Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PERENCANAAN GORDING

1.1 Data-data Perencanaan


Bangunan dibawah ini (satuan meter)

Gambar 1.1
Tampak dan denah perencanaan (mm).

Dengan ketentuan sebagai berikut


a. Penutup atap : Asbes gelombang
b. Spesifikasi asbes : B 100 Uk, 150x102cm, Tebal 5mm
c. Berat penutup atap : 11kg/m2 (PPI 1983 hal.12)
d. Penutup dinding : Batu bata
e. Jarak antar kuda-kuda (L) :5m
f. Jumlah gording ½ kuda-kuda : buah
g. Sudut atap : 25°
h. Tinggi gedung :8m
i. Bentang kuda kuda : 10 m
j. Mutu baja : BJ 37, Fu 370MPa, Fy 240 MPa
k. Modulus elastisitas : 2,1 x 106 kg/cm2

1
1.2 Perhitungan Gording
1.2.1. Perhitungan panjang ½ kuda-kuda/ lereng utama atap (S)

C
1 1
S L ×10
2 2
=
AC = cos α cos 25 ° = 5.51 m ≈ 5.5 m
25°
A B
½L
Gambar 1.2. Gambar ½ Kuda kuda

1.2.2. Jumlah dan jarak miring gording ½ kuda-kuda


Penutup atap Asbes Gelombang = 150 cm
Over laps = 20 cm -
Asbes Gelombang berguna = 130 cm
AC 550
=
Jadi direncanakan jumlah gording = Asbes Berguna 130 = 4,23→ 5 Buah,

550
dengan jarak antar gording = 5 = 110 cm = 1,1 m
1.3 Perkiraan Profil Gording
Profil gording yang dipakai : Profil C 150.50.50.4,5 (Light Channel)
(Tabel Profil Kontruksi Baja, Ir. Rudi Gunawan dengan petunjuk Ir. Morisco)
A = 150 mm
B = 75 mm
t = 4,5 mm
Section Area = 12,83 cm2 = 1283 mm2
Weight(W) = 10,1 kg/m
Cx = 0 cm =0 mm
Cy = 2,08 cm = 20,8 mm
Ix = 438 cm4 = 438x104 mm4
Iy = 71,4 cm4 = 71,4x104 mm4
ix = 5,84 cm4 = 58,4x104 mm4
iy = 2,36 cm4 = 2,36x104 mm4
Zx = 58,4 cm4 = 58400 mm4
Zy = 13,2 cm4 = 13200 mm4

2
1.4 Analisa Pembebanan

Gambar 1.4. Arah Pembebanan


1.4.1. Beban Mati (DL)
Berat penutup atap : 1,1 x 11kg x 5m = 60,5 kg/m
Berat sendiri gording : = 10,1 kg/m
Berat aksesoris : 10%(60,50+10,1) = 7,06 kg/m +
qDL = 77,66 kg/m
Momen akibat beban mati :
1
×( q DL ×cos α )×L2
Mx = 8

1
= ×(77,66 ×cos 25 ° )×5 2
8
= 219,94 kgm
L
My = 500

1
= ×(77,66 ×sin 2 5 °)׿
8
= 11,36 kgm

1.4.2. Beban Hidup (LL)


 Beban pekerja
Beban pekerja terpusat : 100 kg (PPI 1983 pasal 3.2 (2). b)
Momen akibat beban hidup :
1 1
Akibat Px => Mx= ( px . cos 25¿ . L )= ( 100. cos 25 ) .5=113,29 kgm
4 4
1 1 1 1
Akibat Py => Mx=
4 ( 3)
py . sin 25 ¿ . L = (100. sin 25 ) . 5=17,64 kgm
4 3
 Beban air hujan
Beban air hujan (qH) = (40 – 0,8 α) kg/m2 ≤ 20kg/m2 (PPI 1983 Pasal 3.2.(2).a)

3
= (40 - 0,8 x 25)
= 20 kg/m2 ≤ 20 kg/m2 (oke)

Momen akibat beban air hujan


1 1
Mx = x qH x cos ∝ x l 2= x 20 x cos 25 x 52=56,64 kgm
8 8
1 2 1 1 2
My = x qH x sin ∝ x l = x 20 x sin 25 x 5 =2,95 kgm
8 8 3
Maka yang dipakai beban pekerja Mx = 113,29 , dan My = 17,64
1.4.3. Beban Angin (W)
α
Koefisien angin antara -0,5−(−0,4− ) dengan besar beban angin
300
diambil minimal 25 kg/m2.
Beban Angin (W) = 25 kg/m2 (PPI 1983 pasal 4.2(3) dan 4.2(1))
Koefisien angin tekan ( C ) = 0,5
Beban angin tekan (Wtekan) = jarak antar gording x C x W
= 1,1 x 0,5 x 25
= 13,75 kg/m
25
Koefisien angina hisap = (−0,4− )= -0,483
300
Beban angin hisap (Whisap) = 1,1 x (-0,483) x 25
= -13,28
Momen akibat beban angin:
1
Momen angin tekan (Mx) = xWtekanxl
8
1
= x 13,28 x 5
8
= 8,3 kgm
(My) = 0 kgm (karena gaya searah sumbu Y gording)
Momen angin hisap = momen tidak dihitung karena memperingan
Struktur.
1.4.4. Kombinasi Pembeban
Berdasarkan semua beban tersebut, struktur baja harus mampu memikul
semua kombinasi pembebanan sesuai SNI 03-1729-2002. Disini saya

