Anda di halaman 1dari 35

BAB II

PERHITUNGAN ATAP DAN KOLOM BAJA

2.1. Perhitungan Gording

Gambar 2.1 Rencana Kapstang


A. Data Perhitungan
 Tipe Kuda-kuda : Single Beam
 Bentang Kuda-kuda : 15 m
 Jarak antar kuda-kuda : 3,5 m
 Jarak gording : 1,2 m
 Jenis penutup atap : Asbes Gelombang
 Kemiringan atap : 15º
 Beban tekanan angin : 25 kg/m2
 Berat penutup atap : 11 kg/m2(PMI,1970:14)
 Berat plafond + penggantung : 18 kg/m2(PMI,1970:14)

B. Perhitungan Batang Kapstang


1. Panjang batang AB = BC
𝐴𝐷
Cos α =
𝐴𝐵
7,5
Cos 15º =𝐴𝐵

AB = 7,5 / cos 15º


= 7,24 m
2. Panjang batang AA’ = CC’
2,5
Cos α = 𝐴𝐴′
2,5
Cos 15º = 𝐴𝐴′

AA’ = 2,5 / cos 15º


= 2,41 m
9
3. Tinggi kuda-kuda BD
𝐵𝐷
Tg α = 𝐴𝐷
𝐵𝐷
Tg 15º = 7,5

BD = 7,5 x tg 15º
= 2,1 m

4. Panjang kapstang (A’B) = (C’B) = AA’ + AB


= 2,41 + 7,24
= 9,65 m
C. Perhitungan Jarak Gording
 Penutup atap = Asbes
 Jarak antar gording ( rencana ) = 1,2 m
 Panjang sisi miring = 9,65 m
9,65 𝑚
 Jumlah medan dalam atap = = 8 medan
1,2 𝑚
9,65
 Jarak antar gording actual = = 1,2 m
8
9,65
 Jumlah gording = +1 = 9 buah
1,2

1,2
1.63

1,2
1.63

1,2
1.63

Gambar 2.2 Rencana Jarak Antar Gording

10
2.1.1. Perhitungan Pembebanan dan Mekanika
Direncanakan gording tipe Light Lip Channel, dengan dimensi profil C150 . 75 .
20 . 4,5 (Sumber : Tabel Profil Konstruksi baja oleh Ir. Rudy Gunawan, 1989:50)
dengan data sebagai berikut:

 Profil rencana C 150 x 75 x 20 x 4,5


q = 11,0 kg/m
A = 13,97 cm2
Zx = 65,2 cm3
Zy = 19,8 cm3
Ix = 489 cm4
Iy = 99,2 cm4 Gambar 2.3 Profil Gording

Menurut Setiawan (2013:103) Untuk mencari momen pada masing-masing


gording pada sumbu lemah dipasang trekstang tengah bentang sehingga Ly =½ x
Jarak kuda-kuda=½ x5 =2,5 m.

A. Tinjauan Akibat Beban Mati


1.Beban mati (berat sendiri)
Berat sendiri gording =11,00 kg/m
Berat penutup atap (Asbes Gelombang)
Berat penutup atap x jarak gording
11 kg/m²x 1,2 m =13,2 kg/m
Berat Plafon + penggantung
(11+7) kg/m² x 2,1 m (tinggi kuda-kuda) = 37,8kg/m +
Total q = 62 kg/m
Beban sambungan dan aksesoris (10%)
62 kg/m x 10 = 6,2 kg/m +
Total q = 68,2 kg/m

11
2.Tinjauan sumbu x-x dan y-y akibat beban mati

15°

Gambar2.4 Arah Gaya pada Gording

qx = q total x cos 15º


= 68,2 kg/m x 0,966
= 65,88 kg/m
qy = q total x sin 15º
= 68,2 kg/m x 0,259
= 17,66 kg/m

3.Tinjauan momen akibat beban mati


Gording menumpu pada 2 tumpuan dengan beban merata, maka
perhitungan momen sebagai berikut.

Gambar2.5 Model Pembebanan Pada Gording

Mx =1/8.qx.Lx2 My =1/8.qy.Ly2
=1/8.(65,88).(3,5)2 =1/8.(17,66).(1,75)2
=100,85 kgm =6,76 kgm

12
B. Tinjauan Akibat Beban Hidup
Menurut PMI (1970 pasal3.2(3) hal15), untuk beban terpusat berasal dari
seorang pekerja dan peralatannya minimum 100 kg. Dalam kasus ini diambil
untuk 2 pekerja dan peralatannya sehingga beban terpusat sebesar 200 kg.
1. Beban Hidup (La)
Beban hidup ditetapkan untuk 2 orang pekerja (P) = 200 kg (PMI 1970:15)
2. Tinjauan sumbu x-x dan y-yakibat beban mati

Gambar 2.6 Arah Gaya Pada Gording


Px = P x cos15° Py = P x sin 15°
= 200 kg/m x 0,966 = 200 kg/m x 0,259
= 193,19 kg/m = 51,76 kg/m
3. Tinjauan Momen Akibat Beban Hidup
Gording menumpu pada 2 tumpuan dengan beban terpusat, maka
perhitungan momen sebagai berikut.

