Anda di halaman 1dari 22

UJIAN TENGAH SEMESTER

PERANCANGAN BANGUNAN STRUKTUR

Disusun oleh:

Kelas C

Dandi Dika Saputra 21010118140166

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
A. Menghitung respon spektrum desain

Data untuk perhitungan adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Data perhitungan untuk berbagai NIM

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh respon spektrum yang akan di desain merupakan
bangunan hotel yang terletak di daerah Surabaya dengan kondisi tanah lunak atau
termasuk dalam kelas situs SE.

1. Menentukan kategori risiko pada bangunan


Berdasarkan SNI 1726-2019 diperoleh bahwa bangunan hotel termasuk dalam
kategori resiko II

2. Menentukan faktor keutamaan gempa (Ie)

Tabel 2. Faktor keutamaan gempa (Ie)

Berdasarkan tabel di atas, untuk kategori risiko II diperoleh faktor keutamaan gempa
Ie = 1,0

3. Menentukan Ss dan S1

Ss = Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek


S1 = Parameter percepatan spektral desain untuk periode 1 detik

Berdasarkan data yang diperoleh di website http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021, nilai


SS dan S1 di daerah Surabaya dengan kelas situs SE (tanah lunak) adalah sebagai
berikut.
SS = 0.6785 g
S1 = 0.3037 g
4. Menentukan SDS dan SD1

Berdasarkan data yang diperoleh di website http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021, nilai


SDS dan SD1 di daerah Surabaya dengan kelas situs SE (tanah lunak) adalah sebagai
berikut.
SDS = 0.64 g
SD1 = 0.57 g

5. Menentukan kategori desain seismik

Tabel 3. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada


periode pendek

Tabel 4. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada


periode 1 detik

Berdasarkan tabel 4 diperoleh untuk nilai SDS = 0.64, termasuk dalam KDS D
Berdasarkan tabel 5 diperoleh untuk nilai SD1 = 0.57, termasuk dalam KDS D

Cek nilai S1
S1 = 0.3037 < 0.75 (OK)

Sehingga, diperoleh Kategori desain seismik untuk bangunan hotel di daerah


Surabaya dengan kondisi tanah lunak (SE) adalah termasuk dalam KDS D

6. Menentukan koefisien modifikasi respon (R)

Bangunan ini merupakan bangunan yang terbuat dari struktur beton bertulang dengan
menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus. Sehingga, berdasarkan SNI-
1726 Tahun 2019 diperoleh koefisien R = 8,0
7. Membuat grafik respon spektrum desain

Berdasarkan website http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021, diperoleh nilai-nilai yang


digunakan dalam penggambaran respon spektrum desain di daerah Surabaya dengan
kelas situs SE (tanah lunak). Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.
T0 = 0.18 detik
TS = 0.89 detik
TL = 20 detik
SDS = 0.64 g
SD1 = 0.57 g

Berdasarkan SNI 1726 Tahun 2019 dijelaskan mengenai penggambaran respon


spektrum desain. Rumus-rumus yang digunakan dalam penggambaran adalah sebagai
berikut.

a. Untuk T = 0
𝑆 = 0.4 ∗ 𝑆
b. Untuk periode 0 < T < T0
𝑇
𝑆 = 𝑆 ∗ 0.4 + 0.6 ∗
𝑇
c. Untuk periode T0 < T < Ts
𝑆 =𝑆
d. Untuk periode Ts < T < TL
𝑆
𝑆 =
𝑇
e. Untuk T > TL
𝑆 ∗𝑇
𝑆 =
𝑇

Sehingga, diperoleh grafik respon spektrum adalah sebagai berikut.

Grafik respon spektrum


0.7
Respon spektra kecepatan, Sa (g)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20
Periode, T (detik)
B. Konfigurasi struktur bangunan
1. Struktur bangunan gedung 3 lantai dari beton bertulang
2. Tinggi lantai 1 = 4.5 meter, tinggi lantai 2 = 4 meter, dan tinggi lantai 3 = 4 meter
3. Panjang bentang balok arah-X = 7 meter dan panjang bentang balok arah-Y = 6 meter
4. Pada bagian tengah tiap bentang balok arah-X terdapat balok anak ke arah-Y

C. Material
1. Mutu beton = f’c 25 MPa
2. Mutu tulangan memanjang = fy. 400 MPa (deform/ulir)
3. Diameter tulangan memanjang = D.19
4. Mutu tulangan sengkang = fy. 400 MPa (deform/ulir)
5. Diameter tulangan sengkang = D.10

D. Preliminary desain balok, kolom, dan plat


1. Dimensi balok
Berdasarkan SNI 2847 tahun 2019, dijelaskan mengenai tinggi balok minimum adalah
sebagai berikut.

Tabel 5. Tinggi minimum balok


Kondisi Perletakan Minimum h [1]
Perletakan sederhana L/16
Menerus satu sisi L/18.5
Menerus dua sisi L/21
Kantilever L/8

Berdasarkan SNI 2847 tahun 2019, dikarenakan bangunan ini didesain menggunakan
sistem rangka pemikul momen khusus. Sehingga, harus dicek persyaratan dimensi
sebagai berikut.
 𝑙 ≥ 4𝑑
 𝑏𝑤 ≥ 0.3ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 250 𝑚𝑚
 𝑏𝑤 ≤ 𝑏 + 2 min 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 ℎ

Gambar 1. Keterangan dimensi balok SPRMK

Berdasarkan perhitungan diperoleh dimensi awal balok yang digunakan adalah


sebagai berikut.
a. Dimensi balok induk
1) Dimensi balok induk arah-X
b = 400 mm
h = 600 mm
2) Dimensi balok induk arah-Y
b = 400 mm
h = 600 mm

b. Dimensi balok anak


b = 250 mm
h = 350 mm

2. Dimensi kolom
Berdasarkan pasal 18.7.2.1 SNI 2847 Tahun 2019 ditentukan dimensi kolom minimum
untuk struktur SPRMK adalah sebagai berikut.
 Dimensi penampang terkecil, diukur pada garis lurus yang melalui pusat
geometri, tidak kurang dari 300 mm
 Rasio dimensi penampang terkecil terhadap dimensi tegak lurusnya tidak kurang
dari 0.4

Berdasarkan perhitungan dimensi kolom awal yang digunakan adalah sebagai berikut.
b = 600 mm
h = 600 mm

3. Dimensi plat
a. Ketebalan plat atap awal yang digunakan ditetapkan sebesar 120 mm
b. Ketebalan plat lantai awal yang digunakan ditetapkan sebesar 150 mm

E. Pembebanan dan kombinasi pembebanan


1. Pembebanan
Untuk perhitungan pada struktur ini, digunakan pembebanan sebagai berikut.
a. Beban mati (D)
Beban mati terdiri dari beban sendiri kolom, balok induk, balok anak, plat lantai,
dan plat atap
b. Beban mati tambahan (SDL)
 Beban mati tambahan pada plat atap yang terdiri dari beban plafon dan
penggantung, beban MEP, spesi, dan lain-lain ditetapkan sebesar 75 kg/m2
 Beban mati tambahan pada plat lantai yang terdiri dari beban spesi, beban
plafon dan penggantung, beban MEP, beban keramik, dan lain-lain ditetapkan
sebesar 100 kg/m2
 Dinding berada pada tepi bangunan dengan beban dinding sebesar 750 kg/m
c. Beban hidup (L)
Berdasarkan SNI 1727 Tahun 2020, beban hidup untuk bangunan hotel adalah
sebagai berikut.
1) Beban hidup pada plat lantai = 1.92 kN/m2
2) Beban hidup pada plat atap (atap bukan untuk hunian) = 0.96 kN/m2
2. Kombinasi pembebanan
Struktur ini menggunakan kombinasi pembebanan sebagai berikut.
a. Kombinasi pembebanan tetap
1) U = 1.4D
2) U = 1.2D + 1.6L
b. Kombinasi pembebanan sementara
1) U = 1.2D + 1.0L + ((100%*Ex + 30%*Ey)*Ie/R)
2) U = 1.2D + 1.0L + ((30%*Ex + 100%*Ey)*Ie/R)

Diketahui,
Ie = 1,0
R = 8,0

Sehingga, kombinasi pembebanan sementara menjadi seperti berikut.


1) U = 1.2D + 1.0L + (0.125*Ex + 0.0375*Ey)
2) U = 1.2D + 1.0L + (0.0375*Ex + 0.125*Ey)

F. Menghitung massa efektif seismik struktur


1. Massa efektif seismik atap
Beban balok arah-X = (0.6*0.4)*14*3*2400 = 24192 kg
Beban balok arah-Y = (0.6*0.4)*12*3*2400 = 20736 kg
Beban balok anak = (0.35*0.25)*12*2*2400 = 5040 kg
Beban plat atap = (14*12)*0.12*2400 = 48384 kg
Beban mati pada plat = (14*12)*75 = 12600 kg
Beban hidup pada plat = 0.25*(14*12)*(0.96*1000/9.81) = 4110.092 kg
Beban atap total = 115062.092 kg

Sehingga,
Massa atap = 115062.092/9.81
= 11729.061 kg.s2/m

2. Massa efektif seismik lantai 1 dan lantai 2


Beban balok arah-X = (0.6*0.4)*14*3*2400 = 24192 kg
Beban balok arah-Y = (0.6*0.4)*12*3*2400 = 20736 kg
Beban balok anak = (0.35*0.25)*12*2*2400 = 5040 kg
Beban dinding sekeliling = (14+12)*2*750 = 39000 kg
Beban plat lantai = (14*12)*0.15*2400 = 60480 kg
Beban mati pada plat = (14*12)*100 = 16800 kg
Beban hidup pada plat = 0.25*(14*12)*(1.92*1000/9.81) = 8220.183 kg
Beban lantai total = 174468.183 kg

Sehingga,
Massa lantai = 174468.183/9.81
= 17784.728 kg.s2/m
G. Memodelkan bangunan menggunakan program SAP2000
Berikut merupakan gambar model struktur yang telah dibuat menggunakan program
SAP2000 versi 23.1

Gambar 1. Model Struktur


H. Pembebanan pada struktur
1. Pembebanan akibat beban mati pada plat

Gambar 2. Pembebanan struktur akibat beban mati pada plat (kg/m2)

2. Pembebanan akibat beban hidup pada plat

Gambar 3. Pembebanan struktur akibat beban hidup pada plat (kN/m2)


3. Pembebanan akibat beban dinding sekeliling pada balok

Gambar 4. Pembebanan struktur akibat dinding sekeliling pada balok (kg/m)

I. Mendesain struktur
Struktur ini didesain dengan menggunakan peraturan ACI 318-14 dengan modifikasi
nilai phi (Ø) yang disesuaikan dengan SNI 2847 Tahun 2019 dan menggunakan tipe
sistem rangka pemikul momen khusus.

Gambar 5. Data masukan untuk Kategori Desain Seismik dan faktor reduksi kekuatan
Gambar 6. Data masukan untuk tipe rangka struktur: Sway Special (SPRMK)

J. Menghitung kebutuhan tulangan pada portal bagian tengah pada struktur


Kebutuhan tulangan pada portal bagian tengah pada struktur yang telah dibuat
dihitung menggunakan program SAP2000 Versi 23.1 adalah sebagai berikut.
1. Portal bagian tengah arah sumbu X

Gambar 7. Kebutuhan tulangan lentur arah sumbu X (mm2)


Gambar 8. Kebutuhan tulangan geser (sengkang) arah sumbu X (mm2)

Gambar 9. Kebutuhan tulangan torsi arah sumbu X (mm2)


2. Portal bagian tenagh arah sumbu Y

Gambar 10. Kebutuhan tulangan lentur arah sumbu Y (mm2)

Gambar 11. Kebutuhan tulangan geser (sengkang) arah sumbu Y (mm2)


Gambar 12. Kebutuhan tulangan torsi arah sumbu Y (mm2)

K. Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan


1. Balok
a. Portal bagian tengah arah sumbu X
1) Balok Lantai 1
Elemen balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan

Tulangan geser 1.424 mm2/mm 1.065 mm2/mm 1.485 mm2/mm

0.231 mm2/mm 0 0.22 mm2/mm


Tulangan torsi
938 mm2 0 955 mm2
1658 mm2 568 mm2 1814 mm2
Tulangan lentur
798 mm2 758 mm2 869 mm2

Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2


Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2

a) Tulangan di tumpuan kiri


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1658/283.53 = 5.84 ~ 6D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 798/283.53 = 2.81 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 938/283.53 = 3.3 ~ 4D19

Tulangan geser/sengkang = (1.424 + 0.231) = 1.655 mm2/mm


Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 1655/(2*78.54) = 10.5 ~ 11 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/11 = 90.9 mm, dipasang 2D10-75

b) Tulangan di lapangan
Jumlah tulangan lentur (atas) = 568/283.53 = 2.01 ~ 3D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19

Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok


n = 1065/(2*78.54) = 6.77 ~ 7 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/7 = 142.85 mm, dipasang 2D10-125

c) Tulangan di tumpuan kanan


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1814/283.53 = 6.39 ~ 7D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 869/283.53 = 3.06 ~ 4D19
Jumlah tulangan torsi = 955/283.53 = 3.36 ~ 4D19

Tulangan geser/sengkang = (1.485 + 0.22) = 1.705 mm2/mm


Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 1705/(2*78.54) = 10.8 ~ 11 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/11 = 90.9 mm, dipasang 2D10-75

2) Balok Lantai 2
Elemen balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan

Tulangan geser 0.575 mm2/mm 0.962 mm2/mm 1.378 mm2/mm

0.181 mm2/mm 0 0.173 mm2/mm


Tulangan torsi
962 mm2 0 962 mm2
1561 mm2 504 mm2 1597 mm2
Tulangan lentur
758 mm2 758 mm2 769 mm2
Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2
Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2

a) Tulangan di tumpuan kiri


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1561/283.53 = 5.51 ~ 6D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19
Tulangan geser/sengkang = (0.575 + 0.181) = 0.756 mm2/mm
Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 756/(2*78.54) = 4.81 ~ 5 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/5 = 200 mm, dipasang 2D10-100

b) Tulangan di lapangan
Jumlah tulangan lentur (atas) = 504/283.53 = 1.77 ~ 2D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19

Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok


n = 962/(2*78.54) = 6.12 ~ 7 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/7 = 142.85 mm, dipasang 2D10-125

c) Tulangan di tumpuan kanan


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1597/283.53 = 5.63 ~ 6D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 769/283.53 = 2.71 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19

Tulangan geser/sengkang = (1.378 + 0.173) = 1.551 mm2/mm


Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 1551/(2*78.54) = 9.87 ~ 10 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/10 = 100 mm, dipasang 2D10-100

3) Balok Lantai 3
Elemen balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan

Tulangan geser 0.139 mm2/mm 0.23 mm2/mm 0.284 mm2/mm

0 0 0
Tulangan torsi
0 0 0
2 2
943 mm 371 mm 1156 mm2
Tulangan lentur
616 mm2 758 mm2 751 mm2
Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2
Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2

a) Tulangan di tumpuan kiri


Jumlah tulangan lentur (atas) = 943/283.53 = 3.32 ~ 4D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 616/283.53 = 2.17 ~ 3D19
Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 139/(2*78.54) = 0.88 ~ 1 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/1 = 1000 mm, dipasang 2D10-150

b) Tulangan di lapangan
Jumlah tulangan lentur (atas) = 371/283.53 = 1.30 ~ 2D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19

Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok


n = 230/(2*78.54) = 1.46 ~ 2 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/2 = 500 mm, dipasang 2D10-250

c) Tulangan di tumpuan kanan


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1156/283.53 = 4.07 ~ 5D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 751/283.53 = 2.64 ~ 3D19

Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok


n = 284/(2*78.54) = 1.81 ~ 2 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/2 = 500 mm, dipasang 2D10-150

b. Portal bagian tengah arah sumbu Y


1) Balok Lantai 1
Elemen balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan

Tulangan geser 1.122 mm2/mm 0.958 mm2/mm 1.118 mm2/mm

0.193 mm2/mm 0.111 0.182 mm2/mm


Tulangan torsi
962 mm2 962 962 mm2
1337 mm2 448 mm2 1408 mm2
Tulangan lentur
758 mm2 752 mm2 758 mm2

Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2


Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2

a) Tulangan di tumpuan kiri


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1337/283.53 = 4.71 ~ 5D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19
Tulangan geser/sengkang = (1.122 + 0.193) = 1.315 mm2/mm
Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 1315/(2*78.54) = 8.37 ~ 9 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/9 = 111.11 mm, dipasang 2D10-100

b) Tulangan di lapangan
Jumlah tulangan lentur (atas) = 448/283.53 = 1.58 ~ 2D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 752/283.53 = 2.65 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19

Tulangan geser/sengkang = (0.958 + 0.111) = 1.069 mm2/mm

Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok


n = 1069/(2*78.54) = 6.81 ~ 7 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/7 = 142.85 mm, dipasang 2D10-125

c) Tulangan di tumpuan kanan


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1408/283.53 = 4.96 ~ 5D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19

Tulangan geser/sengkang = (1.118 + 0.182) = 1.300 mm2/mm


Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 1300/(2*78.54) = 8.27 ~ 9 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/9 = 111.11 mm, dipasang 2D10-100

2) Balok Lantai 2
Elemen balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan

Tulangan geser 0.266 mm2/mm 0.06 mm2/mm 0.218 mm2/mm

0.155 mm2/mm 0 0.147 mm2/mm


Tulangan torsi
962 mm2 0 962 mm2
1210 mm2 387 mm2 1188 mm2
Tulangan lentur
758 mm2 693 mm2 758 mm2
Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2
Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2
a) Tulangan di tumpuan kiri
Jumlah tulangan lentur (atas) = 1210/283.53 = 4.26 ~ 5D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19
Tulangan geser/sengkang = (0.266 + 0.155) = 0.421 mm2/mm
Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 421/(2*78.54) = 2.68 ~ 3 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/3 = 333.33 mm, dipasang 2D10-150

b) Tulangan di lapangan
Jumlah tulangan lentur (atas) = 387/283.53 = 1.36 ~ 2D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 693/283.53 = 2.44 ~ 3D19

Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok


n = 60/(2*78.54) = 0.38 ~ 1 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/1 = 1000 mm, dipasang 2D10-250

c) Tulangan di tumpuan kanan


Jumlah tulangan lentur (atas) = 1188/283.53 = 4.19 ~ 5D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan torsi = 962/283.53 = 3.39 ~ 4D19

Tulangan geser/sengkang = (0.218 + 0.147) = 0.365 mm2/mm


Jumlah sengkang untuk 1m panjang balok
n = 365/(2*78.54) = 2.32 ~ 3 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/3 = 333.33 mm, dipasang 2D10-150

3) Balok Lantai 3
Elemen balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan

Tulangan geser 0 0 0

0 0 0
Tulangan torsi
0 0 0
2 2
758 mm 243 mm 758 mm2
Tulangan lentur
421 mm2 497 mm2 490 mm2
Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2
Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2
a) Tulangan di tumpuan kiri
Jumlah tulangan lentur (atas) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 421/283.53 = 1.48 ~ 2D19

Digunakan jarak sengkang minimum untuk tumpuan


s = 150 mm, dipasang 2D10-150

b) Tulangan di lapangan
Jumlah tulangan lentur (atas) = 243/283.53 = 0.86 ~ 2D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 497/283.53 = 1.75 ~ 2D19

Digunakan jarak sengkang minimum untuk lapangan


s = 250 mm, dipasang 2D10-250

c) Tulangan di tumpuan kanan


Jumlah tulangan lentur (atas) = 758/283.53 = 2.67 ~ 3D19
Jumlah tulangan lentur (bawah) = 490/283.53 = 1.73 ~ 2D19

Digunakan jarak sengkang minimum untuk tumpuan


s = 150 mm, dipasang 2D10-150

2. Kolom
Kolom tepi arah Kolom tepi arah
Element Kolom Kolom tengah
sumbu X sumbu Y

Tulangan lentur 3600 mm2 3600 mm2 4898 mm2

Tulangan geser 0.931 mm2/mm 1.061 mm2/mm 1.041 mm2/mm


Digunakan tulangan lentur D19, dengan Ad = 283.53 mm2
Digunakan tulangan geser D10, dengan Ad = 78.54 mm2

a. Kolom tepi arah sumbu X


1) Tulangan lentur
Jumlah tulangan lentur = 3600/283.53 = 12.7 ~ 16D19

2) Tulangan geser
Jumlah sengkang untuk 1m panjang kolom dengan menggunakan 3 kaki
n = 931/(3*78.54) = 3.95 ~ 4 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/4 = 250 mm, dipasang 3D10-150
b. Kolom tepi arah sumbu Y
1) Tulangan lentur
Jumlah tulangan lentur = 3600/283.53 = 12.7 ~ 16D19

2) Tulangan geser
Jumlah sengkang untuk 1m panjang kolom dengan menggunakan 3 kaki
n = 1061/(3*78.54) = 4.50 ~ 5 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/4 = 200 mm, dipasang 3D10-150

c. Kolom tengah
1) Tulangan lentur
Jumlah tulangan lentur = 4898/283.53 = 17.3 ~ 20D19

2) Tulangan geser
Jumlah sengkang untuk 1m panjang kolom dengan menggunakan 3 kaki
n = 1041/(3*78.54) = 4.42 ~ 5 tulangan

jarak sengkang
s = 1000/4 = 200 mm, dipasang 3D10-150

L. Rekapitulasi kebutuhan tulangan


1. Balok
a. Tulangan lentur (tulangan longitudinal)
Element balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan
Arah sumbu X
Atas 6D19 3D19 7D19
Lt.1 Bawah 3D19 3D19 4D19
Atas 6D19 2D19 6D19
Lt. 2 Bawah 3D19 3D19 3D19
Atas 4D19 2D19 5D19
Lt. 3 Bawah 3D19 3D19 3D19
Arah sumbu Y
Atas 5D19 2D19 5D19
Lt. 1 Bawah 3D19 3D19 3D19
Atas 5D19 2D19 5D19
Lt. 2 Bawah 3D19 3D19 3D19
Atas 3D19 2D19 3D19
Lt. 3 Bawah 2D19 2D19 2D19
b. Tulangan geser (sengkang)
Element balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan
Arah sumbu X
Lt. 1 D10-75 D10-125 D10-75

Lt. 2 D10-100 D10-125 D10-100

Lt. 3 D10-150 D10-250 D10-150

Arah sumbu Y
Lt. 1 2D10-100 2D10-125 2D10-100

Lt. 2 2D10-150 2D10-250 2D10-150

Lt. 3 2D10-150 2D10-250 2D10-150

c. Tulangan torsi
Element balok Tumpuan kiri Lapangan Tumpuan kanan
Arah sumbu X
Lt. 1 4D19 - 4D19

Lt. 2 4D19 - 4D19

Lt. 3 - - -

Arah sumbu Y
Lt. 1 4D19 4D19 4D19

Lt. 2 4D19 - 4D19

Lt. 3 - - -

2. Kolom
Kolom tepi arah Kolom tepi arah
Element Kolom Kolom tengah
sumbu X sumbu Y

Tulangan lentur 16D19 16D19 20D19

Tulangan geser 3D-150 3D-150 3D-150

Anda mungkin juga menyukai