Anda di halaman 1dari 50

Bagian 3 Batuan dan Mineral 22

Bagian 3
BATUAN DAN MINERAL

MINERAL
Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi
kimia tertentu dengan susunan atom yang teratur, yang terjadi
tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito
Kusumoyudo, 1986). Sedangkan Kristal adalah zat padat yang
mempunyai bentuk bangun yang beraturan yang terdiri dari atom-
atom dengan susunan yang teratur.
Tabel Perbedaan Antara Mineral dan Kristal
adalah :
Mineral Kristal
a. Terbentuk oleh proses a. Dapat dibentuk oleh
alam. manusia di LAB.
b. Tidak selalu membentuk b. Tidak selalu membentuk
kristal. mineral

Berzelius telah mengklasifikasikan mineral menjadi 8 golongan


berdasarkan sifat kimianya, yaitu sebagai berikut :
1. Elemen Nativ
Emas, Perak, Tembaga, Intan, dll.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 23

2. Sulfida
Galena, Pirit, Kalkopirit, dll.
3. Oksida dan Hidroksida
Korundum, Hematit, Gutit, dll.
4. Halida
Halit, Fluorit, Silvit, dll.
5. Karbonat, Nitrat, Borat, dan Iodat
Kalsit, Aragonit, Dolomit, dll.
6. Sulfat, Khromat, Molibdenat dan Tungstat
Barit, Gipsum, dll.
7. Fosfat, Arsenat, Vanadat
Apatit, dll.
8. Silikat
Kuarsa, Olivin, Feldspar, dll.

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL


1. Bentuk Kristal (Crystal Form)
Suatu mineral dapat berupa kristal tunggal atau rangkaian
kristal. Struktur kristal berkembang pada saat penghabluran dari
larutannya. Bentuk ini mempunyai pola yang teratur pada sisi-
sisinya dengan sudut aturannya dapat digolongkan ke dalam
sistem kristal utama yang merupakan ciri setiap mineral.
Contoh : Kuarsa Heksagonal (Prisma enam bidang)

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 24

Gambar Macam-Macam Mineral

2. Warna (Colour)
Cahaya dari suatu mineral yang terlihat dengan mata telanjang.
Warna biasanya bersifat umum.
Contoh : Ortoklas Merah Muda
3. Belahan (Cleavage)
Sifat suatu mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah-
arah tertentu dalam bentuk rata (teratur), umumnya sejajar

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 25

dengan salah satu sisi kristal. Belahan dibagi berdasarkan


bagus tidaknya permukaan bidang belah.
Contoh : Mika belahan satu arah sempurna
4. Pecahan (Fracture)
Suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu
mineral dan umumnya tidak teratur. Pecahnya mineral tersebut
diakibatkan oleh suatu gaya tekan yang bekerja pada suatu
mineral dan gaya tersebut melebihi batas elastisitas dan
plastisitas mineral tersebut.
Contoh : Olivin pecahan Conchoidal
5. Kilap (Luster)
Kilap atau derajat kecerahan adalah intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh permukaan suatu mineral. Kilap tergantung
pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi).
Secara umum kilap dibagi 2 bagian, yaitu : Kilap logam dan
Kilap non-logam.
6. Goresan (Streak)
Goresan adalah warna bubuk mineral bila digoreskan pada
pelat porselen. Untuk mineral bijih, goresan dapat digunakan
sebagai petunjuk. Pada mineral yang berkilap non-logam,
biasanya goresannya tidak berwarna atau berwarna muda.
Goresan dapat saja sama atau berbeda dengan warna
mineralnya.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 26

7. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ukuran daya tahan dari permukaan suatu
mineral terhadap goresan. Kekerasan relatif dari suatu mineral
dapat ditentukan dengan membandingkannya dengan suatu
urutan mineral yang ditetapkan sebagai standar kekerasan
Mohs (1822).
Tabel Alat-Alat Penguji Kekerasan

Alat Penguji Kekerasan


Kuku Manusia 2.5
Kawat Tembaga 3
Pecahan Kaca 5.5 – 6
Pisau Baja 5.5 – 6
Kikir Baja 6.5 – 7

Tabel Skala Kekerasan MOHS

Kekerasan Mineral
1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Flourit
5 Apatit
6 Ortoklas

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 27

7 Kuarsa
8 Topas
9 Korundum
10 Intan

PENGENALAN BATUAN
Pengertian batuan secara sederhana adalah bahan penyusun kulit
bumi yang terdiri dari kumpulan berbagai material (mineral,
fragmen batuan,cangkang biota,dll), baik oleh satu jenis maupun
berbagai jenis material. Berdasarkan cara terbentuknya batuan di
bumi ini terbagi menjadi 3 jenis batuan yaitu :

a. Batuan Beku
b. Batuan Sedimen
c. Batuan Metamorf (Malihan)

BATUAN BEKU
Catatan : Pernyatan diatas TIDAK BERARTI bahwa untuk kekerasan Kalsit akan dua kali lebih keras dari
Talk dan seterusnya.
Batuan Beku (Igneous Rock) sudah banyak dikenal orang dan
juga sudah sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari
hal yang paling sederhana seperti pembuatan jalan sampai ke hal
yang paling rumit seperti pembuatan gedung yang megah. Hanya
sedikit sekali orang yang mengetahui asal kejadian pembentukan

