Anda di halaman 1dari 6

Tujuan :

BAB 2. Mengenal sifat fisik dan kimia mineral sebagai penyusun


batuan
Manfaat mineral
MINERAL DAN KRISTAL
Mineral merupakan partikel-partikel yang terkecil yang diskrit yang menyusun batuan. Sedangkan
batuan dan monomineral menyusun kerak bumi sampai inti bumi.
Kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi disusun oleh zat padat yang sehari-hari kita sebut batuan.
Dan mineral adalah suatu zat (fasa) padat dari unsur (kimia) atau persenyawaan (kimia) yang dibentuk oleh
proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom
secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.
Jenis mineral alam yang menyusun kerak bumi ini sudah sangat banyak sekali bahkan lebih dari
2.000 jumlahnya. Bila dilihat dari susunan kimianya dapat dibagi menjadi sebelas golongan, yaitu:
1. Native element
2. Sulfida
3. Halida
4. Oksida dan hidroksida
5. Karbonat
6. Nitrat
7. Tungsten dan Molidan
8. Phospat, Arsenat dan Vanadan
9. Sulfat
10. Borak
11. Silikat

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL


Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusunan atom-atom yang beraturan,
maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Di sini ciri-ciri fisik mineral seperti
sistem kristal, bentuk, belahan, kekerasan, berat jenis, kilap, dan warna.

Bentuk Kristal
Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur, dengan
mengetahui sudut-sudut bidangnya. Untuk dapat membayangkan kristal dengan cara demikian tidaklah
mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan kedudukan bidang-bidang tersebut dengan
pertolongan sistem-sistem koordinat. Dalam ilmu kristalografi, geometri dipakai dengan tujuh jenis sistem
sumbu, yaitu:
— Sistem sumbu kubik
— Sistem sumbu tetragonal
— Sistem sumbu ortorombik
— Sistem sumbu monoklin
— Sistem sumbu triklin
— Sistem sumbu heksagonal
— Sistem sumbu rombohedral

Buku ajar Geologi Fisik dan Dinamik 1


Gambar 6. Sistem Tetragonal
A.Unsur-unsur simetri dari
bidang, sumbu dan pusat simetri.
B. Bentuk dasar dari sistem
tetragonal
C. dan D. Bentuk prisma orde
pertama dan kedua
E. Bentuk piramida
F. Salah satu contoh kristal dari
mineral Idokras

Belahan dan Pecahan


Apabila sebuah kristal mendapatkan suatu tekanan yang melampaui batas-batas elastis dan
plastisnya, maka pada akhirnya kristal akan pecah. Cara pecahnya ini ada yang beraturan ada pula yang
tidak beraturan. Jika pecahnya secara beraturan, maka akan memperlihatkan suatu pecahan, dan jika
pecahnya mengikuti permukaan yang sesuai dengan struktur kristalnya akan memperlihatkan suatu
belahan.
Pecahan dibagi menjadi:
 Pecahan konkoidal, dimana pecahan seperti kulit bawang misalnya kuarsa.
 Hackly, pecahannya seperti pecahnya besi, tajam-tajam.
 Uneven, permukaan pecahnya kasar dan tidak beraturan seperti kebanyakan mineral.
 Even, bidang pecah agak kasar, tetapi kecil-kecil, masih mendekati bidang datar.
Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, maka dapat dibagi menjadi:
 Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak
sukar.
 Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna masih dapat pecah pada arah
lain.
 Jelas (distinct), dimana bidang belahan jelas, tapi tidak begitu rata, dapat pecah pada arah lain
dengan mudah.
 Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat
adanya tekanan, adalah sama besar.
 Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan
untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan.
Kekerasan
Pada umumnya kekerasan mineral diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan.
Kekerasan adalah suatu sifat yang ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atom. Kekerasan adalah
ukuran daya tahan suatu permukaan rata terhadap goresan. Jika suatu mineral dapat digores oleh mineral
lain, maka yang belakangan ini dikatakan lebih keras dari mineral yang dapat digores tadi.

Buku ajar Geologi Fisik dan Dinamik 2


Kekerasan relatif telah dipergunakan dalam penentuan mineral sejak masa permulaan adanya
mineralogi sistematik, Mohs (1822), telah mengadakan suatu penentuan.