Gambar 2.7 Model Pembebanan pada Gording

Mx =1/4.px. Lx My =1/4.py.Ly

=1/4.(193,19).(3,5) =1/4.(51,76).(1,75)
=169,04 kgm = 22,64 kgm

13
C. Tinjauan Akibat Beban Angin

1. Beban Angin
Diketahui tekanan angin jauh dari tepi laut = 25 kg/m² ( PMI1970:22)

Gambar 2.8 Arah Terjadinya Angin Hisap dan Tekan

Berdasarkan SNI 03-1729-2002 (Setiawan(LRFD), 2013:4), Beban angin


sangat tergantung pada lokasi dan ketinggian dari struktur, untuk
bangunan tinggi 16 m tekanan angin 40 kg/m2.
Sehingga: Tinggi bangunan =10,8 meter, maka Wt = 27 kg/m²

2. Beban Angin Hisap dan Angin Tekan


Koefisien angin tekan dan angin hisap (PMI1970:20 pasal 4.3 ayat 1.b)
koefisien angin bangunan tertutu atap segitiga dengan sudut kemiringan α
<65° maka dipakai koefisien angin tekan =(0,02α– 0,4) dan koefisien angin
hisap = -0,4 sehingga.
Koefisien angin tekan = (0,02 α– 0,4)
= (0,02x15) -0,4 = (-0,1)
Koefisien angin hisap = -0,4
Wt = Ct.W.(jarak gording)
= -0,1 x27 x1,2= -3,24 kg/m
Wh = Ch.W.(jarakgording)
= -0,4 x27x1,2 =-12,96 kg/m
3. Tinjauan Momen Akibat Beban Angin
Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya ada Mx
dan My = 0, Gording menumpu pada 2 tumpuan dengan beban merata
(angin), maka perhitungan momen sebagai berikut.

14
Angin tekan: Mx= 1/8.Wt.Lx²
= 1/8 x(-3,24)x(3,52)
= -4,96kgm
Angin hisap: My= 1/8.Wh.Ly²
= 1/8 x(-12,96)x(1,752)
= -4,96kgm

D. Kombinasi Pembebanan
Menurut Setiawan (2013:11), Dalam peraturan baja Indonesia, SNI03-
1729-2002 Pasal 6.2.2 mengenai kombinasi pembebanan(U),
Kombinasi pembebanan tersebut yaitu sebagai berikut.

Dimana: D = Beban Mati (kg.m)


La = Beban Hidup (kg.m)
W = Beban Angin (kg.m)
Dx = 100,85 kgm
Dy = 6,76kgm
Lax = 169,04kgm
Lay = 22,64kgm
Wx = -4,96 kgm
Wy = 0 kgm

Tabel 2.1 Kombinasi Pembebanan Arah X dan Arah Y


Kombinasi Beban Arah X (kg.m) Arah Y (kg.m)
U1=1,4.D 141,19 9,46
U2=1,2.D +0,5.La 391,48 44,33
U3=1,2.D +1,6.La 205,54 19,43
U4=1,2.D +1,6.La+0.8.W 387,51 44,33
U5=1,2.D +1,3.W+0.5.La 199,09 19,43
U6=0,9.D ±1,3.W 84,31 6,08
Diambil pembebanan yang terbesar yaitu (U3) :
Jadi Mux =391,48 kgm = 391,48 x104Nmm
Muy = 44,33 kgm = 44,33 x104Nmm

15
2.1.2. Perhitungan Dimensi Gording
Direncanakan gording tipe Light Lip Channel, dengan dimensi profil C150 . 75 .
20 . 4,5 (Sumber : Tabel Profil Konstruksi baja oleh Ir. Rudy Gunawan, 1989:50)
dengan data sebagai berikut:

 Profil rencana C 150 x 75 x 20 x 4,5


q = 11,0 kg/m A = 13,97 cm2
Zx = 65,2 cm3 Zy = 19,8 cm3
Ix = 489 cm4 Iy = 99,2 cm4
A. Kontrol Kekuatan Profil Gording

1. Periksa Kelangsingan Penampang


Kontrol kelangsingan Menurut Setiawan LRFD (2013:62), sebagai berikut.
𝑏 250
Flens =𝑡𝑓 ≤ √𝑓𝑦
75 250
= 4,5 ≤
√400

= 11,11 ≤ 12,5 OK
𝑏 665
Web =𝑡𝑤 ≤ √𝑓𝑦
150 665
= ≤
4,5 √400

= 33,33 ≤ 33,33 OK Gambar 2.9 Profil Gording


Maka tidak diperlukan kopel atau pengaku samping struktural pada profil
2. Kontrol Penampang
Syarat penampang kompak (Setiawan, 2013:90), sebagai berikut.
Mu≤φMn
Diketahui :Mux= 391,48 kgm =391,48 x104Nmm
Muy= 44,33kgm = 44,33 x104Nm
Untuk arah sumbu x
Mnx = Zx. fy= 65,2.103(400) = 26080.103Nmm
φMnx = 0,9 . 26080.103 = 23472.103Nmm
Mux = 391,48 x104Nmm ≤ φMn = 23472.103Nmm OK

16
Untuk arah sumbu y
Mny = Zy. fy=19,8.103(400) = 7920.103Nmm
φMny = 0,9 . 7920.103 = 7128.103Nmm
Muy = 44,33 x104Nmm ≤ φMn =712,8.103Nmm OK
Maka penampang dinyatakan kompak.
Jadi, profil C150.75.20. 4,5 aman dan kuat digunakan untuk gording

3. Kontrol Puntir
Untuk mengatasi masalah puntiran maka Mny dapat dibagi dua sehingga:
Faktor reduksi ϕ=0,9\
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ 𝑀𝑛𝑦 ≤1
Ø𝑏.𝑀𝑛𝑥 Ø𝑏.
2

391,48 44,33
+ 7920.103
≤1
0,9.26080.103 0,9.
2

0,37 ≤ 1 OK
Jadi, profil C150.75.20.4,5 aman digunakan untuk gording

4. Kontrol Tegangan
Digunakan Kombinasi momen terbesar
𝑀𝑥 𝑀𝑦
 =𝑊𝑥 + 𝑊𝑦
39104 4433
= 65,2
+ 19,2

= 830,64 kg/cm2< 1600 kg/cm2 OK


Karena kontrol tegangan aman maka, perlu kontrol lendutan.

