JAWABAN:
1.FILUM MOLLUSCA
MOLLUSCA merupakan kelompok INVERTEBRATA yang diwakili oleh lebih dari
150000 makhluk hidup,dan ribuan yang telah menjadi fosil
.MOLLUSCA memiliki spektrum penyebaran biogeografi yang amat luas,mulai dari lingkungan
akuatis (laut,payau,tawar) sampai dengan lingkungan terrestris (darat).Merupakan jenis Kingdom
ANIMALIA yang paling sintas sepanjang waktu geologi,sehingga banyak digunakan sebagai fosil
indeks.
Berikut ini adalah ciri-ciri umum dari Filum MOLLUSCA :
– Mempunyai bagian tubuh yang lunak,dengan dilapisi bagian tubuh yang keras (test).
3.Kelas CEPHALOPODA
Berasal dari Bahasa Yunani,yaitu Cephalon : Kepala; Podos : Kaki.Berarti,CEPHALOPODA
adalah MOLLUSCA yang berkaki di kepala.Kelas ini memiliki contoh yang amat terkenal,yaitu
cumi-cumi dan sontong.CEPHALOPODA memiliki sepuluh tentakel (dua buah tentakel panjang
dan delapan buah tentakel pendek).
4.Kelas PELECYPODA
Berasal dari Bahasa Yunani,yaitu Pelekys : Kapak Kecil; Podos : Kaki.Berarti,PELECYPODA
adalah hewan yang berkaki mirip kapak kecil.PELECYPODA seringkali disebut
LAMELLIBRANCHIA (berlempeng kecil),dan BIVALVIA (dua cangkang).Hewan dari kelas
ini memiliki insang,test dari kulit kerang,dimana dua cangkangnya dihubungkan dengan sistem
engsel yang terdiri dari gigi,dan socket.Bagian dalam cangang ini dilapisi oleh membran yang
tipis,dimana ke arah posterior kulit mantel dapat membentuk saluransaluran.Pada
umumnya,PELECYPODA ysng hidup di lumpur,memiliki siphon yang lebih besar ketimbang
yang hidup di laut.
– Ordo ANISOMYARIA : Mempunyai dua otot adductor ,dimana otot adductor bagian
belakang (posterior) lebih besar dari bagian depan (anterior),mempunyai gigi dan socket dua
buah (OrdovisiumResen).
– Rumahnya terdiri dari satu cangkang yang terputar memanjang melalui satu sumbu.
– Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel (berfungsi sebagai
insang pada air laut,dan berfungsi sebagai paruparu pada lingkungan terestris).
– Cangkang (test) terdiri dari zat gampingandan terpilin secara spiral mengikuti satu garis lurus
(Putaran Involut,dan Evolut).
– Arah putaran cangkang terdiri dari Dekstral (searah jarum jam),yang menunjukkan hidup di
Iklim Panas;dan Sinistral (berlawanan arah jarum jam),yang menunjukkan hidup di Iklim
Dingin.
– Ordo COCHILOSTRACEA
– Ordo ARCHEOGASTROPODA
– Ordo MESOGASTROPODA
– Ordo NEOGASTROPODA
– Ordo PLEUROCOELA
– Ordo PTEROPODA
– Ordo ACOELA
– Ordo BASOMNATOPHORA
– Ordo STYLOMNATOPHORA
3.Trec Fossil
Fosil jejak (trace fossils) merupakan struktur sedimen hasil dari aktivitas suatu organisme.
Ilmu yang mempelajari fosil jejak disebut dengan Ichnology (Ekdale, et al., 1984). Yang termasuk
dalam fosil jejak antara lain adalah : burrows, tracks, trackways, trails, root penetration, algal
stromatolites, boring, cophrolits, dan sebagainya. Fosil jejak umumnya dipelajari oleh ahli
paleontologi dan sedimentologi, sehingga ichnologi dapat menjembatani perbedaan presepsi yang
ada.
a) Track = struktur fosil jejak berupa bekas atau jejak yang tercetak pada material lunak, terbentuk
oleh kaki burung, reptil, mamalia atau hewan lainnya. Istilah lain untuk track adalah footprint.
b) Trail = struktur fosil jejak berupa jejak atau tanda lintasan satu atau beberapa hewan yang
berbentuk tanda seretan menerus yang ditinggalkan organisma pada saat bergerak di atas
permukaan.
c) Burrow = struktur fosil jejak berupa liang di dalam tanah, biasanya untuk bersembunyi
d) Tube = struktur fosil jejak berupa pipa
e) Borring = struktur fosil jejak berupa (lubang) pemboran, umumnya berarah vertikal.
f) Tunnel = struktur fosil jejak berupa terowongan sebagai hasil galian
Klasifikasi fosil jejak dapat didasarkan pada 4 hal, yaitu: taksonomi, model pengawetan, pola
hidup, dan lingkungan pengendapan (Ekdale, et. al, 1984).
