dalam prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan
(Ratulani, 2017).
Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih
pereaksi yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang
berbeda dengan pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan
menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi (Bahri et al.,
2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita
menginginkan membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi,
sifat pereaksi dan katalis. Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan
memvariasi salah satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan
mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi serta faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari kinetika kimianya.
Informasi konstanta laju reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat
digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang reaktor dalam
proses produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap
pereaksi perlu dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika
diinginkan mensintesis senyawa dalam skala industri.
Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi
asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi asam-basa merupakan reaksi
kimia yang melibatkan netralisasi ion H+ dan OH (teori Arrhenius), akseptor-
donor ion proton (H+, teori Bronsted-Lowry), akseptor-donor pasangan elektron
(teori asam-basa Lewis), atau akseptor-donor ion oksida (O2).
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer
elektron antara reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan
oksidasi. Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia
antara lain: adanya gas sebagai produk reaksi; adanya endapan; perubahan pH
larutan; perubahan warna larutan; atau perubahan suhu larutan.
Asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti
diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa
asam dan basa saling menetralkan.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi senantiasa mengalami
perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar
abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan
unsur atau senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan
oksigen dari senyawa. Oksidasi, penggabungan oksigen dengan
unsur/senyawa. Reduksi, pelepasan oksigen dari senyawanya (Ulfah Fahjriati,
2017).
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami reaksi kimia dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih pereaksi
yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda
dengan pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu
reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi (Bahri et al., 2013).
Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion
H+ dan OH (teori Arrhenius), akseptor-donor ion proton (H+ , teori Bronsted-
Lowry), akseptor-donor pasangan elektron (teori asam-basa Lewis), atau akseptor-
donor ion oksida (O2) (Bahri et al., 2013).
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron
antara reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan oksidasi.
Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain:
adanya gas sebagai produk reaksi; adanya endapan; perubahan pH larutan;
perubahan warna larutan; atau perubahan suhu larutan.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi senantiasa mengalami
perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar abad ke-
18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan unsur atau
senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawa.
Oksidasi, penggabungan oksigen dengan unsur/senyawa. Reduksi, pelepasan
oksigen dari senyawanya (Ulfah Fahjriati, 2017).
Contoh:
1. Reaksi oksidasi:
2Zn (s) + O2(g) → 2ZnO (s)
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O (g)
2. Reaksi reduksi:
2PbO2(g) → 2PbO (s) + O2(g)
2CuO (s) → 2Cu (s) + O2(s)
2.2 MSDS Bahan
1. HCl (Ninhidrin, 2019)
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : HYDROCHLORIC ACID 37% AR
Sinonim : Hydrogen Chloride Solution, Muriatic Acid
No. CAS : 7647-01-0
Kode HS : 2806 10 00
Kode Produk : A-1050
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Produksi bahan
kimia
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Taman Tekno Bangun Multiguna Blok
M/36,BSD Sektor XI Serpong, Tangerang -
Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-2175880205 (Hunting), fax: +62-
21-7588 0198
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1B, H314
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal, Kategori 3, Sistem
pernapasan, H335
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
b. Elemen label Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya

Kata Sinyal Bahaya


Pernyataan bahaya (s)

H290 Dapat korosif terhadap logam.

H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan


kerusakan mata.

H335 Dapat menyebabkan iritasi pada saluran


pernafasan.

Pernyataan kehati-hatian (s)

Pencegahan

P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian


pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.

Respons

P301 + P330 + P331 Jika tertelan : Basuh mulut. Jangan


merangsang muntah.

P301 + P330 + P331 Jika tertelan : Basuh mulut. Jangan


merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter atau tenaga medis.
Bagian 3 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
b. Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Gejala yang berhubungan
dengan penggunaan Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal,
gangguan kardiovaskular, Resiko kebutaan!
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 4 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan.
c. Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk cair
Warna Tidak berwarna
Bau Pedih
Ambang Bau 0,8 - 5 pp Hidrogen Chlorida berbentuk gas.
pH < 1 pada 20 °C
Titik kepadatan -30 °C
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap 190 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas kira-kira1,19 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis 2,3 mPa.s pada 15 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator tidak ada
b. Data lain
Suhu menyala Tidak berlaku
Korosi Dapat korosif terhadap logam.
2. CuSO4 (SmartLab, 2019a)
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat
Sinonim : Blue vitriol; Copper (II) Sulfate
Pentahydrate; Cupric sulfate pentrahydrate
No. CAS : 7758-99-8
Kode HS : 2833 25 00
Kode Produk : A-2002
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard Taman Tekno Blok E
No.10-11,BSD Sektor XI Serpong,
Tangerang - Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205 (Hunting) , fax:
+62-21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205 (Hunting)
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Toksisitas akut, Kategori 4, Oral, H302
Kerusakan mata serius, Kategori 1, H318
Toksisitas akuatik akut, Kategori 1, H400
Toksisitas akuatik kronis, Kategori 1, H410
b. Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya

Kata Sinyal Bahaya


Pernyataan bahaya (s)
H302 Berbahaya jika tertelan.
H318 Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
H410 Sangat toksik pada kehidupan perairan
dengan efek jangka panjang.
Baru sampai sini
Pernyataan kehati-hatian (s)
Pencegahan
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai pelindung mata.
Respons
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
P313 Dapatkan nasehat/perhatian medis
Bagian 3 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Jika napas terhenti:
berikan napas buatan mulut ke mulut atau
secara mekanik. Berikan masker oksigen
jika mungkin. Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
b. Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
efek iritan, konjungtivitas, nyeri lambung, Diare, Muntah, kolaps, kematian
Resiko kornea berkabut.
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah
bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas Kondisi
penyimpanan Tertutup sangat rapat. Kering Suhu penyimpanan yang
direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk Padat
Warna Biru
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur 147 °C
Titik didih/rentang didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 2,284 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 317 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak di klasifikasikan mudah meledak
Sifat oksidator Tidak ada.
b. Data lain
Suhu menyala tidak mudah terbakar
3. Zn (UE, 2017)
Bagian 1 Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Pengidentifikasi produk
No katalog 117953
Nama produk Uji Seng Metode : Kolorimetri dengan pita
uji 0 - 4 - 10 - 20 - 50 mg/l Zn MQuant™ Zn-
1
Nomor Registrasi REACH Produk ini adalah suatu preparasi. Nomor
Registrasi REACH lihat bab 3.
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan
penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi Reagen untuk analisis Untuk informasi
tambahan mengenai penggunaan, silakan
rujuk ke portal Merck Chemicals
(www.merckgroup.com).
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan Merck KGaA 64271 Darmstadt Germany
Phone:+49 6151 72-0 Bagian Yang
Menangani LS-QHC
d. Nomor telepon darurat Customer Call Centre : +62 0800 140 1253
(TollFree)
Bagian 2. Identifikasi bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
b. Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya
Kata sinyal

Bahaya

Pernyataan Bahaya

H290 Dapat korosif terhadap logam.

H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan


kerusakan mata.

Pernyataan Kehati-hatian

Pencegahan

P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian


pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons

P301 + P330 + P331 Jika tertelan : Basuh mulut. Jangan


merangsang muntah.

P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama


dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.

P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera


hubungi Sentra informasi keracunan atau
dokter/ tenaga medis.

Bagian 4 Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)