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 28

batuan beku ini. Dan kebanyakan orang hanya mengetahui cara


mempergunakannya dalam kehidupan ini.
Batuan beku merupakan batuan penyusun kerak bumi yang
berasal dari pembekuan magma. Kata Igneous berasal dari
bahasa Yunani, yaitu dari kata ignis yang berarti api atau pijar.
Karena magma merupakan material atau bahan yang pijar dan
sangat panas maka batuan beku disebut dengan Igneous Rock.
Magma adalah cairan silikat yang sangat panas dengan suhu
berkisar 600C sampai 1250C yang bersifat mobile dan terbentuk
secara alamiah (Larsen, 1938).
Klasifikasi, penamaan dan pengenalan untuk batuan beku sangat
erat hubungannya dengan cara pembentukan mineral yang
dikandung batuan beku tersebut. Beberapa mineral umum
terdapat sebagai kandungan yang penting, dalam pembentukan
yang mengikuti aturan “Tingkat Kristalisasi” dari magma. Setiap
mineral akan mengkristal pada temperatur yang tetap dan
menerus mengikuti selang temperatur yang terbatas, pada waktu
magma mengalami pendinginan, proses ini disebut “Diferensiasi
Magma”.

DIFERENSIASI MAGMA
Magma asal dalam proses pembekuannya bergerak ke
permukaan bumi (naik) dan mengalami penurunan temperatur,
secara normal akan terjadi proses-proses :
a. Diferensiasi Kristalisasi

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 29

Merupakan suatu proses pemisahan magma menjadi


beberapa fraksi dengan komposisi yang berbeda yang berasal
dari suatu magma yang bersifat homogen.
Prosesnya :
Pada saat magma mengalami penurunan temperatur, kristal
yang terbentuk lebih awal memiliki densitas yang lebih besar
dari larutan magmanya, akan turun ke bawah (mengendap),
maka terbentuk 2 fraksi yaitu akumulasi kristal yang
terbentuk awal dan larutan sisa magma. Larutan sisa
magma akan terus bergerak dan mengami penurunan
temperatur, maka proses pemisahan kristal dan larutan sisa
magma akan terus berlanjut sampai seluruh larutan sisa
magma membeku semuanya.

b. Diferensiasi Asimilasi
Magma asal dalam perjalanannya mengalami pembekuan
akan naik dan menerobos batuan sekitarnya, maka dapat
terjadi proses pencampuran (pemakanan) dari batuan samping
kedalam magma asal, sehingga dapat merubah komposisi
magma asal.
N.L. Bowen merupakan seorang ahli yang pertama kali
melakukan penyelidikan terhadap proses kristalisasi magma pada
awal abad ke 20 ini. Hasil penyelidikannya di laboratorium
menunjukan bahwa mineral tertentu akan mengkristal pertama

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 30

kali. Seiring dengan penurunan temperatur dan tekanan, maka


mineral lain akan mulai mengkristal. Urut-urutan pengkristalan dari
mineral-mineral tersebut terkenal dengan nama Bowen’s
Reaction Series atau Deret Bowen.
Dari deret Bowen tersebut dapat dilihat bahwa pada bagian
kiri terdapat mineral-mineral yang berwarna gelap atau Mafic
(Mafic: Magnesium Ferric) sedangkan pada bagian kanan
terdapat mineral-mineral yang berwarna terang atau Felsik
(Felsik: Feldspar, Silika).
Tabel Mineral-Mineral Penyususun Batuan Beku

Mafic Felsic
Olivine Plagioclase
Pyroxene Potassium Feldspar
Amphibole Muscovite
Biotite Quartz

PENGKLASIFIKASIAN BATUAN BEKU


Pengklasifikasian (penggolongan) batuan beku dapat didasarkan
pada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan,
berdasarkan kandungan senyawa kimia dan berdasarkan susunan
mineraloginya.
Berdasarkan Genetik Batuan
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari
batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 31

awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut.


Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
 Pluton atau Intrusi, terbentuk dalam lingkungan yang jauh
di dalam perut bumi dalam kondisi tekanan tinggi.
 Hypabisal, terbentuk pada lingkungan yang tidak jauh dari
permukaan bumi.
 Volkanik, terbentuk dipermukaan bumi dalam kondisi
tekanan rendah.

Semakin asam Temperatur turun

Edited; Masyyuddin MS
Gambar Deret Bowen
Bagian 3 Batuan dan Mineral 32

Gambar Deret Bowen

Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bentuk Konkordan
2. Bentuk Diskordan

BENTUK KONKORDAN
Tubuh batuan beku konkordan adalah tubuh batuan yang
mempunyai hubungan struktur batuan intrusi ini dengan batuan
sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas atau bidang
kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya.
Macam-macamnya :
SILL
Sill atau disebut juga sheet biasanya bidang kontaknya sejajar
dengan bidang perlapisan batuan samping, atau secara
sederhana sill adalah tubuh batuan beku yang melembar dan
kedudukannya pararel atau sejajar dengan batuan sekitarnya.

Edited; Masyyuddin MS

Gambar Sill
Bagian 3 Batuan dan Mineral 33

Ukuran dari sill dapat mencapai beberapa ratus meter tebalnya.

LACCOLITH
Bentuk ini dihasilkan ketika magma yang menerobos sepanjang
bidang yang lemah dan menyebabkan bentuk kubah (dome)
dengan sudut kemiringan yang merata ke berbagai arah. Tetapi
kadang-kadang bentuknya asimetri. Diameter laccolith dapat
berkisar 2 sampai 4 mil dan kedalamannya dapat mencapai ribuan
meter, dimana secara ideal bagian dasarnya tetap rata.

