Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wa Ode Emiria Srikandi

Nim : 471 417 015


Kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan cara menanggulanginya

1.Pendahuluan
Industri pertambangan adalah satu di antara banyak industri yang ada di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Industri
pertambangan diandalkan oleh pemerintah Indonesia karena dapat mendatangkan devisa. Selain
itu, pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan
menyedot lapangan kerja juga membawa dampak buruk terhadap lingkungan sekitar, misalnya
erosi. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena
pengrusakan lingkungan.
Salah satu tantangan lingkungan yang dihadapi industri pertambangan dan mineral saat
ini adalah meningkatnya kadar logam di lingkungan akibat aktivitas penambangan, penggilingan,
dan pemurnian. Limbah cair, air tambang, tailing, batuan sisa, dan debu dapat berkontribusi pada
generasi limbah yang berpotensi merusak air tanah dan endapan tanah yang terkontaminasi di
dalam, sekitar, dan di luar lingkungan tambang.Kegiatan penambangan apabila dilakukan di
kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan, terlebih lagi jika penambangan dilakukan tanpa
izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan
pengetahuan si penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas instansi terkait
Di negara-negara barat dengan sumber daya mineral yang luas, misalnya Australia,
kanada, dan AS, telah terjadi kesadaran awal terhadap masalah lingkungan yang terkait dengan
kegiatan penambangan. Industri penambangan uranium Australia secara ketat mengikuti
perspektif '' pembangunan yang berkelanjutan secara ekologis, '' yang tidak memungkinkan
polusi jangka panjang dan mengharuskan penempatan obligasi untuk menutupi semua biaya
rehabilitasi sesuai dengan penggunaan lahan yang ditentukan di masa depan. Ranger uranium
telah menempatkan 2 miliar dolar di bank untuk menutup penutupan akhir. Selanjutnya,
pengalaman yang diperoleh

kini telah ditransfer ke kegiatan penambangan nonuranium di wilayah utara. Wilayah utara
dianggap sebagai model bagi negara-negara berkembang lainnya yang terletak di zona tropis,
mis. papua guinea baru, indonesia, filipina, ghana, guinea, dll.

2.Metode
Metode yang digunakan dalam artikel ini berupa studi literature dari penelitian yang telah di
lakukan sebelumnya.
3.Pembahasan
Pencemaran lingkungan
Pencemaran adalah perubahan yang tidak diinginkan dalam karakteristik fisik, kimia,
atau biologis udara, tanah, dan air kita yang dapat atau akan membahayakan kehidupan manusia
atau spesies yang diinginkan, proses kehidupan industri kita, dan aset budaya; atau yang
mungkin atau akan menyia-nyiakan atau memperburuk sumber daya bahan baku kita. (Eugene P.
Odum, 1971).
Pernyataan yang berbeda di sampaikan juga Darmono (2001) yang menyatakan
perubahan faktor abiotik, baik secara alamiah maupun karena ulah manusia yang telah melebihi
ambang batas toleransi ekosistem biotik disebut sebagai pencemaran atau polusi. Definisi-
definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa polusi yang disebabkan oleh bahan pencemar
(pollutants) tidak mudah didefinisikan. Pencemaran dapat menimbulkan berbagai masalah
kompleks dan polusi bukan masalah ilmuwan saja, tetapi masalah semua manusia.
Contoh Kegiatan pertambangan yang menyebabkan terjadinya pencemaran yang
dilakukan di lahan pertambangan untuk memperoleh bahan tambang. Tambang emas, tambang
aluminium, dan tambang bijih besi dalam prosesnya selalu menimbulkan limbah yang tidak
dikehendaki yang membahayakan kehidupan manusia. Tambang emas dalam prosesnya
menggunakan air raksa (Hg) sehingga limbahnya proses penambangan emas mengandung Hg.
Penambangan yang dilakukan oleh manusia merupakan usaha untuk maksud pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Hanya saja, proses penambangan yang dilakukan selama ini, cenderung
menjadi usaha eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang pada akhirnya berdampak
negatif bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Salah satu yang marak saat ini adalah
pertambangan tanpa izin. Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan
lingkungan, antara lain perubahan bentang alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan
struktur tanah, perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah dan sebagainy

Dampak yang di timbulkan dari aktivitas penambangan


Dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan adalah terjadinya
kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan ini muncul karena perusahaan pertambangan tidak
memperhatikan lingkungan dalam melakukan kegiatan. Selain itu juga limbah hasil
pertambangan juga tidak diolah dengan baik sehingga mencemari lingkungan.berikut di bawah
ini beberapa dampak negative dari kegiatan pertambangan (seperti batu bara, pasir, dan emas)
1.Kegiatan penambangan batubara
 Terjadinya pencemaran udara
Pencemaran udara ini di akibatkan dari kegiatan penganguktan batubara menggunakan trek
besar yang menyebakan debu berterbangan, terlebih lagi jika jalannya tidak beraspal
sehingga menganggu warga yang tinggal dekat dengan lokasi tambang dan masyarakat yang
berada di daerah yang dilalui jalur pengangkutan batubara
 Pencemaran air
Pencemaran air yang terjadi diakibatkan karena kegiatan pertambangan yang dilakukan.
Sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh.
 Timbulnya berbagai macam penyakit
Dalam penelitian yang dilakukan di PTBA Tanjung Enim oleh Junia R.dkk (2013) ditemukan
adanya berbagai jenis gangguan kesehatan masyarakat , dan ISPA merupakan jenis gangguan
kesehatan yang paling banyak dialami masyarakat. Selain itu juga, gangguan kesehatan
batuk-batuk berasal dari kelompok wiraswasta dan karyawan di PTBA. Selain ke dua
penyakit tersebut ASMA merupakan salah satu jenis gangguan yang timbul di masyarakat
yang bermukim di sekitar pertambangan batubara TAL PTBA Indonesia
 Lahan dan tanah menjadi rusak menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan.