1.Taksonomi
Penggunaan taksonomi dalam fosil jejak disebut dengan ichnotaxonomy. Sampai sekarang
taksonomi di dalam fosil jejak masih menjadi perdebatan, hal ini disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu:
a.Jejak yang sama dapat saja dihasilkan oleh lebih dari satu jenis organisme. Contoh:
Ophiomorpha bisa hasil dari kelompok pelecypoda maupun annelida.
b.Satu organisme yang sama dapat menghasilkan berbagai jenis jejak. Contoh: Nereites dan
Scalarituba.
Scalarituba Nereites
c.Bagian-bagian struktur biogenik dapat dihasilkan oleh dua atau lebih organisme yang hidup
bersama-sama. Contoh:Thallasinodes
Thallasinoides
2.Model Pengawetan
Epichina
Exichina
Semirelief (Epirelief)/Epichnia Endichnia
Hypichnia/Exichnia
2.Repichnia: merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan organisme termasuk berlari,
merayap, dan berjalan. Bentuk dapat memotong bidang perlapisan, sejajar, berkelok atau
berpola tidak teratur.
3.Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organisme istirahat selama
beberapa waktu
4.Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders, kombinasi antara
tempat tinggal sementara dengan pencarian makanan.
5 Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari makan dan berpindah
tempat.
6 Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari kejaran
organisme pemangsa.
7 Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis aktivitasnya.
Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi sebagai
pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir setelah butiran ternedapkan. Bila
kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi
grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk
menentukan tingkat energi adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud
supporteddiinterpretasikan terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur
karbonat hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya
terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang
dapat mengendap.
Boundstone sebagai hasil kerangka organik dari koloni koral dibagi menjadi beberapa
penamaan berdasarkan jenis organisme yang menyusunnya. Dengan menggunakan kombinasi
tekstur dan komposisi, klasifikasi ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi
pembentukan batuan tersebut (Tucker, 1990)
Klasifikasi Embry dan Klovan (1971) sebagai penyempurnaan dan modifikasi dari
klasifikasi Dunham (1962), dengan membagi boundstone menjadi empat penamaan sesuai
organisme yang menyusunnya. (dimodifikasi oleh Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003) Skema ini
menunjukkan urutan umum dalam melakukan deskripsi batuan karbonat dari contoh setangan
yang diamati saat berada di lapangan (Nichols, 1999).Tekstur pengendapan dalam fasies
karbonat dapat dipahami dengan melakukan pendeskripsian secara tepat serta aplikasinya
diakomodir dalam klasifikasi karbonat Dunham (1962), dimana material sedimen karbonat
dilihat berasal dari material lepas atau terikat (Lucia, 2007).
Dunham (1962) membagi fasies karbonat setelah melihat material penyusun awal
merupakan material lepas atau terikat pada awalnya kemudian melihat ada atau tidaknya
kandungan mud carbonate didalam fasies yang dideskripsi. Hal ini tentu akan berimplikasi pada
jenis tekstur yang terbentuk seperti penamaan fasies rudstone akan menunjukan tekstur grain
supported dan fasies floatstone akan menunjukan tekstur mud supported.
Metode deskripsi dari tekstur fasies karbonat yang terbentuk pada saat sedimentasi akan
berimplikasi pada pengenalan geometri pori dalam fasies karbonat. Tekstur grain supported
akan berimplikasi pada terbentuknya porositas intergrain diantara butiran penyusun dimana
tekstur mud supported akan berimplikasi pada terbentuknya posrositas intragrain (Lucia, 2007).
Ketidakhadiran lumpur karbonat (mud carbonate) akan mempengaruhi distribusi dan ukuran
porositas yang terbentuk pada saat pembentukan fasies karbonat. Pada fasies karbonat yang
tersusun dominan oleh lumpur karbonat namun dapat membentuk porositas intergrain,
kehadiran lumpur akan mempengaruhi ukuran porositas yang terbentuk.
Selain itu, tekstur pengendapan dimana kehadiran atau tidaknya lumpur karbonat didalam fasies
karbonat akan mempengaruhi konektivitas antar pori. Sehingga memiliki implikasi lain
terhadap besarnya permeabilitas yang terbentuk pada saat awal pengendapan (Lucia, 2007).