TINJAUAN PUSTAKA
Mineral ialah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur dan terbentuk secara alami. Sementara mineralogi merupakan salah satu cabang dari
ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, atau benda padat homogen. Selain
pengertian diatas, disini juga dijelaskan pendapat para ahli tentang mineral, seperti berikut
ini:
2.1.2. Kilap
Kilap merupakan sifat – sifat mineral yang berupa cahaya yang dipantulkan saat
terkena cahaya yang dimiliki mineral. Sifat fisik kilap dibagi menjadi dua, yaitu kilap
logam dan kilap non-logam.
Kilap logam (metallic luster) ialah kilap mineral mineral yang kilapannya mirip
dengan kilap yang dimiliki oleh logam, biasanya kilap logam sering dijumpai di mineral –
mineral yang banyak mengandung unsur logam. Contoh mineral dari kilap logam adalah
galena, pirit, magnetit, kalkopirit, grafit, hematit, dan lain – lain.
Sementara kilap non-logam (non metallic luster) terbagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya:
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang dijumpai pada mineral yang mempunyai
struktur serat, contohnya asbes, gips, alkanolit, dan artinite.
Gambar 2.4 Kilap sutera (Sumber: Plengdut, 2015)
Kilap Kaca (viteorus luster), contohnya pada kuarsa, gipsum, dan kalsit.
Kilap Mutiara (pearly luster), bentuknya menyerupai sabun atau lemak, contohnya
pada serpentin opal, sanbornite, dan nepelin.
Kilap Tanah, kilat seperti tanah lempung, contohnya kaolin, bouxit, dan limonit.
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf
(Danisworo, 1994).
Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat
biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat.
mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi
Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain.
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok. Bentuk kristal mencerminkan
Cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai
halus. Warna cerat bersifat tetap daripada warna mineral, karena jumlah pengotor pada
mineral yang menyebabkan perubahan warna mineral sangatlah sedikit sehingga tidak
mampu mengubah warna cerat dari suatu mineral. Warna cerat juga tidak selamanya
sama dengan warna mineral. Cara memperoleh cerat yaitu dengan cara menggoreskan
mineral pada permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan
lebih dari 6, maka dapat dicari dengan menumbuknya sampai halus menjadi seperti
tepung. Cerat ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil untuk membedakan
2.1.5 Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral
dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai
10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral
terkeras
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
2.1.6 Belahan
Belahan yaitu kemampuan suatu mineral untuk membelah pada bidang belahnya.
Cirinya dengan bidang belahan yang rata atau dan licin serta tidak beraturan. Mineral jika
mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya akhirnya mineral
tersebut akan pecah. Belahan juga merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.
Dari belahan tersebut akan menghasilkan kristal – kristal dengan bagian yang kecil, dan
setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan banyaknya bidang
Berupa adanya garis – garis satu arah pada mineral. Biasanya belahan ini
ditemukan pada mineral yang berbentuk lembaran, contohnya muskovit dan biotit.
Belahan dua arah akan nampak sangat jelas jika dilihat dibawah mikroskop dengan
2.1.7 Pecahan
Pecahan ialah kemampuan suatu mineral untuk membelah tidak melalui bidang
Konkoidal, yaitu permukaan halus dan melengkung seperti kerang atau pecahan
Splintery, yaitu permukaan yang seperti serat atau abon, contohnya asbes.
Even, yaitu bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contohnya galena.
Uneven, yaitu permukaan kasar dan tidak teratur, contohnya pirit, dan kalkopirit.
Hackly, yaitu permukaan kasar, tidak teratur, dan runcing, contohnya silver, gold,
dan platinum.
Berat jenis ialah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara
menentukan berat jenis dari suatu mineral adalah dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, kemudian mineral tersebut ditimbang kembali dalam keadaan didalam
air. Jadi, berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dan
dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Atau salah satu cara
menentukan berat jenis dari suatu mineral adalah dengan alat bernama pycnometer.
Sifat dalam yaitu kemampuan suatu mineral untuk pecah. Sifat dalam dibagi
menjadi:
Sectile, bisa dipotong dengan pisau menjadi keping – keping yang tipis.
2.1.10 Kemagnetan
Kemagnetan merupakan sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Berdasarkan sifat
magnet
a) Opaq
Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral sukar atau tidak bisa
b) Translucent
Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dapat mentransmisikan cahaya
dalam jumlah yang terbatas. Contoh mineralnya yaitu Topaz, Kloritoid, Epidot,
Kaolinit.
c) Transparan
5.1 Kesimpulan
2.
DAFTAR PUSTAKA