2.Kegiatan penambangan pasir

 Terjadinya erosi
Menurut Arsyad 2006 (dalam Suherman D.W 2015) Erosi merupakan proses alami yang
mudah dikenali, akan tetapi erosi bisa diperparah oleh aktivitas manusia seperti kegiatan
penambangan pasir karena pada kegiatan ini terjadi perubahan tutupan lahan menjadi lahan
terbuka, sehingga tingkat erosi di wilayah pertambangan semakin tinggi. Menurut hasil
penelitian yang di lakukan oleh Suherman D.W (2015) Tanah yang memiliki kandungan
pasir tinggi lebih resisten terhadap erosi karena tanah tersebut memiliki kapasitas infiltrasi
yang tinggi. Struktur tanah pada semua sampel termasuk granular butir sedang (2-5 mm).
Tanah dengan struktur tersebut mengandung banyak pori-pori yang besar dan kapasitas
infiltrasi yang tinggi dikarenakan antara partikel yang satu dengan lainnya tidak memiliki
daya ikat yang besar. Nilai permeabilitas berkisar antara 7.05-56.67 cm/jam termasuk kelas
sedang sampai dengan cepat. Tingginya nilai permeabilitas ini dikarenakan tanah memiliki
tekstur yang kasar dimana sebagian besar terdiri dari pasir.
 Berkurangnya debit air permukaan/ mataair
 Tingginya lalu lintas kendaraan di jalan desa membuat mudah rusaknya jalan
 Terjadinya polusi udara
3.Kegiatan Penambangan Emas
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan emas juga telah
menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah,
Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara secaralangsung menyebabkan pencemaran air,
yaitu dari limbah penducian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur.
Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh,
Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian emas tersebut.
Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang ( b),
Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb
merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker
kulit.
Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan
1.Remediasi, adalah suatu bentuk kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Remediasi ada dua jenis, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi, terlebih lagi harganya lebih murah dan lebih
mudah, terdiri atas pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sedangkan Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya, tanah
tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
2.Bioremediasi adalah suatu cara dalam pembersihan pencemaran tanah dimana dengan
menggunakan (jamur, bakteri) yang bertujuan untuk memecah zat pencemar menjadi bahan
yang kurang beracun atau tidak beracun
3.Penggunaan alat (retort-amalgam) dalam pemijaran emas perlu dilakukan agar dapat
mengurangi pencemaranHg.
4.Perlunya upaya pengelolaan dan pemantauan atau analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) terkait dengan kegiatan pertambangan di Indonesia terutama.
5.Dengan melakukan pendekatan edukatif kepada masyarakat khususnya yang bertempat
tinggal/karyawan yang bekerja di sekitar kawasan tambang seperti penyuluhan /penerangan
terus menerus memotifasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran dalam menjaga
serta memelihara kelestarian sekitar

6.Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Hg, B3 dan lainnya perlu dilakukan. Bagi
tenaga kesehatan perlu ada pelatihan surveilans risiko kesehatan masyarakat akibat
pencemaran B3 di wilayah penambangan

4.Kesimpulan
Pencemaran adalah perubahan yang tidak diinginkan dalam karakteristik fisik, kimia,
atau biologis udara, tanah, dan air kita yang dapat atau akan membahayakan kehidupan
manusia atau spesies yang diinginkan, proses kehidupan industri kita, Penambangan yang
dilakukan oleh manusia merupakan usaha untuk maksud pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Hanya saja, proses penambangan yang dilakukan selama ini, cenderung menjadi usaha
eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang pada akhirnya berdampak negatif bagi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Berbagai upaya yang dapat di lakuka adalah
penyuburan tanah yang tercemar, pengadaan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya
kesehatan lingkuman.
5.Daftar Pustaka
As’ad, 2005., Pengelolaan Lingkungan pada Penambangan Rakyat (Studi Kasus Penambangan
Intan Rakyat di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Propinsi Kalimantan Selatan)Tesis MIL
UNDIP.
Juniah.R, Dalimi R., Suparmoko M., Moersidik S. (2013), Dampak Pertambangan Batu Bara
Terhadap Kesehatan Masyarakat Sekitar Pertambangan BatuBara (Kajian Jasa Lingkungan
Sebagai Penyerap Karbon), Jurnal Ekologi Kesehatan

Suhermana Dini W, Suryaningtyasb Dyah T., Mulatsihc S.,(2015), Dampak Penambangan Pasir
Terhadap Kondisi Lahan dan Air Di Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Available online at: Vol. 5 No. 2 (Desember
2015): 99-105
Yudhistira., Hidayat w.k., Hadiyarto A. (2011). Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat
Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi, Jurnal Ilmu
Lingkungan, Volume 9, Issue 2: 76-84(2011)

Anda mungkin juga menyukai