4
kombinasikan beban mati (DL), beban hidup (LL), beban angina (W), dan
beban hujan(H).
Kombinasi 1,2 DL + 1,6 L + 0,8W
 Mux = (1,2 x 219,94) + (1,6 x 113,29) + (0,8 x 8,3)
= 263,928+ 181,26 + 6,64
= 451,828 kgm

 Muy = (1,2 x 11,36) + (1,6 x17,64 ) + (0,8 x 0)


= 13,73 + 28,22 + 0
= 41,95 kgm
1.5 Kontrol Kekuatan Profil
1.5.1. Kontrol Kelangsingan Penampang
Asumsi penampang kompak memacu pada SNI 03-1729-2002 Tabel 7.5-1
Cek :
 Flens / Sayap
λf ≤ λp
B 170

2t √ f y
75 170

2.4,5 √ 240
8,33 ≤ 10,97 (OKE)
 Web / Badan
λw ≤ λt
A 1680

t √f y
150 1680

4,5 √ 240
33,33 ≤ 108,44 (OKE),
Maka asumsi profil penampang kompak Benar.
1.5.2. Kontrol Lendutan
Pxtotal = P cos α = 100 x cos 25 = 90,631 kgm = 0,91 kgcm
Pytotal = P sin α = 100 x sin 25 = 42,262 kgm = 0,42 kgcm
qxtotal = qDL cos α + qH cos α
= 77,66 cos 25 + 20 x cos 25

5
= 70,38 + 18,13
= 88,51 kgm = 0,88 kgcm
qytotal = qDL sin α + qH sin α
= 77,66 sin 25 + 20 x sin 25
= 32,82 + 8,45
= 41,27kgm = 0,41 kgcm

 Lendutan yang terjadi :


l 500
fijin = = =2,78 cm (PPBBI 1984 Pasal 15.1 tabel 31)
180 180
 Lendutan terhadap sumbu x
5 . qx . l 4 Px .l 3 5 . 0,88 .500 4 0,91 . 5003
Fx = + = + =0,78
384 . E . Ix 48 . E . Ix 384 .2,1. 106 . 438 48 . 2,1. 106 . 438
 Lendutan terhadap sumbu y
5 . qy .l 4 Py . l 3 5 . 0,41 .500 4 0,42 .5003
Fy = + = + =2,23
384 . E . Iy 48 . E . Iy 384 .2,1. 106 .71,4 348 . 2,1.106 . 71,4
f =√ f ¿ ¿
f = 2,36 < 2,78 (OKE)
1.5.3. Kontrol Terhadap Momen
 Momen nominal yang bekerja pada profil
Mnx = Zx . Fy
= 58400 mm3 . 240 N/mm2
= 131616000 Nmm
Mny = Zy . Fy
= 31200 mm3 . 240 N/mm2
= 3168000 Nmm
 Kontrol tegangan lentur
Berdasarkan momen kombinasi
Mux(total) = 452,06 kgm = 4520600 Nmm
Mux(total) = 41,95 kgm = 419500 Nmm

Mux Muy 4520600 419500


+ ≤ 1 + ≤
φb . Mnx φb . Mny 0,9 .131616000 0,9. 3168000
1

6
0,19 ≤ 1 (OKE)

1.5.4. Kontrol Tahanan Nominal Lentur Penampang Terhadap Tekuk Lateral


Jarak penahan lateral (Lb) = 50 cm
6
E
= 1,76 . 2,36. 2,1.10 = 384,525 cm
Lp = 1,76 . iy .
√ fy √ 240
(bentang pendek Lb<Lp) OKE

BAB II
PERHITUNGAN PENGGANTUNG GORDING DAN
PERHITUNGAN IKATAN ANGIN

 Perhitungan pengantung gording


2.1. Data Perencanaan
 Jarak antar kuda-kuda :5m
 Jumlah pengantung : 2 buah
 Jarak pengantung gording : 1,67 m
 Jarak gording : 1,1 m
 Jumlah gording ½ kuda-kuda, (n-1) : 6-1 = 5 buah (jumlah yang di
gantung)

