Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1. JUDUL

Variasi Kontinyu Dan Stokiometri

2. RUMUSAN MASALAH

1.bagaimana salah satu cara termudah untuk mempelajari stoikiometri beberapa


reaksi ?

2. bagaimana cara menentukan temperatur optimum beberapa reaksi stoikiometri


sistem ?

3.TUJUAN

1.Mahasiswa dapat mengamati salah satu cara termudah untuk mempelajari


stokiometri beberapa reaksi.

2.Mahasiswa dapat menentukan temperature optimum beberapa reaksi stokiometri


sistem.

4.MANFAAT

1. agar dapat mengetahui salah satu cara termudah untuk mempelajari stoikiometri
beberapa reaksi

2. agar kita dapat mengetahui cara menentukan temperatur optimum beberapa


reaksi stoikiometri sistem
BAB II

KAJIAN TEORI

Dasar percobaan ini adalah metode JOB atau metode variasi kontinyu. Dalam
metode ini dilakukan sederetan pengamatan yang kuantitas moral totalnya sama,
tetapi masing-masing kuantitas moralnya berubah-ubah (bervariasi). Salah satu
sifat fisika tertentu dipilih massa, volume, suhu, dan daya serap. Oleh karena itu
kuantitas pereaksinya berlainan maka perubahan sifat fisika yang diamati (diukur)
terhadap kuantitas peraksinya. Maka akan di peroleh suatu titik maksimum atau
minimum yang sesuai dengan titik stokiometri system yaitu menyatakan
perbandingan pereksi-pereaksi dalam senyawa. Stokiometri menjadi bagian yang
terpenting dalam merencanakan suatu eksperimen maupun industry, dengan
stokiometri dapat memperhitungkan jumlah hasinya.(Harijono,1987:103)

Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel dari zat yang


terlibat dalam reaksi oleh karna itu dalam 1 mol setiap zat mengandung jumlah
partikel yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama dengan
perbandingan jumlah mol. Jadi koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah
zat 1 mol, zar yang terlibat dalam reaksi.
Banyaknya zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam reaksi kimia dapat
dihitung dengan menggunakn persamaan reaksi setara apabila salah satu jumlah
mol salah satu zat diketahui maka jumlah mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat
ditentukan.
Konsentrasi pereaksi dibuat sehingga pada setiap percobaan jumlah mol
pereaksi totalnya sama dengan 1,2 x 10-2 dan jumlah volume totalnya sama
dengan 50,0 ml, tetapi untuk deret itu seluruhnya jumlah mol AgNO3 bervariasi
dari 1,2 x 10-3 – 10,8 x 10-3 dan jumlah mol K2CrO4 bervariasi dari10,8 x 10-3
sampai 1,2 x 10-3. (Achmad,1996:2)
Sesudah kuantitas-kuantitas pereaksi itu dicampur, maka endapan yang terjadi
disaring kemudian dicuci, lalu dikeringkan dan di timbang masa endapan dari
setiap percobaan yang tertera dalam daftar 2. Bila digambarkan endapan terhadap
jumlah mol AgNO3 maka akan diperoleh grafik atau gambar.
Ag+ satu CrO42- stokiometri sistem dapa ditulis dengan persamaan sebagi
berikut:
2 Ag(aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
Banyak reaksi yang berlagsung dalam bentuk larutan. Banyaknya zat terlarut
dalam suatu larutan dapat diketahui, jika kadar atau konsentrsi larutan diketahui.
Salah satu cara termudah untuk mempelajari stokiometri beberapa reaksi dapat
digunakan metode stokiometri asam basa diman stokiometri reaksi dapat
ditentukan dari titk perubahan kalor maksimum yak dengan cara menyalurkan
temperature terhadap komposisi campuran.(Sutrisno,1986:247)
Persamaan yang biasa digunakan untuk mencari kemolaran dalam stokiometri
larutan:
M= n/v mol L-1 atau M= n/v. m mol ML-1

