Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada kegiatan penambangan yang menerapkan metode open pit, desain kemantapan
lereng merupakan faktor perencanaan teknik yang paling utama. Pembuatan lereng
tambang dilakukan pada massa batuan yang memiliki struktur geologi yang kompleks
didalamnya. Oleh karena itu perlu suatu perencanaan yang tepat agar massa batuan
tetap dalam kesetimbangannya (equilibrium).

Dalam keadaan tidak terganggu (alamiah), massa batuan umumnya berada dalam
keadaan setimbang terhadap gaya-gaya yang timbul dari dalam (tekanan vertikal,
tekanan horizontal, dan tekanan pori air). Kesetimbangan massa batuan akan
mengalami perubahan akibat adanya kegiatan ekskavasi terbuka untuk kebutuhan
konstruksi lereng tambang. Dengan terjadinya hal tersebut, maka massa batuan akan
berusaha mencapai keadaan kesetimbangan yang baru secara alamiah. Cara ini
biasanya berupa proses degradasi atau pelepasan beban (release stress), terutama
dalam bentuk longsoran sampai akhirnya tercapai keadaan kesetimbangan yang baru.

Penting untuk diketahui bahwa pemahaman terhadap massa batuan, struktur geologi,
bidang diskontinu, kondisi air tanah dan beban dinamik, merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan untuk dapat menganalisis kemantapan lereng secara komprehensif,
tepat dan akurat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan bidang diskontinu?
2. Apa saja jenis-jenis bidang diskontinu?
3. Bagaimana analisis bidang diskontinu?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari paper ini, antara lain:
1. Mengetahui definisi dari bidang diskontinu
2. Mengetahui jenis-jenis bidang diskontinu
3. Memahami analisis bidang diskontinu

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Bidang Diskontinu


Secara umum, bidang diskontinu merupakan bidang yang memisahkan massa batuan
menjadi bagian yang terpisah. Menurut Priest (1993), pengertian bidang diskontinu
merupakan setiap bidang lemah yang terjadi pada bagian yang memiliki kuat tarik
paling lemah dalam batuan. Menurut Gabrielsen (1990), keterjadian bidang diskontinu
tidak terlepas dari masalah perubahan tekanan, temperatur, regangan, mineralisasi, dan
rekristalisasi yang terjadi pada massa batuan dalam waktu yang panjang.

Dari pengertian diatas dapat digeneralisasikan bahwa bidang diskontinu terbentuk


karena tekanan tarik yang terjadi pada batuan. Hal ini yang membedakan antara
diskontinuitas alami, yang terbentuk oleh proses geologi, dengan diskontinuitas
artifisial yang terbentuk akibat aktivitas manusia, seperti pengeboran, dan peledakan.
Palmstrom (2001), mengatakan struktur diskontinuitas pada batuan disebut sebagai
struktur batuan, sedangkan batuan yang tidak pecah disebut sebagai material batuan
yang bersama struktur batuan membentuk massa batuan.

2.2. Jenis Bidang Diskontinu


Menurut Djaendi (2012), beberapa jenis bidang diskontinu yang digolongkan
berdasarkan ukuran dan komposisinya adalah sebagai berikut :
a. Kekar (joint), adalah rekahan pada lapisan batuan yang terjadi akibat pengaruh
gaya-gaya endogen, baik tekanan maupun tarikan tanpa mengalami
perpindahan tempat.
b. Sesar (fault), adalah patahan pada lapisan batuan yang terjadi akibat pengaruh
gaya-gaya endogen, baik tekanan maupun tarikan dan mengalami perpindahan
tempat/dislokasi/pergeseran.
c. Lipatan (fold), adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan atau
gelombang atau lengkungan yang terbentuk akibat gaya endogen berupa
tekanan.
d. Perlapisan (bedding), terdapat pada permukaan batuan yang mengalami
perubahan ukuran dan orientasi dari batuan tersebut, serta perubahan
mineralogi yang terjadi selama proses pembentukkan batuan berlangsung.

Dari semua bidang diskontinu yang ada, kekar (joint) adalah yang paling sering hadir
dalam batuan. Hal ini disebabkan karena kekar merupakan bidang diskontinu yang
telah pecah dan terbuka, sehingga bidang kekar disebut bidang lemah. Selain itu, kekar
sering atau bahkan hampir selalu ada pada suatu massa batuan. Oleh sebab itu, dalam
pertimbangan geoteknik, seringkali kekar lebih menjadi perhatian dibandingkan
dengan jenis diskontinu lainnya.

2.3. Analisis Bidang Diskontinu


Dalam analisis bidang diskontinu terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan secara
umum. Beberapa poin yang berkaitan dengan bidang diskontinu, antara lain:
a. Set Kekar (joint set)
Set kekar (joint set) adalah sejumlah kekar yang memiliki orientasi relatif
sama, atau sekelompok kekar yang sejajar.
b. Spasi Bidang Diskontinu
Menurut Priest (1993), terdapat 3 macam istilah spasi/jarak bidang diskontinu,
yaitu:
a) Spasi total (total spacing) adalah jarak total antar bidang diskontinu
dalam suatu lubang bor atau sampling line pada pengamatan di
permukaan.
b) Spasi set kekar (joint set spacing) adalah jarak antara bidang diskontinu
dalam satu joint set. Jarak diukur di sepanjang lubang bor atau sampling
line pada pengamatan di permukaan.
c) Spasi set normal (normal set spacing) merupakan jarak yang diukur tegak
lurus antara satu bidang diskontinu dengan diskontinu yang lain yang ada
dalam satu joint set.
c. Orientasi Bidang Dikontinu
Orientasi bidang diskontinu yaitu kedudukan dari bidang diskontinu yang
meliputi arah dan kemiringan bidang. Arah dan kemiringan bidang diskontinu
umumnya dinyatakan dalam (strike/dip) atau (dip direction/dip azimuth).
a) Jurus (strike)
Merupakan arah dari garis horizontal yang terletak pada bidang
diskontinu yang miring. Arah ini diukur dari utara (U) searah jarum jam
ke arah garis horizontal tersebut.
b) Kemiringan (dip)
Kemiringan adalah sudut yang diukur dari bidang horizontal ke arah
bidang kemiringan bidang diskontinu.
c) Arah Penunjaman (dip direction)
Merupakan arah penunjaman dari bidang diskontinu. Dip Direction di
ukur dari utara (U) searah jarum jam ke arah penunjaman bidang
diskontinu atau sama dengan 90° dari strike searah jarum jam ke arah
penunjaman. DDR = Strike + 90°.

Gambar 2.1 Orientasi Bidang Diskontinu


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bidang diskontinu merupakan bidang yang memisahkan massa batuan menjadi bagian
yang terpisah dan terbentuk karena tekanan tarik yang terjadi pada batuan. Menurut
Djaendi (2012), beberapa jenis bidang diskontinu yang digolongkan berdasarkan
ukuran dan komposisinya adalah sebagai berikut: Kekar (joint) adalah rekahan pada
lapisan batuan, tanpa mengalami perpindahan tempat, Sesar (fault) adalah patahan pada
lapisan batuan dan mengalami perpindahan tempat/dislokasi/pergeseran, Lipatan (fold)
adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan atau gelombang atau
lengkungan, dan Perlapisan (bedding) yang terdapat pada permukaan batuan setelah
mengalami perubahan ukuran dan orientasi dari batuan. Bidang diskontinu yang ada,
kekar (joint) adalah yang paling sering hadir dalam batuan. Hal ini disebabkan karena
kekar merupakan bidang diskontinu yang telah pecah dan terbuka, sehingga bidang
kekar disebut bidang lemah. Dalam analisis bidang diskontinu terdapat beberapa istilah
yang biasa digunakan secara umum, yaitu Set Kekar (joint set), Spasi Bidang
Diskontinu dan Orientasi Bidang Dikontinu.

Anda mungkin juga menyukai