1,10

1,10

1,10

1,10

1,10

7
2.2. Pembebanan
2.2.1. Beban Mati (DL)
Beban sendiri gording : berat gording x jarak pengantung gording
: 10,1 kg/m x 1,67 m = 16,87 kg/m
Berat asbes gelombang besar : jarak gording x berat asbes x jarak pengantung
: 1,1 m x 11 kg/m2 x 1,67 m = 20,21 kg/m
Berat baut dan lainnya : 10% x ( 16,87 + 20,21 ) = 3,71
Berat total (qDL) : 16,87 + 20,21 + 3,71 = 40,79
Beban mati arah y (qDLy) : qDL x sin α = 40,79 x sin 25 = 17,24 kg/m
2.2.2. Beban Hidup (LL)
Beban pekerja : 100 kg
Beban hidup arah y :100 x sin 25 = 42,26 kg
2.2.3. Beban Angin (W)
Tekanan angin (W) : 25 kg/m2
Koefisien angin ( C ) : 0,5
Maka angin tekan : jarak gording x C x W x jarak pengantung
: 1,1 x 0,5 x 25 x 1,67
: 22,96 kg
2.2.4. Kombinasi Pembebanan
Ra : 1,2 DL + 1,6 LL + 0,8W
: 1,2 x 17,24 + 1,6 x 42,26 + 0,8 x 22,96
: 106,67 kg
2.2.5. Pembebanan Pengantung Gording Miring
Tan-1β : jarak gording / jarak pengantung
: 1,1 / 1,67
: 0,66
β : 33,42o
sin β : 0,55
Pu : n x Ra / sin β
: 5 x 106,672 / 0,55
: 969,74 kg
2.3. Perencanan Bentang Tarik
Pu : 969,74 kg
 Berdasarkan kondisi leleh (φ = 0,9)
8
Pu : φ . fy . Ag
969,74 : 0,9. 2400 . Ag
Ag : 0,45 cm2
 Berdasarkan kondisi fraktur / putus (φ = 0,75)
Pu : φ . fu . Ae
969,74 : 0,75. 3700 . Ae
Ae : 0,35 cm2
Dipilih Ag = 0,45 cm2, maka
Ag 0,45
d=
√ 0,25 . π
=
√0,25 .3,14
=√ 0,57=0,75 cm, maka batang tarik ∅ = 10 mm

2.4. Kontrol Kelangsingan


L= √ jarak gording2 + jarak pengantung 2
2 2
¿ √ 110 +167
¿ 199,972 cm
L
∅>
500
199,972
10>
500
10 > 0,40 (OKE)
IKATAN ANGIN PADA ATAP
a. Data Perhitungan
- H = 4,5 m
- Koefisien angin = 0,8 (peraturan PMI pasal
4.3 ayat 3)
- Tekanan angin (ω) = 25 kg/m2
- Jarak antar gording = 1,1 m
- Jarak antar kuda-kuda =5m
- b = 2,5 m

1100
1100

9
1100
1100

4500

2.6 Analisa Pembebanan


Tekanan angin (W) : 25 kg/m2 (PPI 1983 pasal 4.2(3) dan 4.2.(1))
Koefisien angin (C) : 0,5
Gaya yang berkerja akibat tiupan angin R = W.C.A
 Tinggi bidang vertikal
a. h1 = Tinggi
= 4,5 m
b. h2 = Tinggi+¿
= 4,5+ ¿
= 5,66 m
c. h3 = Tinggi+¿
= 5,66+¿
= 6,82 m
 Luas bidang vertikal
a. A1 = 1/2 x ( 4,5+5,66 ) x 2, 5
= 12,7 m2
b. A2 = 1/2 x ( 5,66+6,82 ) x 2,5
= 15,6 m2

10
 Gaya akibat beban angin
a. R1 = C x W x A = 0,5 x 25 Kg/m x 12,7 m2=158,75 Kg
b. R2 = C x W x A = 0,5 x 25 Kg/m x 15,6 m 2=195 Kg
R total = 353,75 kg

2.6. Gaya Pada Ikatan Angin

5,5
a=tan−1 =46,12 °
5
Σv = 0, RA =R1+T1.cos a
R total −R 1 353,75−158,75
T1 = = =281,32 kg(Tarik)
cos a cos 46,12

2.7. Dimensi Ikatan Angin


Pu = 281,32kg
 Kuat Leleh (φ=0,9)
Pu = φ . √fy . Ag

11
281,32 = 0,9 . √2400 . Ag
Ag = 0,156 cm2
 Kuat Putus (φ=0,75)
Pu = φ . fu . Ag
281,32 = 0,75 . 3700 . Ag
Ag = 0,162 cm2
Ag 0,162
Dipilih Ag = 0,162 cm2 d=
√ 0,25 . π √
=
0,25 .3,14
=0,5 cm

Maka diameter batang tarik ϕ = 10 mm


2.8. Kontrol Kelangsingan
L= √5,52 +52
¿ 7,43 m=¿ 7,43 cm
L
ϕ>
500
7,43
0,5>
500
0,5>1,44
Karena diameter lebih kecil dari syarat kontrol kelangsingan, maka yang
digunakan diameter tulangan ikat angin yang lebih besar dari 13,2 mm yaitu
13mm.