Stokiometri asam basa


Asam suatu senyawa yang mengandung nitrogen yang larut dalam air untuk
menghasilkan ion hydrogen (H+ - proton). Dalam larutan ion hydrogen tidak
berada pada bentuknya sendiri didalam larutan tetapi bergabung dengan molekul
air untuk menghasil ion hidroksium, ion ini hanya dapat ada dalam larutan
sehingga suatu asam hanya akan memperhatikan sifatnya bila asam dilarutkan,
asam encer mempunyai rasa masam lebih kecil dari 7 dan merubah lakmus biru
menjadi merah. Asam bereaksi dengan logam yang terletak diatas hydrogen pada
deret elektrokimia untuk menghasilkan gas:
H2SO4(aq) + Mg(S) MgSO4(aq) + H2 (g)
Basa suatu zat yang akan menetralkan suatu asam dengan menerima ion
hydrogen. Basa adalah zat kimia yang berlawanan dengan asam. Basa umunya
adalah oksida dan hidroksida logam namun ammonia juag suatu basa. Zat yang
mempunyai sifat-sifat sutu basa dikatakan sifat basa. Basa yang larut dalam air
dikatakan alkali. Amaonia dihasilkan ketika suatu basa dipanaskan dengan garam
ammonium.(Syukri,1999:29)
Alkali suatu basa biasanya dihidroksida dari suatu logam dari golongan I A,
atau II A. adapun pada table berkala yang larut dalam air menghasilkan ion
hidroksida (OH-), dalam larutan kedua golongan ini membentuk larutan alkali.
Larutan alkali adalah sebutan unuk larutan yang terbentuk ketika suatu basa
larutan dalam air untuk membentuk larutan mengandung lebih banyak hidroksida
dari pada ion hydrogen. Larutan alkalin dari basa yang nereaksi dengan dedikit
logam misaknya, Zink almunium menghasilkan gas hydrogen.
2 Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(I) 2NaAl (OH)4(aq) + 3H2(g)
(alumunium) (natrium hidroksida) (air) (natrium aluminat) (hydrogen)
BAB III

METODE PERCOBAAN

1.TEMPAT DAN WAKTU

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat,27 oktober 2017 pada pukul
13:00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium kimia Universitas
Negeri Gorontalo.

2. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT
 Gelas kimia, berfungsi untuk wadah dari suatu larutan.

 Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan.

 Thermometer, berfungsi untuk mengukur suhu suatu benda/zat.


 Pengaduk, berfungsi untuk mengaduk suatu larutan.

3.BAHAN

 CuSO4 1 M (tembaga sulfat)


Kategori : Khusus
Sifat fisik : berupa cairan, berwarna putih atau kuning
Sifat kimia : larut dalam air, sebagai cairan dan hidrasi bereaksi
Dengan logam Zn dan bersifat higroskopis
 NaOH 2 M
Kategori : khusus
Sifat fisik : massa molar 39,9971 g/mol, Densitas 2,1 g/cm3, titik lebur
Lebur 318 derajat celcius, titik didih 1390 derajat celcius
Kelarutan dalam air 111 g/mol, kebasaan 2,43
Sifat kimia : berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan
Atau batang atau bentuk lain, membentuk basa kuat bila
Dilarutkan dalam air
 HCl 1 M
Kategori : khusus
Sifat fisik : massa atom 36,45, massa jenis 3,21 g/cm3,
kalor jenis 0,115 kal/gr
Sifat kimia : pada suhu kamar HCL berbentuk gas yang tidak berwarna
Berbau tajam, akan berasap tebal diudara lembab,
Oksidator kuat
 NaOH 1 M
Kategori : khusus
Sifat fisik : memiliki wujud padat pada suhu padat
Sifat kimia : senyawa ini dapat bereaksi dengan asam kuat dan asam
lemah
3. PROSEDUR KERJA
1. Stokiometri sistem CuSO4 1 M dan NaOH 2 M
a. Larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M

20 ml NaOH

Memasukan kedalam gelas kimia (gelas plastic)

Mencatat temperaturnya

mengaduk

Menambahkan 5 ml larutan CuSO4 yang diketahui


temperature awalnya.

