Reaksi Kimia
Oktaviani Kahar
821420006
COVER.................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................3
1.2.Tujuan Percobaan.............................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................5
2.1. Dasar Teori........................................................................................5
2.2.MSDS Bahan.....................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................36
3.1. Alat dan Bahan................................................................................36
3.1.1. Alat........................................................................................36
3.1.2. Bahan....................................................................................36
3.2. Prosedur Kerja.................................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................38
4.1. Hasil Pengamatan...........................................................................38
4.2. Pembahasan...................................................................................39
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN..........................................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Ilmu kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari
komposisi, struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami materi
dalam prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan
(Ratulani, 2017).
Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih
pereaksi yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang
berbeda dengan pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan
menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi (Bahri et al.,
2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita
menginginkan membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi,
sifat pereaksi dan katalis. Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan
memvariasi salah satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan
mengendalikan faktor lainnya. Laju reaksi serta faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari kinetika kimianya.
Informasi konstanta laju reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat
digunakan untuk merancang alat pabrik maupun perancang reaktor dalam
proses produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi terhadap
pereaksi perlu dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika
diinginkan mensintesis senyawa dalam skala industri.
Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi
asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi asam-basa merupakan reaksi
kimia yang melibatkan netralisasi ion H+ dan OH (teori Arrhenius), akseptor-
donor ion proton (H+, teori Bronsted-Lowry), akseptor-donor pasangan elektron
(teori asam-basa Lewis), atau akseptor-donor ion oksida (O2).
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer
elektron antara reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan
oksidasi. Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia
antara lain: adanya gas sebagai produk reaksi; adanya endapan; perubahan pH
larutan; perubahan warna larutan; atau perubahan suhu larutan.
Asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti
diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa
asam dan basa saling menetralkan.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi senantiasa mengalami
perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar
abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan
unsur atau senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan
oksigen dari senyawa. Oksidasi, penggabungan oksigen dengan
unsur/senyawa. Reduksi, pelepasan oksigen dari senyawanya (Ulfah Fahjriati,
2017).
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami reaksi kimia dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih pereaksi
yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda
dengan pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu
reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi (Bahri et al., 2013).
Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion
H+ dan OH (teori Arrhenius), akseptor-donor ion proton (H+ , teori Bronsted-
Lowry), akseptor-donor pasangan elektron (teori asam-basa Lewis), atau akseptor-
donor ion oksida (O2) (Bahri et al., 2013).
Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron
antara reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan oksidasi.
Perubahan-perubahan yang dapat diamati dalam suatu reaksi kimia antara lain:
adanya gas sebagai produk reaksi; adanya endapan; perubahan pH larutan;
perubahan warna larutan; atau perubahan suhu larutan.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi senantiasa mengalami
perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar abad ke-
18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan unsur atau
senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawa.
Oksidasi, penggabungan oksigen dengan unsur/senyawa. Reduksi, pelepasan
oksigen dari senyawanya (Ulfah Fahjriati, 2017).
Contoh:
1. Reaksi oksidasi:
2Zn (s) + O2(g) → 2ZnO (s)
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O (g)
2. Reaksi reduksi:
2PbO2(g) → 2PbO (s) + O2(g)
2CuO (s) → 2Cu (s) + O2(s)
2.2 MSDS Bahan
1. HCl (Ninhidrin, 2019)
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : HYDROCHLORIC ACID 37% AR
Sinonim : Hydrogen Chloride Solution, Muriatic Acid
No. CAS : 7647-01-0
Kode HS : 2806 10 00
Kode Produk : A-1050
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Produksi bahan
kimia
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Taman Tekno Bangun Multiguna Blok
M/36,BSD Sektor XI Serpong, Tangerang -
Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-2175880205 (Hunting), fax: +62-
21-7588 0198
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1B, H314
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal, Kategori 3, Sistem
pernapasan, H335
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
b. Elemen label Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya
Pencegahan
Respons
Bahaya
Pernyataan Bahaya
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
Kata sinyal
Awas
Pernyataan Bahaya
H315 Menyebabkan iritasi kulit.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P302 + P352 Jika terkena kulit: Cuci dengan banyak
sabun dan air.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata: Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
Bagian 4 Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup : Hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah terjadi kontak dengan mata: Basuh dengan air yang banyak.
Hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda efek iritan
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Bukan wadah aluminium, timah atau seng.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH Kira-kira 13 pada 20 °C
Titik lebur Tidak tersedia informasi.
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,01 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri Tidak berlaku
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Tidak ada.
b. Data lain
Suhu menyala Tidak berlaku
5. Indikator PP (SmartLab, 2019)
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : PHENOLPHTHALEIN INDICATOR
Sinonim : 3,3-Bis(4-hydroxyphenyl)-1(3H)- isobenzo
furanone;3,3Bis (phydroxyphenyl) phthalide;
Agoral; Alophen; alpha-(p-Hydroxyphenyl)-
alpha-(4-oxo-2,5-cyclohexadien-1- ylidene)-
o-toluic acid; alpha Di (phydroxyphenyl)
phthalide; Colax; Correctol; Dialose Ex-Lax
No. CAS : 77-09-8
Kode HS : 2932 20 10
Kode Produk : A-2046
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Indikator analisis.
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard Taman Tekno Blok E
No.10-11,BSD Sektor XI Serpong,
Tangerang - Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205(Hunting) fax:+62-
21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205(Hunting)
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Mutagenisitas pada sel nutfah, Kategori 2, H341
Karsinogenisitas, Kategori 1B, H350
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 2, H361f
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
b. Elemen label Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
H361f Diduga dapat merusak kesuburan.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum
menggunakannya.
P260 Jangan menghirup debu.
Respons
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan
nasehat/perhatian pengobatan.
Terbatas hanya untuk pengguna
profesional.
c. Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui
Bagian 3 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya. Setelah terhirup: hirup
udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit :Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.
b. Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda Gejala yang
berhubungan dengan penggunaan Demam, Gangguan saluran cerna, Mual,
Muntah, gangguan kardiovaskular, Gangguan CNS Bahan memiliki efek
laksatif.
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 4 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalammenangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan
untuk penanganan yang aman Kenakan pakaian pelindung. Jangan
menghirup zat/campuran. Taati label
tindakan pencegahan.
Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.
Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan
tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat. Kering. Simpan di
tempat yang berventilasi baik. Simpan
dalam tempat terkunci atau di tempat yang
hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang
mempunyai kualifikasi atau berwenang.
Suhu yang di rekomendasikan, (Suhu
penyimpanan tidak ada batasan).
c. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada penggunaan spesifik lain yang
diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk Padat
Warna Putih
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak tersedia informasi.
pH Tidak tersedia informasi.
Titik lebur 263,7 °C Metoda: Pedoman Tes OECD 102
Titik didih/rentang didih > 450 °C
Metoda: Pedoman Tes OECD 103
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala. Sifat
mudah-menyala (padatan)
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap < 0,00001 Pa pada 50 °C Metoda:
Pedoman Tes OECD 104
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,296 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 3,36 mg/l pada 20 °C Metoda: Pedoman
Tes OECD 105
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: 0,9 Pedoman Tes OECD 107
Diperkirakan tidak ada potensi
bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri 397 °C
(auto-ignition temperature)
Metoda: Diujicoba berdasarkan Annex V
dari Peraturan
Directive 67/548/EEC.
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Tidak ada
b. Data lain
Densitas curah 350 kg/m3
Densitas curah 350 - 450 kg/m3
Ukuran partikel Ukuran rata-rata partikel 56,6 µm
Metoda: Pedoman Tes OECD 110
6. H2SO4 (SmartLab, 2019)
a. Mengidentifikasi Produk
Nama Produk : SULPHURIC ACID 95 - 98% AR
Sinonim : Hydrogen sulfate, Oil of vitriol, Chamber
acid
No. CAS : 7664-93-9
Kode HS : 2807 00 00
Kode Produk : A-1092
Merek : SMART-LAB
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Produksi bahan
kimia
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Taman Tekno Bangun Multiguna Blok
M/36,BSD Sektor XI Serpong, Tangerang -
Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205 (Hunting) , fax:
+62-21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205 (Hunting)
Bagian 2 – Identifikasi Bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian
16.
b. Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan
kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika Tertelan : Basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika Tertelan : Basuh mulut. Jangan
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
d. Bahaya Lain
Tidak ada yang diketahui.
Bagian 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal, Mual, Muntah, Diare, nyeri,
Resiko kebutaan!
c. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi dan rendam di dalam air. Pelindung kulit
preventif Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada penggunaan spesifik lain
yang diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
a. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Cair
Warna Hijau
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak tersedia informasi.
pH Kira-kira 0,4 pada 20 °C
Titik lebur Tidak tersedia informasi.
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak berlaku
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak berlaku
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas Kira-kira1,25 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air Pada 20 °C larut
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Potensi mengoksidasi
b. Data lain
Korosi Dapat korosif terhadap logam.
8. KMnO4 (Menangani, 2020)
BAGIAN 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Pengidentifikasi produk
No katalog 105080
Nama produk Potassium permanganate ( kalium
permanganat ) kristal ekstra murni
Nomor Registrasi REACH Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan
ini karena bahan atau penggu naannya
dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan
Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No
1907/2006, tonase tahunan tidak
memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran
diantisipasi untuk batas waktu pendaftaran
akan datang.
