Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN TANAH

Job Sheet : Uji Batas Cair dan Plastis

Dosen pengampu :
Dra. Daryati, M.T.

Disusun oleh :

Swaraswati Kemala Dewi 1506520004

Irvanda Mauldi 1506520044

Ricky Johanes Saputra S 1506520049

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
UJI BATAS CAIR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori

Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis. Contoh tanah dikeringkan di bawah terik matahari, kemudian diremah dengan
martil karet agar tidak merusak partikel tanahnya sendiri. Tanah yang dipakai pada
percobaan ini adalah yang lolos saringan no.100 Tanah tersebut kemudian diaduk
dengan air hingga membentuk adonan atau pasta. Lalu diletakkan di dalam alat ujinya.

Alat uji batas cair yang dipakai pada percobaan ini dikenal dengan nama
Casagrande yang merupakan sebuah mangkuk kuningan yang mempunyai engsel
disalah satu tepinya sehingga dapat bergerak naik turun. Posisi awal mangkuk tertumpu
pada dasar karet yang keras. Mangkuk dapat bergerak naik turun dengan pengungkit
eksentris (Cam) yang dijalankan oleh suatu alat pemutar. Naik turunnya mangkuk ini
diatas dasar karet tersebut menimbulkan ketukan. Jumlah ketukan ini yang akan
menjadi standar hitungan, dimana uji batas cair ini dikerjakan pada tanah yang sama
dengan jumlah ketukan berbeda. Kadar air yang diperoleh dan banyaknya ketukan
diplot ke grafik semilog. Sebaran titik-titiknya dihubungkan dengan garis regresi linear.
Nilai kadar air yang ditunjukkan pada ketukan 25 adalah batas cair tanah yang diuji.

Batas cair tanah adalah kadar air minimum dimanan sifat suatu tanah berubah
dari kedaan cair manjadi plastis. Berdasarkan batas cair yang digunakan untuk
menentukan sifat dan plastisitas tanah.
➢ Kadar air ketika sifat tanah pada batas dari kadar cair menjadi plastis.
➢ Batas plastis tanah yaitu batas terendah kadar air ketika tanah masih dalam
keadaan platis.
➢ Jumlah pukulan (m) yaitu perbandinagn antara berat air dalam tanah terhadap
berat burtiran tanah yang dinyatakan dalam persen.
➢ Konsistensi tanah yaitu kadar relative tanah ketika tanah masih mudah untuk
dibentuk
Indeks plastisitas
Tanah plastisitas indeks yang disingkat dengan PI adalah perbedaan antara batas cair
dengan batas plastis tanah. Rumusnya

1.2 Tujuan

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair.

BAB II
PERALATAN

1. Alat batas cair standard


2. Alat pembuat alur (grooving tool)
3. Sendok dempul
4. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
5. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
6. Cawan kadar air minimal 4 buah
7. Spatula dengan panjang 12,5 cm
8. Botol tempat air suling
9. Air suling
10. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C
Alat pembuat alur (grooving Sendok dempul & Spatula
Alat batas cair standard tool)

Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm Neraca dengan ketelitian 0,01


gram Cawan

Botol tempat air suling

benda uji dimasukkan kedalam


oven selama kurang lebih 24
jam.
BAB III
BENDA UJI

Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh, seperti berikut :

a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih
halus dari saringan 0,42 mm (no.100). Dalam hal ini benda uji tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (no.100).
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran yang
lebih kasar dari saringan 0,42 mm (no.100). Keringkan contoh di udara sampai bisa
disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan 0,42 mm (no.100).

