MINERALOGI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan
komposisi kimia tertentu yang memiliki atom yang teratur dan bersifat anorganik
dan terbentuk dalam waktu yang sangat lama berjuta-juta tahun lamanya. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai dengan
silikat yang memiliki susunan sangat kompleks dengan ribuan bentuk mineral
yang diketahui.
21
22
3.2.1. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat. Akan tetapi
tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat
berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan
pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu,
coklat kehitaman atau tidak berwarna.
Malasit (CuCO3Cu(OH)2)
5. Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
6. Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
7. Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
8. Abu-abu : Galena (PbS)
9. Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C)
3.2.3. Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
saat terkena cahaya. Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
1. Kilap Logam (Metallic Luster)
Bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam.
Contohnya: Gelena, Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, dan Hematit.
2. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
1) Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
2) Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
27
3) Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada
asbes, alkanolit dan gips.
4) Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya
pada spharelit.
5) Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
pada serpentin, opal dan nepelin.
6) Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya dapat dipakai
dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang
akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak
begitu tegas.
3.2.4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau
membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk
mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.
Contohnya:
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral.
28
3.2.5. Kekerasan
Merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai
kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil
akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa
dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan
dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala
1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
Tabel 3.1
Skala Kekerasan Mohs
1 Talc H2Mg3(SiO3)4
2 Gypsum CaSO4.2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3(PO4)2
6 Orthoklase KAlSi3O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
29
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar:
Tabel 3.2
Alat dan bahan Penguji Kekerasan Mohs
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Kuarsa 7
3.2.6. Belahan
30
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau
lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi
terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin.
Tidak semua mineral mempunyai sifat ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti
mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom
di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui
bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan
akan nampak berjajar dan teratur.
3.2.7. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan
bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin
datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak
teratur.
Kadang raba ( feel ) merupakan karakter yang penting. Ada beberapa macam raba,
misalnya: smooth (sepioloite), greasy (talk).
Mineral kelas Sulfat terdiri dari anion Sulfate SO 42- biasanya terbentuk di daerah
evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan lahan menguap sehingga formasi
sulfat dan Halida berinteraksi. Contoh mineral kelas sulfat adalah Anhydrite
(CaSO4), Barite (BaSO4), dan Gypsum (CaSO42H2O). Termasuk juga Kromat,
Molybdat, Selenat, Sulfite, Tellurate, dan Tungstate.
35
Mineral bukan logam sebenarnya memeliki pengertian bahwa, suatu bahan alam
yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tetap dapat berupa unsur non logam
(B, C, Cl, Br, Si, S, dll) tunggal atau persenyawaan kimia yang melibatkan unsur
37
non logam seperti SiO2 yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat
berupa gas, padat, dan cair.Mineral bukan logam atau bisa disebut dengan istilah
gangue merupakan bagian dari asosiasi mineral yang membentuk batuan dan
bukan mineral bijih didalam suatu jebakan. Mineral bukan logam yang terbentuk
biasanya berasosiasi dengan mineral lain, yang kemudian disebut dengan endapan
mineral bukan logam. Beberapa jenis mineral bukan logam diantaranya adalah
Gipsum, Bentonit, Zeolit, kalsit, Dolomit, Zeolit, dan lain – lain.
Mineral ini berwarna hijau terang atau hijau zamrud. Dari warna ini pula
Malachite mendapatkan namanya. Nama mineral ini berasal dari bahasa Yunani
molochitis lithos, yang artinya mallow-green stone. Mallow adalah nama tanaman
yang warna daunnya sangat mirip dengan Malachite.
38
Mineral ini mempunyai sistem kristal monoklin. Ceratnya berwarna hijau pucat,
kilap kaca hingga sutra, mempunyai belahan dua arah dan tidak rata (uneven)
dalam bentuk masif. Mempunyai bentuk kristalin dan biasanya ditemukan dalam
struktur acicular, atau masif dengan struktur botryoidal atau reniform dan
prismatik. Terkadang dapat pula ditemukan sebagai pseudomorf pada mineral
azurite atau kuprit.
Mineral ini mempunyai kekerasan berkisar antara 3,5 sampai 4 skala Mohs,
biasanya mempunyai ketembusan cahaya translucent. Mineral ini tidak
terpengaruh oleh medan magnet, sehingga termasuk dalam mineral diamagnetik.
Mineral Malachite biasa ditemukan pada zona oksidasi endapan tembaga, yang
terbentuk dari reaksi antara sulfida dengan karbonat. Terutama pada daerah yang
terdapat batugamping, mineral ini berasosiasi dengan limonit, kalsit, kalsedon,
dan chrysocolla
Gambar 3.1
Mineral Malasit
Pirit dapat digolongan mineral non silikat karena tidak mengandung unsure silika
(Si) dan oksigen (O). Pirit merupakan salah satu dari jenis mineral sulfida yang
umum dijumpai di alam, entah sebagai hasil sampingan suatu endapan
hidrotermal ataupun sebagai mineral asesoris dalam beberapa jenis batuan. Tidak
ada penciri mineralisasi tertentu jika anda menjumpai pirit, apalagi dalam jumlah
sedikit.
Gambar 3.2.
