Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BATU BETON

Job Sheet : Pondasi Telapak

Disusun oleh :

Kelompok 3

Budi Afriani 1506520008

Bintang Adi Akbar P 1506520014

Reza Fadilah 1506520039

Ricky Johanes Saputra 1506520049

Azmi fallah alfarizi 1506520050

Dosen pengampu :

Dra. Daryati, M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


Pondasi telapak atau yang biasa dikenal juga dengan pondasi setempat adalah
salah satu jenis pondasi dangkal yang bekerja menahan beban secara terpusat (dari
kolom) sehingga penempatannya sama persis pada titik titik penempatan kolom
bangunan. Pondasi telapak (foot plate) terbuat dari beton bertulang dengan bentuk pelat
persegi empat atau persegi panjang.
Pondasi telapak/tapak banyak digunakan untuk pondasi rumah dan juga
bangunan bertingkat seperti ruko (rumah toko) atau bangunan lainnya hingga
ketinggian tiga lantai. Dalam penentuan dimensi atau ukuran dari pondasi tapak harus
berdasarkan analisa atau perhitungan struktur. Perhitungan dilakukan dengan
mempertimbangkan pembebanan dan juga daya dukung tanah di bawahnya. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan pondasi tersebut mampu menahan beban bangunan di
atasnya.

BAB II

PERALATAN

1. Catut
2. Kunci pembengkok
3. Meja kerja
4. Pemotong besi
5. Siku besi
6. Meteran
BAB III

BAHAN

Bahan-bahan yang harus dipersiapkan sebagai berikut :

1. Semen
2. Pasir
3. Batu krikil/Batu split
4. Besi tulangan diameter 12 dan 16
5. Kawat bendrat
6. Papan kayu
7. Paku/sekrup
8. Air Secukupnya

BAB IV

LANGKAH PEMBUATAN

20 cm

15 cm 15 cm
75 cm
Diketahui :

Panjang alas (Pa) = 750 mm = 75 cm


Panjang atas (a2) = 200 mm = 20 cm
Panjang sisi Miring (a1 dan a3) = 310 mm = 31 cm
Tinggi (t) = 150 mm = 15 cm

❖ Perhitungan Pembesian
masing-masing panjang dikurangi selimut beton. Selimut beton = 40 mm ~ 4 cm.

Panjang bagian alas = (a1 + a2 + a3) + t + t (– ( 2 x selimut beton )


= ( 31 + 20 + 31 ) + 15 + 15 – ( 2 x 4 )
= 82 + 30 – 8
= 104 cm.
Tinggi besi pondasi = tinggi – ( 2 x selimut beton )
= 15 – ( 2 x 4 )
= 7 cm.

Panjang mendatar = panjang mendatar – ( 2 x selimut beton )


= 75 – ( 2 x 4 )
= 67 cm.

• pembesian biasanya besinya dibuat segi 4 melingkar, maka :


Panjang besi total = (2 x Panjang bagian a) + (2 x Tinggi besi pondasi) +
(2 x Panjang mendatar)
= ( 2 x 104 ) + ( 2 x 7 ) + ( 2 x 67 )
= 208 + 14 + 134
= 356 cm.

• panjang harus ditambah kait, masing masing panjang kait 8 cm, maka :
Panjang besi = Panjang besi total + 8 + 8
= 356 + 8 + 8
= 372 cm ~ 3,72 m.

• besi yang digunakan sebanyak 10 buah, maka :


Panjang besi = 10 x 3,72
= 37,2 m.

• Pembesian arah berlawanan harus dikurang 2xD karena harus masuk ke


dalamnya
Diameter = 12 x 2 = 24 mm ~ 2,4 cm

Tinggi arah berlawanan = tinggi besi pondasi – (2xD)


= 7 – 2,4
= 4.6 cm.
Panjang potongan = (2 x panjang mendatar) + (2 x tinggi arah berlawanan) + (2
x kait )
= ( 2 x 67) + ( 2 x 4,6 ) + ( 2 x 8 )
= 134 + 9,2 + 16
= 159,2 cm ~ 1,592 m.
• untuk besi 10 buah, maka :
Panjang = 10 x 1,592 = 15,92 m.

