Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUMAH

TOKO
1.DATA UMUM DAN PERENCANAAN

1.1. Informasi Umum


a. Nama Bangunan : Rumah Toko
b. Pekerjaan : Perhitungan Struktur
c. Fungsi bangunan : Usaha
d. Lokasi : Labuan Bajo
e. Jumlah lantai : 3 (Tiga) Lantai
f. Struktur rangka utama : Beton bertulang

1.2. Mutu Bahan


a. Mutu beton : 30 Mpa
b. Mutu baja : 400 Mpa (Baja Ulir )
240 Mpa (Polos)

1.3. Peraturan Yang Digunakan


a. Pedoman perencanaan pembangunan untuk rumah dan gedung (PPPURG 1987)
b. Persyaratan beton structural untuk gedung (SNI 03-2847-2013)
c. Perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan (SNI 03-1726-2012)

1.4. Sistem Struktur


Sistem struktur yang digunakan merupakan sistem rangka pemikul momen

1.5. Pembebanan
Beban yang diperhitungkan dalam perencanaan ini meliputi beban mati, beban hidup
serta beban gempa. Beban mati pada struktur terdiri dari beban akibat berat sendiri struktur
berupa balok kolom dan pelat yang diperhitungkan secara otomatis oleh software ETABS
2020 serta beban mati tambahan berupa beban akibat komponen struktur seperti berat
keramik, spesi, penggantung, mekanikal elektrik

1.6. Beban Gempa


Beban gempa yang digunakan dalam desain yaitu respon spectrum desain.

1.7. Kombinasi Pembebanan


Kombinasi pembebanan yang digunakan dihitung berdasarkan SNI 03-1726-2012 psl
4.2.2 dan psl 7.4.2 berikut merupakan kombinasi yang digunakan :
a. 1.4 D
b. 1.2 D + 1.6 LL
c. 1.4 D + L + 0.39EQx + 1.3 EQy
d. 1.4 D + L - 0.39EQx - 1.3 EQy
e. 1.4 D + L + 0.39EQx - 1.3 EQy
f. 1.4 D + L - 0.39EQx + 1.3 EQy
g. 1.4 D + L + 0.39EQy + 1.3 EQx
h. 1.4 D + L - 0.39EQy - 1.3 EQx
i. 1.4 D + L + 0.39EQy - 1.3 EQx
j. 1.4 D + L - 0.39EQy + 1.3 EQx

1.8. Konsep Desain


a. Desain struktur dilakukan dengan metode desain kapasitas dimana pada konsep ini
elemen struktur didesain berdasarkan konsep kolom kuat balok lemah (strong colom
weak beam).
b. Perhitungan kebutuhan tulangan dilakukan dengan metode kekuatan batas (ultimate
strength method)
c. Perhitungan analisis struktur utama menggunakan program komputer ETABS versi
2020
2. PERHITUNGAN STRUKTUR

2.1. Pembebanan Pada Portal


a. Beban Mati Tambahan Pada Balok 1
Beban mati tambahan akibat tembok pada balok 1
Tinggi antar lantai = 4 m
Tinggi balok 1 = 0,35 m
Beban tembok = 0,45 kN/m2
Beban merata = (4.00 - 0.30) x 0,45
= 1,64 kN/m

Beban mati tambahan akibat berat tembok tersebut kemudian di inputkan pada software
Etabs v 20 kemudian dilakukan analisis frame 3 dimensi untuk memperoleh momen serta
luas tulangan yang dibutuhkan.

2.2. Evaluasi Kinerja Struktur


a. Faktor Partisipasi Massa
SNI gempa 2012 membatasi jumlah partisipasi massa paling sedikit 90% dari massa
actual dalam masing-masing arah yang ditinjau apabila partisipasi massa belum mencapai
90% maka jumlah ragam (mode) harus ditambah

Gambar 2.1 Faktor Partisipasi Massa


Berdasarkan Hasil analisis diatas pada dalam arah X sudah memenuhi syarat pada mode
ke 5 sedangkan dalam arah Y jumlah partisipasi massa terpenuhi pada mode ke 10

b. Waktu Getar Bangunan


Syarat batas waktu getar berdasarkan SNI 03-1726-2012 Tmin ≤ TETABS ≤ Tmax.
◊ Menentukan Nilai Parameter
Nilai tersebut dalam masing-masing arah ditentukan berdasarkan tipe struktur yang digunakan
Dalam kedua arah orthogonal struktur.
- Tipes truktur
Arah x = Rangka beton pemikul momen
Arah y = Rangka beton pemikul momen
Berdasarkan system rangka yang digunakan dalam kedua arah maka berdasarkan tabel 15
1726-2012 diperoleh :
Ct = 0.0466
x = 0.9

◊ Menentukan Periode Fundamental Pendekatan


Perioda fundamental pendekatan,dalam detik, ditentukan dari persamaan berikut :
Ta = Ct x hnx
Ket :
hn = Ketinggian struktur 12 m
Ct dan x = Nilai parameter periode pendekatan.
Sehingga :
Ta = Ct x hnx = 0.0466 X 12^0.9
= 0.44
Berdasarlan Nilai SDI diperoleh nilai Cu 1.5 maka T-Max =
Tmax(X) = Cu x Ta
= 1.50 x 0.44
= 0.65 detik

Gambar 2.2 Waktu Getar Bangunan

Waktu Getar Kontrol


Metode Perhitungan Periode X Y X Y
T-max 0.65 0.65
TIDAK OK OK
T-Etabs 0.80 0.65

Berdasarkan hasil evaluasi diatas waktu getar dalam arah X sudah melampaui
batas waktu bangunan yang maksimum yaitu 0.65 Sedangkan dalam arah Y sudah
memenuhi syarat yang ditentukan. Selanjut ntuk proses analisis waktu getar akibat output
etabs dalam arah X digunakan waktu getar Maksimum yakni 0.65.
c. Gaya Geser Dasar
Syarat batas nilai gaya geser dinamis (Vt) dan statik ekivalen (V) adalah Vt ≥ 85% V.
apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka faktor skala analisa r. Nilai gaya geser dasar
respon spectrum dan static ekivalen di peroleh berdasarkan hasil output Etabs. Berikut
merupakan tabel hasil output Etabs

Gambar 2.3 Gaya Geser Dasar Akibat Respon Spectrum

Gambar 2.4 Gaya Geser Dasar Akibat Gaya Gempa Statik Ekivlen

Syarat
Arah V(kN) Vt(kN) 85%V
Vt ≥ 85%V
X 123.49 118.13 104.96 Ok
Y 140.76 141.98 119.64 Ok

Berdasarkan hasil evaluasi diatas syarat batas nilai gaya geser dinamis (Vt)
terhadap statik ekivalen (V) sudah terpenuhi sehingga untuk analisa selanjutnya nilai faktor
skala antara gaya geser dasar dan gaya geser ekivalen tidak perlu diperbesar lagi.
d. Evaluasi simpangan antar lantai tingkat
Berdasarkan tipe struktur dan kategori resiko bangunan simpangan antar lantai yang
diijinkan (Δa) adalah sebesar 0.020hx/ρ. Simpangan antar lantai tingkat desain tidak boleh
melebihi simpangan yang diijinkan tersebut.
Syarat
: δx ≤ Δa
Dimana :
Δx = δx - δx-1
δx = (Cd x Δx)/Ie
Ket :
δx = Perpindahan yang diperbesar
δxe = Perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya gempa gempa desain tingkat kekuatan
Cd = Faktor Amplifikasi Defleksi
Ie = Faktor Keutamaan Seismik
Δx = Simpangan antar lantai tingkat desain pada lantai yang ditinjau
Δa = Simpangan antar lantai ijin
Hx = Tinggi antar lantai
ρ = Faktor reddansi

Nilai Simpangan antar lantai yang digunakan adalah simpangan antar lantai yang terbesar
dalam kedua arah yang di tinjau. Berikut merupakan nilai simpangan antar lantai dalam
arah X dan Y hasil analisis ETABS V 2020.

Gambar 2.5 Pergeseran Pada Bangunan


Berdasarkan hasil analisis tersebut perpindahan yang terbesar terjadi dalam arah y, maka
untuk evaluasi simpangan antar lantai menggunakan perpindahan dalam arah y. Berikut
merupakan perhitungan simpangan antar lantai tingkat :
1. Perpindahan elastis output ETABS akibat gaya gempa desain lantai-3 dalam arah x
δ-3 = 24.326 mm
2. Perpindahan elastis output ETABS akibat gaya gempa desain lantai-3 dalam arah x
δ-2 = 15.948 mm
3. Simpangan antar lantai (story drift) desain pada lantai-3
Δ3 = δ-2 - δ-1
= 24.326 - 15.948
= 8,378 mm
4. Perpindahan yang diperbesar (amplifikasi story drift) pada lantai-3
Δ-3 = (Cd x Δ2)/Ie
= (5.5 x 8,378)/1
= 46,079 mm
5. Simpangan antar lantai ijin (story drift ijin) desain pada lantai-3
Δa = (0.020 x h-2)/ρ
= (0.020 x 4000)/1
= 80.00 mm
6. Cek terhadap syarat batas ijin simpangan
Syarat : Δ-2 < Δa
46,079 < 80.00 OK

7. Perpindahan elastis output ETABS akibat gaya gempa desain lantai 2 dalam arah x
δ-2 = 15.948 mm
8. Perpindahan elastis output ETABS akibat gaya gempa desain lantai 2 dalam arah x
δ-1 = 5,353 mm
9. Simpangan antar lantai (story drift) desain pada lantai-2
Δ2 = δ-2 - δ-1
= 15.948- 5,353
= 10.595 mm
10. Perpindahan yang diperbesar (amplifikasi story drift) pada lantai-2
Δ-2 = (Cd x Δ1)/Ie
= (5.5 x 10.595)/1
= 58.272 mm
11. Simpangan antar lantai ijin (story drift ijin) desain pada lantai-2
Δa = (0.020 x h-1)/ρ
= (0.020 x 4000)/1
= 80.00 mm
12. Cek terhadap syarat batas ijin simpangan
Syarat : Δ-2 < Δa
58.272 < 80.00 OK

13. Perpindahan elastis output ETABS akibat gaya gempa desain lantai dasar dalam arah x
δ-1 = 5,353 mm
8. Perpindahan elastis output ETABS akibat gaya gempa desain lantai dasar dalam arah x
δ-0 = 0.000 mm
9. Simpangan antar lantai (story drift) desain pada lantai-1
Δ1 = δ-1 - δ-0
= 5,353 – 0.00
= 5,353 mm
10. Perpindahan yang diperbesar (amplifikasi story drift) pada lantai-1
Δ-1 = (Cd x Δ1)/Ie
= (5.5 x 5,353)/1
= 29.44 mm
11. Simpangan antar lantai ijin (story drift ijin) desain pada lantai-1
Δa = (0.020 x h-1)/ρ
= (0.020 x 4000)/1
= 80.00 mm
12. Cek terhadap syarat batas ijin simpangan
Syarat : Δ-2 < Δa
29.44 < 80.00 OK

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja struktur diatas dapat dsimpulkan bahwa dimensi
elemen struktur yang digunakan pada bangunan ini sudah memenuhi syarat dan dapat
dilanjutkan dengan perhitungan tulangan pada kolom dan balok.
Gambar 2.6 Pemodelan Struktur

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.7 Dimensi Struktur

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.8 Beban Tambahan Pada Balok

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.9 Beban Mati Tambahan Pada Plat Lantai

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.10 Beban Hidup Pada Plat Lantai

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.11 Atap

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.12 Momen

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.13 Gaya Geser

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.14 Gaya Aksial

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
Gambar 2.15 Luas Tulangan

Project Report
Model File: Model struktur Rumah Toko
1. Desain Balok
Desain Tulangan pada balok ditentukan dengan menggunakan luas tulangan
maksimum hasil output Etabs. Berdasarkan hasil analisis Luas tulangan balok maka di
peroleh Jumlah tulangan sebagai berikut
Tabel 2.1 Penulangan Balok

2. Desain Kolom
Desain Tulangan pada Kolom ditentukan dengan menggunakan luas tulangan
maksimum hasil output Etabs. Berdasarkan hasil analisis luas tulangan kolom maka
diperoleh jumlah tulangan sebagai berikut :
Tabel 2.2 Penulangan Kolom

Anda mungkin juga menyukai