5. Kontrol Lendutan
Menurut Setiawan LRFD (2013:87), secara umum lendutan maksimum
akibat beban mati dan beban hidup harus lebih kecil dari 1/300L dimana L
adalah jarak kuda-kuda.
𝐿
Fijin = 300

17
Dari perhitungan sebelumnya telah didapatkan
qx = 65,88 kg/m
qy = 17,66kg/m
Px = 193,19kg
Py = 51,76kg

Sumbu x
5𝑞𝑢𝑥.𝐿4 𝑃𝑢𝑥.𝐿 𝐿
x = 384 𝐸 𝐼𝑥 + 48 𝐸 𝐼𝑥

300
5𝑞𝑢𝑥.𝐿4 5 𝑥 0,06588 𝑥 35004
= 384 𝑥 210000 𝑥 4890000 = 0,1253
384 𝐸 𝐼𝑥
𝑃𝑢𝑥.𝐿3 193,19 𝑥 35003
= 48 𝑥 210000 𝑥 4890000 = 0,0283
48 𝐸 𝐼𝑥

x = 0,1253 + 0,0283 = 0,154 mm


𝐿 3500
= = 11,7
300 300
𝐿
x ≤ 300

0,154 ≤ 11,7 OK

Sumbu y
5𝑞𝑢𝑦.𝐿4 𝑃𝑢𝑦.𝐿 𝐿
y = 384 𝐸 𝐼𝑦 + 48 𝐸 𝐼𝑦
≤ 300

5𝑞𝑢𝑦.𝐿4 5 𝑥 0,02 𝑥 35004


=
384 𝐸 𝐼𝑦 384 𝑥 210000 𝑥 4890000
= 0,1656

𝑃𝑢𝑦.𝐿3 51,76 𝑥 35003


= = 0,4054
48 𝐸 𝐼𝑦 48 𝑥 210000 𝑥 4890000

y = 0,1656 + 0,4054
𝐿 3500
= = 11,7
300 300
𝐿
y ≤ 300

0,571 ≤ 11,7 OK

18
2.1.3. Perhitungan Trekstang

Gambar 2.10 Gambar Rencana Trekstang

Batang tarik trekstang berfungsi untuk mengurangi lendutan gording


sekaligus untuk mengurangi tegangan lendutan yang timbul. Beban-beban
yang dipikul oleh trekstang yaitu beban-beban yang sejajar bidang atap,
maka gaya yang bekerja adalah gaya tarik.

Diketahui: Jarak antar kuda-kuda : 3,50 m


Beban hidup (PMI’70 psl 3.1) : 150 kg
Berat sendiri gording : 11 kg/m
Jarak antar gording : 1,2 m
Direncanakan jumlah trekstang :1 buah
Jumlah medan trekstang :2 buah
Jumlah medan gording n = 8 medan : Gording = 9 buah

a. Beban mati
Q = berat sendiri gording + berat penutup atap
= 11,00 kg/m + 50,00 kg/m
= 61,00 kg/m
Beban total yang diterima trekstang adalah beban yang bekerja searah sumbu y-y
Qy = Q x sin α
o
= 61,00 x sin 15
= 30,5 kg/m

19
b. Beban hidup
o
aq Py = P x sin 15
= 150 x sin 150
= 75 kg
Q y. L y
P total (P max) = +Py
2
30,5 x 4
= + 75
2
= 136 kg

c. Mencari dimensi trekstang


Tu.sinα = n.Umax
= 5.(136) Tu
= 5(136)/(0,57)
=570,53 kg
Leleh :ϕ.Tu = 0,90.Fy.Ag
Ag = Tu/0,90(400) = 570,53x10/0,90(400) =26,4 mm
Putus :ϕ.Tu = 0,75.Fu.0,85.Ag
Ag = Tu/0,75(550)(0,85) =570,53x10/0,75(550)(0,85) =24,2 mm
Ag = ¼ πd2
d = 5,56 mm
Dipakai trekstang dengan Ø =12 mm

d. Kontrol trekstang
Leleh : = Tu ≤ ϕTn
= 570,53 ≤ ϕ. Fy.Ag
= 570,53 ≤ 0,9.400.(¼ πd2)
= 570,53 ≤ 2441,66 OK
Putus : = Tu ≤ ϕTn
= 570,53 ≤ ϕ. Fu.Ag
= 570,53 ≤ 0,9.550.(¼ πd2)
= 570,53 ≤ 3764,23 OK
Jadi, karena diameter yang dihitung terlalu kecil, maka diameter trekstang yang
digunakan Ø =12mm.

20
2.1.4. Perhitungan Ikatan Angin

Gambar 2.10 Gambar Rencana Ikatan Angin

A. Data Teknis
- Jarak antar kuda – kuda = 3,50 m
- Jarak antar gording = 1,20 m
- Tekanan angin = 27 kg/m²
- P. sisi miring atas kuda –kuda = 9,65 m
- α = 15º

B. Dimensi Ikatan Angin


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 9,65
Tg β = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎 = 3,5 = 2,75
β = arc.tan2,75 = 70,046° =1,22
p = tekanan angin x panjang sisi miring
= 27 x 9,65
= 260,55 kg
𝑝 260,55
N =𝑐𝑜𝑠β = = 764,16 kg
1,22
𝑁
σ = 𝐴𝑛
𝑁 764,16
An = 𝑓𝑦 = =1,91 cm²
400
Abr = 125% x An
= 2,39 cm²
1
Abr = 4 x π x d²
4𝑥𝐴𝑏𝑟 4𝑥2,39
d =√ =√ = 1,2 cm
𝜋 𝜋

Jadi, diameter ikatan angin minimal Ø 12 mm

21
C. Kontrol ikatan angin
Leleh : = Tu ≤ ϕTn
= 764,16 ≤ ϕ. Fy.Ag
= 764,16 ≤ 0,9.400.(¼ π d2)
= 764,16 ≤ 2441,66 OK
Putus : = Tu ≤ ϕTn
= 764,16 ≤ ϕ. Fu.Ag
= 764,16 ≤ 0,9.550.(¼ π d2)
= 764,16 ≤ 3764,2 OK
Jadi, ikatan angin dengan Ø 12 mm aman digunakan