Berat Jenis
Berat relatif dari suatu mineral diukur terhadap berat dari air, dan ukuran ini disebut berat jenis.

Skala Kekerasan MOHS


Derajat Jenis
kekerasan mineral
Paling lunak 1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Flourit
5 Apatit
6 Ortoklas
7 Kuarsa
8 Topas
9 Korundum
Paling keras 10 Intan

Kilap
Gejala ini terjadi apabila pada mineral dijatuhkan cahaya refleksi dan kilap suatu mineral sangat
penting untuk diketahui. Beberapa kilap yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut:
 Kilap logam (metallic)
 Kilap sub logam (sub metallic)
 Kilap intan (adamantine)
 Kilap kaca (vitreous)
 Kilap damar (resineous)
 Kilap lemak (greasy)
 Kilap mutiara (pearly)
 Kilap sutera (silky)
 Kilap tanah (earthy)

Warna
Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit berwarna biru dan mineral
epidot berwarna kuning hijau. Ada pula mineral-mineral yang mengandung substansi-substansi lain yang
dapat merubah warna aslinya. Misalnya mineral kuarsa (SiO2) murni berwarna putih akan tetapi kuarsa yang
mengandung zat-zat asing dapat berwarna abu-abu, ungu dan sebagainya.

MINERAL PEMBENTUK BATUAN

Sudah banyak sekali jenis batuan yang telah dikenal, dan batuan tersebut disusun oleh mineral-mineral dari
mineral utama, mineral pengiring sampai ke mineral sekunder.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu:
Golongan mineral hitam atau mafik mineral, dan golongan mineral putih atau felsik mineral. Mineral hitam
sebagai contoh adalah hornblenda, piroksin, olivin dan banyak lagi. Sedangkan mineral putih seperti kuarsa,
golongan feldspar, golongan feldspatoid dan lain-lainnya.

Buku ajar Geologi Fisik dan Dinamik 3


Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi
mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan temperatur ini disertai
mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.
Pembentukan mineral dalam magma berdasarkan penurunan temperatur, telah disusun oleh BOWEN. Bowen
telah membuat tabel pembentukan mineral dan tabel tersebut sangat berguna sekali dalam
menginterpretasikan mineral-mineral tersebut.
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral hitam, yang pertama sekali terbentuk dalam temperatur
sangat tinggi adalah olivin. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan
temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang sangat
rendah.
Mineral yang terbentuk pertama sekali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah
menjadi mineral lain terutama mineral yang berada di bawahnya.

Sedangkan mineral yang dibentuk pada temparatur yang lebih rendah adalah mineral yang paling
stabil.

Mineral Utama

Mineral-mineral utama penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan, terutama mineral
golongan silikat. Golongan mineral yang berwarna tua disebut mineral mafik karena kaya magnesium atau
besi. Sedangkan yang berwarna muda disebut mineral felsik yang miskin akan unsur besi atau magnesium.

Reaksi Bowen Seri dari mineral utama pembentukan batuan beku


(temperatur tinggi : magma basa) (temperatur rendah : magma asam)

Gambar 6. Reaksi Bowen Seri (Jackson, 1970)

Mineral-mineral mafik: berwarna gelap-hitam

Olivin:
(Mg, Fe)2SiO4. Kadar Mg-Fe paling tinggi, terdapat pada batuan basa, ultra basa dan batuan beku dengan
kadar silika rendah. Kristal yang pertama terbentuk, sehingga tidak tahan terhadap pelapukan.

Piroksin:
Suatu seri silikat Fe-Mg. Piroksen/Augit adalah mineral yang paling banyak tersebar. Berwarna hitam atau
hijau hitam, berbentuk prisma pendek dengan penampang berseri delapan yang memiliki bayangan belah
yang hampir tegak lurus. Berkilap kaca dan sukar digores dengan jarum baja.

Buku ajar Geologi Fisik dan Dinamik 4


Amphibol/hornblende:
Suatu seri silikat Fe-Mg, yang lebih banyak mengandung silikat. Hornblende adalah salah satu mineral
penting dari kelompok ini. Sistem kristal monoklin, berwarna hitam, hijau tua atau coklat. Umumnya
terdapat pada batuan asam dan batuan intermedier.