a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda Irritasi dan
korosi, Batuk, Napas tersengal, kolaps, kematian
Resiko kebutaan!
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 7. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka
setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Bukan wadah aluminium, timah atau seng.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
Data terdapat dalam setiap kemasan.
c. Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH 14 pada 20 °C
Titik lebur 9 °C
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap kira-kira 8 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,35 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis 19 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator tidak ada
b. Data lain
Suhu menyala Tidak berlaku
Korosi Dapat korosif terhadap logam.
4. NaOH (Peraturan (UE), 2013)
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Pengidentifikasi produk
No katalog 109961
Nama produk Larutan natrium hidroksida for 1000 ml,
c(NaOH) = 0.01 mol/l (0.01 N) Titrisol®
Nomor Registrasi REACH Produk ini adalah suatu preparasi. Nomor
Registrasi REACH lihat bab 3.
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan
penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi Reagen untuk analisis Untuk informasi
tambahan mengenai penggunaan, silakan
rujuk ke portal Merck Chemicals
(www.merckgroup.com).
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan Merck KGaA * 64271 Darmstadt * Germany
* Phone: +49 6151 72-0
Bagian Yang Menangani LS-QHC e-mail: prodsafe@mercgroup.com
d. Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253
Bagian 2 . Identifikasi bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Iritasi kulit, Kategori 2, H315
Iritasi mata, Kategori 2, H319
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian
16.
b. Elemen label Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Awas
Pernyataan Bahaya
H315 Menyebabkan iritasi kulit.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P302 + P352 Jika terkena kulit: Cuci dengan banyak
sabun dan air.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata: Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
Bagian 4 Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup : Hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah terjadi kontak dengan mata: Basuh dengan air yang banyak.
Hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda efek iritan
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Bukan wadah aluminium, timah atau seng.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH Kira-kira 13 pada 20 °C
Titik lebur Tidak tersedia informasi.
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,01 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri Tidak berlaku
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Tidak ada.
b. Data lain
Suhu menyala Tidak berlaku
5. Indikator PP (SmartLab, 2019)
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : PHENOLPHTHALEIN INDICATOR
Sinonim : 3,3-Bis(4-hydroxyphenyl)-1(3H)- isobenzo
furanone;3,3Bis (phydroxyphenyl) phthalide;
Agoral; Alophen; alpha-(p-Hydroxyphenyl)-
alpha-(4-oxo-2,5-cyclohexadien-1- ylidene)-
o-toluic acid; alpha Di (phydroxyphenyl)
phthalide; Colax; Correctol; Dialose Ex-Lax
No. CAS : 77-09-8
Kode HS : 2932 20 10
Kode Produk : A-2046
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Indikator analisis.
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard Taman Tekno Blok E
No.10-11,BSD Sektor XI Serpong,
Tangerang - Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205(Hunting) fax:+62-
21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205(Hunting)
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Mutagenisitas pada sel nutfah, Kategori 2, H341
Karsinogenisitas, Kategori 1B, H350
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 2, H361f
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
b. Elemen label Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
H361f Diduga dapat merusak kesuburan.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum
menggunakannya.
P260 Jangan menghirup debu.
Respons
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan
nasehat/perhatian pengobatan.
Terbatas hanya untuk pengguna
profesional.
c. Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui
Bagian 3 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya. Setelah terhirup: hirup
udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit :Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
b. Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda Gejala yang
berhubungan dengan penggunaan Demam, Gangguan saluran cerna, Mual,
Muntah, gangguan kardiovaskular, Gangguan CNS Bahan memiliki efek
laksatif.
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 4 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalammenangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan
untuk penanganan yang aman Kenakan pakaian pelindung. Jangan
menghirup zat/campuran. Taati label
tindakan pencegahan.
Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.
Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan
tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat. Kering. Simpan di
tempat yang berventilasi baik. Simpan
dalam tempat terkunci atau di tempat yang
hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang
mempunyai kualifikasi atau berwenang.
Suhu yang di rekomendasikan, (Suhu
penyimpanan tidak ada batasan).
c. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada penggunaan spesifik lain yang
diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk Padat
Warna Putih
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak tersedia informasi.
pH Tidak tersedia informasi.
Titik lebur 263,7 °C Metoda: Pedoman Tes OECD 102
Titik didih/rentang didih > 450 °C
Metoda: Pedoman Tes OECD 103
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala. Sifat
mudah-menyala (padatan)
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap < 0,00001 Pa pada 50 °C Metoda:
Pedoman Tes OECD 104
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,296 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 3,36 mg/l pada 20 °C Metoda: Pedoman
Tes OECD 105
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: 0,9 Pedoman Tes OECD 107
Diperkirakan tidak ada potensi
bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri 397 °C
(auto-ignition temperature)
Metoda: Diujicoba berdasarkan Annex V
dari Peraturan
Directive 67/548/EEC.
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Tidak ada
b. Data lain
Densitas curah 350 kg/m3
Densitas curah 350 - 450 kg/m3
Ukuran partikel Ukuran rata-rata partikel 56,6 µm
Metoda: Pedoman Tes OECD 110
6. H2SO4 (SmartLab, 2019)
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : SULPHURIC ACID 95 - 98% AR
Sinonim : Hydrogen sulfate, Oil of vitriol, Chamber
acid
No. CAS : 7664-93-9
Kode HS : 2807 00 00
Kode Produk : A-1092
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Produksi bahan
kimia
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Taman Tekno Bangun Multiguna Blok
M/36,BSD Sektor XI Serpong, Tangerang -
Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205 (Hunting) , fax:
+62-21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205 (Hunting)
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian
16.
b. Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya

Kata Sinyal Bahaya


Pernyataan bahaya (s)
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan
kerusakan mata.
Pernyataan kehati-hatian (s)
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika tertelan : Basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
Bagian 3 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
b. Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Gejala yang berhubungan
dengan penggunaan Resiko kebutaan! Irritasi dan korosi, Batuk,
Napas tersengal, Mual, Muntah, Diare, nyeri
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 4 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air. Pelindung kulit
preventif Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH 0,3 pada 49 g/l 25 °C
Titik lebur -20 °C
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap Kira-kira 0,0001 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Kira-kira3,4
Densitas 1,84 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air Pada 20 °C larut, (perhatian ! pembentukan
panas)
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Kira-kira24 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Potensi mengoksidasi
b. Data lain
Suhu menyala Tidak berlaku
Densitas curah Tidak berlaku
Korosi Dapat korosif terhadap logam.
7. Fe2 (MSDS, 2013)
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Pengidentifikasi produk
No katalog 109864
Nama produk Larutan amonium besi(II) sulfat for 250 ml
c[(NH₄)₂ Fe(SO₄)₂] = 0.1 mol/l (0.1 N)
Titrisol®
Nomor Registrasi REACH Produk ini adalah suatu preparasi. Nomor
Registrasi REACH lihat bab 3.
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan
penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi Reagen untuk analisis Untuk informasi
tambahan mengenai penggunaan, silakan
rujuk ke portal Merck Chemicals
(www.merckgroup.com).
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan Merck KGaA * 64271 Darmstadt * Germany
* Phone:+49 6151 72-0
Bagian Yang Menangani LS-QHC e-mail: prodsafe@mercgroup.com
d. Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253
Bagian 2. Identifikasi bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian
16.
b. Elemen label Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
c. Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan
kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika Tertelan : Basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika Tertelan : Basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
d. Bahaya Lain
Tidak ada yang diketahui.
Bagian 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal, Mual, Muntah, Diare, nyeri,
Resiko kebutaan!
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air. Pelindung kulit
preventif Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada penggunaan spesifik lain
yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Cair
Warna Hijau
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak tersedia informasi.
pH Kira-kira 0,4 pada 20 °C
Titik lebur Tidak tersedia informasi.
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak berlaku
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas Kira-kira1,25 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air Pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Potensi mengoksidasi
b. Data lain
Korosi Dapat korosif terhadap logam.
8. KMnO4 (Menangani, 2020)
BAGIAN 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Pengidentifikasi produk
No katalog 105080
Nama produk Potassium permanganate ( kalium
permanganat ) kristal ekstra murni
Nomor Registrasi REACH Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan
ini karena bahan atau penggu naannya
dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan
Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No
1907/2006, tonase tahunan tidak
memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran
diantisipasi untuk batas waktu pendaftaran
akan datang.
No-CAS 7722-64-7
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan
penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi Bahan bakar untuk digunakan dalam
aplikasi teknis Untuk informasi tambahan
mengenai penggunaan, silakan rujuk ke
portal Merck Chemicals
(www.merckgroup.com).
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan Merck KGaA * 64271 Darmstadt * Germany
* Phone:+49 6151 72-0
Bagian Yang Menangani LS-QHC e-mail: prodsafe@mercgroup.com
d. Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253
Bagian 2. Identifikasi bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Zat oksidasi, Kategori 2, H272
Toksisitas akut, Kategori 4, Oral, H302
Korosi kulit, Kategori 1C, H314
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 2, H361d
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang, Kategori 2,
Penghirupan, Otak, H373
Bahaya akuatik akut atau jangka pendek, Kategori 1, H400
Bahaya akuatik kronis atau jangka panjang, Kategori 1, H410
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian
16.
b. Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H272 Dapat mengintensifkan api; pengoksidasi.
H302 Berbahaya jika tertelan.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan
kerusakan mata.
H361d Diduga dapat merusak janin.
H373 Dapat menyebabkan kerusakan pada organ
(Otak) melalui paparan yang lama atau
berulang jika terhirup.
H410 Sangat toksik pada kehidupan perairan
dengan efek jangka panjang.
Pernyataan Kehati-hatian Pencegahan
P221 Ambil segala langkah pencegahan untuk
menghindari percampuran dengan zat-zat
yang mudah menyala, senyawa logam
berat, asam dan basa.
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika tertelan : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
Bagian 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas),
hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Mual, Muntah
Resiko kornea berkabut.
Resiko kebutaan!
Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal
Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim
pelindung kulit. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan
tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan Kering.
Tertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan yang mudah
terbakar.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada penggunaan spesifik lain yang
diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
c. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Padat
Warna Ungu
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
Ph kira-kira 7 - 9 pada 20 g/l 20 °C
Titik lebur > 240 °C (penguraian)
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak tersedia informasi.
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala.
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap < 0,01 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 2,70 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 64 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (noktanol/air) log Pow: -1,73 (dihitung) (Lit.) Diperkirakan
tidak ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar Tidak tersedia informasi.
sendiri (auto-ignition temperature)
Suhu penguraian > 240 °C
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Bahan atau campuran ini diklasifikasikan
sebagai pengoksidasi dengan kategori 2.
d. Data lain
Densitas curah Kira-kira1.300 - 1.600 kg/m3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
a. Batang Pengaduk
b. Gelas Ukur
c. Pipet
d. Pita plat ZN
e. Rak tabung reaksi
f. Tabung Reaksi
3.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi asam basa yaitu
vitamin C1000 (sampel asam), Mylanta (sampel basa), HCL 0,1 M, Indikator PP
(Fenolftalein), dan NaOH. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
reaksi reduksi-oksidasi yaitu CuSO 4 0,5 M, plat Zn, HCl 0,1 M, Fe 2 0,1 M, H2SO4 2
M, dan KMnO4 0,1 M.
3.2. Prosedur Kerja
Pada Percobaan reaksi asam-basa dilakukan identifikasi asam basa dan
pengamatan pada reaksi antara asam dan basa. Untuk mengidentifikasi asam basa
dilakukan dengan cara disiapkan terlebih dahulu sampel asam dan basanya di
dalam dua gelas kimia kecil, kemudian dicelupkan dua kertas lakmus (merah dan
biru) pada masing-masing gelas kimia, didiamkan beberapa saat lalu diamati dan
dicatat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus. Untuk mengamati reaksi
antara asam dan basa dilakukan dengan disiapkan 0,5 ml HCl 0,1 M dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi, di tambahkan 1 tetes indikator PP, kemudian
NaOH 0,05 M tetes demi tetes sambil digoyangkan sesekali, diamati perubahan
warna yang terjadi dan dihitng banyaknya tetes penambahan NaOH hingga warna
larutan berubah, lalu hentikan penambahan NaOH ketika warna larutan tidak
berwarna lagi menjadi bening saat digoyangkan.
Pada percobaan reaksi reduksi-oksidasi dilakukan pengamatan reaksi redoks
asam sebagai oksidator dan stokiometri reaksi redoks. Untuk mengamati reaksi
redoks dilakukan dengan cara disiapkan terlebih dahulu 1 ml CuSO 4 0,5 M ke dalam
tabung reaksi, kemudian di masukkan 1 cm plat Zn ke dalam tabung reaksi, ditunggu
beberapa saat dan diamati serta dicatat perubahan yang terjadi. Untuk pengamatan
asam sebagai oksidator dilakukan dengan cara disiapkan 1 ml HCl 0,1 M ke dalam
tabung reaksi, kemudian dimasukkan 1 cm plat Zn ke tabung reaksi tersebut,
ditunggu beberapa saat dan diamati serta dicatat perubahan yang terjadi.
Pengamatan pada stokiometri reaksi redoks dilakukan dengan cara disiapkan 1 ml
Fe2 0,1 M dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml H 2SO4 2 M ke dalam
tabung, lalu ditambahkan KMnO4 0,1 M tetes demi tetes hingga diamati adanya
perubahan warna sambil digoyangkan sesekali, dan terakhir dicatat volume KMnO 4
yang diperlukan serta perubahanwarna yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


