Anda di halaman 1dari 6

METODE TAMBANG BAWAH TANAH

Tambang bawah tanah adalah metode penambangan mineral, batubara atau bahan galian
yang semua kegiatannya di lakukan di dalam atau bawah permukaan bumi tanpa berhubungan
langsung dengan udara luar, hanya menggunakan sirkulasi udara berupa fentilasi sebagai
pembantu untuk mendapatkan udara dari luar. Tambang bawah tanah akan mengacu pada
pembuatan terowongan untuk menggali atau mengambil bahan galian yang digali. Karena bahan
galian tersebut, letaknya di bawah permukaan bumi, sehingga perlu dibuat jalan masuk untuk
mengambil bahan galian (cadangan) tersebut.

Untuk melakukan metode tambang bawah tanah, diperlukan pemikiran yang matang dan
dengan syarat-syarat penerapan yang begitu tinggi. Karena lokasinya yang berada di bawah
permukaan bumi membuat metode ini memiliki risiko yang lebih besar. Dalam membuat metode
tambang bawah tanah perlu diperhatiakan pola penyebaran bahan galian yang akan gali,
memperhatikan bentuk geologi struktur (seperti sesar, kekar, dll) serta pola penyebaran air tanah.
Selain itu, keamanannya juga harus diperhatikan dengan ketat dengan memperhatikan faktor
lingkungan pada tempat yang akan dilakukan metode tambang bawah tanah.

Dalam melakukan penambangan, pastinya akan dipikirkan setiap keuntungan yang masuk
dan keluar. Untuk metode tambang bawah tanah, biaya yang dikeluarkan akan sangat besar atau
dengan kata lain akan padat modal dibandingkan dengan metode tambang terbuka. Karena dalam
tambang bawah tanah, diperlukan fentilasi sebagai saluran udara dengan udara luar. Perlu
diberikan penyangga (ataupun tidak, tergantung dari kekuatan tambang bawah tanah tersebut)
yang berguna sebagai penyokong pada tambang tersebut, sehingga ketika dilakukan kegiatan
penambangan, tambangnya tidak ambruk. Untuk metode tambang bawah tanah perlu dipikirkan
batasan ekonomi, yang artinya bahwa biaya produksi yang dikeluarkan harus mendapatkan
keuntungan pengembalian yang maksimum. Karena dalam pengerjaannya tambang bawah tanah
akan memerlukan waktu yang lebih lama.
Secara umum, kegiatan penambangan pada tambang bawah tanah, memili tiga metode
yang diterapkan yaitu open stope methods, supported stope methods, dan caving methods.

1. Open Stope Methods

Metode ini merupakan metode tambang bawah tanah yang sedikit menggunakan
penyangga bahkan tidak sama sekali. Bahkan jika digunakan penyangga, hanya berupa
penyangga yang sederhana dan kurang memadai. Metode ini merupakan metode yang
sangat sederhana dan bersifat tradisional karena proses penambangannya dilakukan tanpa
alat-alat mekanis. Pada dasarnya batuan induk dan endapan bijih pada tambang bawah
tanah yang akan diterapkan metode ini, masih relatif keras, sehingga tidak mudah ambruk,
meskipun penyangganya kurang memadai bahkan tidak ada sama sekali. Selain itu, ukuran
bijihnya juga tidak terlalu besar, memiliki tebal endapan yang kurang dari 5 m dan antara
batuan induk dan bijih harus dapat dibedakan dengan mudah dan jelas.
Open stope methods dibagi menjadi empat, yaitu gophering coyoting, glory hole
method, shrinkage stoping dan sublevel stoping.

a. Gophering Coyoting
Metode ini merupakan salah satu metode tambang bawah tanah yang tidak
menggunakan penyangga. Metode ini dilakukan secara tidak sistematis dan tanpa
perencanaan khusus karena hanya mengikuti arah endapan bijih. Dan alat-alat yang
digunakan serta cara penambangannya pun masih sederhana.

b. Glory Hole Method

Metode ini merupakan salah satu metode tambang bawah tanah yang bebas
membuat lubang bukaan, karena batuan induk dan endpan bijihnya relatif kuat.
Metode ini cocok digunakan untuk endapan bijih yang sempit dan relatif sedikit.
Selain itu, lebar endapannya antara 1 sampa 5 m, tetapi dengan arah yang memanjang
ke bawah berbentuk bulat atau elips.
c. Shrinkage Stoping

Metode ini merupakan salah satu metode tambang bawah tanah yang digunakan
untuk endapan bijih yang kuat dengan cara penambangan yang tidak selektif. Metode
ini cocok digunakan bagi endapan bijih yang homogen dan memiliki kemiringan lebih
dari 70°. Metode ini tidak cocok untuk endapan sulfida, karena harus dengan metode
selektif mining untuk menghindari adanya pengaruh pada asam tambang. Selain itu,
untuk menerapkan metode ini, dipilih endapan bijih yang memiliki nilai tinggi baik
dalam kadar maupun harganya.

d. Sublevel Stoping

Metode ini merupakan salah satu metode tambang bawah tanah dengan cara
membuat level-level dalam melakukan penambangan, yang kemudian dibagi menjadi
sublevel-sublevel. Metode ini cocok digunakan untuk endapan dengan ketebalan 1
sampai 20 m dan kemiringan lereng lebih dari 30° serta penyebaran kadar bijih
seharusnya homogen. Endapan bijih dan batuan induk haruslah kuat dan keras, serta
bats antara keduanya tidak boleh memiliki retakan ketika dilakukan penambangan. Hal
ini untuk menghindari pencampuran antara endapan bijih dan batuan induk.

2. Supported Stope Methods

Metode ini merupakan metode tambang bawah tanah yang menggunakan penyangga
untuk menyangga bagian atas terowongan agar tidak ambruk. Metode ini digunakan pada
tambang bawah tanah yang memiliki endapan bijih dan batuan induk yag lunak. Metode ini
juga dilakukan secara sistematis.
Penyangga dalam tambang bawah tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
penyangga alamiah dan penyangga buatan. Penyangga alamiah adalah penyangga yang
menggunakan material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan yang
dilakukan. Baik itu merupakan endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang dan
memiliki kadar yang rendah , maupun mineral lain yang tidak ditambang atau batuan
samping. Sedangkan penyangga buatan adalah penyangga yang dimasukan ke dalam
tamang bawah tanah, agar tambangnya tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini dapat
berupa pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.

Supported Stope Methode dibagi menjadi empat, yaitu shrink and fill stoping, cut and
fill stoping, square set stoping dan stull stoping.
a. Shrink and Fill Stoping
Metode ini merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level
pada tambang bawah tanah. Level-level tersebut merupakan endapan bijih yang
ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat stope-stope atau ruangan-ruangan.
Setelah selesai menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan
material lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini
relatif horizontal

b. Cut and Fill Stoping


Metode ini merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan
untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka
stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini yang
membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Metode ini cocok untuk endapan bijih
keras, tetapi batuan indungnya lunak, yang tebalnya antara 1 sampai 6 m dengan arah
endapan harus relatif mendatar tetapi cukup tebal dan memiliki kemiringan lebih dari
45°, kecuali untuk endapan vein. Endapannya Sebaiknya untuk endapan vein,
kemiringannya harus lebih dari 45o. Endapan yang dipililh juga harus memiliki nilai
yang dan harga yang tinggi.

c. Square Set Stoping


Metode ini merupakan metode tambang bawah tanah yang penambangannnya
dilakukan dengan membuat penyangga yang lebih sistematis dan penyangganya dapat
berupa kayu atau besi dengan bentuk ruang (tiga dimensi). Untuk metode ini, biaya
penyanggaannya sangatlah mahal. Metode ini cocok untuk endapan bijih yang mudah
runtuh, dengan ketebalan bijih minimal 3,5 m dan kemiringan endapan lebih dari 45o.
Antara endapan bijih dan batuan induk tidak perlu memiliki batasan yang jelas.
d. Stull Stoping
Metode ini merupakan metode tambang bawah tanah yang memasang penyangga
dari footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada sistem
penambangan ini penyangganya menggunakan kayu. Biaya untuk penyangga dalam
metode ini sangatlah mahal. Metode ini cocok untuk endapan bijih dengan ketebalan
antara 1 sampai 5 m sedangkan kemiringannya tidak terlalu berpengaruh. Untuk
melakukan metode ini, bijihnya harus cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung
disangga, dan batuan induknya harus mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan dan
bijihnya harus bernilai tinggi.

3. Caving Methods

Metode ini merupakan metode penambangan endapan bijih pada tambang bawah tanah
dengan cara melakukan pengambrukan atau meruntuhkan bijih bagian atas setelah dibuat
lombong ambrukan di bagian bawahnya. Metode ini juga dikenal dengan nama metode
ambrukan. Pertama-tama akan dilakukan penggalian bagian bawah dengan tujuan
memotong bagian bawah dari blok bijih yang kemudian menyebabkan batuan pada bagian
atas menjadi runtuh akibat berat batuan itu sendri atau tekanan dari samping maupun
karena keduanya. Metode ini akan diterapkan pada blok badan bijih yang besar karena
tingkat produksinya lebih tinggi.
Caving Method memiliki beberapa cara penambangan, diantaranya top slicing, sub
level caving dan blok caving.

a. Top slicing :
Cara penambangan ini dilakukan untuk endapan bijih yang memiliki overburden
lemah. Penambangannya akan dilakuakan selapis demi selapis, dari atas ke bawah
pada stope yang disangga.

b. Sub level caving


Cara penambangan ini dilakukan dari puncak endapan bijih menuju ke bawah seperti
pada top slicing. Pada umumnya dilakukan untuk batuan yang keras.

c. Blok caving
Cara penambangan dilakukan dengan membagi batuan ke dalam blok-blok besar.
Kemudian dikeluarkan melalui drow point yang letaknya pada dasar blok.

Anda mungkin juga menyukai