Pada awal tahun 1900, seorang ilmuwan dari Swedia bernama Atterberg
mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi tanah
berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Bilamana kadar airnya sangat
tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan.
Oleh karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah, tanah dapat di pisahkan
kedalam empat keadaan dasar, yaitu : padat, semi padat, plastis, dan cair,
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
2.1. (Braja M. Das ,1995).
Batas cair (liquid limit), adalah di mana perilaku tanah berubah dari
kondisi plastis ke cair. Pada batas cair tanah mempunyai kuat geser dengan
kekuatan rendah. Untuk melakukan uji batas cair, pasta tanah diletakkan di
dalam mangkok kuningan kemudian digores tepat di tengahnya dengan
menggunakan alat penggores. Selanjutnya dengan menjalankan alat pemutar,
mangkok kemudian dinaik-turunkan dari ketinggian 10 mm. Kadar air
dinyatakan dalam persen, dari tanah yang dibutuhkan untuk menutup goresan
yang berjarak 12,7 mm, sesudah 25 pukulan didefinisikan sebagai batas cair
(liquid limit). Kadar air (wc) didapatkan dengan Persamaan 2.1.
(𝑊2 – 𝑊3)
LL = wc (%) = x 100%.............................................................( 2.1 )
(𝑊2 – 𝑊1)
Keterangan :
Tujuan praktikum batas cair (liquid limit) adalah untuk menentukan nilai
kadar air yaitu batas dimana tanah mengalami perubahan dari kondisi cair
menjadi plastis.
Gambar Keterangan
Alat untuk uji batas cair
(cassagrande).
Gambar 2.4.
Pengujian batas cair dengan goresan
pada bagian tengah mangkok
cassagrande.
Gambar 2.5.
Pengukuran berat sampel batas cair.
Gambar 2.6.
Sumber: Dokumentasi, 2019
2.2.5 Data dan Analisa Praktikum
A. Data Paktikum Batas Cair (liquid limit)
Dari data hasil percobaan yang telah diperoleh pada praktikum batas
cair dapat dihitung kadar air menggunakan Persamaan 2.1.
Sample Tanah 1 Cawan no 42 :
(46,7−33,9)
wc % = x100% = 79,01%
(33,9−17,7)
Cawan no 1 :
(45,5−33,1)
wc % = x100% = 79,49%
(33,1−17,5)
Cawan no 6 :
(42,3−32,6)
wc % = x100% = 62,99%
(32,6−17,2)
Cawan no 35 :
(46,7−33,9)
wc % = x100% = 73,99%
(33,9−16,6)
Cawan no 23 :
(38,6−27,2)
wc % = x100% = 78,08%
(27,2−12,6)
Dari hasil perhitungan kemudian dikelompokkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Data perhitungan uji praktikum Batas Cair (Liquid
Limit)
Test No 1 2 3 4
Nomor Cawan 42 1 4 6 21 35 18 23
Berat Cawan, W₁
17.7 17.5 13.5 17.2 16.4 16.6 13.6 12.6
(gram)
Berat Cawan +
Tanah Basah, W₂ 46.7 45.5 36.2 42.3 45.5 46.7 39.8 38.6
(gram)
Berat Cawan +
Tanah Kering, W₃ 33.9 33.1 27.4 32.6 33.2 33.9 28.4 27.2
(gram)
Kadar Air, wc (%)
(𝑊₂−𝑊₃) 79.01 79.49 63.31 62.99 73.21 73.99 77.03 78.08
x100
(𝑊₃−𝑊₁)
Jumlah Pukulan 17 35 27 23
Sumber : Data olahan pribadi 2020
100
90
80
KADAR AIR (%)
70
60
50
40
30
20
10
0 1 10 2 100
5
JUMLAH PUKULAN
Nilai kadar air dari empat percobaan yang kemudian didapatkan delapan
sample tanah batas cair, didapatkan data pada grafik yang ditunjukkan pada
Gambar 2.13. Selanjutnya hasil hubungan antara kadar air dan jumlah
pukulan dalam grafik tersebut didapatkan nilai kadar air batas cair sebesar
75%. Dapat disimpulkan berdasarkan Tabel 2.1 tentang harga harga batas
atterberg untuk mineral lempung bahwa dengan kadar air pada pengujian
Batas Cair (liquid limit) sebesar 75% maka termasuk dalam kategori :
Indeks plastisitas (IP) adalah perbedaan antara batas cair dan batas
plastis suatu tanah. Oleh karena itu, indeks plastisitas merupakan parameter
yang penting sebagai tolak ukur stabilitas tanah. Nilai indeks plastisitas
didapatkan dengan Persamaan 2.3.
IP = LL – PL ..................................................................................... (2.3.)
Keterangan :
IP = Indeks plastisitas
LL = Batas cair
PL = Batas plastis
Untuk mendapatkan sistem klasifikasi tanah dengan menggunakan
data Indeks Plastisitas dan Batas Cair, digunakan bagan plastisitas seperti
pada Gambar 2.2.
2.3.2 Tujuan
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Sumber: Dokumentasi, 2019
2.3.5 Data dan Analisa Praktikum
A. Data Paktikum Batas Plastis ( Plastic Limit)
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan pada praktikum batas
plastis dapat dihitung kadar air menggunakan Persamaan 2.2 :
Sample tanah 1 Cawan no 14
(49,9−39,8)
PL = x100% = 44,69%
(39,8−17,2)
Batas susut merupakan transisi kadar air dari keadaan padat ke keadaan
semi-padat. Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara
perlahan-lahan hilang. Dengan hilangnya air secara terus menerus, tanah
akan mencapai suatu tingkat keseimbangan, di mana saat kehilangan air,
tanah tidak akan mengalami perubahan volume. Seperti yang ada pada
Gambar 2.11.
Untuk mendapatkan nilai dari batas susut dapat digunakan Persamaan 2.4 ,
Persamaan 2.5. dan Persamaan 2.6.
(W 2 −W 3 )
SL=w i = x 100 %....................................................................................(2.4)
(W 3 −W 1 )
W 4−W 5
SL= wc = x 100 % ...........................................................................
13,6 x (W 3−W 1 )
(2.5)
Selanjutnya untuk nilai batas susut (shrinkage limit) merupakan selisih antara
persamaan 2.4 dan 2.5. Sehingga dapat digunakan Persamaan 2.6.
SL = wi - wc..........................................................................................................(2.6)
Keterangan :
wi = Kadar airi.
wc = Kadar air.
W1 = Berat mangkok.
W2 = W1 + berat tanah basah.
W3 = W1 + berat tanah kering.
W4 = Berat air raksa yang mempunyai volume sama dengan mangkuk
shringkage limit.
W5 = Berat air raksa yang mempunyai volume yang sama dengan volume
Tanah kering
2.4.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum ialah untuk menentukan kadar air pada
batas semi padat dan untuk menentukan sifat-sifat tanah
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Perhitungan nilai SL
SL1 = Kadar Air mula-mula - Kadar Air
= 76,92% - 48,20% = 28,72%
Setelah dilakukan analisa dari ketiga pengujian atterberg yang meliputi Uji
Batas Cair (liquid limit), Uji Batas Plastis (plastic limit) dan Uji Batas Susut
(shrinkage limit). Dapat disimpulkan sebagai berikut :
Batas Cair (liquid limit) sebesar 75% maka termasuk dalam kategori Illite dan
Kaolinite .
Batas Plastis (plastic limit) sebesar 44,37% termasuk dalam kategori Illite dan
Halloysite.
Indeks Plastisitas (Plasticity Index)