1. Percobaan Reaksi Asam dan Basa
a) Identifikasi asam dan basa
NO LARUTAN LAKMUS LAKMUS SIFAT
MERAH BIRU LARUTAN
1. You C 1000 Tidak Berubah Berubah warna Asam
menjadi lakmus
merah
2. Sirup Mylanta Berubah warna Tidak Berubah Basa
menjadi lakmus
biru
b.) Reaksi Antar Asam Basa
N PERLAKUAN HASIL
O
1. 0,5 mL Hcl 0,1 molar (± 10 tetes) Bening
2. Tambahkan 1 tetes indikator PP Putih
3. Tambahkan NaOH 0,05 molar (10 Ungu
tetes)
2. Percobaan Reaksi Reduksi Oksidasi
a) Reaksi Redoks
N PERLAKUAN HASIL
O
1. 1 mL larutan CuSO4 Biru
2. Masukkan pita plat ZN 1 cm Biru Kegelapan
b) Asam Sebagai Oksidator
N PERLAKUAN HASIL
O
1. 1 mL Hcl 0,1 molar Bening
2. Masukkan pita plat ZN 1 cm Bening keabu-abuan
c) Stoikiometri Reaksi Redoks
N PERLAKUAN HASIL
O
1. 1 mL Fe2 0,1 molar Bening
2. Tambahkan 2 mL H2SO4 2 molar Bening
3. Tambahkan KMnO4 0,1 molar tetes Ungu
demi tetes (4 tetes)
4.2 Pembahasan
Reaksi kimia adalah proses dimana zat baru, yang disebut produk, terbentuk
dari sejumlah zat asal, yang disebut sebagai reaktan. Seringkali bukti bahwa suatu
reaksi kimia terjadi dapat dilihat dengan sederhana dari adanya perubahan warna,
terbentuknya gas atau endapan, dan adanya pelepasan atau penyerapan panas.
Meskipun demikian, kadang-kadang analisis kimia memerlukan penggunaan alat
yang rumit untuk membuktikan bahwa telah terjadi reaksi kimia
Dalam praktikum kali ini dilakukan dua percobaan yaitu reaksi antara asam
dan basa dan reaksi reduksi-oksidasi. Menurut Arrhenius asam adalah substansi
yang menghasilkan ion Hidrogen (H+) ketika dilarutkan ke dalam air.

