Anda di halaman 1dari 11

TSB TSFT_UM Topik : Perancah Acuan Kode :

Bagian : Bangunan Waktu :


Judul : Job Program
Mt. Dikat : Tanggal : 18 September 2020
Bekisting Pondasi Telapak
Nama : Vanytra Cindy
Kelas : OFF B
Tania

Definisi Bekisting

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan pada saat pengerjaan pengecoran beton
sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Bekisting biasanya terbuat dari kayu, multipleks,
aluminium, dan lain-lain. Bekisting bersifat mudah dipasang, awet, kuat, dan mudah dibongkar.
Sumber : https://karyaguru.com/2015/11/05/media-belajar-pembesian-struktur-beton-bangunan/
dan https://www.ilmutekniksipil.com/bekisting/jenis-jenis-bekisting

Jenis-jenis Bekisting

Terdapat beberapa jenis bekisting, antara lain :

 Bekisting Konvensional
 Bekisting Semi Sistem (Knock Down)
 Bekisting Sistem (PERI)
 Bekisting Fiberglass
 Bekisting Aluminium

Fungsi Bekisting

 Mempermudah pengerjaan konstruksi bangunan.


 Menentukan bentuk konstruksi beton sesuai keinginan.
 Mampu memikul beban yang ditimbulkan oleh spesi beton atau faktor eksternal saat
kondisi beton belum mengeras.
 Bekisting dapat dibuat bongkar pasar untuk mempermudah pengerjaan produksi beton.

Definisi Pondasi Telapak

Pondasi telapak adalah pondasi yang biasanya dibuat pada bangunan bertingkat. Pondasi ini
dapat memikul beban kolom yang berat, namun perletakannya harus mencapai lapisan tanah
yang lebih keras dan baik untuk mendukung kualitas bangunan. Pada umumnya, kedalaman
pondasi lebih kurang 1-2 meter.

Sumber : https://3dwarehouse.sketchup.com/model/9abaaff0-1f5a-4d99-ad60-
59f6e735302e/Pondasi-Foot-Plate-90x90-CM
 JOB DESCRIPTION

Alat dan Bahan Pembuatan Pondasi Telapak

No. Bahan dan Alat Fungsi Gambar


1. Papan Sebagai papan panel
Kayu/Multiplek bekisting
2/20

2. Kaso Sebagai penopang


5/7 papan panel agar
cetakan tidak pecah

3. Paku Untuk menyambungkan


dua bahan dengan
menembus keduanya

4. Kawat Bendrat Sebagai pengikat

5. Meteran Untuk mengukur


panjang atau jarak

6. Gergaji Untuk memotong atau


membelah kayu dan
benda lainnya.

7. Benang Untuk memastikan


kelurusan
8. Waterpass Untuk memastikan
ketegak-lurusan

9. Minyak Bekisting Untuk mempermudah


pelepasan bekisting

9. Palu Untuk menancapkan


paku pada kayu atau
papan

Perhitungan Volume Kebutuhan Pondasi Telapak

 Perhitungan volume kebutuhan bekisting pondasi telapak (1,2 x 1,2 x 0,3 m)


1. Papan multipleks tebal 15 mm
Luas multipleks = p x l
= 1,22 x 2,44
= 3,66 m2

Jumlah bekisting papan yang dibutuhkan dengan ukuran pondasi telapak (1,2 x 1,2 x
0,3 m)
= (p x t) x 4 sisi x waste 5%
= (1,3 x 0,35) x 4 sisi x waste 5%
= 1,911 m2

Kebutuhan per lembar multipleks


1,911 1,911
= = = 0,522 ~ 1 lembar
luasmultipleks 3,66
2. Kaso 5/7

Sumber : Dokumen Pribadi (Autocad)

Kebutuhan kaso untuk rangka bekisting


= (rangka vertikal + rangka horizontal) x 4 sisi x waste 5 %
= ((0,35 x 4) + (1,3 x 2)) x 4 sisi x waste 5%
= 16 x 1,05
= 16,8

Kebutuhan untuk penjepit dan penopang samping-samping bekisting


= (0,35 x 4) x 4
= 5,6 m

Total kebutuhan kaso


= kebutuhan rangka bekisting + kebutuhan penjepit
= 16,8 + 5,6
= 22,4 m

Kebutuhan kaso per-lonjor


22,4
= = 3,73 = 4 lonjor
6

3. Kebutuhan paku 2” – 5” = (0,3×1,911) x 2 = 1,14 kg

Perhitungan Pembebanan Sederhana pada Pondasi Telapak

1. Beban mati
Beban beton basah = 2500 +γ sat x 30%
= 2500 + 1000 x 30%
= 1050 kg/m2
Beban vibrator = 300 kg/m2
= 1350 kg/m2
2. Beban pada bekisting 30%
qb = 1350 x 30%
= 405 kg/m2
3. Momen
= 1/8 x q x l2
= 1/8 x 405 x 1,22
= 72,9 kg/m2
4. Tegangan ijin
Tegangan ijin lentur kayu = 60 kg/m2
M 72,9× 1× 1,2
M
σ ijin = = I = 1 = 58,32 kg/m2 < 60 kg/m2
W × 2×3²
y 12