Jumlah kebutuhan besi = 37,2 + 15,92 = 53,12 m.

panjang 1 batang besi 12 m, maka membutuhkan besi sebanyak :


53,12
= = 4,426 batang
12
Dibulatkan 5 batang besi Ø12

❖ Sengkang D12-100

Jika kolom ukuran 25x25, maka ukuran sengkang 20x20 ( kanan


kiri dikurangi 2,5 cm).
Diameter 12 dan Jarak 10 cm.
Tekukan 5 cm.
Panjang kait 6 cm

Panjang 1 sengkang = (20 x 2) + (20 x 2) + (2 x kait)


= 40 + 40 + ( 2 x 6 )
= 92 cm ~ 0,92 m.
** per 1 meter ( 100 cm )
= 100 cm : jarak antar sengkang
= 100 : 10
= 10 buah.
Total panjang sengkang = 10 buah x 0,92
= 9,2 m.

Panjang 1 batang besi = 12 meter, maka :


9,2
= 12 = 0,77 batang

Dibulatkan 1 batang besi Ø12.


❖ Kolom 8D16
Tampak Atas

• Kolom yang akan dibuat menggunakan 8 batang besi diameter 16. Kait 8 cm
Menentukan jumlah besi yang dibutuhkan :
** per 1 meter
Jumlah Batang= (banyaknya batang besi + ( 2 x kait )) x 1 meter
= ( 8 + ( 2 x 8 )) x 1
= ( 8 + 16 ) x 1
= 24 x 1
= 24 meter
Panjang 1 batang besi 12 m, maka :
24
= 12 = 2 batang besi Ø16
BAB V

PEMASANGAN PONDASI TELAPAK

5.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi telapak yaitu :
1. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi
2. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi
3. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
4. Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2,
maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup
kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2
5. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya
6. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan

5.2 Pekerjaan Pemasangan Pondasi


1. Perakitan tulangan

Untuk pondasi telapak ini perakitan tulangan dilakukan diluar tempat


pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses
pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan yaitu :

a. Besi yang dipakai mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan


gambar kerja
b. Mengukur dan mendesain bentuk atau dimensi untuk masing-masing tipe
tulangan yang dapat diketahui dari gambar kerja
c. Merakit satu persatu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
d. Besi yang telah dirakit diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu saat akan dipasang

2. Pemasangan tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi telapak, pemasangan tulangan dilakukan


dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan tulangan :

a. Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi telapak ditempatkan


pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm dan diletakkan tegak
lurus permukaan tanah dengan bantuan waterpass tangan dan unting-unting
b. Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan pasir
urug/dasar galian, jarak antara tulangan dengan dasar tanah minimal 40 mm,
yaitu dengan menggunakan pengganjal beton decking agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan
dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat
c. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran

5.3 Pekerjaan Bekisting


Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor, di dalamnya atau di atasnya. Tahap-
tahap pekerjaan bekisting yaitu :
1. Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom, sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
sendok spesi
2. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu pembuatan
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persyaratan tertentu
3. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan dicor
4. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan waterpass
5. Papan cetakan tidak boleh bocor
6. Papan-papan disambung dengan klem/penguat/penjepit
7. Paku diantara papan secara berselang seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak

5.4 Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split


serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan
apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi
menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir
dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan
pengecoran pondasi setempat yaitu:

1. Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan
2. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune
split serta air secukupnya. Jika bangunan dengan skala besar, kontraktor
membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang
diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada
direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran
pondasi telapak/footplate
3. Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen (concrete mixer) dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
4. Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi/ember
6. Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi dan dilakukan bertahap
sedikit demi sedikit atau diratakan dan dipadatkan dengan vibrator agar tidak ada
ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar
dapat masuk kecelah-celah tulangan
7. Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah digunakan untuk
curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air
bersih secara rutin
8. Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka
akan dilakukan pengurugan kembali dengan tanah bekas galian serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom

KESIMPULAN
Sebagai akhir dari pembahasan Laporan Praktikum ini, kami mencoba untuk menarik
kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan tersebut perlu dikemukakan guna
memperoleh suatu pegangan yang dapat dijadikan bahan pengetahuan dari masalah yang
dibahas oleh penulis. Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Podasi harus diperhitungkan sebaik mungkin, sehingga dapat menjamin keseimbangan dan
kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada pondasi tersebut.
2. Fungsi pondasi:
- Mendukung seluruh berat dari bangunan.
- Meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya.
- Menstabilkan beban.
3. Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan.
Struktural : tidak ambles dan tidak berubah bentuk.
Fungsional :mampu mendukung dan menyalurkan dengan Baik beban-
beban diatasnya.
4. Dasar pondasi mempunyai lebar yang cukup dan Diletakkan pada lapisan tanah
keras. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pondasi:
5. Menghindari pemasangan pondasi sebagian pada tanah keras dan sebagian pada
tanah lembek.

Anda mungkin juga menyukai