22
2.2. Perhitungan Struktur Atap Baja

Gambar 2.11 Pembebanan Struktur Atap Baja

2.2.1. Perhitungan Pembebanan dan Mekanika


A. Beban Mati Kuda-Kuda
1. Beban Mati (D)

a. Pembebanan akibat beban mati:


Karena Berada di ujung balok maka menerima beban setengah dari jarak
gording yaitu 0,60 m
- Beban kapstang = 0,60 m x 65,4 kg/m = 39,24 kg
- Beban gording = 11 kg/m x 3,50 m = 38,5 kg
- Beban penutup atap = 11 kg/m2 x 3,50 m x 0,60m = 23,1 kg
- B. plafond+penggantung = 18 kg/m2 x 3,50m x 0,60m = 37,8 kg
= 138,64 kg
- Beban aksesoris = 10 % x 138,64 kg = 13,864 kg
P1 = 152,504 kg
b. Karena berada di tengah balok maka menerima beban dari jarak gording 1,2 m
- Beban kapstang = 1,2 m x 65,4 kg/m = 78,48 kg
- Beban gording = 11 kg/m x 3,50 m = 38,5 kg
- Beban penutup atap = 11 kg/m2 x 3,50 m x 1,2 m = 46,2 kg
- B. plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 3,50 m x 1,2 m = 75,6 kg
= 238,78 kg
- Beban aksesoris = 10 % x 238,78 kg = 23,878 kg
P2 = 262,658 kg

23
c. Karena Berada di puncak dan menerima beban 2 buah gording maka beban
gording di kali 2
- Beban kapstang = 1,2 m x 65,4 kg/m = 78,48 kg
- Beban gording = 11 kg/m x 3,50 m x 2 = 77 kg
- Beban penutup atap = 11 kg/m2 x 3,50m x 1,2m = 46,2 kg
- B. plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 3,50 m x 1,2m = 75,68 kg
- Bubungan = 20 kg/m’ x 3,50 m = 70 kg
= 347,36 kg
- Beban aksesoris = 10 % x 298,96 kg = 34,736 kg
P3 = 382,096 kg
B. Beban Hidup Kuda-Kuda
Menurut PPIUG : 13 untuk beban terpusat berasal dari seorang pekerja dan
peralatannya minimum 100 kg.
Beban hidup total = 100 x banyak P = 100 x 17 = 1700 kg

C. Beban Angin Kuda-Kuda


1. Beban Angin
a. Pembebanan pada Atap
Wt = koef. angin tekan x jarak portal x tekanan angin
= -0,1 x 3,5 x 27 = -9,45 kg/m
Wh = koef. angin hisap x jarak portal x W
= -0,4 x 3,5 x 27 = -37,8 kg/m
Sehingga:
Q = Wt x cos 15°= -9,45 x 0,96 = -9,45 kg/m
Q = Wh x cos 15°= -37,8 x 0,96 = -36,512 kg/m

b. Pembebanan pada kolom tepi


wt = koef. angin tekan x jarak portal x tekanan angin
= 0,9 x 27 x 3,5 = 85,05 kg/m
wh = koef. angin hisap x jarak portal x tekanan angin
= -0,4 x 27 x 3,5 = -37,8 kg/m

24
D. Pembebanan Merata Kuda-kuda

Gambar 2.11 Pembebanan Merata Kuda-Kuda


Perhitungan Beban Merata
P1 = 152,504 x2 = 305,008 kg
P2 = 262,658 x 14 = 3677,212 kg
P3 = 382,096 x1 = 382,096 kg
Beban Hidup = 1700 kg +
Ptotal = P1 + P2 + P3 = 6064,816 kg
L = 15 m
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Beban merata (q) = 𝐿
6064,816
= 15

q = 404,321 kg/m

25
E. Perhitungan Momen Kuda-kuda

Gambar 2.13 Dimensi dan Kode Elemen Struktur

Dengan melihat dan mengacu ketentuan Buku ‘Kleinlogel, Rahmenformeln’ 11.


Auflage berlin-verlag von wilhelm ernst & sohn. Untuk mencari besarnya momen
yang terjadi pada struktur portal di atas, digunakan rumus:
Koefisien
𝐼 ℎ 7,21 4,5
k = 𝐼2 x 𝑠 = x 7,21 = 0,624
1 4,5
𝑓 2,1
ϕ = ℎ = 4,5 = 0,462

m = 1+ ϕ= 1+ 0,462 = 1,462
B = 3k + 2 =3.(0,624) + 2 =3,872
C = 1 + 2m= 1 + 2.(1,462) =3,924
K1 = 2(k + 1 + m + m2) = 2(0,624 + 1 + 1,462 + 1,4622) = 10,447
K2 = 2(k + ϕ 2) = 2(0,624 + 0,462 2) = 1,675
R = ϕ(C – k) = 0,462(3,924-0,624) = 1,525
N1 = K1.K2 - R2=10,447.1,675– 1,5252= 15,173
N2 = 3k + B= 3. 0,624 + 3,872 =5,744

26
Momen
𝑤𝑙2 𝑘(8+15𝜙)+𝜙(6−𝜙)
MA=ME = .
16 𝑁1

404,321 x 152 0,624.(8+15 x 0,462)+0,462(6−0.462)


= .
16 15,173

= 5685,764 x 1,118
= 6357,212 kgm
𝑤𝑙2 𝑘(16+15𝜙)+𝜙2
MB=MD =- .
16 𝑁1

404,321 x 152 0.624.(16+15 x 0,462)+0,4622


=- .
16 15,173

= -5685,764 x 0,603
= -3428,91 kgm
𝑤𝑙2
MC = – ϕMA+mMB
8
404,321 x 152
= – 0,462 x 6357,212 + 1,462 (-3428,91)
8

= 11371,53 – 2937,032 – 5013,067


= 3421, 429 kgm
𝑤𝑙
VA=VE = 2
404,321 x 15
= 2

= 1347.737 kg
𝑀𝐴 −𝑀𝐵
HA=HE = ℎ
6357.212−(−3428,91)
= 4,5

= 650,733 kg
Momen Primer (Mo)
-MBC = MCB = -MCD = MDC
1
= .q.l.s
12
1
= . 404,321. 15 . 7,21
12
= 3643,94 kg.m
1 MBC +MCB
VA = xqxs+
2 L
1 −3643.94+3643.94
= x 404,321 x 7,21 +
2 15

= 1457,57 kg

27
N Balok kapstang
N = VA . sin α + HA . cos α
= 1457,57. sin 15° + 650,733. cos 15°
= 1004,013 kg
Q = VA . cos α
= 1698.93 kg. cos 22°
= 1406,56 kg
MBC +MCB
- Mlap = ⅛ . q . l . s – 2
−3643,94 +3643,94
= ⅛ . 404,321 kg/m . 15 m . 7,21 m - 2

= 5465,915 kgm

Kombinasi Beban
- M Tump. max = 6357,212 kgm
- M Lap. max = 5465,915 kgm
- N Balok max = 1004,013 kg
- Q Balok max = 1406,56 kg

28
2.2.2. Perhitungan Dimensi Batang
Direncanakan kapstang menggunakan tipe Wide Flange Shapes, dengan
dimensi profil WF 300.200.9.14 (Sumber : Tabel Profil Konstruksi baja oleh
Ir. Rudy Gunawan, 1989:21) dengan data sebagai berikut :

Gambar 2.14 Profil WF

h = 300 mm Zx = 893 cm3


b = 200 mm Zy = 189 cm3
t1(tw) = 9 mm rx = 126 mm
t2(tf) = 14 mm ry = 47,7 mm
Ix = 13300 cm4 Iy = 1900 cm4
W = 65,40 kg/m A = 83,36 cm2

A. Kontrol Kekuatan Profil Kapstang


1. Periksa Kelangsingan
Kontrol kelangsingan Menurut Setiawan LRFD (2013:62), sebagai berikut.
𝑏 250
Flens =2𝑡𝑓 ≤ √𝑓𝑦
200 250
= 2.14 ≤
√400

= 7,14 ≤ 16,14 OK
ℎ 665
Web =2𝑡𝑤 ≤ √𝑓𝑦
300 665
= ≤
2.9 √400

= 16,67 ≤ 42,9 OK
Karena λf = 7,14 < λp = 16,14 dan λw = 16,67 < λp = 42,9 maka penampang
dinyatakan kompak.

29
2. Kontrol Tegangan Kritis Daerah Elastis
Nilai faktor panjang tekuk untuk beberapa macam perletakan (SNI 03-1729-
2002) (Setiawan, Metode LRFD2013:57) Tumpuan jepi-jepit (k = 0.65 )
Faktor reduksi ϕr = 0.85
a. Arah sumbu kuat (sumbu x)
𝑘.𝐿𝑥 0,65.721
λx = = = 40,053
𝑟𝑥 12,6

λ𝑥 𝑓𝑦 40,053 400
λcx = √ = √ = 0,441
𝜋 𝐸 𝜋 200000

0,25 < λcx < 1,2


1,43𝑥
ωx = =1,06
1,6−0,67. λc𝑥

Nn = Ag . fcr = Ag .fy/ ωx
= 8336 x 400/1,096
Nn = 1824,26 ton
0,462
Nu/Ør x Nn = 0,85 x 1824,26 = 0,000298 < 1 OK

Syarat : Nn>Nu
Φ.Nn > Nu
0,85 x 1824,26 > 0,462 ton
1550,62 > 0,462 ton OK

b. Arah sumbu lemah (sumbu y)


𝑘.𝐿𝑦 0,65.721
λy = = = 105,80
𝑟𝑦 12,6

λ𝑦 𝑓𝑦 40,053 400
λcy = √ = √ = 1,167
𝜋 𝐸 𝜋 200000

λcy ≥ 1,2
ωy = 1,25.λcy² = 1,7
Nn = Ag . fcr = Ag .fy/ ωy
= 8336 x 400/1,7
Nn = 1174,66 ton
0,462
Nu/Ør x Nn = 0,85 x 1174,66 = 0,000463 < 1 OK

30
Syarat : Nn>Nu
Φ.Nn > Nu
0,85 x 1174,66 > 0,462 ton
1550,62 > 0,462 ton OK
Jadi profil WF 300.200.9.14 aman untuk digunakan

3. Kontrol Geser
Menurut persamaan 5.21 LRFD hal 94
Cek persamaan :
ℎ 300 1100
= = 33,33 ≤
𝑡𝑤 9 √𝑓𝑦

1100 1100
= = 71,0046
√𝑓𝑦 √400

ℎ 1100
≤ OK
𝑡𝑤 √𝑓𝑦

Karena persamaan 5.21 terpenuhi, maka :


Syarat kuat geser rencana :
Ø.Vn ≥ Vu
Dimana :
Vn = 0,60 x fy x h x tw
= 0,6 x 400 x 300 x 9
= 648000 kg = 648 ton
Vu = 0,90 x Vn = 0,9 x 648000
= 583200 kg = 583,2 ton
Sehingga kuat geser rencana harus memenuhi persamaan berikut :
Ø.Vn ≥ Vu
0,9 x 648000 ≥ 583200
583200 kg ≥ 583200 kg OK

31
2.2.3. Perhitungan Sambungan
A. Sambungan Kapstang Puncak
1. Data teknis
Mmax = 6357,212 kgm = 6,357 ton
P Lintangmaks (N) = 1004,013 kg
P Aksialmaks Q = 1406,56 kg
D = Q cos α + N sin α
= 1406,56 . cos 15 + 1004,013. sin 15
= 1616,368 kg
-Rencana sambungan:
b plat = 200 mm
t plat = 10 mm
Plat BJ 55 = fy 400 MPa
= fu 550 MPa
Ø baut = 15 mm
Fub = 825 MPa
Ab = ¼ x π x 132 = 176,625 mm2

2. Perhitungan sambungan baut


a. Periksa kekuatan pelat, analisis seperti batang tarik
Ag = t x b = 10 x 200 = 2000 mm2
An = Ag –2 x (Øbaut+3,2) x t
= 2000 – 2 x (15+3,2) .9 = 1636 mm2
Ae = An = 1636 mm2
Leleh :
ϕ. Tn = ϕ. fy . Ag = 0,90. (400). (1800) = 43,2 Ton
Fraktur :
ϕ. Tn = ϕ . fu . Ae = 0,75 .(550). (2408,4) = 45,39 Ton
ϕ. Tn (45,39 Ton) > Tu ( 6,357 ton) OK
Jadi, jumlah baut dihitung berdasarkan gaya 45,39 ton

32
b. Tinjauan tahanan baut:
Geser:
ϕ. Rn = ϕ. 0,5 . fu b . m . Ab
= 0,75 (0,5). (825).(2).( 176,625)
= 4,97 t/baut
Tumpu :
ϕ. Rn = ϕ. 2,4 . db . tp . f u
= 0,75. (2,4).(15).(10).(550)
= 5,66 t/baut
𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑢𝑟 45,39
∑ baut diperlukan = 𝑇.𝑏𝑎𝑢𝑡 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = = 9,58 baut ≈ 10 baut
4,97

Jarak baut :
Jarak tepi : 3db = 39 ≈ 60 mm
Jarak antar As baut : 5db = 65 ≈ 90 mm

Gambar 2.15 Gambar sambungan kapstang puncak

33
3. Perhitungan sambungan las
Persyaratan ukuran las :
Maksimum = t – 1,6 = 9 – 1,6 = 7,4 mm
Minimum = 3 mm LRFD hal 139
Gunakan las ukuran 4 mm
te = 0,707.a = 0,707.4 = 2,828 mm

Gambar 2.16 Tebal efektif las sudut

Kuat rencana las sudut ukuran 4 mm per mm panjang


ϕ.Rnw = ϕ.te.0,60.Fuw
= 0,75(2,828)(0,60 x 550)
= 69,993 kg/cm
dan kapasitas las ini tak boleh melebihi kuat runtuh geser pelat
Nilai maks. ϕ.Rnw = ϕ.t.0,60.Fu
= 0,75 (10)(0,60)(550)
= 2475 kg/cm

Beban tarik terfaktor Tu = 6357,212 kg


Panjang total las yang dibutuhkan, Lw
𝑇𝑢 6357,212
Lw = ϕ.R = = 90,82 cm ≈ 91 cm
nw 69,993

Jadi panjang las sudut minimum yang bisa dipakai 91cm, maka pemakaian
las sudut disesuaikan dengan dimensi profil, (20*4)+(48*2) = 176 cm

34
B. Sambungan Kapstang Tepi
1. Data teknis
Mmax = 6357,212 kgm
P Lintangmaks (N) = 1004,013 kg
P Aksialmaks Q = 1406,56 kg
D = Q cos α + N sin α
= 1406,56 . cos 15 + 1004,013. sin 15
= 1616,368 kg = 1,616 ton
-Rencana sambungan:
b plat = 200 mm
t plat = 10 mm
Plat BJ 55 = fy 400 MPa
= fu 550 MPa
Ø baut = 15 mm
Fub = 825 MPa
Ab = ¼ x π x 132 = 176,625 mm2

2. Perhitungan sambungan baut


a. Periksa kekuatan pelat, analisis seperti batang tarik
An = Ag –2 x (Øbaut+3,2) x t
= 2000 – 2 x (15+3,2) .9 = 1636 mm2

Ae = An = 1636 mm2
Leleh :
ϕ. Tn = ϕ. fy . Ag = 0,90. (400). (1800) = 43,2 Ton
Fraktur :
ϕ. Tn = ϕ . fu . Ae = 0,75 .(550). (2408,4) = 45,39 Ton
ϕ. Tn (45,39 Ton) > Tu ( 1,616 ton) OK
Jadi, jumlah baut dihitung berdasarkan gaya 45,39 ton

35
b. Tinjauan tahanan baut:
Geser:
ϕ. Rn = ϕ. 0,5 . fu b . m . Ab
= 0,75 (0,5). (825).(2).( 176,625)
= 4,97 t/baut
Tumpu :
ϕ. Rn = ϕ. 2,4 . db . tp . f u
= 0,75. (2,4).(15).(10).(550)
= 5,66 t/baut
𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑢𝑟 45,39
∑ baut diperlukan = 𝑇.𝑏𝑎𝑢𝑡 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = = 9,58 baut ≈ 10 baut
4,97

Jarak baut :
Jarak tepi : 3db = 39 ≈ 60 mm
Jarak antar As baut : 5db = 65 ≈ 90 mm

Gambar 2.17 Gambar Sambungan Kolom Baja dan Kapstang

36
3. Perhitungan sambungan las
Persyaratan ukuran las :
Maksimum = t – 1,6 = 9 – 1,6 = 7,4 mm
Minimum = 3 mm LRFD hal 139
Gunakan las ukuran 4 mm
te = 0,707.a = 0,707.4 = 2,828 mm