No-CAS 7722-64-7
b. Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi dan
penggunaan yang disarankan terhadap
Penggunaan yang teridentifikasi Bahan bakar untuk digunakan dalam
aplikasi teknis Untuk informasi tambahan
mengenai penggunaan, silakan rujuk ke
portal Merck Chemicals
(www.merckgroup.com).
c. Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan Merck KGaA * 64271 Darmstadt * Germany
* Phone:+49 6151 72-0
Bagian Yang Menangani LS-QHC e-mail: prodsafe@mercgroup.com
d. Nomor telepon darurat Customer Call Centre : + 62 0800 140 1253
Bagian 2. Identifikasi bahaya
a. Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Zat oksidasi, Kategori 2, H272
Toksisitas akut, Kategori 4, Oral, H302
Korosi kulit, Kategori 1C, H314
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 2, H361d
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang, Kategori 2,
Penghirupan, Otak, H373
Bahaya akuatik akut atau jangka pendek, Kategori 1, H400
Bahaya akuatik kronis atau jangka panjang, Kategori 1, H410
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian
16.
b. Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Piktogram bahaya
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H272 Dapat mengintensifkan api; pengoksidasi.
H302 Berbahaya jika tertelan.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan
kerusakan mata.
H361d Diduga dapat merusak janin.
H373 Dapat menyebabkan kerusakan pada organ
(Otak) melalui paparan yang lama atau
berulang jika terhirup.
H410 Sangat toksik pada kehidupan perairan
dengan efek jangka panjang.
Pernyataan Kehati-hatian Pencegahan
P221 Ambil segala langkah pencegahan untuk
menghindari percampuran dengan zat-zat
yang mudah menyala, senyawa logam
berat, asam dan basa.
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian
pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 Jika tertelan : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 Jika terkena mata : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera
hubungi sentra informasi keracunan atau
dokter/tenaga medis.
Bagian 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
a. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas),
hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.
b. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Mual, Muntah
Resiko kornea berkabut.
Resiko kebutaan!
Irritasi dan korosi, Batuk, Napas tersengal
Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi.
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim
pelindung kulit. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan
tersebut.
b. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan Kering.
Tertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan yang mudah
terbakar.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
c. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan, tidak ada penggunaan spesifik lain yang
diantisipasi.
Bagian 5. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
c. Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk Padat
Warna Ungu
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
Ph kira-kira 7 - 9 pada 20 g/l 20 °C
Titik lebur > 240 °C (penguraian)
Titik didih Tidak tersedia informasi.
Titik nyala Tidak tersedia informasi.
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala.
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap < 0,01 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 2,70 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 64 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (noktanol/air) log Pow: -1,73 (dihitung) (Lit.) Diperkirakan
tidak ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar Tidak tersedia informasi.
sendiri (auto-ignition temperature)
Suhu penguraian > 240 °C
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak.
Sifat oksidator Bahan atau campuran ini diklasifikasikan
sebagai pengoksidasi dengan kategori 2.
d. Data lain
Densitas curah Kira-kira1.300 - 1.600 kg/m3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bahri, D. S., Si, M., Nurhaeni, D., Si, S., Pelaksana, U., & Upt, T. (2013). Penuntun
Praktikum Kimia dasar ii. 1–35.
Menangani, B. Y. (2020). Lembaran data keselamatan bahan. 1253(1907), 1–15.
MSDS. (2013). Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1253(1907), 1–7.
Ninhidrin. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN. Lembat Data
Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
Peraturan (UE). (2013). Lembaran Data Keselamatan Bahan Glukosa. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1907, 1–7.
Ratulani, J. (2017). Kimia Dasar: Teori dan Latihan.
Sandya. (1995). Reaksi kimia. Kimia DASAR L. Erlangga.Jakarta
SmartLab. (2019a). Copper Sulphate Pentahydrate. Material Safety Data Sheet,
1907, 1–10.
SmartLab. (2019b). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN. Lembat Data
Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
UE. (2017). Seng (Zn). 1253(1907), 1–13.
Ulfah Fahjriati. (2017). Penerapan model problem solving pada materi reaksi redoks
dalam meningkatkan hasil belajar siswa di mas darul ihsan aceh besar.
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
A. Alat
Pita plat ZN
5.
Untuk mengaduk larutan.
Batang
Pengaduk
6. Untuk menyimpan tabung reaksi.
Rak tabung
reaksi
B. Bahan
2.
Kertas
lakmus Biru
Identifikasii.Asam Basa
HASIL
HASIL
Reaksi Redoks
HASIL
d.) Percobaan Keempat
Asam Sebagai
Oksidator
-Disiapkan 1 mL Hcl 1 M
-Ditambahkan pita plat ZN 1 cm
-Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan
HASIL
Stoikiometri Redoks
-Ditambahkan 2 mL H2sO4
-Ditambahkan 1 mol KMnO4
-Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada larutan
HASIL
Lampiran 3 :
Prosedur Kerja
1. Percobaan Reaksi Asam dan Basa
a.) Identifikasi Asam Basa
catat volume
KMnO4 yang
diperlukan
serta
perubahan
warna yang
terjadi