12
BAB III
PERENCANAAN KUDA-KUDA

3.1. Data-data Perencanaan

 Penutup asbes : Asbes gelombang


 Berat asbes : 11 Kg/m2 (PPI 1983 Hal. 12)
 Jarak kuda-kuda :5m
 Jarak gording : 1,1 m
 Berat gording : 10,1 Kg/m
 Panjang sisi miring : 5,50 m
 Sudut atap (α) : 25⁰
 Tegangan ijin baja : 1600 kg/cm2
 Modulus elastisitas : 2 x 106 kg/cm2

13
3.2 Perkiraan Profil Kuda-kuda
Direncanakan menggunakan mutu 37 WF 200 x 200 x 12 x 12
(Tabel Profil Konstruksi Baja, Ir. Rudi Gunawan dengan petunjuk Ir. Morisco)
Data-data profil WF 200 x 200 x 12 x 12
A = 200 mm
B = 204 mm
t1 = 12 mm
t2 = 12 mm
r = 13 mm
Ag = 71,53 mm
Weight = 56,2 Kg/m
Ix = 4980 cm4
Iy = 1700 cm4
Ix = 8,35 cm
iy = 4,88 cm
Zx = 498 cm3
Zy = 167 cm3
3.3 Analisa Pembebanan
Pembebanan pada kuda-kuda akibat beban-beban yang dipikul oleh 1 gording
dengan bentang 5 meter.
3.3.1. Beban Mati
 Gording P1 & P5 (karena terletak pada ujung, maka menerima beban setengah
jarak gording = 0,55 m)
Berat sendiri penutup atap : 5 m x 11 kg/m² x 0,55 m = 30,25 kg
Berat sendiri gording : 5 m x 10,1 kg/m = 50,5 kg
Berat sendiri kuda-kuda : 0,65 m x 56,2 kg/m = 36,53 kg
Berat alat penyambung : 10% x 36,53 kg = 3,653 kg
 Gording P2 s/d P4 (karena terletak pada tengah kuda-kuda, maka menerima
beban satu kali jarak gording = 1,1 m)
Berat sendiri penutup atap : 5 m x 11 kg/m2 x 1,1 m = 60,5 kg
Berat sendiri gording : 5 m x 10,1 kg/m = 50,5 kg
Berat sendiri kuda-kuda : 1,1 m x 56,2 kg/m = 61,82 kg

14
Berat alat penyambung : 10% x 61,82 kg = 6,182 kg
Dengan cara yang sama untuk mempermudah perhitungan beban-beban pada gording,
dilakukan secara tabel sebagai berikut :

No Pembebanan P1 dan P5 P2 dan P4


(Kg) (Kg)
1 Berat penutup atap 30,25 60,5
2 Berat gording 50,5 50,5
3 Berat sendiri kuda-kuda 36,53 61,82
4 Berat alat sambung 3,653 6,182
∑P 133,565 179,002

Beban merata akibat beban mati:


∑P 2 ( 133,565 ) + 4 ( 179,002 ) 983,1
q= = = = 196,62 kg/m
Lsin 25 ° 5 sin 25 ° 5
3.3.2. Beban Hidup
Dipilih yang terbesar antara beban pekerja atau beban air hujan
Beban pekerja = 100 kg
Beban air hujan (qAH) = (40 – 0,8 α) kg/m2 (PPI 1983 Pasal 3.2.(2).a)
= 40 – 0,8 x 25)
= 20 kg/m2
P = qAH x jarak antar gording x jarak antar kuda
= 20 kg/m2 x 1,1 m x 5 m
= 110 kg
Maka beban hidup yang di gunakan adalah beban air hujan = 110 kg

3.3.3. Beban Angin


Tekanan angin = 25 kg/m2 (PPI 1983 Pasal 4.2.(3) & 4.2.(1))
 Tekanan angin pada bidang atap
Koefisien angin tekan Ctk = 0,5
Wt = 0,5 x 25 kg/m2 x 5 m = 62,5 kg/m
Koefisien angin hisap Chs = -0,45
Wh = -0,45 x 25 kg/m2 x 5 m = -56,25 kg/m

15
 Tekanan angin pada bidang dinding
Koefisien angin tekan Ctk = 0,9
Wt = 0,9 x 25 kg/m2 x 5 m = 112,5 kg/m
Koefisien angin hisap Chs = -0,4
Wh = -0,4 x 25 kg/m2 x 5 m = -50 kg/m