BAB IV
LANGKAH PENGUJIAN

1. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan di dalam pelat kaca
pengaduk
2. Dengan menggunakan spatula aduklah benda uji tersebut dengan menambah air
suling sedikit demi sedikit, sampai homogen
3. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan
letakkan di atas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian hingga
sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm
4. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur (grooving
tool) harus tegak lurus permukaan mangkok
5. Putarlah alat sedemikian rupa sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan 2
putaran perdetik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada
waktu bersinggungan
6. Ulangi pekerjaan 3 sampai dengan 5 beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan
yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh
sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada tiga kali percobaan telah
diperoleh jumlah pukulan kurang lebih sama, maka ambillah benda uji langsung
dari mangkok pada alur, kemudian masukkan ke dalam cawan yang telah
dipersiapkan dan periksalah kadar airnya
7. Kembalikan benda uji ke atas kaca pengaduk dan mangkok alat batas cair di
bersihkan. Benda uji diaduk Kembali dengan merubah kadar airnya. Kemudian
ulangi Langkah 2 sampai 6 minimal 3 kali berturut-turut dengan variasi kadar air
yang berbeda, sehingga akan diperoleh pebedaan jumlah pukulan sebesar 8-10

BAB V
HASIL PERHITUNGAN

Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan
skala logaritma, sedangkanbesarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa.

Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu. Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak
terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut.
Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 15-30 dan kadar air inilah yang merupakan
batas cair (liquid limit) dari benda uji tersebut.

5.1 Data yang diperoleh


No Sampel 1 2 3
Jumlah Ketukan 30 15 20
Berat Kontainer + Tanah Basah (gr) 59 53,5 47,5
Berat Kontainer + Tanah Kering (gr) 51,5 42 38,5
Berat Kontainer (gr) 23 22 21,5

5.2 Perhitungan batas cair


No. Uji 1 2 3
Berat container, W1 (Gram) 23 22 21,5
Berat tanah basah + container, W2 (gram) 59 53,5 47,5
Berat tanah kering + container, W3 (gram) 51,5 42 38,5
Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (gram) 36 31,5 26
Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (gram) 28,5 20 17
Berat tanah air, W6 = W4 – W5 (gram) 7,5 11,5 9
Kadar Air, w = (W6 / W5) x 100 % 26,31 57,5 52,94
Jumlah Ketukan, N 30 15 20
Batas Cair (Dari grafik) 45,58 %

5.3 Grafik
BAB VI
DOKUMENTASI

Memasukan bahan uji kedalam Benda uji diletakkan di atas


Menghaluskan bahan uji dengan
wadah, lalu ditambahkan air mangkok alat batas cair dan
saringan no.100
aquades ratakan permukaannya hingga
sejajar dengan dasar alat.

Benda uji dibuat alur dengan Benda uji dimasukkan kedalam benda uji dimasukkan kedalam
jalan membagi dua dalam container dan setelah itu oven selama kurang lebih 24
mangkok itu, dengan ditimbang. jam.
menggunakan alat pembuat alur
(grooving tool) melalui garis
tengah pemegang mangkok dan
simetris.
Benda uji kemudian ditimbang lagi untuk
mendapatkan berat tanah kering.
UJI BATAS PLASTIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori

Batas Plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam
keadaan plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat sederhana, yaitu dengan cara
menggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 1/8 inci (3,2 mm) menjadi
retak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar 3 mm. Hasil dari
percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair untuk menghitung Indeks
Plastisitasnya (PI). PI merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis suatu tanah.

Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya dari
keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas plastis biasanya digunakan untuk
menentukan jenis, sifat dan klasifikasi tanah.

• Batas plastis
• Batas cair
• Indeks plastisitas
• Kadar air

Uraian dari keempat macam istilah diatas yaitu:


1 Batas cair (liquid limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan
cair menjadi plastis
2 Batas plastis (plastic limits/PL) : batas terendah kondisi kadar air ketika tanah
masih dalam keadaan plastis.
3 Indeks plastisitas (plasticity indekx/PI) : selisih antara batas cair tanah dan batas
platis tanah.
4 Kadar air : parbadingan berat massa air dalam suatu massa tanah terhadap berat
massa partikel padatnya dan satuanya dinyatakan dalam persen ”%”

Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi baret air terhadap berat tanah
kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah diambil untuk dijadikan benda
uji kemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga menjadi cukup plastis
untuk digeleng / dibentuk bulat panjang hingga berbentuk seperti “cacing” dengan
diameter 3 mm. metode pengelengan dapat dilakukan dengan anggota tubuh kita yaitu
tangan untuk mengeleng diatas permukaan yang datas (kaca, keramik, dsb) adapun
benda uji yang retak ketika mencapai diameter 3 mm diambil untuk diukur kadar airnya.
Kadar air yang dihasilkan dari pengujian tersebut merupakan batas plastis tanah
tersebut.

