PENDAHULUAN
Pada kegiatan penambangan yang menerapkan metode open pit, desain kemantapan
lereng merupakan faktor perencanaan teknik yang paling utama. Pembuatan lereng
tambang dilakukan pada massa batuan yang memiliki struktur geologi yang kompleks
didalamnya. Oleh karena itu perlu suatu perencanaan yang tepat agar massa batuan
tetap dalam kesetimbangannya (equilibrium).
Dalam keadaan tidak terganggu (alamiah), massa batuan umumnya berada dalam
keadaan setimbang terhadap gaya-gaya yang timbul dari dalam (tekanan vertikal,
tekanan horizontal, dan tekanan pori air). Kesetimbangan massa batuan akan
mengalami perubahan akibat adanya kegiatan ekskavasi terbuka untuk kebutuhan
konstruksi lereng tambang. Dengan terjadinya hal tersebut, maka massa batuan akan
berusaha mencapai keadaan kesetimbangan yang baru secara alamiah. Cara ini
biasanya berupa proses degradasi atau pelepasan beban (release stress), terutama
dalam bentuk longsoran sampai akhirnya tercapai keadaan kesetimbangan yang baru.
Penting untuk diketahui bahwa pemahaman terhadap massa batuan, struktur geologi,
bidang diskontinu, kondisi air tanah dan beban dinamik, merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan untuk dapat menganalisis kemantapan lereng secara komprehensif,
tepat dan akurat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari semua bidang diskontinu yang ada, kekar (joint) adalah yang paling sering hadir
dalam batuan. Hal ini disebabkan karena kekar merupakan bidang diskontinu yang
telah pecah dan terbuka, sehingga bidang kekar disebut bidang lemah. Selain itu, kekar
sering atau bahkan hampir selalu ada pada suatu massa batuan. Oleh sebab itu, dalam
pertimbangan geoteknik, seringkali kekar lebih menjadi perhatian dibandingkan
dengan jenis diskontinu lainnya.
3.1. Kesimpulan
Bidang diskontinu merupakan bidang yang memisahkan massa batuan menjadi bagian
yang terpisah dan terbentuk karena tekanan tarik yang terjadi pada batuan. Menurut
Djaendi (2012), beberapa jenis bidang diskontinu yang digolongkan berdasarkan
ukuran dan komposisinya adalah sebagai berikut: Kekar (joint) adalah rekahan pada
lapisan batuan, tanpa mengalami perpindahan tempat, Sesar (fault) adalah patahan pada
lapisan batuan dan mengalami perpindahan tempat/dislokasi/pergeseran, Lipatan (fold)
adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan atau gelombang atau
lengkungan, dan Perlapisan (bedding) yang terdapat pada permukaan batuan setelah
mengalami perubahan ukuran dan orientasi dari batuan. Bidang diskontinu yang ada,
kekar (joint) adalah yang paling sering hadir dalam batuan. Hal ini disebabkan karena
kekar merupakan bidang diskontinu yang telah pecah dan terbuka, sehingga bidang
kekar disebut bidang lemah. Dalam analisis bidang diskontinu terdapat beberapa istilah
yang biasa digunakan secara umum, yaitu Set Kekar (joint set), Spasi Bidang
Diskontinu dan Orientasi Bidang Dikontinu.