HNO3(aq) H+ (aq) + NO3- (aq)


Basa adalah Substansi yang menghasilkan ion hidroksida (OH-)ketika dilarutkan ke
dalam air
NaOH(s) Na+(aq) + OH-(aq)
Menurut Bronsted and Lowry Asam adalah Ion atau molekul yang mendonasikan
proton dalam reaksi transfer proton.

HNO3(aq) _ H3O+ (aq) + NO3- (aq)


Basa adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion OH , dengan kata lain
pembawa sifat asam adalah ion OH . jumlah ion OH yang dihasilkan oleh satu
molekul basa disebut valensi basa

NH3(aq) + H2O(l)  NH4+(aq) + OH-(aq)


Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron
atau lebih dalam suatu zat (atom, ion, atau molekul). Suatu zat pengoksidasi adalah
zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu adalah zat tereduksi. Unsur
yang mengalami oksidasi disebut reduktor (pereduksi) karena menyebabkan unsur
lain mengalami reduksi, sedangkan unsur yang mengalami reduksi disebut oksidator
(pengoksidasi) karena menyebabkan unsur lain mengalami oksidasi (Sandya, 1995).
Contoh reaksi oksidasi:
a. C(s) + O2(g)  CO2(g)
b. 4 Fe(s) + 3 O2(g)  2 Fe2O3(s)
c. Cu(s) + O2(g) CuO(s)
d. S(s) + O2(g)  SO2(g)
e. SO2(g) + O2(g)  SO3(g)
Pada reaksi di atas C mengikat O2 membentuk CO2. Demikian juga Fe, Cu,
S, dan SO 2 berturut-turut menjadi Fe2O3, CuO, SO2, dan SO3 setelah mengikat
oksigen. Jadi, C, Fe, Cu, S, dan SO2 telah mengalami reaksi oksidasi.
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron
atau lebih dalam suatu zat. Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan
elektron, dalam proses ini adalah zat oksidasi (Sandya, 1995).
Contoh reaksi reduksi:
a. 2 SO3(g)  2 SO2(g) + O2(g)
b. 2 KCIO3(aq)  2 KCI (s) + O2(g)
c. 2 KNO3 (aq))  2 KNO2(aq) + O2(g)
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, gelas kimia, pipet, pita plat
ZN, tabung reaksi, batang pengaduk, rak tabung reaksi. Adapun pada percobaan
reaksi kimi ini, digunakan bahan-bahan yaitu Sampel asam, sampel basa, larutan
HCL, indikator PP, larutan CuSO4, larutan Fe2, larutan H2SO4, larutan KMnO4,
larutan NaoH Kertas lakmus merah, , kertas lakmus biru.
a.) Identifikasi Asam Basa
Identifikasi asam-basa dengan menggunakan kertas lakmus dapat dilakukan
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan
larutan.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Basa adalah zat-zat
yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan.
Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen
(H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai
berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan
terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion
hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron
saat dimasukkan ke dalam air.
b.) Reaksi antar Asam Basa
Reaksi penetralan merupakan reaksi yang terjadi antara asam dan basa.
Reaksi asam basa dalam medium air biasanya menghasilkan garam dan air, yang
merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu
anion selain OH- atau O2-.
c.) Reaksi Reaksi Reduksi Oksidasi
Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi
(keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Oksidasi menjelaskan
pelepasan electron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reduksi menjelaskan
penambahan electron oleh sebuah molekul, atom atau ion.
d.) Asam sebagai Oksidator
Oksidator adalah spesies kimia yang memindahkan atom elektronegatif,
biasanya oksigen, ke dalam substrat. Pembakaran, ledakan pada umumnya,
dan reaksi redoks organik melibatkan reaksi perpindahan atom.
e.) Stoikiometri Redoks
Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang hubungan
kuantitatif yang ada antara pereaksi (reaktan) dan produk (hasil reaksi) dalam suatu
reaksi kimia.
Pada percobaan Identifikasi Asam Basa, lakmus merah dan biru mengalami
perubahan warna di karenakan lakmus tersebut bereaksi dengan larutan.