Gambar Laccolith
Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 34

PHACOLITH
Adalah bentuk intrusi yang menempati antiklin atau sinklin yang
berbentuk lensa dan hal ini tergantung dari bentuk intrusinya
terhadap perlapisan yang terlipat sebelumnya. Ketebalan
phacolith dapat mencapai ratusan meter kadang ribuan meter.

LOPOLITH
Intrusi jenis ini merupakan kebalikan dari bentuk pacolith.
Bentuknya cembung ke bawah yaitu bagian tengah intrusi
melengkung ke bawah. Diameter dari lopolith ini biasanya puluhan
sampai ratusan kilometer dan kedalamannya sampai ribuan meter.

Gambar Lopolith

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 35

BENTUK DISKORDAN
Tubuh batuan beku diskordan adalah tubuh batuan yang
mempunyai hubungan struktur yang memotong (tidak sejajar)
dengan batuan induk yang diterobosnya.
Macam-macamnya :

DIKE
Adalah tubuh batuan beku yang tabular atau memanjang yang
memotong batuan yang berumur lebih tua. Dike dibentuk oleh
injeksi magma yang masuk kedalam rekah-rekah batuan.
Ketebalannya dari beberapa centimeter sampai beberapa puluh
meter dan panjangnya dari beberapa meter sampai ratusan meter.

Gambar Dike

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 36

BATOLITH
Masa plutonik dengan ukuran yang besar yang membeku pada
kedalaman yang lebih besar dari pada batuan intrusi yang lainnya.
Dapat mencapai > 100 km2.
STOCK
Tubuh intrusi yang mirip dengan batolith dengan ukuran yang
tersingkap dipermukaan < 100 km2.

Gambar Stock dan Batholith

Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia


Berdasarkan kandungan senyawa kimia (kandungan silikanya)
maka batuan beku dapat dibagi menjadi :
 Batuan beku ASAM : Silika > 65 %
 Batuan beku MENENGAH : Silika 65 - 52 %
 Batuan beku BASA : Silika 52 - 45 %

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 37

 Batuan beku ULTRABASA : Silika < 45 %

Berdasarkan Kandungan Mineraloginya


Berdasarkan indek warna atau komposisi mineral gelapnya
(mineral Mafic dan Felsic). Klasifikasi ini berdasarkan atas
susunan mineral dari batuan itu, biasanya dilakukan di bawah
mikroskop yang didasarkan atas sifat-sifat optik dari mineral. Studi
mikroskopis ini dikenal dengan nama Studi Petrografi.

Gambar Bentuk-Bentuk Tubuh Intrusi

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 38

Gambar Batuan Beku (Diorit)

Gambar Struktur Batuan Beku (Vesiculer)

DESKRIPSI BATUAN BEKU


1. Nama Batuan
2. Warna, segar dan lapuk.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 39

3. Komposisi Mineral
Komposisi mineral dapat dilihat dari indeks warnanya. Apakah
leucocratic, mesocratic atau melanocratic. Lihat juga
komposisi mineral pembentuk batuannya. Misalnya kuarsa,
plagioklas, dll.
4. Tekstur
Tekstur adalah sifat butiran (mineral) dan hubungan antar
butir dalam batuan, yang diakibatkan apabila batuan beku
berkonsolidasi dari magma induknya yang dikontrol oleh
kecepatan dan urutan kristalisasi. Hal ini tergantung pada
temperatur, komposisi, kandungan gas, viskositas magma
dan tekanan pada saat mengalami pembekuan.
Tekstur dalam batuan beku dapat dibedakan berdasarkan:
a. Tingkat kristalisasi atau derajat kristalisasi.
Jika batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun atas
kristal-kristal, maka hal itu disebut Holokristalin dan
apabila hampir seluruhnya terdiri atas gelas, disebut
Holohialin. Sedangkan bila batuan terdiri dari kristal dan
gelas disebut Hipokristalin atau Merokristalin.
b. Ukuran butir dan bentuk kristal
Ukuran butir
Secara garis besar ada 3 tekstur berdasarkan ukuran butir,
yaitu :
1) Phaneritic, yaitu apabila batuan terdiri dari mineral-
mineral berbutir kasar.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 40

2) Aphanitic, yaitu apabila batuan terdiri dari mineral-


mineral berbutir halus.
3) Porfiritic, yaitu apabila batuan terdiri dari mineral-
mineral berbutir kasar (disebut fenokris) dan mineral-
mineral berbutir halus (disebut masa dasar).
Bentuk kristal
Tidak semua batuan membentuk kristal yang sempurna.
Pengamatan dengan mikroskop, dapat dibedakan dalam
tiga bentuk, yaitu :
1) Euhedral : Bentuk kristal sempurna.
2) Subhedral : Sebagian sisi-sisi kristal tidak sempurna
atau baik.
3) Anhedral : Bentuk sisi-sisi kristal tidak sempurna atau
buruk.
Hal yang khusus adalah mineral tersebut tidak mempunyai
bentuk kristal (amorf atau gelas), hal ini dapat terjadi
karena pendinginan yang berjalan sangat cepat, sehingga
larutan mineral tidak sempat menghablur.

