Anda di halaman 1dari 14

Cari bahan bangunan yang digunakan dalam pembuatan rumah

a. Berapa dimensinya
b. Bagaimana melihat secara visual sehingga tau kualitas dari material tersebut
c. Bagaimana menghitung jumlah bahan yang digunakan

1.Batu pondasi

Pondasi pada umumnya dibuat menggunakan material batu bata, batu gunung,batu kali.
Adapun dimensi dari batu gunung dan batu kali pada umumnya maksimal 30cm, pada batu
bata umumnya berdimensi Panjang 20cm,lebar 10cm,dan tebal 5cm.

Cara melihat kualitas batu bata untuk pondasi ialah :

- Permukaannya
- Hancurkah terkena air apa tidak
- Banyakah yang pecah saat diangkut dan diturunkan.

2.Semen

Semen pada umumnya digunakan untuk merekatkan batu pondasi, menyambung bata
bata untuk dinding, memplester dinding, hingga membuat lantai semen ekspos.

Cara melihat semen yang berkualitas :

- Saat diaplikasikan cepat keras apa tidak


- Warnanya
- Saat diaduk cepat merekat apa tidak.

3.Pasir

Pasir pada umumnya digunakan untuk komposisi campuran mortar (semen dan air
).pasir akan menjadi adonan untuk merekatkan batu bata dan komposisi campuran beton.

Cara melihat kualitas pasir yg bagus :

- Pasir terdiri dari butiran yang tajam dan keras apa tidak
- Melihat sifat pasirnya
- Banyakkah dia mengandung bahan organik apa tidak.
4.Baja ringan

Baja ringan digunakan pada bagian kerangka atap. Baja ringan ada beberapa jenis
diantaranya :

- Baja ringan kaso


- Baja ringan reng.

Baja ringan kaso memiliki dimensi ketebalan sekitar 0,75 – 1 mm, sedangkan baja
ringan reng memiliki ketebalan sekitar 0,40 - 0,60 mm.

Cara melihat kualitas baja ringan yang bagus :

- Ketebalan lapisan anti korosi


- Sekrupnya
- Garansi.

5.Kayu

Material kayu umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan pintu, kusem, jendela, dan
kerangka atap.

Dan juga kayu digunakan untuk pemasangan mal/bekisting.

Ada beberapa jenis kayu diantaranya :

- Kayu reng yang memiliki dimensi 2 x 3 cm dan 3 x 4 cm


- Kayu kaso yang memiliki dimensi 4 x 6 cm dan 5 x 7 cm
- Kayu balok yang memiliki dimensi 5 x 10 cm, 6 x 12 cm dan ada juga 8 x 15 cm
- Kayu papan yang memiliki dimensi 2 x 10 cm, 2 x 20 cm, 3 x 20 cm dan 3 x 30 cm.
Cara melihat kualitas kayu :
- Bahan kayu tersebut
- Olahannya
- Keawetan kayu.
6.Split (krikil)

Split merupakan material bangunan yang biasa digunakan untuk campuran beton.
Adapun dimensi dari split tersebut 5-50mm dengan rentang jarak per 5mm.

Cara melihat kualitas dari split :

- Tidak berpori
- Berapa persen kadar lumpurnya.

7.Bata ringan

Bata ringan digunakan untuk pembuatan dinding. Bata ringan memiliki ukuran dengan
Panjang 60 cm, lebar 20 cm, dan ketebalan 7,5 cm.

Cara melihat kualitas dari bata ringan :

- Coba tusuk dengan paku, karena bata ringan yang berkualitas bagus akan
bersifat keras
- Pastikan bentuknya persisi
- Periksa keaslian bata ringan.

8.Genteng/Atap

Ada beberapa jenis Genteng /Atap :

- Atap tanah liat


- Atap seng gelombang
- Atap plastik

Adapun dimensi dari :

- Atap seng gelombang memiliki ukuran 0,2 mm x 80 cm x 180 cm


- Atap plastik memiliki ukuran 0,8 mm x 82 cm x 180 cm.

Cara melihat kualitas dari genteng/atap :

- Tidak ada retakan pada genteng/atap


- Air tidak merembes jika disiram
- Melihat kepadatan genteng dengan cara memukul dengan ibu jari.
9.Keramik

Keramik umumnya digunakan untuk lantai dan juga digunakan untuk


dinding. Keramik memiliki beberapa macam ukuran :

- Keramik ukuran kecil 20 x 20 cm


- Keramik ukuran standar 30 x 30 cm
- Keramik ukuran sedang 40 x 40 cm
- Keramik ukuran besar 45 x 45 cm.
Cara melihat kualitas keramik :
- Ketahui berat keramik
- Uji ketahanan goresan
- Cek bagian sisi dan sikunya.
Mencari Volume Item

A . Pondasi Tapak

Diketahui :

Tinggi 1 : Tinggi dari keseluruhan pondasi tapak

Tinggi 2 : Tinggi bagian bawah pondasi tapak

Sisi : Panjang Pondasi Tapak

Contoh Menghitung Volume Pondasi Tapak.

Diketahui :

Volume

Tinggi dari keseluruhan Pondasi tapak : 0,5 m Pondasi = ( Tinggi1 x Tinggi 2/2 )
x Sisi x Sisi

Tinggi bagian bawah pondasi tapak : 0,4 m

Panjang Pondasi Tapak : 2 m


Jawabannya :

Volume Pondasi = (Tinggi 1 x Tinggi 2) / 2) x Sisi x Sisi

= (0,5 x 0,4) / 2) x 2 x 2

= 0,1 x 2 x 2 = 0,4 m3

B. Pondasi Cakar Ayam

Volume : L x P x T

Kebutuhan material pondasi cakar ayam ( perbuah ) :

-
Besi ( Batang) : ( L/B+1 ) x ( L x 2 + T x 2 ) x 2 / B

-
Split (m3) : 0.82 x V

-
Pasir (m3) : 0.54 x V

-
Semen (zak) : Kebutuhan Pasir x 1000 / 32 / R

Keterangan :
V : Volume Pondasi cakar ayam perbuah (m3)

L dan P : Lebar dan Panjang cakar ayam (m)

T : Tebal cakar ayam (m)

R : Rasio semen berbanding pasir

B : Panjang Besi (m)

C. Pondasi Batu kali

Volume Pondasi: Luas Penampang x Jumlah Total Panjang Pondasi

Luas penampang dari rumus diatas dapat dicari dengan rumus berikut :

Luas Penampang = ( Lebar bagian atas pondasi + Lebar bagian bawah pondasi) x Tinggi
Pondasi / 2

Contoh Menghitung Volume Pondasi Batu Kali :

Diketahui :

Lebar bagian atas penampang pondasi : 0,4 m

Lebar bawah pondasi :1m

Tinggi dalam pondasi :2m


Pondasi = Jumlah Panjang Dinding : 40 m

Jawabannya :

Volume Pondasi : Luas Penampang Pondasi x Jumlah Total Panjang Pondasi

= ( 0,4 m + 1 m ) x ( 2 m / 2 ) x 40 m

= (1,4 m x 1 m ) x 40 m

= 1,4 m2 x 40 m = 56 m3

D. Sloof

Cara menghitung volume sloof yaitu dengan rumus P x L x T, Panjang Sloof x Lebar Sloof x
Tinggi Sloof.

Contoh Menghitung Volume Sloof :

Diketahui :

Panjang Sloof :6m

Lebar Sloof : 15 cm = 0,15 m


Tinggi Sloof : 20 cm = 0,2

V:PxLxT

Volume Sloof : 6 x 0,15 x 0,2 = 0,18

Jadi Volume sloof adalah 0,18 m3

E. Kolom

Panjang Kolom = 15bh x 3m = 45 m

Luas Penampang Kolom = 0,15m x 0,15m = 0,0225m2

Volume Kolom = 45m x 0,0225m2 = 1,0125 m3

F. Balok

Volume Balok = (0,25m x 0,45m x 4,5m x 4 Unit) + (0,25 x 0,40 x 4m x 3 unit) = 3,225 m³
G. Dinding

Luas Total = Panjang Total Dinding x Tinggi Dinding

Luas Dinding = Luas Total – Luas Total pintu, jendela, rooster dan bagian lainnya

Contoh perhitungan Volume dinding:

Luas Total : Panjang Total Dinding x Tinggi Dinding

Luas Total : ( 5 + 5 + 5 + 5 ) m x 4 m

Luas Total : 20 x 4 = 80 m2

Luas Dinding : Luas Total – ( Luas Pintu + Luas Jendela )

Luas Dinding : 80 – ( 2 x 0,9 ) + ( 2 x 0,8 x 0,6 )

Luas Dinding : 80 – 2,76 = 77,24 m2

Jadi luas dinding bangunan tersebut adalah 77,24 m2

H. Rangka Atap dan Atap

Untuk mengetahui luas keseluruhan rangka atap menggunakan rumus yaitu :

Volume : ( Panjang Bangunan + Overstek Genteng ) x ( Lebar Bangunan + Overstek Genteng


) / Derajat Kemiringan Atap Genteng (Cos Derajat)
Contoh Menghitung Volume Rangka atap :

Ukuran Sebuah Rumah : 10 x 20 m

Panjang Masing2 Overstek Genteng : 1,5 m

Kemiringan Atap : 35o derajat

Maka Luas dari Rangka atap dari bangunan rumah tersebut :

Panjang Bangunan : 10 + 1,5 + 1,5 = 13 m

Lebar Bangunan : 20 + 1,5 + 1,5 = 23 m

Derajat Kemiringan : Cos 35 derajat = 0,819

Volume : 13 x 23 / 0,819 = 299 / 0,819 = 366 m2

Setelah mendapatkan volume rangka atap, maka selanjutnya adalah menghitung kebutuhan
material penunjang yang nantinya digunakan untuk membangun rangka atap tersebut
I. Kaso dan Reng

Rumus :

Jumlah Kaso = ( Luas Atap miring x 4 ) / 6

= ( 366 x 4 ) / 6

= 1.464 / 6 = 244 Buah

Jumlah Reng = (Banyak Kaso x 1,2)

= 244 x 1,2 = 292,8 atau dibulatkan menjadi 293 Buah

J. Sekrup

Rumus :

Jumlah Skrup = ( Luas Atap Miring x 20 )

= 366 x 20 = 7.320 Buah


K. Genteng

Contoh Menghitung Jumlah kegunaan Atap / Genteng dengan Ukuran 2 x 4

Rumus :

Jumlah Genteng

= ( Luas Atap miring x 1,62)

= 366 x 1,62 = 592,92 dibulatkan menjadi 593 Lembar Genteng metal ukuran 2 x 4

Jumlah Skrup genteng

= ( Jumlah Genteng x 12 )

= 593 x 12 = 7.116 Buah

Dari data perhitungan diatas :

 Volume Pondasi Tapak : 0,4 m3

 Volume Pondasi Batu Kali : 56 m3

 Volume Sloof : 0,18 m3

 Luas Dinding : 77, 24 m2


 Luas Atap : 366 m2

 Jumlah Genteng : 593 Lembar

 Jumlah Kaso : 244 Buah

 Jumlah Reng : 293 Buah

 Jumlah Sekrup : 14.436 Buah

Anda mungkin juga menyukai