Kurva Asam dan Basa


BAB V
KESIMPULAN
Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih pereaksi
yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda
dengan pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu
reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi (Bahri et al., 2013).
Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion
H+ dan OH (teori Arrhenius), akseptor-donor ion proton (H+ , teori Bronsted-
Lowry), akseptor-donor pasangan elektron (teori asam-basa Lewis), atau akseptor-
donor ion oksida (O2) (Bahri et al., 2013).
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron
antara reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan oksidasi.
Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain:
adanya gas sebagai produk reaksi; adanya endapan; perubahan pH larutan;
perubahan warna larutan; atau perubahan suhu larutan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi asam basa yaitu
vitamin C1000 (sampel asam), Mylanta (sampel basa), HCL 0,1 M, Indikator PP
(Fenolftalein), dan NaOH. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
reaksi reduksi-oksidasi yaitu CuSO 4 0,5 M, plat Zn, HCl 0,1 M, Fe 2 0,1 M, H2SO4 2
M, dan KMnO4 0,1 M.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, D. S., Si, M., Nurhaeni, D., Si, S., Pelaksana, U., & Upt, T. (2013). Penuntun
Praktikum Kimia dasar ii. 1–35.
Menangani, B. Y. (2020). Lembaran data keselamatan bahan. 1253(1907), 1–15.
MSDS. (2013). Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1253(1907), 1–7.
Ninhidrin. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN. Lembat Data
Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
Peraturan (UE). (2013). Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1907, 1–7.
Ratulani, J. (2017). Kimia Dasar: Teori dan Latihan.
Sandya. (1995). Reaksi kimia. Kimia DASAR L. Erlangga.Jakarta
SmartLab. (2019a). Copper Sulphate Pentahydrate. Material Safety Data Sheet,
1907, 1–10.
SmartLab. (2019b). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN. Lembat Data
Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
UE. (2017). Seng (Zn). 1253(1907), 1–13.
Ulfah Fahjriati. (2017). Penerapan model problem solving pada materi reaksi redoks
dalam meningkatkan hasil belajar siswa di mas darul ihsan aceh besar.
LAMPIRAN

Lampiran 1 :
A. Alat

No Nama Alat Gambar Fungsi


1. Gelas Kimia Untuk mengukur volume larutan
ataupun bahan yang tidak
memerlukan ketelitian yang
tinggi.Sebagai wadah untuk
menyimpan serta membuat larutan.

2. Sebagai bahan tambahan untuk


mengetahui laju reaksi

Pita plat ZN

3. Tabung Reaksi Sebagai tempat untuk mereaksikan


bahan kimia

4. Pipet Membantu memudahkan cairan dari


wadah yang satu ke wadah yang lain
dalam jumlah yang sangat kecil tetes
demi tetes.

5.
Untuk mengaduk larutan.
Batang
Pengaduk
6. Untuk menyimpan tabung reaksi.
Rak tabung
reaksi

B. Bahan

No Nama Bahan Gambar Sifat Fisika Sifat Kimia


1. Kertas
Lakmus
Merah

2.

Kertas
lakmus Biru

3. HCL - Cairan tidak - Mudah larut dalam pelarut


berwarna
air (mengeluarkan panas)
- Memiliki titik
didih -85% - Reaksi hidroklorinasi etil
- Mudah larut
alkohol:
dalam air
C2H5OH + HCL C2H5CL + H2O
4. Indikator PP - Cairan yang - Mudah larut dalam metanol,
tidak berbau
dietil eter, serta larut dalam
dan tidak
berasa aseton.
- Tidak
- Bahan ini berbahaya jika
berwarna
- Memiliki titik terkena kulit
didih rendah
- Bahan ini tidak korosif untuk
78.50C dan
titik leleh kulit
0
-144,1 C
- Mudah larut
dalam air
5. CuSO4 - Wujud : Padat - Pada suhu 650 °C, Tembaga
- Berat
Sulfat Pentahydrate akan
molekul : 143,09
g/mol terdekomposisi
- Warna : biru
menjadi tembaga (II) oksida
pentahydrat
- Titik leleh : (CuO) dan belerang trioksida
110 oC
(SO3).
- Titik titik didih :
1800 oC - Warna Tembaga
SulfatPentahydrate yang
berwarna biru berasal dari
hidrasi air. Ketika tembaga
(II) sulfat dipanaskan
dengan api, maka
kristalnya akan terdehidrasi
dan berubah warna menjadi
hijau abu-abu.
- Tembaga Sulfat
Pentahydrate bereaksi
dengan asam klorida. Pada
reaksi ini, larutan tembaga
(II) yang warnanya biru akan
berubah menjadi hijau
karena pembentukan
tetraklorokuprat (II):
Cu2+ + 4 Cl– → CuCl4-2
6. Fe2 - Pada suhu - Unsur besi bersifat
kamar
elektropositif yaitu mudah
berwujud
padat, melepaskan elektron.
mengkilap dan
Karena sifat inilah bilangan
berwarna
keabu-abuan. oksidasi besi bertanda
positif.
- Merupakan
logam - Besi dapat memiliki biloks
feromagnetik
2, 3, 4 dan 6. Hal ini
karena
memiliki disebabkan karena
empat elektron
perbedaan energi
tidak
berpasangan elekktron pada subkulit 4s
- pada orbitan
dan 3d cukup kecil,
Merupakan sehingga elektron pada
penghantar
subkulit 3d juga terlepas
panas yang
baik. ketika terjadi ionisasi selain
elektron pada subkulit 4s.
- Logam murni besi sangat
reaktif secara kimiawi dan
mudah terkorosi,
khususnya di udara yang
lembab atau ketika
terdapat peningkatan suhu.
7. H2SO4 - Wujud liquid Asam sulfat dapat larut dalam
- Tidak air, alkohol dan eter
memiliki
warna
- Mempunyai
titik didih
3400C
- Larut dalam
air
8. KMnO4 - Berbentuk Mudah larut dalam metanol,
padat aseton, sebagian larut dalam
- Memiliki bau
dan rasa air dingin, air panas, larut
manis dalam asam sulfat
- Memiliki
warna ungu
9. NaoH - Rumus Kimia Senyawa ini bila di reaksikan
: NaOH Dengan (HCl) asam klorida
- Bentuk :
Padat akan terbentuk
- Berat garam dan air.
Molekul : 40
g/mol NaOH + HCl → NaCl + H2O
- Titik Didih :
3180C
Lampiran 2
Diagram Alir
a.) Percobaan Pertama

Identifikasii.Asam Basa

-Disiapkan 2 sampel yaitu sampel asam dan basa di gelas kimia


kecil.
-Dicelupkan kertas lakmus merah dan biru kedalam gelas kimia.
-Ditunggu berapa menit, dan perhatikan perubahan warna yang
terjadi pada lakmus tersebut

HASIL

b.) Percobaan Kedua

Reaksi antar Asam


Basa

-Disiapkan 0,5 mL Hcl


-Dimasukkan kedalam tabung reaksi
-Ditambahkan 1 tetes indikator PP
-Ditambahkan NaOH 0,05 Molar
-Diamati perubahan warna yang terjadi pada sampel tersebut

HASIL

c.) Percobaan Ketiga

Reaksi Redoks

-Disiapkan 1 mL Larutan CuSO4 0,05 molar


-Ditambahkan pita plat ZN 1 cm
-Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan
tersebut

HASIL
d.) Percobaan Keempat

Asam Sebagai
Oksidator

-Disiapkan 1 mL Hcl 1 M
-Ditambahkan pita plat ZN 1 cm
-Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan

HASIL

e.) Percobaan Kelima

Stoikiometri Redoks

-Disiapkan 1 mL Fe2 0,2 Molar

-Ditambahkan 2 mL H2sO4
-Ditambahkan 1 mol KMnO4
-Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan

HASIL
Lampiran 3 :
Prosedur Kerja
1. Percobaan Reaksi Asam dan Basa
a.) Identifikasi Asam Basa

Siapkan 2 Kemudian Tunggu


sampel asam Pada masing- beberapa saat
dan basa di masing gelas kemudian catat
dalam gelas kimia perubahan
kimia kecil dicelupkan 2 warna yang
kertas lakmus terjadi pada
yang berbeda kertas lakmus
yaitu lakmus
merah dan
lakmus biru

b.) Reaksi Antara Asam dan Basa

Siapkan 0,5 kemudian setelah itu


mililiter HCL 0,1 ditambahkan 1 tambahkan
Molar atau tetes indikator NaoH 0,05
kurang lebih 10 PP molar setetes
tetes kedalam demi setetes
tabung reaksi sambil di
goyangkan
sesekali
2. Reaksi Reduksi-Oksidasi
a.) Reaksi Redoks

Siapkan 1 kemudian tunggu


mililiter larutan masukkan 1 cm beberapa saat
CuSO4 0,05 pita plat ZN kemudian catat
molar kedalam kedalam perubahan
suatu tabung tabung reaksi yang terjadi
reaksi

b.) Asam Sebagai Oksidator

Siapkan 1 kemudian tunggu


mililiter larutan Masukkan 1 cm beberapa saat
HCL 0,1 molar pita plat ZN kemudian catat
kedalam kedalam perubahan
tabung reaksi tabung reaksi yang terjadi
c.) Stoikiometri Reaksi Redoks

Siapkan 1 kemudian lalu tambahkan


mililiter Fe2 0,1 tambahkan 2 kmno4 0,1
molar kedalam mililiter H2SO4 molar tetes
tabung reaksi 2 molar demi tetes
kedalamnya sampai ada
perubahan
warna sambil di
kocok

catat volume
KMnO4 yang
diperlukan
serta
perubahan
warna yang
terjadi

Anda mungkin juga menyukai