Gambar Euhedral (a), Subhedral (b), dan Anhedral (c)

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 41

c. Fabric atau hubungan antar butir mineral (Kemas)


Batuan beku yang hampir sama bentuk ukurannya disebut
Equigranular, sedangkan yang tidak sama ukurannya
disebut Inequigranular.
Berdasarkan bentuk mineralnya dibedakan tiga jenis
anyaman tekstur yaitu :
1) Bila sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang
kristal (euhedral) disebut Panidiomorf atau Automorf.
2) Bila sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang
kristal euhedral dan subhedral, dimana selebihnya
anhedral disebut Hipidiomorf atau Hipautomorf.
3) Bila seluruh mineral yang menyusunnya berbentuk
anhedral, maka disebut Allotriomorf atau Xenomorf.

Edited; Masyyuddin MS

Gambar Komponen Pada Batuan Beku


Bagian 3 Batuan dan Mineral 42

5. Struktur
 Masif, secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat
seragam.

Gambar Hipidiomorf (A), Allotriomorf (B), dan Panidiomorf (C)

 Vesikuler, pada masa batuan terdapat


lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat atau elips
dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini
merupakan lubang bekas gas yang terperangkap pada
waktu magma membeku.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 43

 Amigdaloidal, struktur vesikuler yang telah


terisi oleh mineral.
 Scorious, struktur vesikuler yang
penyebarannya merata dengan lubang-lubang yang saling
berhubungan.
 Aliran, kesejajaran mineral pada arah
tertentu dengan orientasi yang jelas.
 Lava Bantal (Pillow Lava), lava yang
memperlihatkan struktur seperti kumpulan bantal-bantal,
hal ini disebabkan karena terbentuk di lingkungan laut.
 Columnar Joint, struktur yang
memperlihatkan seperti kumpulan tiang-tiang, hal ini
disebabkan adanya kontraksi pada proses pendinginannya.

Gambar Columnar Joint (Kekar Meniang)

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 44

6. Bentuk Tubuh / Kenampakan di Lapangan


Bentuk tubuh dapat dilihat secara langsung di lapangan, jenis
dari bentuk tubuh dapat dibagi menjadi dua :
 Intrusi
 Ekstrusi
Hal ini dapat dilihat di lapangan dengan cara membedakan
tekstur dan strukturnya (Untuk lebih lanjut baca catatan
responsi...........!!!!!!!!!!).
BATUAN SEDIMEN
Hasil dari proses pelapukan merupakan sumber material untuk
pembentukan batuan sedimen. Kata sedimen berasal dari bahasa
latin sedimentum, yang berarti “penenggelaman” atau secara
sederhana dapat diartikan dengan “endapan”, yang digunakan
untuk material padat yang diendapkan oleh fluida. Material hasil
proses pelapukan secara tetap akan terkikis dari batuan induknya,
kemudian mengalami pelapukan dan diendapkan pada cekungan-
cekungan di permukaan bumi seperti danau, lembah, sungai, dan
laut. Material pada bukit pasir di gurun, lumpur di rawa-rawa,
kerakal di sungai, merupakan proses dari produk tersebut yang
tidak ada hentinya. Karena proses pelapukan batuan,
pengangkutan dan pengendapan material proses hasil pelapukan
terus berlangsung, maka material sedimen dapat dijumpai dimana-
mana. Setelah diendapkan material sedimen yang dekat dengan

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 45

dasar cekungan akan mengalami kompaksi. Lama kelamaan


endapan ini akan tersemenkan oleh mineral yang mengkristal
pada pori-pori antar butiran sehingga membentuk Batuan
Sedimen (Sedimentary Rock).
Jadi pengertian dari batuan sedimen adalah :
Batuan yang terbentuk sebagai hasil dari rombakan batuan
lainnya (batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen itu
sendiri) melalui proses pelapukan (weathering), erosi,
pengangkutan (transport), dan pengendapan, yang pada akhirnya
mengalami proses litifikasi atau pembatuan. Mekanisme lain yang
dapat membentuk batuan sedimen adalah proses penguapan
(evaporasi), longsoran, erupsi gunungapi.
Pelapukan itu sendiri bisa bersifat fisika dan kimia, bedanya
adalah kalau pelapukan yang bersifat fisika, tidak akan mengubah
komposisi mineralogi batuannya (disintegrasi atau pemecahan)
sedangkan pelapukan yang bersifat kimia, akan mengubah
komposisi mineralogi batuannya (dekomposisi atau perubahan
komposisi). Pada proses transportasi atau pengkutan material
sedimen, yang menjadi agennya adalah air, angin (udara), glacial,
atau aliran gravitasi.
Batuan sedimen hanya menyusun sekitar 5% dari total volume
kerak bumi. Tetapi karena batuan sedimen terbentuk pada
permukaan bumi, maka meskipun jumlahnya relatif sedikit akan
tetapi dalam hal penyebaran batuan sedimen hampir menutupi

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 46

batuan beku dan metamorf. Batuan sedimen menutupi sekitar 75%


dari permukaan bumi.

PRINSIP-PRINSIP PADA BATUAN SEDIMEN


1. Prinsip Horizontality.
Prinsip ini menyatakan bahwa material sedimen yang
dipengaruhi oleh gravitasi akan membentuk lapisan yang
mendatar (horizontal).

2. Prinsip Hukum Superposisi.


Pada proses pengendapan material sedimen “Lapisan yang
paling tua akan diendapkan paling dalam, kecuali pada
lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalikan”.
3. Prinsip Lateral Continuity
Suatu proses sedimentasi selalu terjadi dengan penyebaran
secara lateral, menerus, dan berkesinambungan sampai batas
cekungan sedimentasi bila material /sedimen mencukupi.