Gambar 2.18 Tebal efektif las sudut

Kuat rencana las sudut ukuran 4 mm per mm panjang


ϕ.Rnw = ϕ.te.0,60.Fuw
= 0,75(2,828)(0,60 x 550)
= 69,993 kg/cm
dan kapasitas las ini tak boleh melebihi kuat runtuh geser pelat
Nilai maks. ϕ.Rnw = ϕ.t.0,60.Fu
= 0,75 (10)(0,60)(550)
= 2475 kg/cm

Beban tarik terfaktor Tu = 1616,368 kg


Panjang total las yang dibutuhkan, Lw
𝑇𝑢 1616,368
Lw = ϕ.R = = 23,09 cm ≈ 24 cm
nw 69,993

Jadi panjang las sudut minimum yang bisa dipakai 24 cm, maka
pemakaian las sudut disesuaikan dengan dimensi profil, (20*4)+(48*2) =
176 cm

37
2.3. Perhitungan Kolom Baja

2.3.1. Perhitungan Pembebanan dan Mekanika


Dari kombinasi pembebanan diatas, besar gaya dalam yang dipakai untuk
pendimensian profil adalah gaya dalam dengan nilai terbesar. Dari tabel diatas
didapat hasil sebagai berikut.
Mmax = 6357,212 kgm
P Lintangmaks (N) = 1004,013 kg
P Aksialmaks Q = 1406,56 kg
D = Q cos α + N sin α
= 1406,56 . cos 15 + 1004,013. sin 15
= 1616,368 kg = 1,616 ton

2.3.2. Perhitungan Dimensi Batang


Direncanakan kapstang menggunakan tipe Wide Flange Shapes, dengan
dimensi profil WF 300.200.9.14 (Sumber : Tabel Profil Konstruksi baja oleh Ir.
Rudy Gunawan, 1989:21) dengan data sebagai berikut :

Gambar 2.19 Profil WF

h = 300 mm Zx = 893 cm3


b = 200 mm Zy = 189 cm3
t1(tw) = 9 mm rx = 126 mm
t2(tf) = 14 mm ry = 47,7 mm
Ix = 13300 cm4 Iy = 1900 cm4
W = 65,40 kg/m A = 83,36 cm2

38
A. Aksi Kolom
Faktor panjang efektif kx, ditentukan dengan menggunakan faktor G:
GA = 1 (Jepit)
𝐼 𝐼
 (𝐿) 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 2(4,5) 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
GB = 𝐼 = 𝐼 = 4,76
 (𝐿) 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 1,4(15) 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘

kx = 2
Dalam arah y kolom diasumsikan tertumpu sendi diujung atas dan bawahnya
sehingga.
ky = 1.
𝑘𝑥.𝐿𝑥 2.450
= = 71,4286
𝑟𝑥 12,4
𝑘𝑦.𝐿𝑦 1.450
= = 94,339
𝑟𝑦 3,29
1 k𝑦.𝐿𝑦 𝑓𝑦 1 1.450 400
λc =𝜋 √ =𝜋 √ = 1,34
𝑟𝑦 𝐸 3,29 200000

Setiawan (2013:57) metode LRFD jika λc > 1,2 maka ω = 1,25 x λc2. Jadi,
ω = 1,25 x λc²
= 1,25 x 1,34²
= 2,25
f𝑦 400
Nn = Ag.fcr = Ag. = 8,36. 2,25 = 886,543 ton
ω
𝑁𝑢 0,04488
= = 0,00059
.𝑁𝑛 0,85𝑥886,543
𝑁𝑢
< 0,2
.𝑁𝑛

Menggunakan persamaan 11.36 Setiawan (2013:252) Metode LRFD

B. Aksi Balok
Periksa apakah WF 300.200.9.14 kompak atau tidak.
𝑏 170
Flens =2𝑡𝑓 ≤ √𝑓𝑦
200 170
= 2.14 ≤
√400

= 7,14 ≤ 10,97 (penampang kompak)


𝑁𝑢 0,04488𝑥10000
=
.𝑁𝑛 0,85.400𝑥8336

= 0,00016 < 0,125


Menggunakan persamaan 11.43 Setiawan (2013:254) Metode LRFD
sebagai berikut.
1680 2,75 𝑁𝑢 665
λp = [1 − ] = 108,396 > = 42,9
√𝑓𝑦 𝑏.𝑁𝑦 √𝑓𝑦

39
ℎ 665
Web =𝑡𝑤 ≤ √𝑓𝑦
300 665
= ≤
2.9 √400

= 30 ≤ 42,9 (penampang kompak)

Lp (=3,5 m) > L (= 2,25m)


Karena L<Lp, Maka Mn dapat mencapai MP
Mp = Zx . fy = 893 x 103 . 240 = 21,432 ton
m Φb. Mnx = 0,9 . 21,432 = 19,29 ton m

C. Pembesaran Momen δb
Untuk menghitung δb diperlukan rasio kelangsingan dari portal tak bergoyang
𝑘𝑥.𝐿𝑥 1.250
𝑟𝑥
=
12,6
= 45,6
𝑀1
Cm= 0,6-0,4(𝑀2) = 0,403
𝜋² 𝐸.𝐴𝑔 𝜋𝑥 200000𝑥8336
Ne1 = 𝐿 2
= (20,83)2
= 7893,187 ton
(𝑘. )
𝑟
𝐶𝑚 0,403
δb = 𝑁𝑢 = 0,45 0,4033 < 0,1 OK
1− 1−
𝑁𝑒𝑙 7893

D. Periksa akibat Momen Lentur dan Gaya Aksial


Menurut Setiawan metode LRFD (2013:252) periksa persamaan 11.36
sebagai berikut.
Mux = δb . Mntu + δs . Mltu = 1 . 2,485 + 1,001 . 5,053 = 7,543 tonm
𝑁𝑢 0,04488
= 2𝑥0,85𝑥887 = 0,000297
2.𝑁𝑛
𝑀𝑢𝑥 4,522
= 0,85𝑥21,432 = 0,25
𝑏.𝑀𝑛𝑥
𝑀𝑢𝑦 4,522
= = 0,12
𝑏.𝑀𝑛𝑦 0,85𝑥45,36
𝑁𝑢 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ (𝑏.𝑀𝑛𝑥 + 𝑏.𝑀𝑛𝑦) = 0,365 ≤ 1 OK
2.𝑁𝑛

Jadi profil WF 300.200.9.14 mencukupi untuk memikul beban-beban tersebut,


sesuai dengan desain LRFD

40
2.3.3. Perhitungan Sambungan
1). Data Teknis
Plat rencana :
m = 1 buah
b plat = 500 mm
t plat = 10 mm
Ø plat = 0,85 (SNI 03-1729-2002, Tabel 6.2-2 : 18)
BJ 55 = fy 400 Mpa = 4000 kg/m²,fu 550 Mpa =5500 kg/m²
Baut rencana :
Baut A325 Ø 18 mm
fub = 825 Mpa
Proof strees = 585Mpa

2). Periksa Leleh dan Fraktur Plat Plendes


Sesuai LRFD (SNI 03-1729-2003 : 112)
Cek kondisi leleh dan fraktur plat Plendes (penyambung)
Ag = t x b = 10 x 500 = 5000 mm²
An = (b-m.(Øbaut)).t
= (500-1x(18)x10
= 3820 mm²
Max Ac = Øplat.Ag = 0,85 x 5000 = 4250 mm²
Leleh :
Ø.Tn = Ø x fy x Ag
= 0,9 x 2400 x 15
= 144 ton
Fraktur :
Ø.Tn = Ø x fy x Ac
= 0,75 x 2400 x 12,75
= 102 ton
Kondisi Fraktur menentukan, jadi :
Ø.Tn (144Ton) >Tu (6,357 ton )

3) Perhitungan Sambungan Las


Persyaratan ukuran las :
Maksimum = t – 1,6 = 9 – 1,6 = 7,4 mm
Minimum = 3 mm LRFD hal 139
Gunakan las ukuran 4 mm
te = 0,707.a = 0,707.4 = 2,828 mm

Gambar 2.20 Tebal efektif las sudut

41
Kuat rencana las sudut ukuran 4 mm per mm panjang
ϕ.Rnw = ϕ.te.0,60.Fuw = 0,75(2,828)(0,60 x 550)= 69,993 kg/cm
dan kapasitas las ini tak boleh melebihi kuat runtuh geser pelat
Nilai maks. ϕ.Rnw = ϕ.t.0,60.Fu = 0,75 (10)(0,60)(550)= 2475 kg/cm
Beban tarik terfaktor Tu = 6357,212 kg
Panjang total las yang dibutuhkan, Lw
𝑇𝑢 6357,212
Lw = ϕ.R = = 90,82 cm ≈ 91 cm
nw 69,993

Jadi panjang las sudut minimum yang bisa dipakai 91cm, maka pemakaian las
sudut disesuaikan dengan dimensi profil, (20*4)+(48*2) = 176 cm

4). Rencana Sambungan Angkur


Sesuai LRFD (SNI 03-1729-2003 : 127)
Sambungan Angkur mengalami Beban Tarik Aksial, maka :
Ø.Rn = 0,75 x fub x 0,75 x Ab
= 0,75 x 825 x 0,75 x 254,34
= 11,80296563 ton
Ab = 0,25 x 3,14x18²
= 254,34
Ru = 1.2(0.2R)+1.6(0.8R) = 1,52 R = 11,803
R = 7,76511 ton
Tb = proof stress x 0.75 Ab
= 585 x 0,75x 254,34
=11,1592 ton
Jumlah kebutuhan baut angkur :
Ap 556
= 1/4x3,14x18² = 2,186 ton/baut
Ab
𝑃 0,776
Tf = Tb + Ap = 11,1592 + 1+2,186 = 11,4029/baut
1+
Ab
Ap
Dipakai nilai minimum Ab yaitu 2,186 ton/baut

- Σ baut diperlukan
Tu 6,357
= 2,186 = 2,90808 = 3 baut
Ap/Ab
Untuk tiap sisi yang memikul arah momen, sehingga untuk 2 sisi = 6 buah

- Menentukan panjang angker


Sesuai SNI 03-2847-2002 : Pasal 14.5
Gaya geser yang diterima oleh satu baut (D) = 2,186 Ton
Luas bidang geser angkur dengan pondasi beton = 2.3,14.(db/2).n
D 2,186
L= = = 0,01289 nm = 13 cm
2.3,14.db/2.n 2.3,14.9.3
Dipakai Panjang angkur 30 cm

42
- Menentukan panjang kait angkur
Sesuai SNI 03-2847-2002 : 14.5
Panjang tekuk (lhb)
Ø10-25 mm = 4db/60mm
Ø29-36 mm = 5db
dan panjang kait (ldb) = 2db
Digunakan baut angkur Ø18 mm
Maka : lhb = 4.db = 4 x 18 = 72 mm = 7,2 cm
ldb = 2.db = 2 x 18 = 36 mm = 3,6 cm

Syarat perletakan baut:


Tengah
• 2,5 d ≤ u ≤ 7 d
• 2,5 (1,8) ≤ u ≤ 7 (1,8)
• 5,04 ≤ u ≤ 12,6 → dipakai jarak u = 10 cm
Tepi
• 1,5 d ≤ s ≤ 3 d
• 1,5 (1,8) ≤ s ≤ 3 (1,8)
• 2,7 ≤ s ≤ 5,4 → dipakai jarak s = 5 cm

Perletakan menggunakan 3 baut tiap sisi


Digunakan baut angker Ø 18 mm dengan panjang 30 cm.

Gambar 2.21 Skema sambungan kolom

43

Anda mungkin juga menyukai