 JOB ACTIVITY

Cara Kerja Pelaksanaan Konstruksi Bekisting Pondasi Telapak

1. Buat tanda dengan tali atau patokan untuk ukuran pondasi, bisa menggunakan waterpass.
2. Buat galian tanah sesuai dengan posisi/kedalaman dan dimensi yang telah diukur, tepat
dan sesuai dengan gambar kerja. Untuk perbandingan tebing dinding galian tanah 1:10
untuk tanah yang stabil.
3. Ukur dan rakit bentuk dari tipe penulangan pondasi dan ikat dengan begel dan kawat agar
tidak terlepas. Pengerjaan ini dilakukan sebelumnya.
4. Urug galian tanah dengan pasir setebal 5 cm. Lalu beri jarak antara tulangan dengan pasir
urug minimal 40 mm menggunakan beton decking.

Sumber : http://niscayaarsitek.com/project/mendesain-dan-membangun-rumah-kos-2-
lantai-bapak-utomo/
5. Pasang bekisting secara mengeliling sepanjang sekeliling dasar pondasi menggunakan
papan kayu/multiplek ukuran 2/20 dan sesuai tinggi pondasi yang akan dibuat.
Kemudian, pasang pengikat dengan kaso kecil di setiap sudut bekisting atau bisa dengan
paku. Pasang juga penyokong vertikal agar bekisting lebih kuat.

Sumber : https://civillenial.blogspot.com/2019/12/metode-pelaksanaan-pondasi-
footplat.html?m=1
6. Buatlah bekisting kolom sesuai ukuran kolom yang yang akan dibuat yaitu 40×40 cm
dengan penguatan angker horizontal dari bahan besi d=12mm dan papan kayu/multiplek
ukuran 2/20. lalu pasang klem secara mengeliling pada papan kemudian, paku. Gunakan
penyokong papan bekisting dengan kaso 5/7 di setiap sisi pada papan atau dengan balok
miring dari luar.

Sumber : http://jagobangunan.com/article/read/5-syarat-yang-harus-dipenuhi-dalam-
pembuatan-bekisting-agar-konstruksi-beton-mencapai-hasil-maksimal dan
https://interiorapartementerminimalit.blogspot.com/2019/05/update-cara-menghitung-
bekisting.html
7. Papan bekisting bisa juga dikencangkan dengan penguat / penjepit / diikat dengan
bendrat. Kemudian cek apakah sudah kuat, apakah sudah rata tidak ada lubang kebocoran
dan sudah sesuai dengan standar.
8. Lanjutkan dengan pengecoran pada pondasi telapak dan kolom dengan bantuan vibrator
agar terhindar dari segregasi. Sebelumnya, beri minyak bekisting pada bagian dalam
papan. Material pokok pembuatan beton adalah: semen, pasir, agregat, dan air dengan
perbandingan volume 1:2:3. Ini dilakukan setelah ada persetujuan dari Pengawas.
Sumber : https://civillenial.blogspot.com/2019/12/metode-pelaksanaan-pondasi-
footplat.html?m=1
9. Kemudian, bekisting bisa dilepas kurang lebih 30-48 jam setelah pengecoran. Lalu beton
akan mengeras (setting time) di hari ke-28.

Sumber : https://civillenial.blogspot.com/2019/12/metode-pelaksanaan-pondasi-
footplat.html?m=1

 JOB CONNECTION

 Manager proyek: wakil yang diberi kuasa oleh direksi kontraktor untuk memimpin
dan bertanggungjawab penuh atas proses pelaksanaan di lapangan serta hasil akhir
yang diperoleh dari proyek yang dipimpinnya. Tugas komunikasi manager proyek
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pekerjaan bekisting.
b. Memantau dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan bekisting.
c. Menentukan rencana upah biaya overhead dan alat.
 Pelaksana: bagian dari kontraktor yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan teknik di lapangan. Tugas komunikasi pelaksana adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari sepenuhnya gambar rencana pekerjaan bekisting, apabila ada
kejanggalan maka harus koordinasi dengan pihak direksi terkait.
b. Memberi penjelasan gambar kepada mandor mengenai teknis dan pelaksanaan
proyek.
c. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan bekisting dan
pengecoran di lapangan.
d. Memberikan laporan harian atau mingguan kepada manager proyek.
 Mandor: adalah orang yang melaksanakan pekerjaan teknis di lapangan. Tugas
mandor antara lain:
a. Mengawasi kegiatan pekerja dan memberi pedoman/contoh kepada tukang atau
asisten tukang.
b. Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas pekerja lapangan.
 Tukang: adalah pekerja bangunan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang
berbeda-beda. Tugas tukang antara lain:
a. Berkoordinasi dengan mandor jika ada permasalahan di lapangan.
b. Melaksanakan instruksi dari mandor dalam pelaksanaan pembuatan bekisting dan
pengecoran pondasi.
c. Memberi perintah kepada asisten tukang untuk membantu pekerjaan cepat selesai.
 Asisten tukang: adalah pekerja yang membantu dan mempersiapkan kebutuhan
tukang dalam pekerjaannya. Tugas asisten tukang anatara lain:
a. Membantu dan mempersiapkan kebutuhan tukang dalam pelaksanaan di lapangan
agar cepat selesai.
b. Melakukan koordinasi dalam masalah pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 JOB SAFETY

K3 adalah usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi
lingkungan kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan dengan
memelihara kesehatan dan keselamatan, keamanan dan keselamatan tenaga kerja di dalam
perusahaan untuk dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktivitas kerja.

Persyaratan alat pelindung diri:


1. Pelindung kepala: untuk melindungi kepala dari bahaya kecelakaan di proyek. Helm
proyek harus standar ANSI Z.89.1-2014 atau minimal standar SNI atau MSA Import.
2. Pelindung kaki: untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat atau
bahaya kecelakaan lainnya saat pelaksanaan suatu proyek. Sepatu keselamatan harus
berstandar ANSI Z.41-1999 atau minimal standar SNI 7079-2009 dan SNI 0111-2009
3. Pelindung mata: untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara,
percikan benda kecil, benda panas ataupun uap panas pelindung. Standar adalah
kacamata pengaman Kings KY1151 sesuai sandar ANSI Z.87.1.2010 atau berstandar
SNI.
4. Pelindung tangan: untuk melindungi tangan dari benda tajam, air panas atau dingin,
bahan kimia berbahaya dan lainnya saat pelaksanaan di lapangan. Sarung tangan yang
dipakai harus berstandar SNI-06-0652-2015.
5. Pelindung wajah: untuk melindungi bagian wajah dari paparan partikel atau benda-benda
berbahaya lainnya saat pelaksanaan proyek berlangsung. Harus menggunakan pelindung
standar ANSI Z.87.1-2010.
6. Pelindung jatuh dari ketinggian: ketika di atas ketinggian saat pemasangan material
bangunan atau konstruksi lain harus menggunakan alat pelindung diri menggunakan
sabuk pengaman tubuh standar SNI atau ANSI Z.359.1-2016.
7. Pelindung pendengaran: untuk melindungi telinga dari intensitas bising suara mesin di
proyek. Harus menggunakan sumbat telinga terbut dari karet atau plastik lunak sesuai
standar.
8. Pelindung pernapasan: untuk menghindari hidung terpajan debu, asap, uap, atau gas
berbahaya di proyek. Gunakan masker, respirator atau SCBA sesuai standar SNI.
9. Pakaian pelindung tubuh: untuk melindungi anggota tubuh dari bahaya fisik yang
diakibatkan dari pelaksanaan proyek di lapangan. Pekerja harus menggunakan pakaian
lengan panjang dan celana panjang sesuai standar safety saat memasuki area proyek.
10. Seragam dan kartu identitas: seragam yang digunakan harus memantulkan
cahaya/reflektif. Kartu identitas harus dipakai dan sudah ditandatangani pejabat proyek
telah lulus induksi keselamatan.
Daftar Rujukan

Civillenial. 2019. Metode Pelaksanaan Pondasi Footplat (Online),


(https://civillenial.blogspot.com/2019/12/metode-pelaksanaan-pondasi-footplat.html?m=1)
Ainaya, Aisyah Rahmania Nora. Job Proram Bekisting Pondasi Telapak mg 4
Buku Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan BP2K3 LR – SCBD. (Online),
(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scbd.com/assets/uploads/files/1527231545SCBD_Bu
ku_Pedoman_Pelaksanaan_Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_BP2K3_LR.compressed-
ilovepdf)

Pengadaan Bekisting. 2020. (Online), (https://www.pengadaan.web.id/2020/02/bekisting-


adalah.html?m=1)

Anda mungkin juga menyukai