Mineral Pirit
Kaolin banyak dipakai sebagai bahan pembuatan beberapa produk dalam berbagai
industri, baik bahan baku utama maupun sebagai sebagai bahan campuran. Kaolin
40
banyak dipakai sebagai aplikasi dalam industri lama dan industri baru (Murray,
1963 dalam Lefond, 1983). Kaolin biasanya dipakai pada Industri kertas, Industri
karet, Industri keramik, Industri cat, Industri plastik.
Gambar 3.3
Mineral Kaolin
Berdasarkan pada skala mohs garnierit memiliki kekerasan 2,5 Skala Mohs dan
berat jenis 2,54, serta tenacity pada mineral garnierit berupa “brittle” atau
41
Gambar 3.4
Mineral Garnierit
Mineral kalsit terbentuk melalui proses hypothermal (proses sedimentasi air pada
suhu panas), dalam pembentukannya, berasosiasi dengan mineral talk, gypsum.
Kalsit digunakan sebagai bahan dalam bidang sector pertanian, industry kimia dan
lain sebagainya. Kalsit banyak terdapat pada daerah urat-urat hiphotermal. Dan
cara penambangannya dapat dilakukan secara manual yakni dengan menggunakan
alat seperti linggis, cangkul dan karung untuk mengangkat bahan galian.
42
Gambar 3.5
Mineral Kalsit
3.2.6 Minerak Kalsedon
Kalsedon merupakan salah satu variasi mineral silica yang terbentuk oleh
pengendapan bertahap sehingga memberikan kenampakan berlapis dari larutan
silica koloid tidak jenuh didalam rongga atau celah-celah batuan penangkap.
Silica koloid (agar-agar silica) tersebut berasal dari mineral lempung atau batuan
piroklastik yang mengalami proses diagenesa khususnya karena pengaruh air
tanah.
Batu yang sekarang disebut kalsedon adalah kuarsa jenis kriptokristalin (memiliki
struktur kristal yang sangat halus) yang transparan atau tembus cahaya. Kalsedon
tidak sekeras kuarsa murni, dan terdapat dalam jumlah besar di rongga-rongga
batu vulkanis. Kalsedon yang biasa tidak sepenuhnya transparan, tetapi memiliki
bintik-bintik dan pusaran putih-susu. Kalsedon merupakan batu yang umum
dijadikan permata berukir pada zaman dahulu.
Gambar 3.6
Mineral Kalsedon
Sulfur berwarna kuning dengan kilap damar, memiliki cerat yang berwarna putih,
belahan tidak jelas dan pecahannya adalah uneven. Sulfur memiliki kekerasan
2 Skala Mohs, dengan kekenyalan mineralnya brittle/rapuh. Sulfur juga
mempunyai berat jenis 2,1 dan bersifat diamagnetik karena tidak mengandung Fe
maupun Mg dan memiliki bentuk sistem Kristal orthorombik.
44
Gambar 3.7
Mineral Sulfur
Pirit dapat digolongan mineral non silikat karena tidak mengandung unsure silika
(Si) dan oksigen (O). Pirit merupakan salah satu dari jenis mineral sulfida yang
umum dijumpai di alam, entah sebagai hasil sampingan suatu endapan
hidrotermal ataupun sebagai mineral asesoris dalam beberapa jenis batuan. Tidak
ada penciri mineralisasi tertentu jika anda menjumpai pirit, apalagi dalam jumlah
sedikit.
Gambar 3.8.
Mineral Pirit
3.2.9 Mineral Klorit
Klorit berwarna hijau dengan kilap kaca, karena kilap yang dimiliki mineral ini
sama dengan kilap yang dimliki oleh kaca, mineral ini dapat digores dengan kaca
dan cerat mineral ini berwarna putih. Mineral ini tersebar secara merata pada
bataun dan merupakan mineral utama penyusun batuan kelimpahannya sekitar
80%. Kuarsa berwarna putih dengan kilap kaca dan kekerasannya tujuh
transparansi mineral transparan dan ceratnya berwarna putih. Mineral ini terletah
diantara laminasi-laminasi klorit dengan bentuk yang prismatic. Kelimpahan
mineral ini pada batuan sekitar 18%.
Gambar 3.9
Mineral Klorit
Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi. Mineral
ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa banyak
ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen. Kuarsa sangat tahan
terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah yang membuat mineral
ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan gurun pasir. Kuarsa
dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten. Tambang deposit kuarsa banyak
ditemukan di seluruh dunia.
Berdasarkan literatur yang ada, kuarsa memiliki berat jenis 2,6 - 2,7, yang berarti
berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika di dalam air.
Kuarsa tidak memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak
adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan (fracture) concoidal, yaitu
memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan
bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam (tenacity) dari
kuarsa adalah rapuh (brittle), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan
mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya hexagonal, dengan kelas simetri
dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat diamagnetik, sehingga tidak dapat
ditarik oleh magnet.
47
Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh adanya ikatan antara
unsur Si dengan O. Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung
SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral
yang dikenal dan 40% dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.
Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan
enam sisi pada bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak
mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kaca adalah
penciri utama mineral kuarsa ini.
Gambar 3.10
Mineral Kuarsa