Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDAHULUAN

Nama : Wa Ode Emiria Srikandi Ndangi


Mata Kuliah : MAKROPALEONTOLOGI

1.Jenis fosil umur relative pada filum MOLLUSCA


2.Kontrol paleogeografi pada rekam anatomi / fisiografi dari Mollusca
3.Pengertian Trace fosil beserta klasifikasi atau jenis jenisnya
4.Carilah Lingkungan pengendapan karbonat

JAWABAN:
1.FILUM MOLLUSCA
MOLLUSCA merupakan kelompok INVERTEBRATA yang diwakili oleh lebih dari
150000 makhluk hidup,dan ribuan yang telah menjadi fosil
.MOLLUSCA memiliki spektrum penyebaran biogeografi yang amat luas,mulai dari lingkungan
akuatis (laut,payau,tawar) sampai dengan lingkungan terrestris (darat).Merupakan jenis Kingdom
ANIMALIA yang paling sintas sepanjang waktu geologi,sehingga banyak digunakan sebagai fosil
indeks.
Berikut ini adalah ciri-ciri umum dari Filum MOLLUSCA :

– Mempunyai bagian tubuh yang lunak,dengan dilapisi bagian tubuh yang keras (test).

– Masuk ke dalam INVERTEBRATA.

– Mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi.

– Muncul dari Kambrium hingga Resen.

– Tubuhnya terdiri dari kaki,massa viscera,dan mantel.

– Ukuran,dan bentuk tubuh sangat bervariasi

Filum MOLLUSCA diklasifikasikan kedalam lima kelas,berdasarkan kaki dan bagian-bagian


lunaknya.Berikut adalah klasifikasi daripada Filum MOLLUSCA :
1.Kelas AMPHINEURA( Fosilnya jarang ditemukan (Kambrium-Resen).)
Amphineura hidup di Zona Litoral.Tubuhnya simetri bilateral,dengan kaki di bagian
perut(ventral)memanjang.Ruang mantel dengan permukaan dorsal tertutup oleh delapanpapan
berkapur,sedangkan permukaaan lateral mengandung banyak insang.Amphineura bersifat
Hermaprodit,fertilisasieksternal.Contohnya Crypchtion sp atau kiton,hewan ini mempunyai fase
larva Trokoper.
2.Kelas SCAPHOPODA
Dentalium vulgare adalah salah satu contoh jenis ini.Dentalium vulgare hidup di laut
pasir/berlumpur.Hewan ini juga memiliki cangkang yang berbentuk silinder,yang kedua
ujungnya terbuka.Panjang tubuhnya sekitar 2,5-5 cm.Dekat mulut,terdapat menangkap
mikroflora dan mikrofauna.Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan kaki dan silia.Sementara
itu,pertukaran gasa terjadi di mantel.

3.Kelas CEPHALOPODA
Berasal dari Bahasa Yunani,yaitu Cephalon : Kepala; Podos : Kaki.Berarti,CEPHALOPODA
adalah MOLLUSCA yang berkaki di kepala.Kelas ini memiliki contoh yang amat terkenal,yaitu
cumi-cumi dan sontong.CEPHALOPODA memiliki sepuluh tentakel (dua buah tentakel panjang
dan delapan buah tentakel pendek).

4.Kelas PELECYPODA
Berasal dari Bahasa Yunani,yaitu Pelekys : Kapak Kecil; Podos : Kaki.Berarti,PELECYPODA
adalah hewan yang berkaki mirip kapak kecil.PELECYPODA seringkali disebut
LAMELLIBRANCHIA (berlempeng kecil),dan BIVALVIA (dua cangkang).Hewan dari kelas
ini memiliki insang,test dari kulit kerang,dimana dua cangkangnya dihubungkan dengan sistem
engsel yang terdiri dari gigi,dan socket.Bagian dalam cangang ini dilapisi oleh membran yang
tipis,dimana ke arah posterior kulit mantel dapat membentuk saluransaluran.Pada
umumnya,PELECYPODA ysng hidup di lumpur,memiliki siphon yang lebih besar ketimbang
yang hidup di laut.