CIRI-CIRI KHAS YANG TERDAPAT PADA BATUAN


SEDIMEN
1. Adanya perlapisan, yang merupakan ciri atau sifat yang
paling nyata pada batuan sedimen yang memperlihatkan

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 47

bidang-bidang sejajar yang disebabkan oleh proses


sedimentasi.
2. Sering terdapat fosil, yang merupakan sisa-sisa bagian
tubuh dari makhluk hidup yang terkubur dalam suatu
material sedimen dan ikut terubah menjadi batu ataupun
tidak.
3. Adanya Struktur sedimen, yang merupakan fenomena
yang menggambarkan suatu mekanisme tertentu pada
saat sedimentasi maupun setelah sedimentasi.

PENGKLASIFIKASIAN BATUAN SEDIMEN


Berdasarkan proses terjadinya, maka batuan sedimen terbagi
menjadi empat kategori, yaitu :
1. Terrigeneous Clastics
Terbentuk dari hasil rombakan batuan lainnya melalui proses
pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi dan pembatuan
(litifikasi). Pelapukan yang berperan disini adalah pelapukan
yang bersifat fisika. Contoh: breksi, konglomerat, batupasir,
batulempung.

Edited; Masyyuddin MS
Gambar Batuan Sedimen Klastik
Bagian 3 Batuan dan Mineral 48

2. Biochemical-Biogenic-Organic Deposits
Batuan sedimen ini terbentuk dari akumulasi bahan-bahan
organik (baik flora maupun fauna) dan proses pelapukan yang
terjadi pada umumnya bersifat kimia. Contoh: batugamping,
batubara, rijang, dll.
3. Chemical Precipitates-Evaporates
Batuan sedimen jenis ini terbentuk dari akumulasi kristal-kristal
dan larutan kimia yang diendapkan setelah medianya
mengalami penguapan. Contoh: gipsum, batugaram, dll.
4. Volcaniclastics
Batuan sedimen jenis ini dihasilkan dari akumulasi material-
material gunungapi. Contoh: agglomerat, tuf, breksi, dll.

Edited; Masyyuddin MS
Gambar Breksi
Bagian 3 Batuan dan Mineral 49

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN


1. Nama batuan
2. Warna
Terdiri dari warna segar dan warna lapuk, sertakan pula variasi
warnanya untuk memperjelas pemerian. Contoh: Batupasir
berwarna segar abu-abu kehijau-hijauan. Pemerian warna ini
mencerminkan tingkat oksidasi, kandungan mineral dan
membantu dalam interpretasi lingkungan pengendapan batuan
itu sendiri.
Warna merah, menunjukkan keadaan oksidasi (non-marine)
banyak mengandung Fe atau hematite
Warna hijau, merupakan reduksi dari warna merah,
mengandung glauconite, zeolite.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 50

Warna abu-abu, menunjukkan keadaan reduksi (marine) kaya


akan bahan organik.
Warna kuning-coklat, menunjukkan keadaan oksidasi,
mengandung limonite dan oksida besi.
3. Tekstur
Adalah sifat-sifat butiran, dalam hal ini adalah sifat hubungan
antar butiran sebagai unsur penyusun dari batuan. Tekstur
sendiri meliputi :
- Besar Butir: ditentukan dengan cara membandingkan
dengan skala Wentworth, kalau perlu bisa dibantu dengan
menggunakan Loupe. Sedangkan untuk breksi dan
konglomerat dapat ditentukan dengan bantuan mistar kecil,
dan tentukan pula ukuran minimum dan maksimum dari
butiran atau komponennya. Besar butir ini mencerminkan
energi sedimentasi lingkungannya. Sebagai contoh, jika
suatu batuan berbutir kasar, maka kemungkinan batuan
tersebut diendapkan dengan arus yang cepat dan begitu
pula sebaliknya.
- Bentuk Butir: ditentukan dengan bantuan Chart yang telah
tersedia pada komparator, dan gunakanlah istilah sebagai
berikut :
 Menyudut (Angular)
 Menyudut Tanggung (Subangular)
 Membundar Tanggung (Subrounded)
 Membundar (Rounded)

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 51

 Sangat Membundar (Very Rounded)


Untuk melihat butiran ini dapat dilakukan dengan bantuan
Loupe (untuk batupasir), dan jangan lupa tentukan pula
kisaran ukurannya. Contoh batupasir membundar-
membundar tanggung. Besar butir ini mencerminkan tingkat
transportasi butiran-butirannya, dalam artian bahwa jika
memiliki bentuk butir yang cenderung membundar maka
butiran ini telah tertransportasikan jauh dari batuan asalnya.

Gambar Bentuk Butir

- Kemas adalah hubungan antar butir penyusun batuan. Bila


butiran-butirannya saling bersentuhan maka dapat
dinyatakan dengan kemas tertutup. Sedangkan bila butiran-
butirannya tidak saling bersentuhan, maka dinyatakan
dengan kemas terbuka. Kemas ini merupakan salah satu hal
yang penting terutama didalam pendeskripsian untuk breksi

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 52

atau konglomerat, karena dengan analisis kemas dalam


batuan, kita dapat melakukan pendekatan interpretatif
mengenai viskositas (kekentalan) dari medianya.

Tabel Besar Butir

Phi Units Size Wenworth Size Class Sediment/Rock


Name

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 53

 Udden – Wentworth Scale

4. Struktur Sedimen
Adalah suatu fenomena atau kenampakan struktur tertentu
pada batuan sedimen yang merefleksikan proses, mekanisme,
dan kondisi tertentu pada saat pengendapan maupun setelah
pengendapan. Penentuan struktur sedimen sangat berguna
didalam menentukan lapisan atas (Top) dan lapisan bawah
(Bottom) dari suatu lapisan, arah arus purba (Paleocurrent)
dan interpretasi lingkungan pengendapan. Secara garis besar
struktur sedimen dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
Struktur Sedimen Primer (terbentuk bersamaan dengan
proses deposisi atau pengendapan) dan Struktur Sedimen
Sekunder (terbentuk setelah proses deposisi atau
pengendapan). Struktur sedimen primer contohnya adalah :
 Graded Bedding, yaitu gradasi butiran yang
menghalus kearah atas.
 Paralel Lamination, yaitu pola kelurusan butiran,
mineral, fosil, dan material lainnya dengan ketebalan < 1
cm.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 54

 Ripple Mark, yaitu jejak gelembur gelombang, yang


merefleksikan kondisi arus pada saat pengendapan batuan
tersebut.
 Dune and Sand Wave, yaitu struktur sedimen
berbentuk gumuk pasir yang juga dapat merefleksikan
kondisi arus pada saat itu.
 Cross Stratification, yaitu struktur berbentuk silang
siur yang membentuk sudut terhadap bidang perlapisan.
 Lenticular , yaitu lensa-lensa pasir di dalam lapisan
batulempung
 Flaser, yaitu lensa-lensa lempung di dalam lapisan
batupasir
 Dan lain-lain.

Gambar Struktur Sedimen Graded Bedding

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 55

Gambar Struktur Sedimen Curent Ripple

Gambar Struktur Sedimen Dune


Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 56

Gambar Struktur Sedimen Paralel Laminasi

Struktur Sedimen Sekunder contohnya adalah :


1. Struktur Erosional (terbentuk karena erosi
oleh arus atau oleh material yang terbawa arus),
contohnya: Flute Cast, Groove Cast, prod marks, dll.
2. Struktur Deformasi (terbentuk oleh adanya
gaya), contohnya: Slump Structure, Convolute, Sand Dike,
Load Cast, dll.
3. Struktur Biogenik (terbentuk oleh aktifitas
hewan-hewan), contohnya: Bioturbation, dll.

Edited; Masyyuddin MS

Gambar Groove Cast


Bagian 3 Batuan dan Mineral 57

5. Permeabilitas
Adalah kemampuan suatu batuan untuk meloloskan fluida.
Cara untuk menentukan dari permeabilitas adalah sebagai
berikut :
1. Teteskan air diatas permukaan sampel
yang akan diperiksa.
2. Perhatikan apakah air tersebut diserap
atau tidak oleh batuan tersebut.
3. Bila air diserap dengan cepat, maka
nyatakanlah bahwa permeabilitasnya baik.
4. Bila cairan diserap dengan cukup cepat,
maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya sedang.
5. Bila cairannya diserap dengan lambat,
maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya buruk.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 58

6. Porositas
Adalah perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap
volume total seluruh batuan dan dinyatakan dengan persen.

Ø= Volume Pori-pori
X 100%
Volume Total Batuan

Pembagian porositas bisa dipergunakan sebagai berikut :

Negligible 0-5 %
Poor 5-10%
Fair 10-15%
Good 15-20%
Very Good 20-25%
Excellent 25-40%
7. Pemilahan
Adalah tingkat keseragaman besar butir penyusun batuan, dan
mencerminkan viskositas media pengendapan serta energi
mekanik atau arus gelombang medianya. Jika pemilahannya
baik maka diendapkan oleh media yang cair atau encer
dengan energi arus yang kecil dan begitu pula sebaliknya.
Gunakan istilah :
1. Terpilah Baik (Well Sorted), jika besar butirnya seragam.
2. Terpilah Sedang (Medium Sorted), jika besar butirnya relatif
seragam.
3. Terpilah Buruk (Poorly Sorted), jika besar butirnya tidak
seragam.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 59

1 3

5 7

Dan untuk menentukan pemilahan


Gambar Parameter ini dapat dibantu dengan
Pemilahan

menggunakan Loupe (untuk batupasir).


8. Kandungan karbonat (CO3)
Ditentukan dengan jalan meneteskan larutan HCl 0.1 N pada
permukaan sampel batuan yang masih segar, jika batuan
tersebut berbuih maka batuan tersebut bersifat karbonatan
(mengandung CO3), dan begitu pula sebaliknya.
9. Kandungan Mineral
Mineral-mineral aksesoris (dalam jumlah yang tidak terlalu
besar, kecuali pada batugamping dan dolomit) yang umum
terdapat dalam batuan sedimen misalnya Kalsit, Aragonit, Pirit,
Glaukonit, Kaolinit,kuarsa, dll.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 60

10. Kandungan Fosil


Kandungan fosil dapat ditentukan di lapangan tentu saja fosil-
fosil yang bersifat makro (besar), sedangkan untuk fosil-fosil
yang bersifat mikro (kecil) dapat ditemukan di laboratorium.
Khusus untuk fosil yang bersifat makro (besar), dalam
pendeskripsiannya disebutkan minimal kelas atau filumnya,
jika ia berongga atau bolong-bolong maka fosil tersebut
kemungkinan adalah Koral (Filum Coelenterata, artinya
berongga), jika memiliki dua cangkang yang tidak sama besar
maka fosil tersebut adalah Brachiphoda, jika memiliki dua
cangkang yang sama besar, maka itu adalah Molusca, dari
kelas pelecypoda. Jika berbentuk menyerupai keong mas,
maka itu adalah Moluska dari kelas Gastropoda, dan jika
berbentuk seperti bintang laut, maka itu adalah
Echinodermata, dll.
Dari analisis fosil-fosil makro tersebut, maka dapat di
perkirakan keadaan lingkungan pada kala itu ( paleogeografi)
karena fosil-fosil tersebut diendapkan bersamaan dengan
material sedimen pada waktu tersebut, hingga sekarang
menjadi batuan.