1.2 Tujuan

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis.

BAB II
PERALATAN

1. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm


2. Sendok dempul Panjang 12,5 cm
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm Panjang 10 cm
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
6. Botol tempat air suling
7. Air suling
8. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C

Batang pembanding Sendok dempul & Spatula


Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
Botol tempat air suling
Neraca dengan ketelitian 0,01
gram Cawan

benda uji dimasukkan kedalam


oven selama kurang lebih 24
jam.

BAB III
BENDA UJI

Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan atau pada kadar air asli
sebanyak ± 20 gram.
BAB IV
LANGKAH PENGUJIAN

1. Letakkan benda uji diatas pelat kaca, kemudian diaduk hingga kadar airnya merata
2. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu sebesar 8
gram, kemudian bola-bola tanah itu digeleng di atas pelat kaca. Penggelengan
dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80-90 gelengan permenit
3. Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Kalau pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda uji
mencapai diameter 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali, ditambah
air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola itu bisa
mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan retakan-retakkan,
maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat di udara agar kadar airnya berkurang
sedikit
4. Pengadukan dan penggelengan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi
tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm
5. Periksa kadar air batang tanah dibuat ganda yaitu benda uji untuk pemeriksaan
kadar air 5 gram

BAB V
HASIL PERHITUNGAN

5.1 Data yang diperoleh


No Sampel 1 2 3
Berat Kontainer + Tanah Basah (gr) 16 16,5 16,5
Berat Kontainer + Tanah Kering (gr) 15,5 16 16
Berat Kontainer (gr) 14,4 14 14,5

5.2 Perhitungan batas plastis


No. Uji 1 2 3
Berat container, W1 (Gram) 14,4 14 14,5
Berat tanah basah + container, W2 (gram) 16 16,5 16,5
Berat tanah kering + container, W3 (gram) 15,5 16 16
Berat tanah basah, W4 = W2 – W1 (gram) 1,6 2,5 2
Berat tanah kering, W5 = W3 – W1 (gram) 1,1 2 1,5
Berat tanah air, W6 = W4 – W5 (gram) 0,5 0,5 0,5
Kadar Air, w = (W6 / W5) x 100 % 45,45 25 33,3
Batas Plastis (Dari grafik) 34,58 %

5.3 Grafik

BAB VI
IMPLIKASI BATAS CAIR & BATAS PLASTIS

Sesuai teori yang telah didapatkan dalam menentukan batas plastis yaitu dengan rumus PI =
LL – PL, dimana PI merupakan indeks plastisitas, PL merupakan batas plastis dan LL
merupakan kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan cair menjadi plastis. Maka
dengan demikian indeks plastisitasnya adalah PI = LL – PL = 45,58 – 34,58 = 11
Dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tanah tersebut mempunyai indeks plastisitas
lebih dari 11 dan mempunyai plastisitas yang tinggi dan merupakan tanah lempung yang
kohesif.

BAB VII
DOKUMENTASI

Memasukan bahan uji kedalam Benda uji diratakan dan di


Menghaluskan bahan uji dengan
wadah, lalu ditambahkan air
saringan no.100 letakkan diatas pelat kaca,
aquades
kemudian diaduk hingga kadar
airnya merata.

Benda uji digeleng di atas pelat Benda uji dimasukkan kedalam benda uji dimasukkan kedalam
kaca. Penggelengan dilakukan container dan setelah itu oven selama kurang lebih 24
dengan telapak tangan sampai ditimbang. jam.
membentuk batang dengan
diameter 3 mm
Benda uji kemudian ditimbang lagi untuk
mendapatkan berat tanah kering.

Anda mungkin juga menyukai