BAB III
ANALISIS IREGULARITAS DAN REDUDANSI
Lantai
Δn/hn Keterangan
(n)
1 0.0000496 0.000136 Softstory tidak terjadi
2 0.000114 0.000152 Softstory tidak terjadi
3 0.000139429 0.000145 Softstory tidak terjadi
1
0,7 x 0,0001425 < x (0,00017 + 0,00019 + 0,00020)
3
0,00010 < 0,000189524 ....(OK) (Kondisi Soft-Story tidak terjadi)
Lantai
Δn/hn Keterangan
(n)
1 0.0000372 0.000169 Softstory tidak terjadi
2 0.000086 0.000190 Softstory tidak terjadi
3 0.000105 0.000181 Softstory tidak terjadi
Berdasarkan kondisi yang terjadi pada bangunan ini, tidak terjadi kondisi
offset (pergeseran) pada shearwall/corewallnya (penahan gaya lateral),
sehingga tidak mengakibatkan demand overturning pada elemen-elemen
struktur lainnya. Maka dari itu, bangunan ini tidak mengalami kondisi
iregularitas Tipe 4 (Diskontinuitas Iin-Plane).
b. Iregularitas Horizontal
1. Iregularitas Horizontal Tipe 1 (1a dan 1b), perhitungan ini berdasarkan pada
nilai Torsi Accidental yang diambil dari hasil output ETABS v.9.2 yaitu
point displacement.
Iregularitas Tipe 1a: Ketidakberaturan torsi didefinisikan ada jika
simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang dihitung termasuk
tak terduga, disebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu lebih dari
1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung struktur.
Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi berlaku
hanya untuk struktur di mana diagfragmanya kaku atau setengah kaku.
Iregularitas Tipe 1b: Ketidakberaturan torsi berlebihan didefinisikan ada
jika simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang dihitung
termasuk tak terduga, disebuah ujung struktur melintang terhadap sumbu
lebih dari 1,4 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung
struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi
berlaku hanya untuk struktur di mana diagfragmanya kaku atau setengah
kaku.
∆avg = ( ∆ L 2+2 ∆ R 2 )
0,43+0,40
=( )
2
= 0,415 mm
∆max = 0,43 mm
Δmax
Lantai δL δR ΔL ΔR avg max 1.2 1.4
/avg
7 3.51 3.3 0.18 0.2 0.2 0.2 1.027 No No
6 3.33 3.1 0.76 0.7 0.7 1 1.034 No No
5 2.57 2.4 0.71 0.7 0.7 1 1.029 No No
4 1.86 1.7 0.65 0.6 0.6 1 1.032 No No
3 1.21 1.1 0.78 0.7 0.8 1 1.040 No No
Konfiurasi denah dan sistem penahan gaya lateral pada bangunan ini
memiliki sudut dalam dengan dimensi sesuai konfigurasi di atas.
Pada Arah X.
Lantai 1-3
20,2 – 6,0 = 14,2 m
14,2
= 0,70 = 70 % > 15 % (Iregularitas sudut dalam terjadi)
20,2
Pada Arah Y.
Lantai 1
23,1 – 5,4 = 17,72 m
17,7
= 0,77 = 77 % > 15 % (Iregularitas sudut dalam terjadi)
23,1
Lantai 3
21,9 – 5,4 = 16,5 m
16,5
= 0,75 = 75 % > 15 % (Iregularitas sudut dalam terjadi)
21,9
Oleh karena itu, proyeksi pada kedua arah melebihi 15%, maka Iregularitas
Sudut Dalam terjadi.
5 Vertikal Tipe 4 √
6 Vertikal Tipe 5a √
7 Vertikal Tipe 5b √
8 Horizontal Tipe 1a √
9 Horizontal Tipe 1b √
10 Horizontal Tipe 2 √
11 Horizontal Tipe 3 √
12 Horizontal Tipe 4 √
13 Horizontal Tipe 5 √
d. Kesimpulan Iregularitas
1. Struktur gedung beraturan dan tidak beraturan
Sesuai pasal 7.3.2, struktur gedung dikatakan tidak beraturan apabila
terdapat salah satu dari ketidakberaturan berikut ini:
Ketidakberaturan horizoltal (ketidakberaturan torsi, ketidakberaturan
torsi berlebihan, ketidakberaturan sudut dalam, ketidakberaturan
diskontinuitas diafragma, ketidakberaturan pergeseran melintang
terhadap bidang), ketidakberaturan sistem nonparalel.
Ketidakberaturan vertikal (ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak,
ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak berlebihan, ketidakberaturan
berat, ketidakberaturan geometri vertikal, diskontinuitas arah bidang
dalam, ketidakberaturan elemen penahan gaya lateral vertikal,
diskontinuitas dalam ketidakberaturankuat lateral tingkat, diskontinuitas
dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat yang berlebihan).
Analisa Statik
Gunakan
Ya
Gunakan
GunakanAnalisis
Dinamik
T<3,5Ts
Gedung
Dinamik
B atau C
Analisis
Ya
Ya
(SDC)
KDS
Perancangan Struktur Bangunan Tinggi
Gedung Sekolah Tahfidz
D, E, atau F
diskontinuitas bidang, ketidakberaturan
torsi atau torsi yang berlebihan, atau
Beraturan
Struktur
Tidak
Tidak
3.1.1.2. Redudansi
a. Kesimpulan Redudansi :
Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya, didapatkan nilai Kategori Desain
Seismik (KDS) Gedung Sekolah termasuk dalam kategori “D”
Berdasarkan pola bagan di atas, alur dari garis dan lingkaran biru merupakan
sebuah keterangan yang menyatakan kategori awal dari bangunan ini, yaitu
dengan nilai ρ = 1. Namun, setelah dilakukan pengecekan iregularitas dan
redudansi, gedung mengalami iregularitas torsi, juga kondisi KDS dari
bangunan yang berada pada kategori D, maka berdasarkan SNI 1726:2012
pasal 7.3.4.2 harus menggunakan nilai faktor redudansi (ρ) adalah 1,3.
Base 44260
Lantai 2 333097
Lantai 3 322982
Lantai 4 241599
Lantai 5 245562
Lantai 6 240022
Total 1567868