Edited; Masyyuddin MS
Gambar Fosil Makro
Bagian 3 Batuan dan Mineral 61

Sedangkan fosil-fosil mikro berguna untuk analisis umur relatif


batuan dan zona kisaran kedalaman laut (bathimetry).
Contoh fosil-fosil mikro:
 Orbulina universa
 Globigerina nephentes
 Globorotalia menardii
 Radiolaria
 Uvigerina
 Dll

Edited; Masyyuddin MS

Gambar Fosil-Fosil Mikro


Bagian 3 Batuan dan Mineral 62

11. Kekerasan
Kekerasan merupakan tingkat kekuatan partikel suatu batuan
terhadap disagregasi.
Gunakan istilah :
 Kompak, bila tidak bisa dicukil dengan jarum penguji.
 Keras, bila masih dapat dicukil dengan jarum penguji.
 Agak keras, bila dapat hancur ketika ditekan dengan
jarum penguji.
 Lunak, bila dapat dipotong-potong dengan mudah
dengan menggunakan dengan jarum penguji.
 Dapat diremas, bila dapat diremas dengan
menggunakan jari tangan.
 Spongy, bila sifatnya seperti karet busa (elastis).

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 63

12. Kontak
Adalah hubungan antar perlapisan batuan. Kontak perlapisan
terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
 Kontak tajam/tegas
 Kontak berangsur : - Kontak Interkalasi
- Kontak Progresif
 Kontak erosional

BATUAN METAMORF
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang
sudah ada menjadi batuan metamorf karena adanya perubahan
tekanan dan temperatur. Batuan asal dari batuan metamorf dapat
berasal dari batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf
itu sendiri. Kata metamorf itu sendiri adalah perubahan bentuk.
Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses
metamorfisme adalah panas, tekanan, dan cairan kimia aktif.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan meliputi tekstur
dan komposisi mineral akan tetapi unsur kimianya tidak terubah.
Kadangkala proses metamorfisme tidak berlangsung sempurna,
sehingga perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu
besar hanya saja pada kekerasannya bertambah keras.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 64

Proses metamorfisme yang sempurna dapat menyebabkan


karakteristik batuan asalnya tidak dapat teridentifikasi lagi.

Gambar Batuan Metamorfisme

Pada kondisi perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan


temperatur akan mendekati titik lebur batuan, padahal pada
proses metamorfisme batuan harus dalam keadaan padat. Jika
batuan tidak dalam keadaan padat maka sudah termasuk kedalam
aktifitas magmatisme.
Catatan buat adik-adik: proses metamorfisme tidak melalui fasa
cair (padat ke padat), jika mengalami fasa cair maka proses
tersebut dinamakan metasomatisme.
Berdasarkan pengaruh terbentuknya proses metamorfisme dapat
dibagi menjadi menjadi tiga yaitu:
1. Metamorfisme Kontak, adalah proses metamorf yang
akan menghasilkan batuan metamorf dengan faktor utama
yang mempengaruhinya adalah suhu yang tinggi dan
biasanya terjadi disekitar tubuh batuan intrusi.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 65

Contoh : “Batu Tanduk” (Hornfels).

Gambar
2. Metamorfisme Metamorfisme
Dinamik, adalahKontak
proses metamorfisme
yang akan menghasilkan batuan metamorf dengan faktor
utama yang mempengaruhinya adalah tekanan yang tinggi.
Batuan ini bersifat setempat-setempat dan dapat dijadikan
indikasi struktur geologi (cermin sesar).
Contoh : Batuan Milonit.
3. Metamorfisme Regional, adalah proses metamorfisme
yang akan menghasilkan batuan metamorf dengan faktor
utama yang mempengaruhinya adalah suhu dan tekanan
yang tinggi.
Contoh : Sekis (schist).
Batuan metamorf dapat dikenali berdasarkan tekstur, struktur dan
komposisi mineralnya. Berdasarkan teksturnya, batuan metamorf
terbagai atas dua bagian, yaitu: Foliasi dan Non-foliasi.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 66

a. Tekstur Foliasi berasal dari kata Foliatus (daun) atau


berlembar-lembar. Ini disebabkan adanya orientasi kesejajaran
mineral penyusun batuannya, tetapi harus dibedakan dengan
orientasi pada batuan sedimen, yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan batuan metamorf. Berdasarkan
kenampakan tekstur batuan asalnya (apakah masih terlihat
atau tidak terlihat lagi), batuan metamorf dapat dibagi menjadi
dua yaitu : Kristoblastik dan Palimpsest.
1. Kristoblastik, yaitu jika tekstur batuan asalnya tidak terlihat
lagi. Dalam penamaannya digunakan akhiran blastik
kemudian kita lihat kemasnya, dan gunakan istilah :
- Homoblastik : jika terdiri dari satu jenis tekstur.
- Heteroblastik : jika lebih dari satu jenis tekstur.
Tekstur yang dimaksud disini adalah :
- Lepidoblastik, sebagian besar
mineralnya berbentuk pipih. Contoh: Mika.
- Nematoblastik, sebagian besar
mineralnya berbentuk kristalin. Contoh: Plagioklas.
- Granoblastik, sebagian besar
mineralnya granular. Contoh : Kuarsa.
Sedangkan untuk bentuk kristalnya dipergunakan istilah:
- Idioblastik, sebagian besar
mineralnya berbentuk euhedral.
- Hipidioblastik, sebagian besar
mineralnya berbentuk subhedral.

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 67

- Xenoblastik, sebagian besar


mineralnya berbentuk anhedral.
2. Palimpsest, yaitu jika tekstur batuan asalnya masih terlihat
atau tersisa. Gunakan awalan blasto untuk penamaannya,
gunakan istilah :
- Blasto Ofitik, batuan asalnya memiliki
tekstur ofitik.
- Blasto Porfiritik, batuan asalnya
mempunyai tekstur porfiritik.
- Blasto Psefitik, batuan asalnya
merupakan batuan sedimen klastik berukuran kerikil.
- Blasto Psamatik, batuan asalnya
merupakan batuan sedimen klastik berukuran pasir.
- Blasto Pelitik, batuan asalnya
merupakan batuan sedimen klastik berukuran lempung.
Adapun jenis struktur pada batuan metamorf yang berfoliasi antara
lain :
a. Slaty, menampakan belahan-
belahan yang sangat halus, umumnya terdiri dari mineral
yang pipih dan sangat halus.
b. Phylitic, foliasi sudah mulai
ada, oleh kepingan-kepingan halus mineral mika, terdiri atas
bentuk kristal lepidoblastik.
c. Schistose, foliasi sudah mulai
jelas oleh kepingan mineral mika, dengan belahan yang

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 68

merata yang terdiri dari selang-seling bentuk kristal


lepidoblastik dan granoblastik.
d. Gneissic, foliasi diperlihatkan
oleh penyusunan mineral granular dan pipih (mika), belahan
tidak rata atau terputus-putus.
b. Tekstur Non Foliasi, ditunjukkan dengan kenampakan tidak
berlapis atau berlembar. Adapun struktur yang biasa terdapat
pada batuan metamorf non foliasi ini adalah :
a. Granulose, tersusun atas mineral yang
berukuran relatif sama.
b. Hornfelsic, sebagian besar terdiri atas
mineral tanpa persejajaran mineral pipih.

Gambar Batuan Metamorf (Blueschist)

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 69

c. Milonitic, struktur yang terjadi


metamorfosa kataklastik, yaitu sifat tergerus, berupa lembar
atau bidang yang disebut dengan jalur milonit.
d. Breksi Kataklastik, fragmen-fragmen pembentuk (butiran)
terdiri dari mineral yang sama dengan matriks dan
semennya, dan biasanya menunjukkan orientasi arah.

MINERAL-MINERAL PEMBENTUK BATUAN METAMORF


Jika batuan asal diberikan perubahan batuan dan temperatur yang
tinggi, maka pada kondisi tersebut batuan akan melakukan
penyesuaian setelah batas kestabilannya terlampaui. Penyesuaian
yang terjadi mengarah kepada sifat mekanis dan kimiawi yang
akan membentuk mineral baru, yang dalam pembentukannya
sangat bergantung pada batuan asal dan kondisi suhu – tekanan –
kimia pada saat proses terjadi.
Selain daripada itu, proses metamorfisme akan memiliki tingkatan-
tingkatan berdasarkan derajat suhu dan tekanannya. Dan tiap
tingkatannya memiliki mineral-mineral penciri masing-masing.
Mineral pembentuk batuan metamorf adalah
1. Mineral dari batuan asal, yaitu :
- Kuarsa
- Ortoklas
- Plagioklas
- Hornblenda
- Muskovit

Edited; Masyyuddin MS
Bagian 3 Batuan dan Mineral 70

- Kalsit
- Biotit
- Dolomit

Derajat Metamorfosis Mineral Khas


Rendah (Low Grade Metamorfism) Klorit, Biotit
Menengah (Medium Grade Metamorfism) Kianit, Almandit,
Tinggi (High Grade Metamorfism) Silimanit

2. Mineral khas batuan metamorf, yaitu :


- Metamorfosis Regional : Silimanit,
Andalusit, Kianit, Talk.
- Metamorfosis Termal : Garnet,
Korundum, Wolastonit.
Zona Derajat Metamorfisma

- Larutan Kimia : Epidot, Klorit.


Setelah penjelasan mengenai tekstur, struktur dan komposisi
mineral penyusun batuan metamorf, maka parameter yang
dipergunakan didalam pendeskripian, yaitu :
1. Warna, segar dan lapuk.
2. Tekstur, Foliasi atau Non Foliasi (Untuk tekstur foliasi harus
diuraikan lagi).
3. Struktur, (lihat baik Foliasi atau Non Foliasi).
4. Kandungan Mineral.

Edited; Masyyuddin MS

Gambar Batuan Metamorf (Hornfels)


Bagian 3 Batuan dan Mineral 71

Edited; Masyyuddin MS

Anda mungkin juga menyukai