3.3.4. Kombinasi Pembebanan Pada Bidang Atap


Untuk kombinasi pembebanan ini, beban angin pada atap dirubah menjadi
vertikal dahulu :
q = Wt x cos 25 = 62,5 x cos 25 = 56,64 kg/m
q’ = Wh x cos 25 = -56,25 x cos 25 = -50,97 kg/m
Dari beban angin di atas diambil beban angin yang terbesar yaitu 56,64 kg/m.
kombinasi pembebanan (q) = 1,2D + 1,6L + 0,8W
q = (1,2 x 196,62) + (1,6 x 110) + (0,8 x 56,64)
= 235,944 + 176 + 45,31
= 457,26 kg/m
Mux = 1/8 x q x cos α x 1/2L²
= 1/8 x 457,26 x cos 25 x 5² = 1295,05 kgm
Muy = 1/8 x q x sin α x 1/2L²
= 1/8 x 457,26 x sin 25 x 5² = 603,89 kgm
3.4 Kontrol Kekuatan Profil
3.4.1. Kontrol Terhadap Momen Tahanan (Zx)
Syarat : Zx hitung < Zx rencana
Zx rencana = 498 cm³
Mmax = 1295,05 kgm = 129505 kgcm
129505
Zx hitung = = 80,940 cm³
1600
Maka :
Zx hitung < Zx rencana
80,940 cm³ < 498 cm³ (OK)

16
3.4.2. Kontrol Terhadap Tegangan Lentur
Mmax
σ= ≤ σ (1600 kg/cm²)
Zx
129505
σ= ≤ σ = 260,05 kg/cm²
498
σ = 260,05 kg/cm2 ≤ σ = 1600 kg/cm² (OK, profil aman terhadap tegangan lentur)
3.4.3 Kontrol Terhadap Lendutan
Syarat : fx < fmax
q = 457,26 kg/m = 4,57 kg/cm
5 q x l4
fx = x
384 E x lx
5 4,57 x 5204
= x = 0,545 cm
384 2 x 106 x 4980
L
fmax = (PPBBI 1984 Pasal 15.1 tabel 31)
360
520
= = 1,4 cm
384
fx < fmax = 0,545 < 1,4 (OK, profil aman terhadap lendutan)
3.4.4. Kontrol Tahanan Nominal Lentur Penampang Terhadap Tekuk Lateral
Panjang sisi miring kuda-kuda (Lb) = 520 cm
Syarat : Lb < Lp
E
Lp = 1,76 x iy x√
fy
2 x 106 x 4980
= 1,76 x 4,88 x √
fy
= 784 cm
Jadi, Lb < Lp 520 < 784 (OK)

17
BAB IV
PERENCANAAN KOLOM

A. DATA PERENCANAAN
4.1. Analisa Pembebanan
4.1.1. Beban Atap
 Beban Mati (DL)
Berat gording : 10,1 kg/m x 5 x 5 = 252,5 kg
Berat asbes : 11 kg/m2 x 5,5 m x 2 = 121 kg
Berat profil kuda-kuda : 56,2 kg/m x 2 x 5,5 m = 618,2 kg +
Total = 991,7 kg
Berat alat penyambung : 10% x 991,7 = 99,17 kg +
Berat total (qD) = 1090,8 kg
Momen akibat beban mati :
1 1
Mx = x q x L ²= x 1090,8 x 5²=3408,7 kgm
8 8
 Beban Hidup (LL)
Beban air hujan : 20 kg/m2 (PPI 1983 Pasal 3.2.(2).a)
: 20 kg/m2 x 5,5 m x 2 = 220 kg
Beban pekerja : 100 kg/m2 x 5,5 m x 2 = 1100 kg +
Berat total (qL) = 1320 kg
Momen akibat beban hidup :
1 1
Mx = x q x L ²= x 1320 x 5²=412,5 kgm
8 8
4.1.2. Beban Plat dan Bondex
 Beban Mati (DL) Berat sendiri beton bertulang :
: 2400 kg/m3 x (10m x 0,12m) = 2880 kg
Berat sendiri bondex : 10,1 kg/m2 x 10 m = 101 kg
Berat spesi 2 cm : 21 kg/m2 x (10 m x 0,02 m) = 4,2 kg
Berat tegel 2 cm : 24 kg/m2 x (10 m x 0,02 m) = 4,8 kg
Berat utilitas : 7 kg/m2 x 10 m = 70 kg +

18
Berat total (qD) = 3060 k
Momen akibat beban mati :
1 1
Mx = x q x L ²= x 3060 x 5²=9562,5 kgm
8 8
 Beban Hidup (LL)
Beban lantai : 450 kg/m2 x 10 m = 4500 kg
Beban finishing : 100 kg/m2 x 10 m = 1000 kg +
Berat total (qL) = 5500 kg
Momen akibat beban hidup :
1 1
Mx = x q x L ²= x 5500 x 5²=17187 kgm
8 8
4.2. Penjumlahan Beban dan Kombinasi Pembebanan
 Penjumlahan Beban
Beban Mati (DL) = 924,22 + 3060 = 3984,2 kg = 3,984 ton
Beban Hidup (LL) = 1248 + 5500 = 6748 kg = 6,748 ton
 Kombinasi Pembebanan (Pu)
Pu = 1,2D + 1,6L
= (1,2 x 3,984) + (1,6 x 6,748)
= 4,780 + 10,796
= 15,576 ton
 Momen Ultimated Maksimum (Mu)
1
Mu = x q x L²
8
1
= x 15,57 x 5²
8
= 48,65 ton
4.3. Perencanaan Dimensi Kolom
Direncanakan menggunakan profil WF 300 x 300 x 15 x 15
Data-data profil :
A = 300 mm Ix = 21500 cm³
B = 305 mm Iy = 7100 cm³
tw = 15 mm ix = 12,6 cm
tf = 15 mm iy = 7,26 cm
r = 18 mm Zx = 1440 cm³

19
Ag = 134,8 mm Zy = 466 cm³
Weight = 106 Kg/m

4.4 Kontrol Kekuatan Profil


5.4.1. Cek Stabilitas Penampang
Mengacu pada peraturan SNI 03-1729-2002 Tabel 7.5-1
Tekuk lokal pada sayap
B 305
λ = 2tf = 2 x 15 = 10,167

170 170
λp = = = 10,97 (λ < λp) OK
√ fy √ 240
Tekuk lokal pada badan
A 300
λ= = = 20
t 15
1680 1680
λt = = = 108,44 (λ < λt) OK
√ fy √ 240
Profil WF cukup aman dan stabil terhadap terjadinya tekuk local
4.4.2. Kontrol Terhadap Momen
Zx rencana = 1440 cm³
Mu = 48,65 tm = 4865 kgm = 486500 kgcm
486500
Zx hitung = = 304 zf
1600
Zx hitung < Zx rencana
304 cm3 < 1440 cm³ (OK)
4.4.3. Kontrol Terhadap Tegangan Lentur
Mmax
σ= ≤ σ = 1600 kg/cm2
Zx
486500
σ= ≤ σ = 337,84 kg/cm²
1440
σ = 337,84 kg/cm² ≤ σ = 1600 kg/cm² (OK)
4.4.4. Kontrol Terhadap Lendutan
Syarat : fx < fmax
Pu = 15,57 ton

20
5 q x l4
Fx = x
384 E x lx
5 15,57 x 500 4
= 384 x = 0,323 cm
2 x 106 x 21500
L
Fmax =
360
500
= 360 = 1,38 cm

fx < fmax = 0,323 < 1,38 (OK, profil aman terhadap lendutan)
4.4.5. Kontrol Tahanan Nominal Terhadap Tekuk Lateral
Jarak antar kolom (Lb) = 500 cm
Syarat : Lb < Lp
E
Lp = 1,76 x iy x √
fy
2 x 104
= 1,76 x 7,26 x √
240
= 1166 cm
Jadi, Lb < Lp 500 < 1166 (OK)
4.4.6. Cek Kekuatan Penampang
Fy = 240 MPa = 2400 kg/cm2
1
Zx = B x tf (A-tf) + tw (A−2 x tf )²
4
1
= 30,5 x 1,5 x (30 - 1,5) + x 1,5(30−2 x 1,5)²
4
= 1303,875 + 7,875
= 1311,75 cm3
Mn = Zx . Fy
1
= 1311,75 x 2400 x
104
= 314,82 tm
Mu < Ø Mn
63,94 tm < 0,9 x 314,82
63,94 tm < 283,338 tm (OK, aman terhadap momen maksimum)

21
BAB V
PERENCANAAN SAMBUNGAN

Gambar 9
Titik Sambungan

5.1. Sambungan No. 1 (Sambungan Kuda-kuda)


5.1.1. Kekuatan Baut Tipe Tumpu Batang Tekan

22
Gambar 9.1
Detail Sambungan Kuda-kuda
Diameter baut = 16 mm
Tegangan tarik putus baut (fu) = 410 MPa
Bidang geser baut dengan ulir (r) = 0,5
 Kuat baut terhadap geser φRn = φf x r1 x fu x 2Ab

= 0,75 x 0,5 x 410 x 2 x (1/4π x 1,62)


= 617,95 kg
 Kuat tumpu lubang baut φRn = φf x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 1,6 x 1,2 x 410
= 1416,96 kg
 Banyaknya baut

n = 2 (jumlah baut minimm)


Kombinasi Pembebanan pada kuda-kuda (Pu) = 457,26 kg
Pu < φRn
457,26 < 617,95
Pu 457,26
Jumlah baut (n) = = = 1,05 ≈ 2 buah
φ Rn 617,95
5.2. Sambungan No. 2 (Sambungan Kuda-kuda dengan Kolom)
5.2.1. Kekuatan Baut Tipe Tumpu Batang Tekan

23
Gambar 5.2
Detail Sambungan Kuda-kuda dan Kolom

Diameter baut = 16 mm
Tegangan tarik putus baut (fu) = 410 MPa
Bidang geser baut dengan ulir (r) = 0,5
 Kuat baut terhadap geser φRn = φf x r1 x fu x 2Ab

= 0,75 x 0,5 x 410 x 2 x (1/4π x 1,62)


= 617,95 kg
 Kuat tumpu lubang baut φRn = φf x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 1,6 x 1,2 x 410
= 1416,96 kg
 Banyaknya baut

n = 2 (jumlah baut minimm)


Kombinasi Pembebanan pada kuda-kuda (Pu) = 457,26 kg
Pu < φRn
457,26 < 617,95
Pu 457,26
Jumlah baut (n) = = = 1,05 ≈ 2 buah
φ Rn 617,95
5.3. Sambungan Balok dengan Kolom
Pu = Pu pada atap + Pu kolom
= 452,07 + 15,576
= 607,82 kg
Mu = Mu atap + Mu kolom
= 1412,71 + 48650
= 50062,71 kg

24
Gambar 5.3
Detail Sambungan Balok dan Kolom

5.3.2. Sambungan antara badan balok dan flens kolom


Direncanakan : profil T 50x50x5 dengan baut Ø 12 mm
 Sambungan pada badan balok
Kuat geser φRn = 0,75 x 0,5 x fu x 2Ab
= 0,75 x 0,5 x 410 x 2 x 1,130
= 347,47 kg
Kuat tumpu φRn = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 1,2 x 0,9 x 410
= 797,04 kg
Pu 8707,82
Jumlah baut (n) = = = 13,64 ≈ 14 buah
φ Rn 660,96
 Sambungan pada flens kolom
Kuat geser φRn = 0,75 x 0,5 x fu x Ab
= 0,75 x 0,5 x 410 x 2 x 1,130
= 347,47 kg
Kuat tumpu φRn = 0,75 x 2,4 x db x tp x fu
= 0,75 x 2,4 x 1,2 x 0,9 x 410
= 797,04 kg
Pu 8707,82
Jumlah baut (n) = = = 13,64 ≈ 14 buah
φ Rn 660,96
 Kontrol kekuatan siku penyambung
d1 = 12 + 1,5 = 13,5 mm
Anv = (L – (n x d1)) x tp
= (10 – (2 x 1,35)) x 0,5 = 3,65 cm2
2 φPn = 2 x 0,9 (0,75 x 0,6 x fu x Anv)
= 2 x 0,9 (0,75 x 0,6 x 410 x 3,65)

25
= 1221,16 kg > Pu = 9216,45 kg (OK)

BAB VI
PERENCANAAN PELAT LANDASAN

Gambar 6
Plat landasan Kolom

Pu = Pu pada atap + Pu kolom


= 452,06 + 155,76
= 607,82 kg
Mu = Mu atap + Mu kolom
= 1412,71 + 48650
= 50062,71 kg
6.1. Kontrol Pelat Landasan
6.1.1. Kuat Nominal Tumpu Beton
Pn = 0,85 x fc’ x A = 0,85 x 210 x (50 x 50) = 425000 kg
φPn = 0,6 x 446250 = 267750 kg
Pu < φPn = 607,82 kg < 267750 kg (OK)
6.1.2. Tegangan yang Diterima Beton
 Eksentrisitas
M 50062,71
e= = = 3,15 cm
P 607,82

26
W = 1/6 x B x L2
= 1/6 x 50 x 502 = 20833,33 cm3
P M 607,82 50062,71
σ= ± = ±
A W (50 x 50) 20833,33
= 3,69 + 1,38
σmax = 3,69 + 1,38 = 5,07 kg/cm2
σmin = 3,69 - 1,38 = 2,30 kg/cm2
jadi yang dipakai untuk nilai q = 5,07 kg/cm2 x 1 cm = 5,07 kg/cm

 Momen yang Terjadi


Daerah I
Dihitung sebagai pelat kantilever
M = ½ x q x L2 = ½ x 5,07 x 102 = 253,45 kgcm
Daerah II
M = α x q x b2
a 30
= = 2, didapatkan α1 = 0,1 dan α2 = 0,046
b 15
MA1 = α1 x q x b12 = 0,1 x 5,07 x 152 = 114,06 kgcm
MA1 = α2 x q x b22 = 0,046 x 5,07 x 152 = 52,47 kgcm
Daerah III
a 40
= = 0,67 ≤ ½ plat = 0,6 cm
b 15
Maka diperhitungkan sebagai plat kantilever
M = ½ x q x L2 = ½ x 5,07 x 102 = 253,45 kgcm
Momen terbesar = 253,45 kgcm
σ plat = 2100 kg/cm2
 Menghitung Tebal Plat
4 x Mu 4 x 253,45
t=
√ fy
=
√ 210
= 2,2 ≈ 3 dipakai tebal plat 3 cm

 Perhitungan Sambungan Las dan Kolom Pelat Landasan


Dimisalkan :
Tebal las = 1 cm
a min (t = 1,5 mm) = 6 mm
A = 4 x 30 + 2 x 27 + 4 x 5 + 2 x 50 = 294 cm2

27
d² 27²
Sx = b x d + = 30 x 27 + = 1053 cm3
3 3
Pu 9216,45
akibat geser beban sentris, fv = = = 31,35 kg/cm2
A 294
Mu 28802,71
akibat beban lentur, fh = = = 27,35 kg/cm2
Sx 1053
f total = √ fv ²+fh ² = √ 31 ,35²+27 ,35² = 41,60 kg/cm2
φ fn = 0,75 x 0,6 x 70 x 70,3 = 2214,45 kg/cm2
f total 41,60
te perlu = = = 0,02 cm
φ fn 2214,45
te perlu 0,02
a perlu = = = 0,03 cm
0,707 0,707
a perlu < amin  jadi pakai las = amin = 5 mm
6.2. Perhitungan Angker

σmax = 3,69 + 1,38 = 5,07 kg/cm2


σmin = 3,69 - 1,38 = 2,30 kg/cm2
σ max 5,07
C= xL= x 50 = 34,38 cm
σ max +σ min 5,07+2,30
e = C-1/2 x L = 34,38 – ½ x 50 = 9,38 cm
a = C – 1/3 x C – e = 34,38 - 1/3 x 34,38 – 9,38 = 13,54 cm
Y = L – (1/3 x C + 3,75) = 50 – (1/3 x 34,38 + 3,75) = 34,79 cm
ƩM = 0
(M + P . a) 28802,71+(9216,45 x 13,54)
ft = = = 4415,09 kg
y 34,79
As yang dibutuhkan :
ft 4415,09
As net = = = 30,03 cm2
σ baut 0,7 x 210
Bila dipakai as Ø28 mm = 2,8 cm
As = ¼ x π x 2,82 = 6,154 cm2

28
As net = 0,7 x As = 0,7 x 6,154 = 4,31 cm2
30,03
Jumlah baut angker = = 6,96 ≈ 7 buah
4,31
6.2.1. Perhitungan Panjang Angker

Gambar 10.2
Tampak Angker
1
0,02 x Ab x fy 0,02 x x 3,14 x 28² x 240
Ldb = = 4 = 590,82 mm
√ fc '
√ 25
0,06 x db x fy = 0,06 x 28 x 240 = 403,2 mm ≈ 45 cm

6.2.2. Penulangan Kolom Pendek


d = 500 – 40 – 19 – 19/2 = 431,5 mm
φPn = φ x 0,85 x fc’ x b x d
= 0,6 x 0,85 x 25 x 500 x 431,5
= 2750812,5 N
Beban berfaktor kolom
Pu < φPn
452,06 N < 2750812,5 N (OK)
Untuk kolom pedestal diambil p = 1%
As = 0,01 x 500 x 431,5 = 2157,5 mm2
Dipakai tulangan 8 D19 (As = 2267,08 mm2)
6.2.3. Kontrol Geser Kolom Pu ≤ φ.Vc
Pu = 452,06 kg
φ.Vc = 0,6 x 1/6 x √ fc x b x d
= 0,6 x 1/6 x √ 25 x 500 x 431,5
= 107875 N
Pu ≤ φ.Vc, maka perlu tulangan geser

29
Dipakai geser praktis Ø10 – 200 mm
6.2.4. Kontrol Penyaluran Tulangan
(0,25 x fy x db) (0,25 x 240 x 19)
Ldb = = = 288 mm
√ fc ' √25
6.2.5. Panjang Penyaluran dibawah Pertemuan Kolom dengan Pelat Pondasi
Ab
Lb = 0,02 x x fy
√ fc
π
x 19²
= 0,02 x 4 x 240
√ 25
= 238,04 mm
Maka dipakai penyaluran tulangan sepanjang 270 mm = 27 cm

2000.00

30
31
32
3000.00

33
3000.00

3000.00

500.00

500.00

3000.00

34
500.00

500.00

3000.00

35

Anda mungkin juga menyukai