Biotit:
Salah satu mineral dari golongan mika yang tersebar luas. Berwarna hitam, coklat tua atau hijau tua.
Mineral biotit dapat digunakan untuk penentuan umur dengan menggunakan metoda Potasium-Argon.

Mineral-mineral felsik: berwarna terang

Plagioklas:
Kumpulan sejumlah mineral dengan sistem kristal triklin. Plagioklas adalah mineral pembentuk batuan yang
paling umum, yang dikenal dengan enam kombinasi mineral seperti anortit, bitownit, labradorit, andesin,
oligoklas, dan albit.

K-Feldspar:
Berwarna putih atau keputihan, kekerasan 6, sistem kristal monoklin atau triklin, mempunyai belahan yang
baik dan dua arah. Mineral yang termasuk ke dalam kelompok ini dan paling banyak tersebar adalah
ortoklas.

Muskovit:
Berwarna muda sampai tidak berwama, sistem kristal monoklin, belahan sempurna berlembar, banyak
terdapat pada batuan granit, metamorf, dan batu pasir.

Kuarsa:
Sering mineral ini disebut silika. Bila terbentuk pada temperatur di atas 573°C memiliki bentuk setangkap
piramida yang 12 buah jumlah bidangnya. Di bawah temperatur tersebut berbentuk prisma yang enam buah
jumlah bidangnya dengan piramida pada salah satu ujungnya. Bersifat tembus cahaya, tak berwarna atau
bila terdapat ion renik dapat berwarna jingga atau ungu yang dipergunakan sebagai permata.

Feldspatoid:
Kelompok mineral yang tak jenuh SiO 2. Salah satu contohnya adalah leusit, berwarna abu-abu, kilap kaca
atau lemak, pecahannya tidak merata dan tidak tergores jarum baja. Penampangnya bersegi delapan.
Mineral-mineral tersebut di atas terutama terdapat dalam batuan beku. Mineral-mineral lain yang terdapat
pada batuan sedimen, seperti:
Kalsit:
Suatu karbonat yang terutama menyusun batugamping. Berwarna abu-abu, mudah tergores
jarum baja tetapi tidak tergores oleh kuku.

Gipsum:
Merupakan mineral golongan sulfat yang ditemukan pula di beberapa tempat di kerak bumi,
berwarna putih atau jernih dan mudah digores oleh kuku.

Mineral Tambahan

Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali,
umumnya kurang dari 5%. Kehadirannya atau ketidakhadirannya tidak menentukan sifat atau nama dari
batuan. Suatu contoh adalah mineral magnetit (Fe 3O4), sebuah oksida besi yang berwarna hitam mempunyai
sifat magnetit kuat dan terdapat dalam jumlah sedikit pada batuan beku.
Mineral-mineral tambahan dari batuan beku: Zirkon, Sphen, Magnetit, Ilmenit, Hematit, Apatit, Pirit,
Rutil, Korundum, Garnet.

Buku ajar Geologi Fisik dan Dinamik 5


Mineral Sekunder
Yang dimaksud dengan mineral sekunder adalah mineral-mineral yang dibentuk kemudian dari mineral-
mineral utama oleh proses pelapukan, sirkulasi air atau larutan dan metamorfosa. Suatu contoh yang baik
ialah mineral klorit yang biasanya terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan. Mineral ini terdapat
pada batuan-batuan yang telah lapuk dan batuan sedimen juga batuan metamorf.
Tabel reaksi Bowen terhadap mineral-mineral utama pembentuk batuan, dalam reaksi ini mineral yang lebih
dahulu terbentuk akan lebih mudah terubah daripada mineral yang belakangan terbentuk. Suatu contoh
dalam kelompok mineral mafik, mineral yang lebih dahulu terbentuk bila terubah akan menjadi mineral yang
belakangan terbentuk. Misalnya mineral piroksin bila terubah akan menjadi amphibol, dan seterusnya.

Buku ajar Geologi Fisik dan Dinamik 6

Anda mungkin juga menyukai