Mengamati temperature dari campuran larutan CuSO4

20 ml NaOH + 5 ml
CuSO4

Bersuhu: 320 C

b. Larutan 1 ml NaOH dan 15 ml CuSO4

5 ml NaOH

memasukan kedalam gelas kimia (gelas plastik)

Mencatat temperaturnya

mengaduk

Menambahkan 5 ml larutan CuSO4 yang diketahui


temperature awalnya
Mengamati temperature larutan campuran CuSO4

5 ml NaOH + 5 ml
CuSO4

Bersuhu 340 C
c. Larutan 5 ml NaOH dan 20 ml CUSO4

20 ml CuSO4

Memasukan dalam gelas kimia (gelas plastic)

Mencatat temperaturnya

mengaduk

Menambahkan 5 ml larutan CuSO4 yang diketahui


temperature awalnya

Mencatat temperatur larutan campuran CuSO4

20 ml CuSO4 + 5 ml
NaOH

Bersuhu 330 C

d. Larutan 15 ml NaOH dan ml CuSO4

15 ml NaOH

Memasukan kedalam gelas kimia (gelas plastic)

Mencatat temperaturnya

mengaduk

Menambahkan 5 ml larutan CuSO4 yang diketahui


temperature awalnya.

Mencatat temperature larutan campuran CuSO4

15 ml NaOH + 5
ml CuSO4

Bersuhu 330 C
10 ml CuSO4

memasukan kedalam gelas kimia (gelas plastic)

Mencatat temperaturnya

mengaduk

Menambahkan 5 ml larutan CuSO4 yang diketahui


temperature awalnya

Mencatat temperature campuran larutan CuSO4

10 ml CuSO4 + 5 ml CuSO4

Bersuhu 330 C
2. Stokiometri asam basa

2,5-5-7,5-10 dan 2,5-5-7,5-10 dan

12,5 ml NaOH 12,5 ml NHCl

Memasukan kedalam 5 gelas Memasukan kedalam 5 gelas


piala piala

mengukur mengukur

mencatat
mencatat

Mengambil harga rata-rata Mengambil harga rata-rata

Mencampur kedua larutan

2,5-5-7,5-10 dan 12,5 ml


NaOH + 2,5-5-7,5-10
dan 12,5 NHCl

Mencampur sehingga campuran larutan asam


dan basa ini selalu tetap yaitu 15 ml

Mencatat perubahan temperatur

Mencatat sebagai temperature ahir

Membuat grafik

Grafik hubungan
antar TM CuSO4 dan
volume CuSO4
Bab IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENGAMATAN
Pengukuran Suhu
1. Stokiometri CuSO4-NaOH

TM
NaOH-CuSO4 TA ∆T
NaOH CuSO4
20 5 320 C 330C 320C 0,50C
15 10 310 C 320C 320C -0,50C
1 15 310 C 320C 320C -0,50C
5 20 320 C 320C 340C 00C

Pengukuran Suhu
BERAT AWAL BERAT
NaOH-CuSO4
NaOH CuSO4 CAMPURAN
20 5 19,7351 gram 3,9888 gram 23,1311 gram
15 10 14,0119 gram 8,8806 gram 21,5635 gram
1 15 2,0916 gram 14,2527 gram 16,0020 gram
5 20 4,4084 gram 19,1309 gram 22,4530 gram
2. Sokiometri asam basa NaOH-HCL
Pengukuran Suhu
NaOH-HC TM TA ∆T
NaOH HCL
12,5 2,5 330C 350C 350C 20C
2,5 12,5 330C 340C 340C 10C

Pengukuran Berat
NaOH-HCL Berat Awal Berat Cmapuran
NaOH HCL
12,5 2,5 11,6468 gram 2,630 gram 13,7955 gram
2,5 12,5 2,31 gram 11,91 gram 13,53 gram
2.pembahasan
1. Stokiometri sistem NaOH - CuSO4

a).menghitung jumlah mol campuran larutan CuSO4 dan NaOH

(1). 20 ml NaOH dan 5 ml CuSO4

Mmol NaOH = V.M

= 20 ml . 2 mol/ L

= 40 mmol

Mol = 40 𝑥 10−3 mol

Mmol CuSO4 = V. M

= 5 ml . 1 mol/ L

= 5 mmol

Mol = 5 𝑥 10−3 mol

Jumlah mol yang bereaksi

NaOH + CuSO4 →NaSO4 + CuOH

Mula- mula = 10 5

Bereaksi =5 5

Setimbang = 5 0
(2). 15 ml NaOH dan 10 ml CuSO4

Mmol NaOH = V. M

= 15 ml . 2 mol/L

= 30 mmol

Mol = 30 𝑥 10−3 mol

Mmol CuSO4 = V . M

= 10 ml . 1 mol/L

= 10 mmol

Mol = 10 𝑥 10−3 mol

Jumlah mol yang bereaksi

NaOH + CuSO4 → NaSO4 + CuOH

Mula-mula = 30 10

Bereaksi = 10 10

Setimbang = 20 0
(3). 10 ml NaOH dan 15 ml CuSO4

Mmol NaOH = V . M

= 10 ml . 2 mol/L

= 20 mmol

Mol = 20 𝑥 10−3 mol

Mmol CuSO4 =V.M

= 15 ml . 1 mol/L

= 15 mmol

Mol = 15 𝑥 10−3 mol

Jumlah mmol yang bereaksi

NaOH + CuSO4→ NaSO4 + CuSO4

Mula-mula = 20 15

Beereaksi = 15 15

Setimbang =5 0
(4). 5 mol NaOH dan 20 mol CuSO4

Mmol NaOH = V . M

= 5 ml . 2 mol/L

= 10 mmol

Mol = 10 𝑥 10−3 mol

Mmol CuSO4 = V . M

= 20 ml . 1 mol/L

= 20 mmol

Mol = 20 𝑥 10−3 mol

Jumlah mmol yang bereaksi

NaOH + CuSO4 → NaSO4 + CuOH

Mula-mula = 10 20

Bereaksi = 20 20

Setimbang = -10 0
Stoikiometri Asam Basa NaOH dan HCL

a). 2,5 ml NaOH dan 12,5 ml HCl

untuk 2,5 ml NaOH

mmol NaOH = V . M

= 2,5 ml . 2 mol/L

= 5 mmol

Mol = 5 𝑥 10−3 mol

Untuk 12,5 ml HCL

Mmol HCL =V.M

= 12,5 . 1 mol/L

= 12,5 mmol

Mol = 12,5 𝑥 10−3 mol

Jumlah mol yang bereaksi

NaOH + HCL → NaCL + H2O

Mula- mula = 5 12,5

Bereaksi = 12,5 12,5

Setimbang = -2,5 0
b). 12,5 ml NaOH dan 2,5 ml HCL

Untuk 12,5 ml NaOH

mmol NaOH = V . M

= 12,5 ml . 2 mol/L

= 25 mmol

Mol = 25 𝑥 10−3 mol

Untuk 2,5 ml HCL

Mmol HCL =V.M

= 2,5 ml . 1 mol/L

= 2,5 mmol

Mol = 2,5 𝑥 10−3 mol

Jumlah mol yang bereaksi

NaOH + HCL → NaCL + H2O

Mula-mula = 2,5 2,5

Bereaksi = 2,5 2,5

Setimbang = 22,5 0
3.grafik perbandingan jumlah mmol campuran dengan suhu campuran (T akhir)

Interpretasi grafik :

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi campuran dapat


mempengaruhi suhu

Perhitungan masssa larutan

Untuk 20 ml NaOH dan 5 ml CuSO4

Massa 20 ml NaOH = 19,7351 gram

Massa 5 ml CuSO4 = 3, 9888 gram

Massa campuran 20 ml NaOH dan 5 ml CuSO4 = 23,131 gram


Untuk 15 ml NaOH dan 10 ml CuSO4

Massa 15 ml NaOH = 14, 0119 gram

Massa 10 ml CuSO4 = 8, 8886 gram

Massa campuran 15 ml NaOH dan 10 ml CuSO4 = 21,5635 gram

Untuk 5 ml NaOH dan 20 ml CuSO4

Massa 5 ml NaOH = 4,4084 gr

Massa campuran 5 ml NaOH 20 ml CuSO4 = 22,4530 gr

Untuk 1 ml NaOH = 2,0916 gr

Massa 15 ml CuSO4 = 14,2257 gr

Massa campuran 1 ml NaOH dan 15 ml CuSO4 = 16.0 gr

Grafik hubungan perbandingan jumlah mol campuran dengan suhu campuran

( T akhir)
Interpretasi grafik :

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi campuran dapat


mempengaruhi suhu

Perhitungan massa NaOH dan HCl

Untuk 12,5 ml NaOH dan 2,5 HCL

Massa 12,5 ml NaOH = 11,6468 gram

Massa 2,5 ml HCL = 2,630 gram

Massa campuran 12,5 ml NaOH dan 2,5 ml HCL = 13,795 gram

Untuk 2,5 ml NaOH dan 12,5 HCL

Massa 2,5 ml NaOH =2,31 gram

Massa 12,5 ml HCL = 11,91 gram

Massa campuran 2,5 ml NaOH dan 12,5 ml HCL = 13,59 gram

Stoikimetri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan


kuantitas dari komposisi zat zat kimia dan reaksi-reaksinya. Atau menentukan
rumus dan menentukan sebanyak banyak zat kimia yang diperlukan bila, baik
akan melakukan reaksi kimia. Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis.
Terkadang dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi, sehingga membatasi
berlanjutnya reaksi pereaksi. Ini disebut reaksi yang belum bereaksi, karena
pereaksi yang lain sudah habid dahulu. Pereaksi yang bereaksi ini disebut pereaksi
sisa.
Pada percobaan pertama membahas stoikiometri sistem antara NaOH dan
CuSO4 dalam mengukur suhu dilakukan ada empat perlakuan, yang masing
masing perlakuan ini berbeda. Pada perlakuan pertama, praktikan mencampurkan
20 ml NaOH dan 5 ml CuSO4, masing masing mempunyai molaritas 2M dan 1M.

Termometer digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu dari larutan yang
pertama yaitu suhu NaOH didapatkan 32 derajat celcius, steleah itu CuSO4
didapatkan 33 derajat celcius. Dan suhu campuran antara larutan NaOH dan
CuSO4 adalah 32 derajat celcius. Reaksi ini juga termasuk reaksi non stoikiometri
karena CuSO4 telah habis bereaksi terlebih dahulu dibandingkan NaOH yang
pada saat ini tersisa, kemudian CuSO4 merupakan reaksi pembatas NaOH disebut
reaksi sisa

Praktikan selanjutnya mencampurkan larutan NaOH yang mempunyai


volume 15 ml dan CuSO4 10 ml, yang mempunya molaritas masing masing 2M
dan 1M. Sebelum mencampur terlebih dahulu mengukur suhu dan berat aawal
masing masing larutan, menggunakan termometer dan neraca analitik, suhu awal
larutan 15 ml NaOH adalah 31 derajat celcius sedangkan larutan CuSO4 10 ml
mempunyai suhu awal 32 derajat celcius. Suhu campuran antara kedua larutan
adalah 32 derajat celcius
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
setelah melakukan peraktikum ini dapat disimpukan bahwa:
1. Salah satu cara termudah untuk menentukan stokiometri beberapa reaksi
yaitu dengan stokiometri asam basa dimana dalam praktikum kita dapat
menggunakan larutan asam dan larutan basa dengan volume-volume yang
berbeda sehingga kita akan mendapatkan perbedaan antara suhu awal
dengan suhu ahir.
2. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung pada jumlah reaksi, jika
reaksi mol bereaksi dengan berubah-ubah namun volumenya tetap, maka
stokiometri dapat ditentukan dari ttiik perubahan kalor maksimum, yakni
dengan cara mengalirkan kenaikan temperature dengan komposisi
campuran

2. SARAN

Saran yaitu pada saat kuis diberikan kompensasi waktu unutk menjawab soal,
kemudian tugas pendahuluan di upload satu hari sebelum praktikum berlangsung
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul.2009.kimia dasar. Medan.usus.press

Luscua, Achmad.1996.stoikiometri energi kimia. Bandung: PT citra aditya bakti

Purba, Michael,2003. Kimia 2000.jakarta: erlangga

PH.d, Rossenberg, Jeromel.1991, kimia dasar edisi ke 6. Jakarta : erlangga

S.Syukri.1999. kimia dasar 1. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai