Anda di halaman 1dari 13

BAB X

BATAS KONSISTENSI LIMIT


ASTM D 2216-80

6.1 Pemeriksaan Batas Cair (ASTM D 423-66)


Batas Cair / Liquid limit (LL) adalah keadaan dimana kadar air
tanah pada kondisi tanah mulai berubah dari keadaan plastis menjadi cair
atau sebaliknya yaitu batas antara keadaan cair dan keadaan plastis atau
juga batas atas dari daerah plastis.

6.1.1 Tujuan Percobaan


Pemeriksaan batas cair bertujuan untuk menentukan kadar
air suatu sampel tanah pada batas cair.

6.1.2 Dasar Teori


Batas cair adalah batas kadar air dimana dalam keadaan antara
cair dan plastis.

6.1.3 Peralatan
a. Alat uji batas cair standar (casagrande).
b. Grooving tool (alat pembuat alur).
c. Kontainer.
d. Palu karet.
e. Saringan No. 40.
f. Plat kaca ukuran 30 x 30 cm.
g. Oven.
h. Timbangan.
i. Air suling dengan tabung air.
j. Spatula.

6.1.4 Prosedur
Cara Biasa
a. Untuk tanah permukaan ambil tanah yang kering udara (Air
Dry), remah dengan palu karet lalu saring dengan ayakan nomor
40 sebanyak ±100 gram. Sedangkan untuk tanah uindisturbed
sampel dari tabung langsung diuji.
b. Tanah permukaan yang lolos ayakan nomor 40 ditumpuk
diatas plat kaca diberi air sedikit demi sedikit sehingga menjadi
menjadi adonan atau pasta yang lembut.Tanah Undisturbed dari
tabung sampel yang telah berupa adonan ditumpuk diatas pelat
kaca.
c. Adonan dimasukkan ke dalam mangkuk Casagrande dan
ratakan permukaannya.
d. Buat alur ditengah tanah yang telah diratakan tersebut dengan
grooving tool selapis rlemi selapis (maksimal enam kali)
sehingga tanah menjadi terbelah dua.
e. Putar handle mangkuk Casagrande dengan kecepatan konstan
(2 ketuk tiap detik) sambil menghitung jumlah ketukannya dan
perhatikan gerakan adonan tanah pada mangkuk sampai merapat
kira- kira 1/2 inchi (13 mm).

1,3
cm

Sebelum Sesudah
f. Jika jumlah ketukannya melebihi 50 kali, tambahkan air dan ulangi
langkah kerja dari (c). Sebaliknya apabila jumlah ketukan kurang
dari 50 kali, keringkan adonan atau aduk terus menerus diatas plat
kaca, kemudian ulangi dari langkah kerja. Pada percobaan ini,
banyak ketukan yang diambil adalah 15 sampai 35.
g. Diusahakan tidak menambah tanah kering pada tanah yang akan
diuji.
h. Waktu pencampuran tanah 5-20menit.
i. Apabila adonan merapat sekitar 13 mm sesuai dengan jumlah
ketukan yang diinginkan, contoh tanah diambil dari adonan
dimasukkan ke dalam kontainer.
j. Tentukan kadar airnya.
Cara satu titik
a. Tentukan atau cari satu keadaan pengujian yang memenuhi
ketukan 10-40 ketukan.
b. Tentukan kadar airnya (ω).
ω = (berat air/berat tanah kering) x 100%

c. Tentukan nilai (N/25)tanβ

Nilai (N/25)tanβ
Di mana :
 N = Jumlah ketukan.
 Wn = Kadar air yang dibutuhkan untuk menutup goresan
 Tanβ = 0,121

6.1.5 Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang
bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah
ketukan sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedangkan
kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa. Tarik garis lurus
melalui titik itu, jika ternyata diperoleh tidak terletak pada suatu
garis lurus maka buatlah garis lurus melalui titik berat itu, tentukan
batas kadar airnya pada jumlah ketukan ke N = 25 kali ketukan.
Tabel 6.2 Uji Penentuan Batas Cair
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

Jumlah Ketukan 14 20 28 36
Nomor Cawan 1 2 3 4
Berat Cawan W1 10,08 10,02 10,27 9,88
Berat Cawan + Tanah Basah W2 26,63 29,24 30,76 44,23
Berat Cawan + Tanah Kering W3
20,95 22,83 24,21 33,8
Berat Air Ww = W2 - W3 5,68 6,41 6,55 10,43
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 10,87 12,81 13,94 23,92
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air
100% 52,25% 50,02% 46,98% 43,60%

Grafik 10.1 Batas Cair (LL)


Berdasarkan grafik didapatkan batas cair untuk jumlah ketukan
(number of blows) 25 kali adalah 48,08%
6.2 Pemeriksaan Batas Plastis (ASTM D 424-59)
Batas plastis (Bp) adalah kadar air saat perubahan kondisi tanah dari
plastis menjadi semiplastis. Batas ini dicapai ketika tanah tidak lagi lentur dan
menjadi hancur di bawah tekanan.

6.2.1 Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah dalam
keadaan batas plastis.

6.2.2 Dasar Teori


Batas plastis adalah nilai kadar dimana tanah dalam keadaan diantara
plastis dan semi padat.
Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair
untuk menghitung indeks plastisitasnya (PI). PI merupakan perbedaan antara
batas cair dan batas plastis suatu tanah, yang dirumuskan dengan:
PI = LL-PL
PI = Plastisitas Indeks
PL = Plastisitas Limit
LL = Liquid Limit

6.2.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Plat kaca 30x30 cm.
b. Saringan nomor 40.
c. Kontainer.
d. Rol atau alat pengukur
e. Oven.
f. Neraca.
g. Air suling dengan tabung aimya
6.2.4 Prosedur
a. Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam keadaan
kering udara( AirDry), dihaluskan dengan palu karet, kemudian disaring
dengan ayakan nomor 40. Untuk tanah Undisturbed tanah dari tabung
sampel langsung diuji.
b. Tanah permukaan yang lolos dari saringan nomor 40 kemudian
diletakkan di atas plat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk
seperti bola (± 8 gram).
c. Setelah itu digulung dengan gulungan 80- 90 gulungan per menit (1
gulungan = 1 kali gulungan ke depan + 1 kali gulungan ke
belakang/ke posisi awal).
d. Pada saat diameter gulungan sampai 1/8 inch potong-potong bagian
gulungan menjadi 6 atau 8 bagian.
e. Lalu bagian-bagian tadi disatukan dan dibentuk lagi menjadi bola
(elips) dan kemudian digulung lagi.
f. Proses penggulungan dapat dihentikan pada saat tanah mengalami
retak-retak (bisa jadi sebelum sampai diameter 1/8 inch).
g. Gulungan yang sudah tepat kadar aimya (retak) diambil
dan dimasukkan ke dalam kontainer lalu ditimbang.
h. Kemudian masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
i. Tentukan kadar aimya.
6.2.5 Perhitungan

Tabel 6.3 Uji Penentuan Batas PLastis


Langkah Pengujian Hasil Perhitungan
Nomor Cawan 1 2
Berat Cawan W1 4,60 5,5
Berat Cawan + Tanah Basah W2 6,3 7,1
Berat Cawan + Tanah Kering W3 6 6,8
Berat Air Ww = W2 - W3 0,30 0,3
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 1,40 1,3
Kadar Air ω = Ww/Ws × 100% 21,4% 23,08%
Rata-rata Kadar Air ω 22,25%
Berdasarkan hasil perhitugan didapatkan batas plastis (PL) adalah
22,25 %. Sehingga didapatkan indeks plastisitas yaitu :
Indeks Plastisitas (PI) = LL-PL
= 48,08 – 22,25
= 25,83%

6.3 Pemeriksaan Batas Susut (ASTM D 427-61)


Batas Susut (Shrinkage Limit) Batas susut (SL) adalah keadaan dimana kadar
air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu presentase kadar
air pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume
tanah.
6.3.1 Tujuan Percobaan
Mencari kadar air tanah (ws), terhadap berat kering tanah setelah di
oven, dimana pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume massa tanah, tetapi penambahan kadar air tanah akan
menyebabkan penambahan volume massa tanah.

6.3.2 Dasar Teori

Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila air yang


dikandungnya hilang secara perlahan-perlahan dari dalam tanah. Dengan
hilangnya air secara terus-menerus, tanah akan mencapai suatu tingkatkan
keseimbangan dimana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan
perubahan volume kadar air dinyatakan dalam persen dimana perubahan
volume suatu masa tanah berhenti di definisikan sebagai batas susut.

6.3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Evaporating disk, porselin.
b. Spatula.
c. Shrikage disk, datar, dari porselin.
d. Glass, cup, pemukaan rata plat kaca.
e. Graduate cylinder 25 ml.
f. Timbangan, ketelitian 0,1 gr.
g. Air raksa.
h. Persiapkan tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 30 gr

6.3.4 Prosedur Pekerjaan


a. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur dengan air
suling secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori tanah sehingga
menyerupai pasta, sehingga mudah diisikan kedalam cawan
penyusut tanpa membawa serta masuk gelembung udara. Banyaknya air
yang dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk dengan consistency
yang diinginkan kira-kira sama atau sedikit lebih besar dari liquit limit.
Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memperoleh plastic soil dengan
consistency yang diinginkan , mungkin lebih besar dari WLL (kira-kira
10 % lebih besar dari WLD).

b. Bagian dalam dari cawan penyusut dilapisi tipis dengan


Vaseline.Untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan. Contoh
tanah yang sudah dibasahi tadi, kira-kira 113 volume cawan
diletakkan ditengah-tengah cawan, dan tanah dibuat mengalir kepinggir
dengan cara mengetuk-ngetuk cawan penyusut diatas permukaan
yang kokoh diberi bantalan beberapa lembar kertas. Kemudian setelah
tanah yang diketuk tadi menjadi padat dan semua udara yang terdapat
didalamnya terbawa kepermukaan, tambahkan lagi 113 tanah kedalam
cawan penyusut dan lakukan hal yang sarna sampai cawan penyusut
penuh.
c. Setelah diratakan dan dibersihkan, ditimbang dengan segera Cawan
penyusut + Tanah basah = A gram. Pasta tanah dibiarkan mengering
diudara sehingga warna pasta tanah bembah dari tua menjadi muda.
Lalu dimasukkan kedalam oven sampai kering. Setelah kering lalu
timbang Berat cawan + Tanah kering = B gram. Timbang berat cawan
kosong,bersih dan kering = C gram
d. Volume cawan = volume tanah basah, diukur dengan mengisi penuh
cawan penyusut dengan air raksa sampai meluap, buang kelebihan air
raksa dengan menekan kaca kuat kuat diatas cawan. Kemudian ukur
dengan menggunakan gelas ukur banyaknya air raksa yang tinggal
dalam cawan penyusut sehingga didapatkan isi tanah basah = V.
e. Volume tanah kering diukur dengan mengluarkan tanah kering dari
cawan penyusut lalu dicelupkan kedalam cawan gelas yang penuh
dengan air raksa.
Caranya sebagai berikut:

 Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air
raksa dibuang dengan menekan plat kaca diatas cawan gelas.
 Air raksa yang melekat diluar cawan gelas dibersihkan dengan benar.
 Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu kedalam cawan gelas
yang lebih besar.
 Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas.
 Tekan dengan hati-hati tanah kering itu kedalam air raksa dengan
menggunakan plat kaca, sampai plat kaca rata dengan bibir cawan.
Perhatikan jangan sampai ada udara yang terbawa masuk kedalam
air.
 Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengan gelas
ukur, sehingga didapat Volume tanah kering = Vd.
6.3.5 Perhitungan
Tabel 6.4 Uji Penentuan Batas Susut
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan
Nomor Monel Dish 1 2
Berat Monel Dish W1 35,7 43,49
Berat Monel Dish + Tanah Basah W2 59,07 60,1
Berat Monel Dish + Tanah Kering W3 55,7 57,40
Berat Air Ww = W2 - W3 3,37 2,70
Berat Tanah Basah W = W2 - W1 23,37 16,61
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 20,00 13,91
Volume Tanah Basah V= W4/bj air raksa 13,24 13,97
Volume Tanah Kering Vo= W5/bj air raksa 12,79 12,20
Berat Air Raksa Tanah Basah W4 180 190
Berat Air Raksa Tanah Kering W5 174 165,9
Kadar Air ω = Ww/Ws × 100% 16,85% 16,26%
Batas Susut
16,71% 15,47%
SL = ω - [(V - Vo) / Ws. ɣw] × 100%
SL rata-rata 16,09%
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan batas susut adalah 16,09 %.

6.4 Kesimpulan
Diketahui data hasil pemeriksaan batas-batas plastisitas, Liquid Limit =
48,08% dan Plastic Limit = 22,25%, sehingga didapatkan Indeks Plastik nya adalah
25,83%. Berdasarkan grafik di atas, plot hasil nya diketahui termasuk jenis tanah OH
and MH (lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi dan lanau tak
organik atau pasir halus diatome, lanau elastis).
 Lolos saringan No.200 = 99,85% (>50%), termasuk tanah berbutiran halus.
 Batas plastis = 22,25% (<50%), termasuk lanau/lempung plastisitas rendah.
 PI = LL – PL
= 48,08% - 22,25% = 25,83%

Grafik 6.2 Indeks Plastisitas berdasarkan USCS


Berdasarkan hasil grafik diatas dapat nilai PI ( LL - PL ) adalah 25,83%

6.5 Gambar Alat

Gambar 6.1 Casagrande Gambar 6.2 Grooving Tool


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.3 Kontainer Gambar 6.4 Saringan No.40
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.5 Oven Gambar 6.6 Timbangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.7 Plat Kaca Gambar 6.8 Spatula


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.9 Gelas Gambar 6.10 Graduate Cylinder
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.11 Air Suling


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai