Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS

APARTEMEN TOWER 35 LANTAI DENGAN KOMBINASI FRAMING SYSTEM


(SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN GANDA)
1
Asri Winita/winitaasri@gmail.com/18311906
2
Darmini, S.T., M.T./darmini@staff.gunadarma.ac.id
1,2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara rawan gempa. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di kawasan
Pasific Ring of Fire. Kedatangan gempa tidak dapat diprediksi waktu dan tempatnya, oleh sebab
itu perlu dilakukan perencanaan struktur gedung guna mengantisipasi terjadinya keruntuhan atau
kegagalan struktur yang dapat terjadi sewaktu menahan beban rencana. Direncanakan struktur
apartemen tower 35 lantai dengan menggunakan Kombinasi Framing System yaitu sistem sumbu
arah X adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan sistem sumbu arah Y adalah
Sistem Ganda sesuai SNI 03 – 1726 – 2010. Didapatkan hasil distribusi beban gempa, SRPMK
mampu menahan gempa dinamik; RSPX = 93,26% dan RSPY= 33,62% sedangkan Dinding Geser
mampu menahan beban gempa dinamik; RSPX = 6,74% dan RSPY = 66,38%. Struktur apartemen
direncanakan di wilayah Jakarta Selatan dengan menggunakan material beton bertulang. Dari hasil
perencanaan, digunakan komponen sebagai berikut; 2 tipe pelat, yaitu pelat lantai koridor (h = 130
mm), pelat lantai dan atap (h = 150 mm) 6 tipe balok, 6 tipe kolom dimensi, dan dinding geser.
Disediakan tulangan ulir D10, D13, D16, D19, D22, D25, dan D28 untuk tulangan utama
komponen struktur, sedangkan untuk tulangan gesernya disediakan tulangan ulir D10, D13, D16
dan D19.

Kata Kunci : Apartment Tower, Kombinasi Framing System, Gempa, Beton Bertulang

ABSTRACT

Indonesia is a country with high seismic activities because of it's location which in pacific ring of
fire area. Earthquake is highly unpredictable, which is why building structures have to be planned
to anticipate collapsing and structural yielding. An apartment tower structure with 35-stories
planned with framing system combination; special moment resisting frame in X-axis and dual
system in Y-axis according to SNI 03-1726-2010. After the earthquake lateral force is distributed,
it shows that the special moment resisting frame can withstand dynamic seismic force by RSPX =
93,26% and RSPY =33,62% while the shear walls withstand RSPX = 6,74% and RSPY =66,38%.
This apartment will be built in South Jakarta with reinforced concrete material. From design
process, these are the components used; 2 plate types which is corridor (h = 130 mm), floor and
roof slab (h = 150 mm) 6 beam types, 6 column type dimensions, and shear wall. Provided with
steel D10, D13, D16, D19, D22, D25, and D28 for main reinforcement, and D10, D13, D16 and
D19 for shear reinforcement.

Keywords : Apartment Tower, Framing System Combination, Earthquake, Reinforced Concrete


PENDAHULUAN
Data terakhir yang berhasil direkam METODOLOGI PENELITIAN
menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahun
ada 10 gempa bumi yang menyebabkan
kerusakan yang cukup besar di Indonesia.
Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan
sebagian lagi pada daerah pemukiman. Pada
daerah pemukiman yang cukup padat, perlu
adanya suatu perencanaan berupa detail
konstruksi struktur gedung yang baik untuk
mengurangi angka korban jiwa manusia dan
kerusakan bangunan akibat goncangan
gempa.
Perencanaan yang baik dengan sistem
struktur bangunan sangat diperlukan guna
meminimalisir kerusakan yang terjadi pada
saat gempa. Sistem struktur suatu gedung
adalah sistem yang dibentuk oleh komponen
struktur gedung, berupa balok, kolom, pelat, Gambar 1 Diagram Alir Perencanaan Struktur
dan dinding geser yang disusun sedemikian Gedung
rupa hingga masing-masing sistem
mempunyai peran yang berbeda untuk
menahan beban-beban. Sistem struktur yang
direncanakan akan mempengaruhi
perencanaan struktur gedung. Hal ini
berkaitan dengan beban gempa rencana yang
akan bekerja pada struktur gedung tersebut.
Salah satu sistem struktur yang banyak
digunakan pada perencanaan gedung adalah
sistem ganda dan sistem rangka pemikul
momen. Sistem ganda pada dasarnya terdiri
dari sistem rangka pemikul momen dan
sistem dinding beton bertulang. Pada sistem
rangka pemikul momen diharapkan balok
dan kolom mampu menahan beban lateral
yang diakibatkan oleh gempa rencana.
Dengan sistem ini akan terbentuk capacity
strong column weak beam design (kolom
kuat balok lemah) yang mampu memberikan
performa daktail pada sistem struktur
gedung.
Penulisan tugas akhir ini akan membahas
mengenai perencanaan struktur atas gedung Gambar 2 Prosedur Analisis Gaya Lateral
apartemen 35 lantai dengan kombinasi sistem Ekivalen
struktur, yaitu sistem ganda dan sistem
rangka pemikul momen khusus.
Beban gempa struktur dihitung dengan
parameter-parameter gempa sebagai berikut
Fa : 1,323
Fv : 2,797
SMS : 0,901
SM1 : 0,842
SDS : 0,607
SD1 : 0,561

Gambar 3 Prosedur Analisis Ragam Spektrum


Respons
Gambar 4 Kurva Respon Spektrum Gempa
DATA PERENCAAN Rencana
Data Bangunan
Lokasi : Setiabudi, Jakarta Selatan Analisa dan Kontrol Desain dengan ETABS
Fungsi bangunan : Apartemen 1. Pola Gerak Ragam Bangunan
Jumlah Lantai : 35 lantai Pola gerak ragam dominan struktur pada
Tinggi Bangunan : 115.1 meter mode 1 adalah gerak translasi-x, mode 2
Material Struktur : Beton Bertulangan translasi-y dan mode 3 rotasi-z. Hal tersebut
Mutu beton : K400 – K500 sudah memenuhi persyaratan analisis
Mutu baja tulangan : BJ37 dinamik dimana mode awal harus dominan
translasi. Berikut hasil garak ragam
Data Perencanaan Gempa bangunan struktur melalui pemodelan di
Sistem Struktur : SRPMK dan Sistem ETABS.
Ganda Tabel 1 Modal Direction Factors
Kategori Resiko : III
Kelas Situs Tanah : Tanah Lunak (SE)
Kategori Desain : KDS D
Faktor Keutamaan : 1,25
Ss : 0,688g
S1 : 0,301g

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Gempa
Berdasarkan perhitung beban sturktur untuk
perhitungan beban gempa didapatkan beban total
bangunan (beban mati, beban mati
tambahan/super dead load, beban hidup) adalah
sebesar 39.964 ton.
2. Partisipasi Massa Bangunan
Analisis dinamik dilakukan untuk
menentukan ragam getar alam struktur.
Analisis harus menyertakan jumlah ragam
yang cukup untuk mendapatkan partisipasi
massa ragam terkombinasi minimum
mencapai 90%. Partisipasi massa bangunan
telah memenuhi syarat, yaitu 99,54% untuk
arah x dan 98,37% untuk arah y.
Tabel 2 Partisipasi Massa Bangunan

Gambar 6 Kurva Gaya Geser Arah Y


4. Kontrol Batas Deformasi
Kontrol batas deformasi perlu dilakukan
untuk mengetahui simpangan akibat
3. Gaya Geser Nominal beban yang terkombinasi. Nilai
SNI 03-1726-2012 mensyaratkan bahwa simpangan antar lantai tingkat (∆) tidak
beban gempa dinamik (Vdinamik) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai
boleh lebih kecil dari 85% nilai beban tingkat ijin (∆a).
gempa static (Vstatik). Berikut beban
static dan dinamik yang bekerja pada Perencanaan Struktur Pelat
struktur bangunan. Parameter hitung
Tabel 3 Nilai V static dan dinamik Beton (fc’) = 33,2 Mpa
Baja (fy) = 400 Mpa
Panjang(Ly) = 6700 mm
Lebar (Lx) = 3900 mm
Cover (p) = 20 mm
Rasio (β) = Ly/Lx
= 6700/3900
= 1,72 (β ≤ 2; Perencanaan
Tulangan 2 Arah)
Digunakan D10, maka :
0,05.( fc'−30 )
β1 = 0,85.
7
0,05.(33,2 − 30 )
= 0,85.
7
= 0,82
0,85. f ' c.1  600 
ρb =  
fy  600 + fy 
=
Gambar 5 Kurva Gaya Geser Arah X
0,85  33,2  0,82  600 
 
400  600 + 400 
= 0,0349
1,4 1,4
ρmin = ρmin =
fy fy
1,4 1,4
= =
400 400
= 0,0035 = 0,0035
ρmax = 0,75. ρb 0,85. f ' c.1
 600 
= 0,75 . 0,0349 ρb =  
= 0,0262
fy 600 + fy 
Tinggi (dx) = h – p – ½. D 0,85  33,2  0,82  600 
=  
= 150 – 20 – ½. 10 400  600 + 400 
= 125 mm = 0,0349
b = 1000 mm ρmax = 0,75. ρb
Tabel 4 Penulangan Pelat = 0,75 . 0,0349
= 0,0262
d = h – p – ds – ½D
= 750 – 40 – 10 – ½ .28
= 686 mm
Perencaan Struktur Balok 1. Perhitungan tulangan lentur
Perencaan Balok Induk Tulangan Tumpuan
Parameter hitung Mu = 103329 kgm
Mutu Beton f’c = 33,2 MPa (K400) Rn0 =
Baja Tulangan fy = 400 Mpa 600  1 600 
0,75.1 .0,85. f 'c . 1 − .0,75.1 . 
Faktor reduksi lentur Ø = 0,8 600 + f y  2 600 + f y 
Faktor reduksi momen Ø = 1 =
Faktor reduksi geser Ø = 0,75 600  1 600 
Bentang Balok (L) = 7000 mm 0,75.1.0,85. f 'c . 1 − .0,75.1. 
600 + f y  2 600 + f y 
Lebar Balok (b) = 400 mm
Tinggi Balok (h) = 750 mm Mu
Rn =
Cover (p) = 40 mm 0,85  b  h 2
Dipakai tulangan D28 103329  10 4
(f' c − 30) =
0,85  400  686 2
β1 = 0,85 −
7 = 6,862
(33,2 − 30)
= 0,85 − Rn < Rn0 , digunakan tulangan tunggal.
7 Syarat SRPMK : Harus ada minimal dua
= 0,82 tulangan atas dan dua tulangan bawah
Rn0 = yang dipasang secara menerus, sehingga
600  1 600  pada perencanaan balok tetap dipasang
0,75.1 .0,85. f 'c . 1 − .0,75.1 .  tulangan rangkap.
600 + f y  2 600 + f y 
0,85  f' c  1 − 2Rn 
= ρ = 1 − 
fy  0,85f' c 
0,75  0,82.0,85  33,2 
600  1
1 −  0,75  0,82 
600   

600 + 400  2 600 + 400 
0,85  33,2  1 − 2.6,862 
= 8,527 = 1 − 
400  0,85.33,2 
 
= 0,02
Karena ρmin < ρ < ρmax, maka ρpakai = 0,02 = 3,3 buah
Agar memenuhi penulangan untuk lantai
Tulangan Tumpuan Atas : tipikal, dipasang tulangan 6D28
Asperlu = ρpakai x b x h Aspakai = 0,25  3,14  D 2  n
= 0,02 x 400 x 686 = 0,25  3,14  282  8
= 5484 mm2 = 4929 mm2
Dipasang tulangan D28 Asp > Asperlu …….. (OK)
As perlu Cek Kapasitas Momen :
n =
( )
0,25. .D 2 Besar gaya tekan beton Cc sebagai
5484 berikut :
=
( )
0,25. .28 2
Cc = 0,85. f’c. a.b
Tarik pada tulangan baja tarik
= 8,9 buah Ts = As.fy
Agar memenuhi penulangan untuk lantai Syarat :
tipikal, dipasang tulangan 11D28 Cc = Ts
085f’c.ab = As.fy
Aspakai = 0,25  3,14  D 2  n Sehingga,
= 0,25  3,14  282  11 As p .fy
= 6770 mm2 a =
0,85.f' c.b
Asp > Asperlu …….. (OK)
6770  400
=
Tulangan Tumpuan Bawah : 0,85  33,2  400
600 = 239,9
c = d Menentukan letak garis netral :
600 + fy
239,9
600 c =
= 686 0,85
600 + 400
= 282,236
= 411,6
 c − d' Kontrol keserasian regangan :
fs' = 600  
 c  d −c
s = 0,003.
 411,6 − 64  c
= 600   686 − 282,236
 411,6  = 0,003.
= 506,7 282,236
Mu = 0.0042
Asperlu = fy
fs' (d − d ' )  y. =
Es
0,5  103329  10 4 400
= =
506,7  (686 − 64)  0,8 200000
= 2049,07 mm2 = 0,002
Dipasang tulangan D28 Hasil perhitungan diatas menghasilkan s
As perlu   y , maka tulangan baja sudah leleh
n =
(
0,25. .D 2) sesuai dengan asumsi f’s = fy Dengan
2049,07 demikian, besarnya kapasitas momen
=
(
0,25. .282) dapat ditentukan :
1 600
ØMn = 0,85  As  fy (d - a) c = d
2 600 + fy
= 0,85  600
1 = 686
6770  400 (686 - 239,9) 600 + 400
2 = 411,6
= 1226267035 Nmm  c − d'
Mu = 103329 kgm = 1033290000 fs' = 600  
Nmm  c 
ØMn > Mu ……..(OK)  411,6 − 64 
= 600  
Tulangan Lapangan  411,6 
Mu = 49087 kgm = 506,7
Mu Mu
Rn = Asperlu =
0,85  b  h 2 fs' (d − d ' )
49087  10 4 0,5  49087  10 4
= =
0,85  400  686 2 506,7  (686 − 64)  0,8
= 3,26 = 973,42 mm2
0,85  f' c  1 − 2Rn  Dipasang tulangan D28
ρ = 1 − 
fy  0,85f' c  As perlu
 
0,85  33,2  1 − 2  3,26 
n =
( )
0,25. .D 2
= 1 −  973,42
 
( )
400  0,85.33,2  =
0,25. .28 2
= 0,0087
= 2,02 buah
Karena ρmin < ρ < ρmax, maka ρpakai =
Agar memenuhi penulangan untuk lantai
0,0087
tipikal, dipasang tulangan 4D28
Tulangan Lapangan Bawah :
Asperlu = ρpakai x b x h Aspakai = 0,25  3,14  D 2  n
= 0,0087 x 400 x 686 = 0,25  3,14  282  6
= 2383 mm2 = 3693 mm2
As perlu Asp > Asperlu ……..(OK)
n =
( )
0,25. .D 2
2. Tulangan Geser
Ambil nilai maksimum sebagai gaya
2383 geser desain, sehingga Veb = 60560 kg.
=
( )
0,25. .28 2 Vu = 39243 kg
= 3,87 buah 0,5Vu = 19621 kg
Agar memenuhi penulangan untuk lantai Ve(gempa) > 0,5Vu, sehingga nilai Vc pada
tipikal, dipasang tulangan 6D28 daerah sendi plastis (2d) adalah 0.
Aspakai = 0,25  3,14  D 2  n Tulangan Tumpuan
Veb = 60560 kg
= 0,25  3,14  282  8
V
= 4924 mm2 Av perlu = eb
Asp > Asperlu ……..(OK) f ys d
60560  10 4
Tulangan Lapangan Atas : =
0,75  400  686
= 2942,676 mm2/m
Dipakai 2D10 (4 kaki tulangan D10) =
2n.0,25. .D 2 .s  1000 
S =  + 1  2(1,5)  3,14  0,25  102
Av perlu  200 
4.0,25. .102.1000 = 1413 mm2/m
= Av pakai > Av perlu ……..(OK)
2942,67 Perhitungan Kolom
= 106,7 mm Parameter hitung
Direncanakan tulangan geser daerah f’c = 45,7 Mpa
tumpuan 2D10-100 fy = 400 Mpa
Av pakai = β1 = 0,72
 1000  Ølentur = 0,65
 + 1  2n  3,14  0,25  D2 Øgeser = 0,75
 jarak 
Dimensi Kolom
= Panjang (h) = 1400 mm
 1000 
 + 1  2(2)  3,14  0,25  102 Lebar (b) = 800 mm
 100  d = 1333 mm
= 3454 mm2/m Tinggi kolom atas = 3300 mm
Av pakai > Av perlu ……..(OK) Tinggi kolom bawah = 5000 mm
Veb = 32710,57 kg Imajor =
0.182933333 m4
Berdasarkan analisa diatas, digunakan Iminor = 0.059733 m4
nilai Veb terbesar yaitu Veb berdasarkan Perencaan tulangan lentur
perbandingan segitiga sebesar 37267,69 Asumsi tulangan pasang : 46D28 (Rasio
kg. tulangan : 2,65%)
V /  − Vc 3,14  0,25  D2  n
Av perlu = eb ρ pakai
f ys d = bd
= 3,14  0,25  282  46
(37267,69  104 ) / 0,75 − 26351 = 800 1400
400  686  103 = 0,025
= 796,037 mm2/m ρmax = 0,75.
Dipakai 1,5D10 (3 kaki tulangan D10) 0,85. f ' c.1  600 
2n.0,25. .D 2 .s  
S = fy  600 + fy 
Av perlu
=0,75 .
3.0,25. .102.1000 0,85  33,2  0,72  600 
=  
796,037 400  600 + 400 
= 295,84 mm = 0,0229
Direncanakan tulangan geser daerah ρmin < ρmax ….(OK)
lapangan 1,5D10-200 Mnj = 157660 kgm (Mn atas
Av pakai = tumpuan balok sebelah kiri kolom)
 1000  Mni = 114054 kgm (Mn bawah
 + 1  2n  3,14  0,25  D2 tumpuan balok sebelah kanan kolom)
 jarak  (Itop/Htop)
αtop =
(Itop/Htop + Ibottom /Hbottom )
(0,182 / 3,5) ETABS, bahwa Rasio Tulangan yang
=
(0,182 / 3,3) + (0,183 / 5,5) digunakan (Current Reinforcement Ratio)
= 0,602 lebih besar dari Rasio Tulangan yang
(Itbottom /Hbottom ) dibutuhkan (Required Reinforcement Ratio),
αbottom = jadi dimensi penampang serta tulangan
(Itop/Htop + Ibottom /Hbottom ) longitudinal shear wall yang tergambar pada
(0,182 / 5,5) section designer mampu menahan kombinasi
=
(0,182 / 3,3) + (0,183 / 5) lentur dan aksial.
= 0,398
Momen rencana kolom atas dan bawah: KESIMPULAN
( Mn + + Mn − )
6 Dari hasil pembahasan, didapatkan hasil
n, top = α t
M col kesimpulan berdasarkan tujuan penulisan
5
Tugas Akhir sebagai berikut :
= 0,602. (114054 + 157660 )
6
1. Struktur apartemen tower 35 lantai
5 direncanakan sesuai SNI 03 – 1726 –
= 196419,9 kgm 2010 dengan menggunakan Kombinasi
n, bot = α t
M col
6
5
(Mn + + Mn − ) Framing System (Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus untuk arah ortogonal x
= 0,398. (157660 + 114054 )
6 dan Sistem Ganda untuk arah ortogonal).
5 Gaya gempa dinamik arah x mampu
= 129637,1 kgm dipikul sebesar 93,26% oleh sistem
rangka pemikul momen dan 6,74% oleh
dinding geser. Gaya gempa dinamik arah
Y mampu dipikul oleh dinding geser
sebesar 66,38% dan 33,62% oleh sistem
rangka pemikul momen.
2. Struktur Atas direncanakan
menggunakan :
a. Pelat lantai terdiri dari 2 tipe yaitu
pelat lantai koridor, pelat lantai atau
atap dengan mutu beton K400.
Gambar 7 Diagram Interaksi Kolom b. Balok terdiri dari 6 tipe untuk
Perencanaan Dinding Geser masing-masing lantai. Mutu beton K-
400 dan tulangan D25 dan D28
dengan jumlah tulangan yang
bervariasi.
c. Kolom (Colomn) terdiri dari 6 tipe.
Mutu beton K400-K550 dan tulangan
D25 dan D28 dengan jumlah tulangan
yang bervariasi.
d. Dinding Geser (Shear Wall) terdiri
dari 4 tipe. Mutu beton K400-K550
Gambar 8 Diagram Interaksi Dinding Geser dengan tulangan yang bervariasi.
Daerah boundary element memiliki
Shear wall yang direncanakan mampu dimensi 500 mm x 1000 m.
menahan beban kombinasi aksial lentur.
Selain itu, dapat dilihat dari flexural design
Badan Standardisasi Nasional. SNI 03 – 1727
SARAN – 1989 : Tata Cara Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis yang telah Pembebanan Untuk Bangunan Rumah
dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah dan Gedung. Jakarta : Departemen
sebagai berikut : Pekerjaan Umum
1. Kaidah perencanaan struktur gedung Badan Standardisasi Nasional. SNI 03 – 2847
tahan gempa dengan SNI 03 – 1726 – – 2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur
2002 sangat berbeda dengan SNI 03 – Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta
1726 – 2010 (hasil revisi), maka dari itu : Departemen Permukiman dan
disarankan untuk menghitung dengan Prasarana Wilayah
kedua metode tersebut agar didapatkan Budiono, Bambang. 2011. Konsep SNI
hasil perbandingan perancangan. Gempa 1726-201X. Jakarta : Seminar
2. Untuk mengetahui besarnya jumlah biaya HAKI 2011
struktur gedung yang dibangun, Hamzah Fadli, Mohammad. 2013.
disarankan membuat Rencana Anggaran Perancangan Dinding Geser Elevator
Biaya (RAB). (Core Lift) Pada Gedung Perkantoran 10
3. Untuk mendapat bangunan yang bernilai Lantai dengan Sistem Rangka Pemikul
ekonomis, tepat guna dan terhindar dari Momen. Jakarta
sifat boros, disarankan untuk Kusuma, Benny & Tavio. 2010. Desain
menggunakan desain komponen yang Sistem Rangka Pemikul Momen dan
berbeda-beda (tidak tipikal) tetapi masih Dinding Struktur Beton Bertulang Tahan
dalam batas syarat yang ditentukan. Gempa. Surabaya : ITSPress
4. Waktu pengerjaan tugas akhir jangan Miftakhur Riza, Muhammad. 2012. Aplikasi
terlalu singkat. Perencanaan Struktur Gedung Dengan
ETABS. Yogyakarta : Azza Reka
DAFTAR PUSTAKA Struktur (ARS) Group
Ajie Ramadhan, Punto. 2013. Perencanaan Purwono, Rachmat. 2010. Perencanaan
Struktur Gedung Bertingkat 12 Lantai Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa.
Pada Zona Gempa Khusus Dengan Surabaya : ITSPress
Metode Sistem Ganda. Jakarta. Rahim, Sjahril A. 2014. Perancangan
Arfiadi, Yoyong. 2014. Pengaruh Penetapan Seismik : Dinding Geser Beton
SNI Gempa 2012 Pada Desain Struktur Berulang. Depok : Departemen Teknik
Rangka Momen Beton Bertulang Di Sipil FTUI
Beberapa Kota Di Indonesia. Jakarta : Rahim, Sjahril A. 2014. Perancangan
Seminar dan Pameran HAKI 2104 Seismik : Struktur Rangka Momen
Asroni, Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton Beton. Depok : Departemen Teknik Sipil
Bertulang (Edisi Pertama). Yogyakarta : FTUI
Graha Ilmu Widodo. 2008. Bahan Kuliah Struktur Beton
Asroni, Ali. 2010. Kolom, Fondasi & Balok Bertulang II. Yogyakarta : Universitas
T Beton Bertulang (Edisi Pertama). Islam Indonesia.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Badan Standardisasi Nasional. SNI 03 – 1726
– 2010 : Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung. Jakarta : Departemen
Pekerjaan Umum

Anda mungkin juga menyukai