Disusun oleh :
Kelompok 3
Dosen pengampu :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERALATAN
1. Catut
2. Kunci pembengkok
3. Meja kerja
4. Pemotong besi
5. Siku besi
6. Meteran
BAB III
BAHAN
1. Semen
2. Pasir
3. Batu krikil/Batu split
4. Besi tulangan diameter 12 dan 16
5. Kawat bendrat
6. Papan kayu
7. Paku/sekrup
8. Air Secukupnya
BAB IV
LANGKAH PEMBUATAN
20 cm
15 cm 15 cm
75 cm
Diketahui :
❖ Perhitungan Pembesian
masing-masing panjang dikurangi selimut beton. Selimut beton = 40 mm ~ 4 cm.
• panjang harus ditambah kait, masing masing panjang kait 8 cm, maka :
Panjang besi = Panjang besi total + 8 + 8
= 356 + 8 + 8
= 372 cm ~ 3,72 m.
❖ Sengkang D12-100
• Kolom yang akan dibuat menggunakan 8 batang besi diameter 16. Kait 8 cm
Menentukan jumlah besi yang dibutuhkan :
** per 1 meter
Jumlah Batang= (banyaknya batang besi + ( 2 x kait )) x 1 meter
= ( 8 + ( 2 x 8 )) x 1
= ( 8 + 16 ) x 1
= 24 x 1
= 24 meter
Panjang 1 batang besi 12 m, maka :
24
= 12 = 2 batang besi Ø16
BAB V
2. Pemasangan tulangan
1. Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan
2. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune
split serta air secukupnya. Jika bangunan dengan skala besar, kontraktor
membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang
diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada
direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran
pondasi telapak/footplate
3. Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen (concrete mixer) dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
4. Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi/ember
6. Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi dan dilakukan bertahap
sedikit demi sedikit atau diratakan dan dipadatkan dengan vibrator agar tidak ada
ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar
dapat masuk kecelah-celah tulangan
7. Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah digunakan untuk
curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air
bersih secara rutin
8. Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka
akan dilakukan pengurugan kembali dengan tanah bekas galian serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom
KESIMPULAN
Sebagai akhir dari pembahasan Laporan Praktikum ini, kami mencoba untuk menarik
kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan tersebut perlu dikemukakan guna
memperoleh suatu pegangan yang dapat dijadikan bahan pengetahuan dari masalah yang
dibahas oleh penulis. Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Podasi harus diperhitungkan sebaik mungkin, sehingga dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.
2. Fungsi pondasi:
- Mendukung seluruh berat dari bangunan.
- Meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya.
- Menstabilkan beban.
3. Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan.
Struktural : tidak ambles dan tidak berubah bentuk.
Fungsional :mampu mendukung dan menyalurkan dengan Baik beban-
beban diatasnya.
4. Dasar pondasi mempunyai lebar yang cukup dan Diletakkan pada lapisan tanah
keras. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pondasi:
5. Menghindari pemasangan pondasi sebagian pada tanah keras dan sebagian pada
tanah lembek.