Klasifikasi PELECYPODA didasarkan pada bagian tubuh tertentu,yaitu insang,susunan gigi


dan otot penutup kelopaknya.Bentuk gigi yang sederhana telah dijumpai pada Zaman
Ordovisium,dan terjadi evolusi gigi hingga dua susun.

Berikut ini adalah Klasifikasi PELECYPODA secara Paleontologi :

– Ordo TAKSODONTA : Mempunyai gigi yang hampir sama besar,berjumlah 35 buah


(Ordovisium-Resen).

– Ordo ANISOMYARIA : Mempunyai dua otot adductor ,dimana otot adductor bagian
belakang (posterior) lebih besar dari bagian depan (anterior),mempunyai gigi dan socket dua
buah (OrdovisiumResen).

– Ordo EULAMELLIBRACHIATA : Mempunyai Anterior muscle scar yang lebih kecil


ketimbangPosterior muscle scar ,tetapi umumnya sama besar,dimana gigi dan susunan
giginya tidak sama besar.
5.Kelas GASTROPODA
Berasal dari Bahasa Yunani,Gaster : Perut;Podos: Kaki.Berarti,GASTROPODA adalah hewan
yang bertubuh lunak,berjalan dengan perut atau kata lainnya peutnya adalah kaki.
GASTROPODA merupakan hewan hermaprodit,tatapi tidak mampu melakukan
otofertilisasi.Contoh GASTROPODA adalah Bekicot (Achatina fulica),Siput air tawar
(Lamnaea javanica),Siput perantara fasciolosis (Lamnaea trunculata),dan Siput Laut (Fissurella
sp).

Ciri-ciri dari GASTROPODA adalah :

– Merupakan kelas terbesar dalam Filum MOLLUSCA.

– Hidupnya di air laut (Marine),dan air payau (Brackish).

– Rumahnya terdiri dari satu cangkang yang terputar memanjang melalui satu sumbu.

– Tubuhnya terdiri dari kepala,kaki,dan alat pencernaan.

– Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel (berfungsi sebagai
insang pada air laut,dan berfungsi sebagai paruparu pada lingkungan terestris).

– Cangkang (test) terdiri dari zat gampingandan terpilin secara spiral mengikuti satu garis lurus
(Putaran Involut,dan Evolut).

– Arah putaran cangkang terdiri dari Dekstral (searah jarum jam),yang menunjukkan hidup di
Iklim Panas;dan Sinistral (berlawanan arah jarum jam),yang menunjukkan hidup di Iklim
Dingin.

Klasifikasi GASTROPODA secara paleontologi,didasarkan pada bagian-bagian tubuh


lunaknya.Sedangkan yang digunakan untuk identifikasi fosil,didasarkan oleh keadaan posisi
insang dan rangkaian anatomi lainnya.

Berikut ini klasifikasi GASTROPODA secara Paleontologi :

A.Subkelas PROTOGASTROPODA,terdiri dari :


– Ordo CYNOSTRACA

– Ordo COCHILOSTRACEA

B.Subkelas PROSOBRANCHIATA,terdiri dari :

– Ordo ARCHEOGASTROPODA

– Ordo MESOGASTROPODA
– Ordo NEOGASTROPODA

C.Subkelas OPISTHOBRANCHIA,terdiri dari :

– Ordo PLEUROCOELA

– Ordo PTEROPODA

– Ordo ACOELA

D.Subkelas PULMONATA,terdiri dari :

– Ordo BASOMNATOPHORA

– Ordo STYLOMNATOPHORA

3.Trec Fossil
Fosil jejak (trace fossils) merupakan struktur sedimen hasil dari aktivitas suatu organisme.
Ilmu yang mempelajari fosil jejak disebut dengan Ichnology (Ekdale, et al., 1984). Yang termasuk
dalam fosil jejak antara lain adalah : burrows, tracks, trackways, trails, root penetration, algal
stromatolites, boring, cophrolits, dan sebagainya. Fosil jejak umumnya dipelajari oleh ahli
paleontologi dan sedimentologi, sehingga ichnologi dapat menjembatani perbedaan presepsi yang
ada.
a) Track = struktur fosil jejak berupa bekas atau jejak yang tercetak pada material lunak, terbentuk
oleh kaki burung, reptil, mamalia atau hewan lainnya. Istilah lain untuk track adalah footprint.
b) Trail = struktur fosil jejak berupa jejak atau tanda lintasan satu atau beberapa hewan yang
berbentuk tanda seretan menerus yang ditinggalkan organisma pada saat bergerak di atas
permukaan.
c) Burrow = struktur fosil jejak berupa liang di dalam tanah, biasanya untuk bersembunyi
d) Tube = struktur fosil jejak berupa pipa
e) Borring = struktur fosil jejak berupa (lubang) pemboran, umumnya berarah vertikal.
f) Tunnel = struktur fosil jejak berupa terowongan sebagai hasil galian

Klasifikasi fosil jejak dapat didasarkan pada 4 hal, yaitu: taksonomi, model pengawetan, pola
hidup, dan lingkungan pengendapan (Ekdale, et. al, 1984).
1.Taksonomi
Penggunaan taksonomi dalam fosil jejak disebut dengan ichnotaxonomy. Sampai sekarang
taksonomi di dalam fosil jejak masih menjadi perdebatan, hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu:
a.Jejak yang sama dapat saja dihasilkan oleh lebih dari satu jenis organisme. Contoh:
Ophiomorpha bisa hasil dari kelompok pelecypoda maupun annelida.
b.Satu organisme yang sama dapat menghasilkan berbagai jenis jejak. Contoh: Nereites dan
Scalarituba.

Scalarituba Nereites

c.Bagian-bagian struktur biogenik dapat dihasilkan oleh dua atau lebih organisme yang hidup
bersama-sama. Contoh:Thallasinodes

Thallasinoides

2.Model Pengawetan

Epichina

Exichina
Semirelief (Epirelief)/Epichnia Endichnia

Hypichnia/Exichnia

3.Pola Hidup (Behavior)


1.Domichnia: merupakan jejak-jejak tempat tinggal dari suatu organisme
.
Thalassinoides

2.Repichnia: merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan organisme termasuk berlari,
merayap, dan berjalan. Bentuk dapat memotong bidang perlapisan, sejajar, berkelok atau
berpola tidak teratur.
3.Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organisme istirahat selama
beberapa waktu

4.Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders, kombinasi antara
tempat tinggal sementara dengan pencarian makanan.

5 Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari makan dan berpindah
tempat.
6 Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari kejaran
organisme pemangsa.
7 Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis aktivitasnya.

4.Lingkungan Pengendapan Karbonat

 Menurut Dunham (1962) dan Folk (1959) :


Klasifikasi Dunham (1962)Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari
batugamping, karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek
yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan Folk
(1959).Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau grain
supported bila ibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas dalam klasifikasi
didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5
klasifikasi Dunham (1962). Nama nama tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan
mineraloginya. Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur
karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran yang tidak saling
bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya apabila antar butirannya saling bersinggungan
disebut packstone / grainstone.
Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham punya
istilah Boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang mengindikasikan asal-usul
komponenkomponennya yang direkatkan bersama selama proses deposisi.
Klasifikasi Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya tidak perlu
menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar nama batuan. Kesulitannya
adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik yang jadi dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat
jelas karena di dalam sayatan hanya memberi kenampakan 2 dimensi, oleh karena itu harus
dibayangkan bagaimana bentuk 3 dimensi batuannya agar tidak salah tafsir. Pada klasifikasi
Dunham (1962) istilah-istilah yang muncul adalah grain dan mud. Nama-nama yang dipakai oleh
Dunham berdasarkan atas hubungan antara butir seperti mudstone, packstone, grainstone,
wackestone dan sebagainya. Istilah sparit digunakan dalam Folk (1959) dan Dunham (1962)
memiliki arti yang sama yaitu sebagai semen dan sama-sama berasal dari presipitasi kimia tetapi
arti waktu pembentukannya berbeda.

Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi sebagai
pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir setelah butiran ternedapkan. Bila
kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi
grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk
menentukan tingkat energi adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud
supporteddiinterpretasikan terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur
karbonat hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya
terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang
dapat mengendap.

Klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham (1962)


 Menurut Embry dan klovan (1971) :
Klasifikasi ini didasarkan pada karakteristik yang sama dengan klasifikasi Dunham yakni fabrik
batuan, tekstur, proporsi kandungan mud dalam batuan, dan kerangka penyusun batuan baik
secara mekanik maupun biologi. Pembuatan klasifikasi ini merupakan penyempurnaan
klasifikasi Dunham yang sebelumnya tidak membagi boundstone secara spesifik (lihat gambar
atas).

Boundstone sebagai hasil kerangka organik dari koloni koral dibagi menjadi beberapa
penamaan berdasarkan jenis organisme yang menyusunnya. Dengan menggunakan kombinasi
tekstur dan komposisi, klasifikasi ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi
pembentukan batuan tersebut (Tucker, 1990)
Klasifikasi Embry dan Klovan (1971) sebagai penyempurnaan dan modifikasi dari
klasifikasi Dunham (1962), dengan membagi boundstone menjadi empat penamaan sesuai
organisme yang menyusunnya. (dimodifikasi oleh Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003) Skema ini
menunjukkan urutan umum dalam melakukan deskripsi batuan karbonat dari contoh setangan
yang diamati saat berada di lapangan (Nichols, 1999).Tekstur pengendapan dalam fasies
karbonat dapat dipahami dengan melakukan pendeskripsian secara tepat serta aplikasinya
diakomodir dalam klasifikasi karbonat Dunham (1962), dimana material sedimen karbonat
dilihat berasal dari material lepas atau terikat (Lucia, 2007).

Dunham (1962) membagi fasies karbonat setelah melihat material penyusun awal
merupakan material lepas atau terikat pada awalnya kemudian melihat ada atau tidaknya
kandungan mud carbonate didalam fasies yang dideskripsi. Hal ini tentu akan berimplikasi pada
jenis tekstur yang terbentuk seperti penamaan fasies rudstone akan menunjukan tekstur grain
supported dan fasies floatstone akan menunjukan tekstur mud supported.

Metode deskripsi dari tekstur fasies karbonat yang terbentuk pada saat sedimentasi akan
berimplikasi pada pengenalan geometri pori dalam fasies karbonat. Tekstur grain supported
akan berimplikasi pada terbentuknya porositas intergrain diantara butiran penyusun dimana
tekstur mud supported akan berimplikasi pada terbentuknya posrositas intragrain (Lucia, 2007).

Ketidakhadiran lumpur karbonat (mud carbonate) akan mempengaruhi distribusi dan ukuran
porositas yang terbentuk pada saat pembentukan fasies karbonat. Pada fasies karbonat yang
tersusun dominan oleh lumpur karbonat namun dapat membentuk porositas intergrain,
kehadiran lumpur akan mempengaruhi ukuran porositas yang terbentuk.
Selain itu, tekstur pengendapan dimana kehadiran atau tidaknya lumpur karbonat didalam fasies
karbonat akan mempengaruhi konektivitas antar pori. Sehingga memiliki implikasi lain
terhadap besarnya permeabilitas yang terbentuk pada saat awal pengendapan (Lucia, 2007).

Anda mungkin juga menyukai